Air Mata Umar

By: agussyafii

Cerita favorit anak-anak Amalia adalah air mata Umar Bin Khattab. Air mata Umar 
Bin Khattab mengisahkan tentang kebiasaan Umar Bin Khattab, sang khalifah yang 
pada malam hari suka berkeliling di kota Madinah untuk memantau keadaan 
rakyatnya. Sampailah pada suatu malam, tiba-tiba mendengar suara tangisan 
anak-anak disebuah gubuk., karena penasaran Umar mendekati gubuk itu,

'Assalamu'alaikum,' salam Umar Bin Khattab. Dari dalam rumah terdengar menjawab 
salam, Wa'alaikum salam,' jawab seorang perempuan tua dengan lembutnya sambil 
mempersilahkan masuk. Alangkah kagetnya Umar menyaksikan tiga anak yang terus 
menangis sambil memegang perut diatas dipan yang sudah reot. Melihat keadaan 
seperti itu air mata Umar Bin Khattab mengalir begitu saja tanpa terasa. 
Kemudian dia bertanya kepada perempuan tua itu. 'Mengapa mereka menangis?'

'Mereka kelaparan, kedua orang tuanya sudah tiada sementara saya sudah tidak 
sanggup lagi untuk membeli makanan untuk mereka. Sejak kedua orang tua mereka 
meninggal sudah tidak ada lagi yang menjenguknya,' ucap perempuan tua dengan 
wajah bersedih. 'Bukankah ibu sedang menanak makanan?' tanya Umar terheran. 
Lalu perempuan itu menjawab, 'Saya telah membohongi mereka, bukan gandum yang 
saya tanak melainkan batu agar mereka berhenti menangis.'  Umar nampak 
terkaget-kaget.

'Batu?' kata Umar tak lagi mampu menahan perih didadanya, hatinya terluka bagai 
disayat menyaksikan penderitaan yang dialami anak-anak yatim paitu dan seorang 
nenek tua itu. Air mata itu tak terbendung lagi, Umar Bin Khattab bergegas  
pamit meninggalkan mereka. Disaat di rumah Umar segera mengambil air wudhu 
untuk sholat dan berdoa, 'Ya Alloh, ampunilah hambaMu ini yang telah melalaikan 
mereka, Izinkan hamba menebus semua kesalahan.'  Dengan secepatnya Umar Bin 
Khatttab mengambil sekarung gandum, sekantong roti dan susu segar untuk 
diserahkan kepada anak-anak yatim piatu dan nenek yang membutuhkannya. Tak lama 
kemudian ketiga anak itu disuapinya oleh neneknya. Anak-anak terlihat lahap 
makannya. Nenek itu bercerita, ketika kedua orang tua masih hidup cinta dan 
kasih sayangnya kepada mereka bertiga senantiasa disuapi. Setiap suapannya 
dihasi dengan senyuman yang indah dari ayah dan ibunya. Sejak peristiwa itu 
Umar Bin Khattab berjanji tidak akan pernah
 ada lagi penduduk dinegerinya yang kelaparan.

Dari kisah air mata Umar Bin Khattab ini memiliki pesan bahwa perasaan bersalah 
pada diri Umar karena merasa lalai karena ada penduduk negerinya yang 
kelaparan. Perasaan bersalah inilah yang kemudian ditebus oleh Umar dengan 
tekadnya untuk memperbaiki sistem yang ada. Konon di masa Umar Bin Khattab 
inilah Baitul Mal sebagai lembaga negara berfungsi dengan baik untuk membantu 
mengentaskan kemiskinan pada waktu itu. barangkali banyak hal teladan dari Umar 
Bin Khattab yang masih relevan untuk negeri kita yang tercinta bagaimana kita 
menghadapi krisis dewasa ini.

Wassalam,
agussyafii

--
Yuk, sambut tahun baru hijriyah bersama anak-anak Amalia. Dalam program 
kegiatan 'Amalia Cinta Muharram (ACM) pada hari Ahad, 20 Desember 2009 di Rumah 
Amalia. Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com 
atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431







      

Kirim email ke