Hati Yang Tersenyum

By: agussyafii

Malam temaram menyelimuti pepohonan. Jalanan terlihat basah karena turun rintik 
hujan. Anak-anak Amalia dengan khusyuknya membaca ayat-ayat suci al-Quran. 
Seorang laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada 
suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum 
seolah bicara, tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian.

Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu 
Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam 
karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan 
kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota 
keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu 
benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, 
terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan 
beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak 
terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian 
itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa 
Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.

Semakin lama dirinya semakin jauh dari Allah. Tenggelam dalam pelarian semu. 
Namun beruntunglah masih ada istri yang sholehah yang mendampingi beliau yang 
mampu menghibur dan menguatkan dan mengingatkan dirinya bahwa peristiwa itu 
adalah ujian dari Allah agar menanamkan iman dan ketaqwaan kepadaNya.

Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang 
kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi bila hamil lagi 
tetapi istrinya begitu tabah bahkan mengajaknya untuk selalu berdzikir, memohon 
kepada Allah Sang Maha Penyembuh. Alhamdulillah setelah operasi semuanya bisa 
pulih kembali. 

Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya agar semakin 
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan kelahiran 
putrinya, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga beliau berjanji 
meningkatkan ibadahnya kepada Allah dan tak akan pernah berhenti untuk 
bersyukur. Beliau bertutur malam itu di Rumah Amalia, ' Saya sadar, Allah itu 
Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang kami mohonkan.' Subhanallah..

--
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman: 77)

Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia 
(MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




      

Kirim email ke