Saya saat ini tnggal di papua selama lebih 20 tahun dan selama ini tidak melihat muslim minor di recokin oleh non muslim. Tetapi di jawa yang muslim mayor bagaimana?
----- Original Message ---- From: H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]> To: mayapadaprana@yahoogroups.com Sent: Sunday, August 24, 2008 11:34:21 AM Subject: Re: [Mayapada Prana] Re: [Spiritual-Indonesia] Umat Kristen Palestina: Kemenangan Hamas Bukan Ancaman bagi Kami Ini saya ulangi: Dalam kenyataan di lapangan secara global bentrokan antara Muslim dengan non-Muslim hanya terjadi di mana penduduk Muslim bukan mayoritas. Kata hanya dalam kalimat saya tsb menunjukkan bahwa tidak semua tempat / negeri dimana Muslim minoritas akan terjadi bentrokan. Kammaminjo katte sariqbattang. Salam HMNA ----- Original Message ----- From: Wal Suparmo To: mayapadaprana@ yahoogroups. com Sent: Saturday, August 23, 2008 8:47 PM Subject: Re: [Mayapada Prana] Re: [Spiritual-Indonesi a] Umat Kristen Palestina: Kemenangan Hamas Bukan Ancaman bagi Kami Salam, Jadi menurut pak HMNA sudah terjadi konflik dimana Islam minoritas yaitu di Minahasa, Flobamor,Papua, Kalimantan Barat dan Tanah Batak. Antekamma katte? Wasalam, Wal Suparmo --- On Sat, 23/8/08, H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> wrote: From: H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> Subject: Re: [Mayapada Prana] Re: [Spiritual-Indonesi a] Umat Kristen Palestina: Kemenangan Hamas Bukan Ancaman bagi Kami To: mayapadaprana@ yahoogroups. com Date: Saturday, 23 August, 2008, 10:58 AM “Apakah yang bisa disimak dari isyarat Allah mengapa Nabi Muhammad SAW tatkala Isra-Mi'raj beliau singgah dahulu di Bayt Al-Maqdis untuk transit di sana, tidak langsung saja ke Sidrah Al-Muntaha?” Manusia dan Nabi yang pertama ialah Nabi Adam AS. Rumah ibadah yang pertama dan kedua dibangun oleh Nabi Adam AS. Menurut Hadits rumah ibadah yang kedua dibangun 40 tahun kemudian di Bayt Al-Maqdis (HR Imam Ahmad). Demikianlah, rumah ibadah pertama dibangun Makkah, yang secara geografis Makkah terletak di titik tengah pulau besar yang pertama yaitu tatkala Eurasia-Afrika- Amerika-Indo/ Australia masih belum terpisah. Rumah ibadah kedua di Bayt Al-Maqdis yang secara geografis dan topografis terletak di tengah-tengah bukit, titik tertinggi di Darussalam (Jeruzalem). Kedua rumah ibadah itu hancur tatkala banjir besar melanda permukaan bumi pada zaman Nabi Nuh AS. Nabi Ibrahim AS diberitahu oleh Jibril tempat bekas rumah ibadah pertama yang dibangun Nabi Adam tsb, yaitu gundukan tanah yang lebih tinggi dari tanah sekelilingnya. Tatkala pembinaan rumah ibadah itu selesai, Nabi Ibrahim AS lalu memerintahkan anakanda baginda, Ismail: "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia". (Jadi berbeda dengan kebiasaan kita sekarang dilazimkan "perletakan batu pertama", maka Nabi Ibrahim AS melakukan "perletakan batu terakhir"). Maka Ismailpun pergi mencari batu seperti yang diminta oleh Nabi Ibrahim AS. Akhirnya Ismail datang membawa sebuah batu hitam. Nabi Ibrahim AS bertanya: "Dari mana kau dapatkan batu ini?" Maka Ismailpun menceritakan, bahwa batu hitam itu diberikan sambil tersenyum oleh seorang lelaki yang tampan dan gagah. Mendengar