Terjun Bebas kembali padaNYA…

(atau melangkah bahagia di jalanNYA?)

 

Written by : Ruli Amirullah

 

Assalamualaikum Wr Wb,

 

Deal all,

Masalah hidup tuh ternyata banyak
yaaa… (saingan dah ama masalah bangsa ini) sampai pusing kalo dipikir (gimana 
gak
pusing, wong cuma dipikir doang kagak di hadapi, huehehe). Tapi beneran lho
masalah tuh banyak, walau ternyata masalah itu milik semua orang. Milik semua
orang? Iya! Buktinya, kalo aku lagi puyeng mikirin masalah sendiri, eh pas liat
berita atau baca koran, jadi sadar, ternyata masalah orang juga banyak. 

 

Waktu itu, aku pernah lagi pusing
tujuh keliling mikirin sesuatu, eh di tipi nonton ada orang rumahnya kebakaran.
Ludes semuanya. Thanks God, aku masih ada rumah..

 

Pernah lagi cenut-cenut mikirin
sesuatu. Eh di Koran ada berita, orang yang tercintanya mati digebukin,
diinjak, ditendang, dihajar. Serem. Kok bisa ya terjadi di sini, yang katanya
punya adat ketimuran yang baik. Atau ini sisa-sisa semangat perjuangan? Huh, 
semangat
salah kaprah berarti. Tapi yang jelas, jadi bersyukur. Tubuhku ga digebukin
orang. Orang-orang tercintaku juga sehat wal afiat… 

 

Trus, pernah lagi menghela nafas
panjang (gak tau karena emang berat banget permasalah hidupku atau biar dikira
orang lagi mikir mendalam, huehehe…), eh ada berita tentang orang yang memilih
untuk kembali kepadaNYA… 

 

Hueh? Kembali kepadaNYA? 

Bagus dunk? Tobat maksudnya? 

Bukan.. bukan tobat.. tapi
beneran kembali kepadaNYA.. 

Alias bunuh diri, suicide, hara-kiri..

Serem ya! Yang lagi nge-trend
adalah meloncat dari ketinggian gedung. Entah apartment entah mall. Pokoknya 
melayang
bebas aja. Tanpa sayap tanpa parasut. Loncat, meluncur kencang, terjerembab,
kemudian game over. Tewas. Kepala remuk, darah kemana-mana. Huh.. serem
pokoknya mah… udah serem ngerepotin banyak orang pula. Polisi dateng, security
sibuk menghalau penonton (dikira konser musik apa?), jurnalis mendadak harus
meluncur ke TKP, cleaning servis yang paling kasihan, sibuk bersihin darah…. 
Repot
dan menyeramkan judulnya…

 

Huh. Semoga kita semua tidak
melakukan itu ya. Semoga akal kita selalu sehat, jadi setan sampai akhir hayat
kita gagal untuk mengajak kita terbang bebas, atau usaha-usaha lain yang bisa
membuat kita game over dengan tidak tenang.… 

 

Soalnya, daripada memutuskan
untuk kembali kepadaNYA, lebih baik memutuskan untuk kembali kepada jalanNYA. 
Mungkin
terasa berat, tapi percayalah, jalan keluar terbaik dari suatu masalah adalah
dengan mengikuti jalanNYA..

 

Berat? Itu pasti.. tapi ibuku
pernah bilang kepada anaknya yang bandel ini. Beliau bilang ‘Dek, dilemma itu
sebenarnya gak pernah ada. Dilemma ada karena kita masih mendengarkan hawa
nafsu kita. Andai kita hanya dan hanya menjalani apa-apa sesuai dengan
aturanNYA, maka hati kita pasti tidak pernah bimbang dalam memutuskan sesuatu.
Dilemma sebenarnya pertemuan antara suara nafsu dengan suara hati..” (wedew,
mantap ya tuh kata-kata, gak tau apakah itu kata-katanya sendiri atau abis
nonton ceramah siapa beliau, huehehe…)

 

Beberapa hari yang lalu, temanku
juga mengirim sms yang menceritakan bagaimana ia bangkit dari keterpurukan
(walau ia tidak merasa demikian). Salah satunya, eh maap, bukan salah satunya,
tapi satu-satunya cara adalah tobat. Dan tobat adalah bahasa lain dari kembali
ke jalanNYA…

 

Jadi, ketika begitu banyak
masalah yang kita hadapi, maka yang perlu kita lakukan adalah mengganti cara
melangkah kita. Yang tadinya melenceng kesana kemari, coba deh sekarang lurus. 
Yang
tadinya loncat-loncat ga karuan, coba deh melangkah pasti ke depan. Sebenarnya
Tuhan selalu menyediakan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi. 
Bahkan
masalah yang kita ciptakan sendiri. Selalu ada jalan keluar. Wong tiap sholat
kita selalu meminta untuk ditunjukkan jalan yang lurus bukan? Coba buka kitab 
suci
kita. Masalah apa sih yang ga dibahas disitu? Semua ada. Gimana
menyelesaikannya, tahapan2nya, itung2annya, hukum2nya, prioritas-prioritasnya,
semua ada.. gamblang dan jelas…

 

Mmmm…. Tapi apa jadinya ya kalo
setelah ditunjukkan jalan yang lurus, kitanya malah milih jalan yang lain. Jalan
yang menurut kita lebih aman untuk ditempuh. Lebih cepat menuju tujuan. Jalan 
yang
kayaknya jalan pintas padahal sebenarnya tidak.. 

Dan kayaknya memang itu ya yang
lebih sering kita lakukan. Gak heran kalau kemudian masalah barupun timbul
dengan cepat. Numpuk satu sama lain…

Huh.. Makin puyeng dah kita! Makin
cenut-cenut! Makin menghela napas yang dalem.. daleeem bangeeeeet…..

 

Duh, jadi pengen doa…

“Ya Rabb, setelah Engkau
tunjukkan pada kami jalan yang lurus, berikanlah pada kami kekuatan untuk
melangkah dijalan tersebut… kekuatan yang mampu menghilangkan segala bimbang di
hati kami. Kekuatan yang memberi kami keyakinan, keyakinan akan kebenaran
jalanMU… Aamiiin…”

 

NB:

Tadinya email ini mau aku
dedikasikan untuk bangsa tercintaku. Mungkin segala carut marut, segala mafia,
segala permasalahan bangsa bisa terselesaikan dengan baik bila semua pemimpin
bangsa maupun segenap potensi bangsa (termasuk rakyatnya) mau untuk hidup di
jalanNYA…

Tapi, wong aku sendiri masih suka
melenceng-melenceng jalannya.. hik hik… gmana dunk?



Ruli Amirullah
Masih mencoba berjalan lurus.. (nyoba mulu..)
Jakarta, 27/04/10



Kirim email ke