Ibrahim sedang enak-enaknya tidur, ketika tiba-tiba telepon berdering.
Kaget
banget Ibrahim, karena memang suara telponnya sangat keras. Apalagi
malam tadi Ibrahim pesta semalam suntuk, mabuk-mabukan, dan bergangbang
ria
dengan para bidadari surga.

` Halo, ini Ibrahim bukan..?.'
` Ehm, eh…iya..'

Ibrahim masih belum sadar penuh, sementara di ranjang Ibrahim
bergeletakan beberapa bidadari telanjang yang masih tidur. Ibrahim
terheran-heran, setelah dia tahu bahwa suara di ujung sana adalah suara
Tuhan. Apa pula maksud Tuhan telpon Ibrahim di pagi-pagi buta. Matahari
saja belum terbit di surga.

`Ada apa Tuhan, pagi-pagi begini..?.'

`Begini Ibrahim, aku sudah jengkel dan gusar mendengar perang terus
menerus antara pemeluk-pemeluk Islam, Yahudi, dan Kristen di bumi itu.
Aku ingin kamu turun ke bumi mendamaikan mereka. Please, aku benarbenar
sudah gak tahan, umat-umat goblog ini sudah merusak ajaran agama
mereka masing-masing yang susah payah telah kuturunkan ke bumi.'

` Ya Tuhan, tapi bagaimana sih, aku kan sudah berjuang dulu,
sekarang kan
mustinya aku menikmati surga yang kau janjikan. Tidak perlu lagi aku
menderita di dunia. Anyway, ngapain juga dirimu koq nyuruh aku, kan ada
Muhammad, ada Yesus, ada Musa, ada yang lain-lain. Mereka aja lah
Tuhan, mereka kan lebih muda, dan lebih mengerti manusia modern. Tugas
ini aku rasa kurang cocok buat aku.'

` Ibrahim, justru kamu salah satu yang paling tua sehingga aku lebih
memilih kamu untuk turun lagi ke bumi. Tiga agama besar berpengaruh di
dunia mengakuimu sebagai bapak mereka. Dan ini saatnya bagimu untuk
menyatukan mereka dalam satu agama yang akan membawa perdamaian dan
kesejahteraan di seluruh bumi.'

` Tuhan, please deh. Orang Kristen itu mengharapkan Yesus yang akan
datang lagi menyelamatkan dunia. Orang Islam mengharapkan Imam Mahdi.
Orang Budha mengharapkan Maitreya. Lho liat, tidak ada di antara mereka
yang mengharapkan aku untuk menyelamatkan mereka. Jadi tolonglah
pertimbangkan kembali.'

`Tidak Ibrahim, keputusanku sudah bulat. Posisimu paling strategis
untuk
menjadi pemersatu mereka. Dan ini perintah tolol, bukan pertanyaan atau
tawaran. Sudah cukup kamu beribu tahun berenak-enak, berpesta di surga.
Sekarang kamu turun ke bumi melaksanakan tugas yang kuberi sampai kau
sukses. Setelah itu kau baru boleh menikmati surga lagi.'

Ibrahim bersungut-sungut menerima perintah tak dapat ditawar dari Tuhan.
Dasar memang nasib lagi jelek, tugas berat lagi dia dapat. Dulu
ditugaskan
membunuh anaknya, sekarang menyatukan manusia yang berjumlah
milyaran itu di bawah satu agama. Ibrahim sadar betul bahwa tugas itu
adalah tugas yang sangat berat. Tapi bersungut-sungut dan dongkol gak
ada
gunanya, Tuhan kalau sudah bertitah, kalau tidak dituruti bisa saja dia
ditendang dari surga untuk selamanya. Nasib yang justru lebih buruk lagi
jika dibandingkan dengan ditugaskan turun ke bumi lagi. Akhirnya Ibrahim
dengan tekad bulat turun ke bumi memperbaiki keadaan di bumi yang carut
marut.

Dengan pesawat rongsokan yang tersisa di surga, Ibrahim dikirim ke bumi
dengan kecepatan cahaya. Pesawat itu karena sangking tuanya
turbulensinya
gak ketulungan. Ibrahim terpaksa harus berpegangan erat-erat selama
perjalanan. Setelah beberapa hari, sampailah Ibrahim dengan pesawatnya
di
lingkaran orbit matahari. Pesawat segera diperlambat. Karena navigasi
yang
sudah uzur, Ibrahim sempat nyasar-nyasar dan nabrak batu-batu di cincin
Saturnus. Setelah berjuang habis-habisan menghindari bebatuan yang
bertebaran di angkasa Saturnus, halangan sudah tidak terlalu parah lagi.
Pesawat dipercepat lagi. Ibrahim senyum-senyum, dari kejauhan sudah
tampak planet biru dengan bercak-bercak putih. Sudah lama memang
Ibrahim meninggalkan bumi. Ada rasa rindu juga sekaligus penasaran sudah
seperti apakah bumi yang dulu dikenalinya sekarang.'

