Rekans, Ini pertanyaan dari dulu ada dibenak saya namun belum ada yang pas jawabannya, pertanyaan ini bukan untuk didebatkan namun supaya saya tahu penyebabnya>
Pertanyaannya: 1. Mengapa justru dibulan puasa yang menurut saya seharusnya kebutuhan pokok berkurang namun yang terjadi sebaliknya, diikuti dan dibuktikan dengan meningkatnya harga2 kebutuhan pokok? 2. Apakah gejala seperti ini untuk kaum Muslim diseluruh dunia, atau hanya di Indonesia? 3. Budaya lokalkah yang menyebabkannya atau memang ada dasar-dasar keimanan yang dipercayai oleh umat Islam? Apa itu? Ini karena kontradiktif dengan teman-teman yang biasa melakukan ibadah puasa Senin Kamis, mereka memang mengurangi konsumsi kebutuhan makanan poko? Mungkinkah ini dimanfaatkan oleh kaum Pedagang yang menciptakan slogan marketing yang kemudian menjadi budaya? Sehingga tanpa disadari menjadi sesuatu yang dianggap lumrah bahkan wajar dan aneh kalau tidak seperti itu. Saya pernah baca (sdh lama, lupa sumbernya), bahwa paham 4 sehat 5 sempurna (minum susu), adalah propaganda marketing yang digerakkan oleh kaum peternak sapi perah pada awalnya, dan sekarang itu menjadi keyaknan umum. Jawaban dan penjelasan yang paling pas menurut saya harus diberikan oleh mereka yang Muslim dan mempelajari dasarnya, atau mereka yang memang karena studi atau tugasnya mengamati dan mengetahui fakta-fakta seputar pertanyaan saya ini (non Muslim juga boleh). Salam keingintahuan, Berman PS. waktu masih anak-anak di Medan, kami senang sekali bila sudah datang bulan Puasa. DI Medan di era 60an sd 70an. Suasana menyenangkan dalam hal makan dan minum enak dibulan Puasa bagi anak2 tidak mengenal Islam atau Kristen, suasana itu umumnya merata dan kami bisa berkunjung kerumah teman Muslim untuk menikmati Kolak atau aneka Es Campur dll.