penjelasan putera kesayangannya itu, Nabi Ibrahim AS dengan serta merta menciumi batu tersebut dengan rasa suka cita, kemudian berkata: "Tahukah engkau anakku, siapakah lelaki tampan yang memberikan batu ini kepadamu? Lelaki tampan itu tadi adalah Malaikat Jibril AS yang menjelma menyerupai manusia biasa, dan batu ini adalah sisa yang tertinggal dari Bait al-Atiq, rumah ibadah yang pertama dibangun oleh kakek dan nenek kita Nabi Adam AS dan Hawa," Nabi Ibrahim AS bersama Ismail 7 kali berkeliling dalam membangun itu, dan tawaf 7 kali berkeliling BaituLlah merupakan napak tilas mereka berdua. Mencium Hajar al-Aswad itu juga berupa napak tilas Nabi Ibrahim AS mencium batu hitam itu karena sukacita. Rumah ibadah yang kedua dibangun kembali oleh Nabi Sualiman AS yang dikenal sebagai Haikal Sulaiman di atas bukit, yaitu Bait Al-Maqdis tersebut. Di tengah-tengah bukit di titik tertinggi masih dijumpai batu(*) yang tersisa dari rumah ibadah kedua yang hancur oleh banjir besar di zaman Nabi Nuh AS. Sekarang ini batu tersebut terletak di tengah-tengah bangunan Qubbat as-Sakhrah (Dome of the Rock). Demikianlah di BaituLlah ada Hajar Al-Aswad sisa dari banguna rumah ibadah yang pertama dan di Bayt Al-Maqdis ada batu tersisa dari bangunan rumah ibadah yang kedua yang kedunya dibangun oleh Nabi Adam AS dalam selisih waktu 40 tahun. Maka dapatlah dijawab prtanyaan yang di atas: Bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir mempertautkan kembali tiga hal yaitu pertama mempertautkan dua bangunan rumah ibadah yang dibangun oleh Nabi Adam AS, kedua mempertautkan kembali Millah Ibrahim dan ketiga mempertutkan jalur silsilah Nabi Ismail AS dengan Nabi Ishaq AS. Itulah pula yang mendasari Al-Uhdah Al-'Umariyah (Kesepakatan Umar) yang ditandatangani pada tahun 683 oleh khalifah 'Umar ibn al-Khattab.Wallahu a’lamu disshawab. ------------ --------- -------- (*) The Foundation Stone (Hebrew: אבן השתייה, translit. Even haShetiya) or Rock (Arabic: translit. Sakhrah, Hebrew: translit.: Sela) is the name of the rock at the heart of the Dome of the Rock. It is also known as the Pierced Stone due to its having a small hole on the southeastern corner that enters a cavern beneath the rock, known as the Well of Souls. Bugineez/Macassaree z called it Batu Taqgentung (Hangnging Rock). *** mang dipo tulis: Mudah2an apa yang terjadi di sana juga demikian di Indonesia bagi rekan-rekan yang Kristiani dan Muslim. ------------ --------- -- HMNA: Dalam kenyataan di lapangan secara global bentrokan antara Muslim dengan non-Muslim hanya terjadi di mana penduduk Muslim bukan mayoritas. Pada waktu terjadi exodus etnik Bugis Makassar dari Ambon ke negeri asal mereka di Sulawesi Selatan, pada waktu itu umumnya orang kuatir akan terjadi pula bentrokan ummat beragama di daerah ini. Saya selalu katakan dalam perbincangan di mana saja pada waktu terjadinya exodus itu, di Sulawesi Selatan insya Allah tidak akan terjadi bentrokan itu, karena penduduk di sini mayoritas Muslim. Bahkan pada pada zaman DI/TII di daerah ini ummat Kristen tidak diapa-apakan. Yang berminat, silakan visit => http://waii- hmna.blogspot. com/2004/ 01/609-pluralism e-teorikonsep- vs-lapangan. html ############ ######### ######### ######### ######### ######### ##### ----- Original Message ----- From: mang dipo To: Spiritual-Indonesia @yahoogroups. com ; mayapadaprana@ yahoogroups. com ; [EMAIL PROTECTED] com Sent: Saturday, August 23, 2008 9:50 AM Subject: [Mayapada Prana] Re: [Spiritual-Indonesi a] Umat Kristen Palestina: Kemenangan Hamas Bukan Ancaman bagi Kami Mudah2an apa yang terjadi di sana juga demikian di Indonesia bagi rekan-rekan yang Kristiani dan Muslim. Kalau kita membaca didalam Doa Bapa kami dan Alfatehah dan mau mendalami apa maksud dan makna: Jadilah kehendakMU di sorga dan demikinan di bumi... dengan; Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.... Itu sebanarnya kita sebagai manusia bukan apa-apanya hanya menjalankan kodrat dan menerima karunia yang sudah ditentukan olehNya. Lah sekarang manusia berkeinginan untuk menjadi penentu dan yang memutuskannya. bahkan memutuskan mana kamu kafir atow bukan! Oke lah mungkin Alquran atow Alkitab dijadikan sebagaim pendoman sebagai alasan untuk mem-vonis? Bagi saya itu sesuatu yang berlebihan dan sudah melampui batasa dimana kita harus menempatkan diri sebagai manusia. Nabi Muhammad saja tidak pernah mengucapkan perkataan yang demikian secara pribadi, MUhammad mengucapkan hal yang demikian itu karena mengucapkan sesuai dengan apa yang diwahyukan dari Tuhannya dan bahkan Muhammad sendiri telah mengucapkan bahwa dia hanyalah sebagai manusia biasa. Hikmah apa yang bisa kita pelajari dengan baik? Ada sebagaian anak manusia berkelit hanya menjawab/menerangka n atow membela diri sebagai counter attack dari: "Sebab - Akibat...?" Hmmm..... Tapi gak apa-apa itu adalah suatu kebebasan dari diri manusia masing-masing sebagaio suatu alasan. Yang jelas bahwa ada aturan yang mengatakan; bahwa: Manusia akan mempertanggung- jawabkan akan amal perbuatan selama hidupnya di akhirat nanti. (bagi yang mempercayai) dan kehidupan yang sedikit di dunia akan menentukan pada kehidupan di akhirat yang umurnya lebih lama jika dibandingkan dengan kehidupan di dunia. Bagi umat Kristiani ada ayat yang mengatakan: "Pergilah kamu karena Aku tidak mengenal kamu" Demikian juga untuk umat Muslim ada ayat yang mengatakan: "Justru sholatmu lah yang akan mencelakakan kamu" Walahuallam. ... --- On Sat, 23/8/08, Sri Paus Paulus <sripauspaulus@ yahoo.com> wrote: From: Sri Paus Paulus <sripauspaulus@ yahoo.com> Umat Kristen Palestina: Kemenangan Hamas Bukan Ancaman bagi Kami Jumat, 3 Mar 06 10:31 WIB Kirim teman Warga Kristen Palestina di Jalur Gaza membuat pernyataan yang cukup mengejutkan media massa Barat, yang selama ini mengklaim bahwa naiknya Hamas ke tampuk pemerintahan akan mengancam hak-hak keagamaan warga Kristen. Apa yang diungkapkan warga Kristen di Jalur Gaza ternyata sangat bertolak belakang dengan apa yang diberitakan media massa Barat. "Saya tidak takut dengan Hamas, bahkan dengan agama Islam," kata Anton Shuhaiber, anggota dewan gereja dan anggota pengurus lokal asosiasi generasi muda Kristen, seperti dikutip AFP. Sejak Hamas memenangkan pemilu legislatif, muncul kekhawatiran di kalangan warga Muslim bahwa pemerintahan Hamas akan berupaya menerapkan hukum syariah baik bagi Muslim dan non Muslim. Beberapa di antaranya bahkan khawatir