Lukisan Cinta dari Denmark

Cuaca cerah sekali, matahari dengan gayengnya memanasi bumi. Yesus
mengebut motor Astrea Supra nya, buru2 ingin menemui Muhammad. Ada hal
penting yang ingin disampaikannya pada Muhammad. Sesampai di rumah
Muhammad, Yesus segera memarkir sepeda motornya di depan rumah
Muhammad alias ruas jalan, karena Muhammad memang rumahnya kecil
sekali, tipe RSSSSS (Rumah Sangat Sederhana Sampai Susah Selonjor), dan
tentunya tidak punya halaman depan apalagi taman. Helmnya segera
disampirkan di kaca spion.

Ting tong…….Ting tong…..Ting tong………!!!!!!

Yesus memencet bel berkali2…

"Assalamu alaykum….Assalamualaykum….."

Yesus celingak celinguk di depan rumah Muhammad, kemana nih Muhammad
pikirnya. Dipencetnya lagi bel berkali2, tiba2 terdengar suara dari
dalam.

"Wa'alaykum salaaammm.."

Pintu terbuka, Muhammad mengucek2 mata, rupanya dia tadi tidur. Maklum
panas2 begini memang enaknya tidur siang.

" Oh Mas Yesus, monggo monggo silahkan masuk. Shalom…"

"Shalom. Dik Muhammad, aku gak punya waktu banyak, sebentar lagi aku
ada
presentasi bisnis. Tapi aku ingin menyampaikan sesuatu yang amat
penting, Dik
Muhammad sudah tahu belum, ini ada gambar karikaturmu di koran, wah ini
namanya tindakan subversif. Pencemaran nama baik, insult, benar2 tidak
bisa
diterima…"

"Wah Mas Yesus, terima kasih sudah repot2 mengabari saya, tapi saya
sudah
tahu sejak lama. Wong sebelum diterbitkan, mereka minta ijin saya untuk
menerbitkannya. Saya sih meluluskan saja permintaan mereka, saya
menamakannya malah "Lukisan Cinta", ini namanya demokrasi yang
sehat,
saling mengkritik dan dibumbui dengan sarkasme, demi adu wacana
menambah kedewasaan berpikir dan bertindak, bukankah itu indah Mas
Yesus"

"Dik Muhammad ini gimana, koq malah nyantai2 saja, lha itu diluar
sana
umatmu pada protes besar2an sampai bakar2 bendera segala, siap bunuh2an
malah. Dan lagian kan sudah ada di aturan Islam tidak boleh membuat
gambarmu."

"Dulu memang peraturannya begitu, tidak boleh ada gambarku supaya
tidak
ada kultus individu, supaya tidak mengulangi kejadian pengkultusan Mas
Yesus
dan Mbah Sidharta. Tetapi sekarang sudah bebas koq, aku rasa manusia
jaman
sekarang seharusnya sudah pinter tidak menyembah simbol. Eh sebentar ya
Mas"

Muhammad beranjak sebentar ke belakang, tak lama kemudian datang lagi
membawa nampan berisi kue dan dua gelas kopi Tugu Luwak kesukaan Yesus.

"Monggo disambi Mas Yesus, ini kue buatan istri saya Aisyah. Enak
lho, dijamin
deh. "

Yesus naik turun jakunnya membaui kopi kesukaannya membentang di
hadapan mata. Tanpa ba bi bu, segera disruputnya kopi itu.

"Mmhhhh, puji Tuhan. Enak tenan Dik Muhammad, pinter sampeyan milih
istri
memang."

Muka Muhammad memerah dipuji oleh Yesus.

" Hehehe, ini yang bikin kopi saya sendiri koq Mas. Kuenya dibuat
istri saya"

"Kembali ke tadi Dik Muhammad, jadi kamu tidak marah atau menuntut
mereka meminta maaf nih…?"

" Tentu saja tidak Mas Yesus, saya sudah sering mengalami yang lebih
parah
dari ini, dilempari kotoran onta, masjid di depan rumah saya dikencingi
orang
Badui, menghadapi orang seperti ini harus sabar, bikin karikatur itu
masih
beradab menurut saya. Toh kalau mau jujur, banyak juga umat saya yang
bikin
karikatur tokoh2 agama lain, dan buktinya umat agama lain tidak protes.
Jadi
dalam hal ini saya jujur saja, umat saya memang kurang dewasa."

"MMhhhh, betul juga ya . Tahu nggak Dik Muhammad, di Belanda baru
saja
terbit sebuah buku yang isinya menceritakan bahwa aku ini seorang
homoseksual, berkali2 main esek2 di taman Getsemani dengan murid2ku
termasuk Yudas. Dan tadi malam aku lihat di National Geographic, di situ
dibilang aku menikah dengan Maria Magdalena dan mempunyai anak satu.
Waduh, memang kelihatannya keterlaluan sih. Tapi kayaknya memang lebih
baik bersabar menghadapi hal2 seperti ini. "

" Nah kan, umat Mas Yesus aja gak ribut2 tentang itu, padahal kalau
dipikir
lebih parah daripada karikaturku. Menghadapi seseorang yang belum
mengerti
itu harus pakai strategi, dengan kepala dingin, tunjukkan cinta kita
yang tulus,
suatu saat mereka akan mengerti esensi ajaran2 yang kita bawa."

