Pendidikan ala olah roso. asah hati., ini warisan leluhur yg banyak
ditinggalkan terlebih saat masuknya pengaruh asing ke bumi Nusantara, yg
lebih mengandalkan pengembangan ilmu asah otak.

 

Pada prinsipnya setiap perwujudan adalah energi yg bergetar, artinya
memiliki frekwensi ttt. bila seseorang membuka diri, hatinya, melalui olah
roso, yg terjadi adalah penyeiramaan frekwensi saling mempengaruhi.

 

Benda, tanaman, binatang dan manusia bergetar dalam frekwensi2 kesadarannya
masing2.

Oleh krn itu simbah mengajarkan berdialog. berkomunikasi dg alam.
menyelaraskan getaran..

Setiap getaran membawa cahaya yg adalah pengetahuan dan energi listrik.

 

Berkunjung ke candi serta situs keramat lainnya spt telaga/sendang . tempat2
dimana merupakan pusat2 energi dan banyak datang berbagi energi.disitulah
energi listrik dan cahaya/pengetahuan disalurkan dan diakses serta
dibagikan.. Bukti nyatanya jelas.. banyak orang2 jawa yg mjd sakti dan
memiliki wawasan luas.. bahwa kesaktiannnya dan pengetahuannya TDK DIAKUI
ilmu barat ala otak itu urusan lain .. bukan krn tdk terbukti tetapi ilmu
barat gak mudeng babar blas soal mekanisme kerja ini..   

 

Tubuh manusia menyimpan archaic memory alias gudang ilmu pengetahuan juga,
oleh karena itu muminisasi spt di toraja, Kalimantan, irian cara cara2
berbeda, demikian juga perabuan dimana sebagian abu disimpan di rumah adalah
suatu cara utk mengakses archaic memory yg tersimpan pd sisa2 tubuh dan
tulang. 

 

Oleh krn itu ziarah kuburpun merupakan bagian dr akses kpd archaic memory
semacam itu, shg manusia tdk harus memulai belajar semuanya dg mengalami
sendiri, cukup dg mengheningkan diri. samadi utk mengakses archaic memory
semacam itu

 

Tentunya ilmu barat, yg mengembangkan ilmu via bangku sekolah tdk memahami
mekanisme kerja alam semacam itu, dan konyolnya ketdktahuan itu digunakan
utk menganggap rendah spiritual warisan leluhur kita..

 

Salah satu teknik spiritual jawa utk mengakses memory yg tersimpan di dalam
tulang2 kita sendiri . saat meditasi, niatkan . "tulangku2 bergetarlah, aku
mendengarkan". 

 

Salam damai selaras

 

Sony H Waluyo/Dhemit Sonthul 

(The Fire of Hell from The Kingdom of Lucifer, lux = cahaya, ferre =
membawa)

* You are what you think about. Beware of your mind. 

[kesadaran ada di rasa, sulit utk memahaminya dg pikiran. Kita bisa bebas
menyimpulkan apa yg kita lihat dan rasakan. Namun tetaplah sulit
mendefinisikan rasa garam dengan kata2, tapi dg rasa di lidah semua orang
sepakat itulah rasa garam, asin itu pasti asin, pahit itu pasti pahit.
Demikian juga saat dirasa di hati, kasih itu pasti kasih. 
Olah rasa akan dg jelas mendefinikan kesadaran. Olah rasa...olah
kesadaran...intuisi yg akan bermain...menyalurkan cahaya... cahaya adalah
ilmu pengetahuan dan pengetahuan mjd landasan utk bertindak bijaksana dlm
mengolah alam dan kehidupan].

================== 

 

 

Kirim email ke