Di atmosfir bumi, kesalahan teknis terjadi. Pesawat yang dibawa Ibrahim
tidak bisa direm, sehingga geseran dengan atmosfir sangatlah terasa dan
sangat mengkhawatirkan. Terjadi kebakaran di pojok-pojok pesawat.
Pesawat pun terjun bebas ke bumi dengan kecepatan tinggi.
Buummmmm…!!!!, pesawat Ibrahim jatuh menghempas tanah. Ibrahim
kehilangan kesadaran.

Begitu bangun, badan Ibrahim sakit semua, dan sudah puluhan orang
mengitarinya. Ternyata dia sudah berada di ranjang, dengan orang-orang
bersorban. Dengan diam-diam Ibrahim mendengarkan saja percakapan
orang-orang yang menolongnya. Kalau dia tidak salah mengerti, dia jatuh
di
Somalia.

Setelah beberapa hari dalam perawatan, Ibrahim merasa cukup sehat. Dalam
istirahatnya itu Ibrahim berpikir keras. Apa yang harus dilakukannya
untuk
menyatukan milyaran manusia yang berbeda-beda itu. Tiba-tiba Ibrahim
mendapatkan ide segar.
`Aku akan mendirikan agama sendiri, Yakrislam.`

Dia tidak mau berpanjang-panjang tak bertindak. Dia harus segera
bergerak.
Atas bantuan orang-orang bersorban itu, Ibrahim bisa mengikuti salah
satu
kapal mereka menyeberang ke Arab Saudi, dia berharap di negeri tempat
bersemayamnya jasad Muhammad itu ajarannya bisa lebih diterima oleh
khalayak dan para penguasa. Yang pertama-tama didatanginya adalah
Mekkah, kota kelahiran Muhammad. Setelah kesana kemari mencari
informasi, Ibrahim mendapatkan informasi bahwa di kalangan Islam tidak
terdapat otoritas tunggal. Tapi di Arab Saudi sedang gencar dilaksanakan
program Wahabisasi, Islam Sunni versi sangat konservatif yang tidak
kontekstual sama sekali. Ibrahim juga kaget pada awalnya, karena wanita
sangat tidak dihormati di negara yang seharusnya menjadi pusatnya Islam
ini. Tidak punya hak suara, tidak boleh mengendarai, tidak boleh keluar
sembarangan, dan banyak lagi aturan lain yang tidak masuk diakal. Karena
begitu banyaknya syekh-syekh yang dianggap mumpuni dalam pemahaman
agama Islam, Ibrahim memutuskan untuk langsung bertemu dengan raja
sekalian. Karena berdasarkan informasi yang diterima Ibrahim, para syekh
itu tak lain adalah gedibal raja.
Setelah melalui prosedur berbelit yang melelahkan, Ibrahim bisa bertemu
raja, walaupun tidak boleh lama juga.

`Begini raja yang mulia, aku datang untuk mengajakmu memeluk agama
damai dan cinta yang akan menyatukan seluruh umat manusia. Agama
Yakrislam ini adalah agama hanif, yang murni datang dari Tuhan.'
`Siapa kamu, berani-beraninya membawa agama baru kepadaku…?'

`Aku Nabi Ibrahim, bapak agama-agama besar bumi.'

`Kenapa kamu bisa disini…?'

` Paduka, aku dikirim Tuhan untuk turun ke bumi menyatukan dan
mendamaikan dunia di bawah panji-panji Tuhan.'

`Kamu ketemu Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam di
surga....?'

` Ya, ya, aku sudah ketemu Muhammad di surga. Aku lah yang datang
menyempurnakan semua agama yang pernah ada di bumi.'

`Goblog, Islam itu sudah sempurna. Kau jangan mengarang-ngarang
ajaran
baru dari Tuhan.'

`Paduka yang mulia, aku tidak mengarang-ngarang. Tuhan mengutusku
dengan perintah jelas, aku hanya sekedar menyampaikan.'

`Seandainya agama ini akan kupeluk, bisakah aku tetap berkuasa di
sini..?'

`Tentu paduka, tetap anda akan berkuasa. Tapi saya menyarankan agar
demokrasi segera ditegakkan, karena nilai demokrasi adalah nilai
universal
yang harus dipatuhi semua penguasa tanpa terkecuali.'

`Lancang sekali mulutmu. Tidak ada yang bisa menggoyang
singgasanaku.'

Raja marah sekali, Ibrahim dilempar gelas perak yang tadinya dipegang
raja.
Ibrahim segera diseret oleh pengawal istana dan dilempar keluar istana.
Dakwah pertama Ibrahim gagal total, tapi Ibrahim tidak menyerah.
Di tengah semangatnya melaksanakan misi kenabiannya dengan sukses,
dia merancang rencana selanjutnya untuk berdakwah. Ibrahim lalu
mendatangi Ayatullah Ali Khomeney, yang dikiranya punya otoritas
terutama buat kaum Islam Syiah. Dengan pesan yang sama Ibrahim
melancarkan dakwahnya, tapi ternyata reaksi Ayatullah sama saja. Ibrahim
segera ditangkap oleh Garda Revolusi, dan diperintahkan untuk segera
meninggalkan Iran, atau kalau tidak akan diberi hukuman berat.