" Jujur Dik Muhammad, yang masih jadi pikiranku sekarang ini adalah
statusku
sebagai tuhan dalam trinitas, ini sepertinya yang umatku belum dewasa
dalam
mengartikannya. Padahal di Injil, sudah kubilang 82 kali bahwa aku ini
anak
manusia, sepertimu juga Dik Muhammad. Aku sedang mikir2 untuk menuntut
Paulus, Konstantin II, dan ibunya Konstantin II, Helena yang aku pikir
menjadi
cikal bakal disalah arahkannya ajaranku."

"Begini Mas Yesus, walaupun mereka percaya Trinitas, asal mereka
mengamalkan ajaran cinta kasihmu, kalau menurut saya, menurut saya lho
ya,
dibiarkan saja. Toh paham ketuhanan itu kan sifatnya pribadi, apalagi
sudah
ada keputusan Konsili Vatikan II yang menurutku sudah inklusif dan
toleran,
ada keselamatan di luar gereja. Ini bisa dibilang "great leap
forward"."

" Yo wis lah, sementara aku tidak akan mengungkit2nya, tapi suatu
saat pasti
akan kutuntut. Trus gimana Dik Muhammad, bagaimana strategi untuk
memajukan umat ini menurutmu?".

"Ada 3 pilar utama yang harus dibangun dalam civil society , yang
pertama dan
yang terpenting adalah pilar iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi),
kemudian
pilar kesejahteraan, dan yang ketiga pilar keamanan. Perang dengan
alasan
apapun adalah haram saat ini. Pertarungan dunia bukan antara Barat dan
Timur, atau Utara dan Selatan, ataupun Kristen dan Islam. Tetapi adalah
pertarungan antara yang lambat dan yang cepat, siapapun yang lebih cepat
menguasai tiga pilar itu, dialah yang lebih banyak mengukir
sejarah."

"Berarti musuh kita siapa dong Dik Muhammad..?".

"Musuh kita adalah kebodohan dan kemiskinan, yang berderivasi kepada
siklus
kekerasan. "

"Jadi umat apapun baik yang beragama atau tidak, harus dibangun
supaya
pintar, sejahtera, dan cinta damai. Bukan begitu..?

"Tepat sekali Mas Yesus, relevansi ajaranmu tentang kasih menemukan
legitimasinya dalam konstelasi politik yang carut marut saat ini."

"Eh tapi ngomong2, saya pamitan dulu ya Dik Muhammad, ada presentasi
sebentar lagi."

Tiba2 dari belakang datang Aisyah, membawa nampan lagi berisi kue.

"Lho Mas Yesus, koq buru2, ini baru diminta mau nyobain kue yang
baru saya
buat."

"Maaf Dik Aisyah, ada keperluan nih, lain kali deh pasti saya
habisin kuenya."

"Oh silahkan kalau begitu, semoga sukses dengan presentasinya"

Aisyah tersenyum, senyum yang manis sekali, gak salah kalau Muhammad
memanggilnya "Humaira" yang artinya kemerah2an. Pipinya memang
kemerah2an begitu tanpa digincu.

Yesus segera menenteng tas berisi laptop yang dia bawa, sesampai di
luar,
Yesus kaget bukan alang kepalang, sepeda motornya raib. Lihat kanan kiri
tidak
ada juga, akhirnya sadar kalau sepeda motor itu dicuri orang.

"Puji Tuhan, semoga sepeda motor itu lebih berguna buat pencuri itu
daripada
jadi milikku"

"Mas Yesus, mau dianterin pake sepeda onthel saya…?

Muhammad dengan perasaan bersalah mencoba menawarkan sedikit bantuan.

"Tidak usah Dik Muhammad, saya naik angkot saja, terima kasih
ya..Shalom."

"Shalom.."

Muhammad dan Aisyah saling memandang, ada perasaan kasihan di hati
masing2 terhadap kejadian yang menimpa Yesus. Sejenak kemudian,
Muhammad mencium kening Aisyah.

"Mas Yesus adalah manusia berjiwa besar Humaira, kau sudah dengar
sendiri
kan apa yang dia bilang ketika dirundung kesusahan."

" Ya suamiku, semoga bumi semakin dipenuhi manusia2 berhati lapang
dan
jernih sepertinya."




Amsterdam, 5 Februari 2006
Peace Up…!!!

Author: Muhammad Amin [Ziarah ke Makam Tuhan]

Kirim email ke