pemerintahan Palestina akan memaksa kaum wanita di Palestina untuk mengenakan jilbab dan akan menerapkan hukuman yang sangat keras bagi tindak kriminal biasa. Namun mayoritas penganut Kristen di Gaza yang merupakan wilayah basis Hamas mengatakan, kekhawatiran itu sama sekali tidak berdasar. "Bagi umat Kristiani yang membaca Al-Quran dengan hati-hati dan yang berwawasan luas, ketakutan itu tidak ada," sambung Shubaiber, 68, seorang dokter yang pernah belajar di Inggris. Shubaiber bahkan menganggap pemimpin-pemimpin Hamas, Syeikh Ahmed Yassin dan Abdulaziz Rantissi, keduanya dibunuh oleh Israel, sebagai sahabatnya. Ia menunjuk sofanya yang kerap mereka gunakan untuk duduk bersama. "Kami tidak takut dengan apapun, karena Muslim dan Kristiani ada di sini, sejak jaman Islam masuk, dan hidup dalam perdamaian dan cinta," kata Artemios. Ia mencontohkan aksi unjuk rasa menentang kartun Nabi Muhammad kemarin, Pastur Dimitriades dari gereja ortodok Saint Perfilios turun menemui ratusan pengujuk rasa warga Palestina yang beberapa di antaranya adalah umat Kristiani. Para pemuka agama Kristem mengaku tidak takut gerejanya akan dilempari batu atau dibakar saat aksi unjuk rasa itu, karena umat Kristen Palestina juga merasa terluka seperti saudara-saudara mereka yang Muslim atas publikasi kartun tersebut. Dalam aksi unjuk rasa kemarin, salah seorang warga Muslim membawa salinan Al-Uhdah Al-Omariyah (Kesepakatan Umar) yang ditandatangani pada tahun 683 oleh khalifah Umar bin Khattab. Dalam dokumen bersejarah itu, Omar menjanjikan pada Sophronios, keuskupan di Al-Quds (Yerusalem), akan melindungi kehidupan, properti dan gereja-gereka Kristen. Kesepakatan itu juga menjamin bahwa umat Kristiani 'tidak akan dipaksa dalam masalah keagamaan.' Umat Islam maupun Kristen di Palestina menganggap dokumen itu masih berlaku, meski usianya sudah lebih dari 13 abad. Dan hal ini terlihat pada hukum dasar dan konstitusi yang saat ini berlaku di Palestina, yang menyatakan bahwa 'kebebasan beragama dan melaksanakan ibadah agama dijamin, kecuali bila melanggar moralitas dan ketentraman publik.' Anggota Parlemen yang menganut agama Kristen, Hosam al-Taweel juga salah seorang yang menolak anggapan bahwa Hamas akan menerapkan hukum syariah begitu membentuk pemerintahan di Palestina. "Hamas tahu masyarakat Palestina terdiri dari berbagai bentuk, ide dan warna politik, dan Hamas juga tahu jika mereka melakukan pemaksaan, seluruh lapisan masyarakat akan menentang keyakinan dan kebijakan mereka, dan itu akan merugikannya dalam waktu yang lama," kata Taweel. Taweel adalah salah seorang perwakilan Kristen yang terpilih di parlemen bersama lima perwakilan Kristen lainnya. Taweel adalah perwakilan Kristen yang mendapat dukungan dari Hamas dan kelompok-kelompok nasionalis lainnya. "Sebagai umat Kristen, kami memiliki problem yang sama, penderitaan yang sama atas pendudukan Israel, tingginya tingkat pengangguran, situasi ekonomi yang buruk. Tapi kami hidup dalam masyarakat yang bersatu, tidak ada perbedaan atau bentuk diskriminasi apapun oleh warga Muslim," papar Taweel. (ln/iol) ________________________________ Get your new Email address! Grab the Email name you've always wanted before someone else does!