Setelah gagal total juga di Iran. Ibrahim memutuskan untuk pergi ke
Vatikan. Ibrahim dengan susah payah mendatangi Vatikan. Tapi lagi-lagi
oleh Paus dia segera diusir. Tidak perlu terlalu lama untuk Ibrahim
ditolak
mentah-mentah di Vatikan. Paus langsung bertanya ke Ibrahim apakah
Ibrahim percaya bahwa Yesus itu Tuhan. Ibrahim langsung menyatakan
tidak. Dia adalah sama seperti Ibrahim, orang biasa. Ibrahim langsung
ditangkap. Belum sempat pula Ibrahim menawarkan ide penyatuan segala
agama terutama agama Abraham.

Setelah Ibrahim ditawan seminggu di Vatikan, akhirnya diapun dilepaskan.
Vatikan tidak menemukan alasan demokratis menahan Ibrahim, seberapapun
sesatnya ajaran Ibrahim menurut mereka.

Setelah luntang-luntung beberapa lama, Ibrahim memberanikan diri menuju
Israel. Dia ingin menemui orang-orang Yahudi. Dia berharap, dengan
kepintaran mereka, orang-orang Yahudi ini bisa menerima ajarannya.
Sesampainya di Israel, Ibrahim malah semakin bingung. Orang-orang
Yahudi ini sekarang mayoritas malah sudah sekuler. Jangankan percaya
agama, percaya Tuhan saja sudah tidak. Hanya sedikit saja yang masih
benar-benar bisa dianggap orang Yahudi jiwa raga. Golongan ini adalah
pendukung utama penjajahan tidak berperikemanusiaan Israel atas
Palestina.
Setelah dipikirnya lama-lama, Ibrahim mengurungkan niat untuk mengajak
orang Israel ini untuk memeluk Yakrislam. Dia sudah tahu pasti bahwa dia
akan gagal. Orang Yahudi yang sekuler pasti akan membantainya
habishabisan
dengan rasio dan ilmu pengetahuan. Sedangkan yang Yahudi
radikal, tidak akan pula mereka akan mau bersatu dalam satu agama dengan
orang-orang Islam. Tapi Ibrahim tetap mencoba ide agama Yakrislam ke
kalangan terbatas.

Ibrahim harus kecewa dan kecewa lagi, karena otoritas Islam, Kristen
secara
terpisah menyatakan bahwa Yakrislam adalah aliran sesat. Belum lagi
orang
Yahudi yang juga mengacuhkannya. Nyawa Ibrahim bahkan berkali-kali
dalam bahaya karena kerasnya reaksi mereka yang ditawarinya ide agama
Yakrislam.

Suasana lama kelamaan menjadi sangat tidak menguntungkan buat Ibrahim,
karena dia sekarang telah menjadi musuh publik. Di Israel pun, dia
sering
menjadi sasaran kemarahan baik dari orang Yahudi ataupun orang Islam,
dan juga orang Kristen. Di tempat terakhirnya, di Yerusalem, Ibrahim
tidak
tahu lagi harus kemana, karena ke ujung manapun, dia bertemu dengan
orang-orang yang fanatik dengan ketiga agama besar itu tadi. Kebingungan
tak tentu arah, akhirnya Ibrahim kirim email keputus asaannya ke Tuhan,

`Tuhan, sorry neh, kayaknya gue gagal nih, kagak cuman gagal tapi
gagal
total. Bukannya gue berhasil mempersatukan mereka, tapi ketiga-tiganya
menyia-nyiakanku, disesatkannya apa yang gue ucapkan, udah gitu gue
dikejar-kejar sama mereka. Ampun deh Tuhan, balikin gue ke surga lagi
dong.'

Beberapa hari kemudian Tuhan membalas email Ibrahim. Ibrahim sudah
tidak sabar lagi sebenarnya. Hatinya sudah deg-degan saja tiap harinya,
karena yang menginginkan nyawanya sangat banyak.

`Ya sudah, balik aja ke surga. Aku sudah tahu koq, kalau manusia
memang
terlalu goblog untuk bisa bersatu saling mencintai dan damai sejahtera
bersama. Tugas ini sebenarnya untuk mencoba kepatuhan kamu ke aku saja
koq Ibrahim, sama seperti waktu aku memerintahkanmu untuk menyembelih
anakmu. Eh, tapi ingat bawa oleh-oleh ya ke surga, Muhammad titip ikan
teri dan Yesus titip rempeyek. Kukirim segera pesawat kesana, ati-ati
dijalan
ya.'
<http://www.facebook.com/photo.php?pid=1963847&op=1&view=all&subj=958691\
57388&aid=-1&oid=95869157388&id=557092165>

Muhammad Amin's Notes

Kirim email ke