Jalan Kaki ke Depan… (Bukan Menghayal Naek Pesawat Ajaib ke Belakang) Written by : Ruli Amirullah Sering berbicara dengan teman memang sangat berguna. Bisa nambah wawasan (selain nambah gossip kalo malah asyik bicarain temen laen, huehehe.. hush ga boleh tau!). Soalnya dari satu topik, akhirnya bisa menemukan banyak hal yang tadinya tidak terpikirkan. Seperti beberapa waktu yang lalu, ketika aku berbicara, atau mungkin lebih tepatnya, mengirimkan sms kepada seorang teman. Aku lupa apa yang awalnya kutulis untuk dia, tapi yang jelas setelah saling balas membalas sms (dan membuat operator HP semakin tajir dengan sms2 yang kami kirim), dia kemudian terucap.. –eh, tertulis- kalimat seperti ini… ‘Dengan kendaraan paling canggihpun, kita gak akan mampu kembali ke masa lalu, tapi dengan jalan kaki kita mampu untuk melanjutkan hidup, karena hidup kita ada di masa depan bukan di masa lalu…’ Waaah.. mantap tuh kalimat… Awalnya aku sampai menyangka salah kirim sms ke seorang pujangga. Tapi jelas-jelas memang tertulis nama temanku di sender ID-nya, maka akupun mengirim tulisan ‘gambar jempol’ via sms saking kagumnya (belagak pengen kayak di FB pake gambar jempol, tapi berhubung di sms gak bisa, jadi ya terpaksa ditulis aja ‘gambar jempol’.. gitu…) Bener banget yak… Masa lalu memang terkadang datang kembali pada kita. Kenangan indah datang menggoda seperti es kelapa muda disiang terik, sementara kenangan buruk datang menghantui kayak mimpi jelek yang bulak balik dateng lagi. Emang kadang mengasyikkan melamunkan masa lalu, tapi yang gawat adalah adalah kalo kita justru terperangkap dalam masa lalu tersebut, terperangkap dengan selalu memikirkan kenangan itu setiap saat, berharap semua kembali seperti dulu, berharap kita tidak melakukan kesalahan yang menyebalkan atau tragis itu, berharap hidup saat ini hanyalah mimpi buruk (dan suatu saat terbangun di masa indah itu), atau berharap selamanya hidup di masa lampau tersebut… Intinya, ngarep ‘keadaan sama seperti dulu mulu dah..’ Padahal seperti yang temanku tadi katakan, dengan kendaraan yang paling canggihpun kita gak akan pernah bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan tersebut… It’s already happen… (jiaah… gaya bed dah ah…) Jadi kenapa selalu menengok kebelakang? Bukankah hidup ada di depan? Kalo kata seorang peserta acara jodoh menjodoh di tipi mah, hidup itu seperti mengendarai mobil. Sekali-sekali memang perlu menengok kebelakang, tapi sebagian besar harusnya adalah menatap ke depan. Karena titik yang ingin kita tuju bukankan adanya di depan? Dan itu yang temanku maksudkan.. Kita gak pernah bisa mengulang waktu dengan kendaraan paling canggih sekalipun, walau dengan pesawat ajaib sekalipun, tapi lihatlah, hanya dengan kaki pun, kita bisa menjejaki masa depan. Jadi kenapa meletakkan angan pada masa lampau? Hayolaah…. Andai sekarang kita masih menatap masa lalu dengan sesal, mari putar kepala kita dan lihat ke depan! Gak ada yang perlu disesalin kok. Semua yang kita alami dimasa lalu adalah pembelajaran diri. Masa lalu seharusnya bisa membuat kita semakin dewasa saat ini, sehingga kita siap menghadapi masa depan… Betul, betul, betuuuul…? (gak betul juga gak apa-apa kok… yang penting jangan bingung, huehehe….) Ruli Amirullah Mencoba untuk tetap tegak berdiri saat musibah meratap, Mencoba untuk tetap berpijak di bumi saat nikmat merayu.. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com