Meruntuhkan Tembok Penderitaan

By: agussyafii

Ditengah hidup bergelimangan materi dan kesuksesan karier seorang teman pernah 
bertanya kepada saya, 'bagaimana caranya untuk meruntuhkan tembok derita?' saya 
kemudian menjawabnya, 'Runtuhkan dengan syukur, sabar dan perbanyak shodaqoh.'

Penderitaan tidak mengenal orang muda, tua. Kaya atau miskin. Laki-laki atau 
perempuan. Begitu manusia terlahir hidup didunia kita merasakan penderitaan. 
Bahkan terkadang kita merasa diri kitalah yang paling menderita sedunia. 
Padahal masih ada juga milyaran manusia yang juga merasa hidupnya paling 
menderita.

Pada dasarnya penderitaan berpangkal dari nafsu duniawi yang tidak pernah 
terpuaskan. Kebutuhan materi dan ingin memiliki yang tidak pernah mengenal rasa 
cukup. Kita seolah mengejar bayang-bayang fatamorgana, begitu dikejar, dipegang 
ternyata semua itu menghilang. Begitu bangun tidur sampai mata terpejam di 
dalam tubuh kita dipenuhi dengan berbagai hasrat nafsu duniawi yang tak pernah 
tercukupi. 

Sebagai hamba sudah sepatutnya kita merasa ridha dengan apa yang kita dapatkan 
dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sikap ridha di dalam kehidupan seharia-hari 
maka yang ada didalam diri kita adalah syukur dan sabar. Sebagaimana 
Rasululullah menyebutkan diri kita sebagai orang yang menakjubkan.

'Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Apabila ia mendapatkan nikmat, ia bersabar 
dan itu baik baginya. Apabila ia mendapatkan ujian, ia bersabar dan itu baik 
baginya. (HR. Muslim).

Bila kita bernafsu dan selalu meminta maka virus keserakahan masuk kedalam 
tubuh kita. Bila nafsu keserakahan telah menyebar keseluruh tubuh kita maka 
kita akan merasa dengki bila melihat orang lain mendapatkan kemajuan atau 
kesuksesan dan akhirnya kita merasa cemas dengan apa yang kita peroleh.

Bila kita membentengi diri kita dengan tembok syukur dan sabar maka yang ada di 
dalam diri kita adalah kata cukup. Seberapapun nikmat dan rizki yang kita 
terima senantiasa kita syukuri sehingga memunculkan kelapangan dan optimisme 
dalam hidup. Bahkan semangat hidup kita adalah semangat berbagi kepada sesama 
sebagai bentuk ekspresi syukur. BukanĀ  hanya mengucapkan 'Terima kasih Ya 
Allah,' atau 'Alhamdulillah' namun kita menjadi perpanjangan rahmat Allah bagi 
orang lain atau kita yang menebarkan kebahagiaan membantu saudara-saudara kita 
yang tengah membutuhkan pertolongan sebagai wujud sifat Maha Kasih Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala bagi umat manusia.

*Tulisan ini materi on airĀ  di Radio Bahana FM 101.8 FM Jakarta dengan tema 
'Meruntuhkan Tembok Penderitaan.' Malam ini 19/Mei/2010 jam 6 s.d 7 Malam

Wassalam,
agussyafii
---- 
Yuk, hadir di Kegiatan 'Amalia Cinta al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 
Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, 
Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.








      

Reply via email to