Menarik
untuk mengamati peristiwa atau kejadian yang kita alami setiap harinya dan
bingkai ke konteks yang lebih luas dan bermanfaat dalam kehidupan kita. Tadi
pagi ketika mandi dengan shower, pertama-tama saya mengangkat tuas kerannya dan
air mulai mengucur. Biasanya air yang mengucur sangatlah deras dan kencang
tetapi koq pagi ini terasa pelan dan sedikit. Dan saya tetap meneruskan mandi
sambil berkata dalam hati "ah palingan bentar lagi air akan kembali
mengucur dengan deras". Tetapi sampai selesai sabunan, debit air masih
tetap kecil dan pelan.

 

Ketika
diletakkan dalam konteks kehidupan atau pekerjaan, seringkali orang melakukan
sesuatu berdasarkan kebiasaan (habit), pengalaman, pengetahuan dan
keterampilan, belief ataupun nilai-nilai yang dipercayainya. Karena sudah
merasa NYAMAN maka mereka terus-menerus melakukannya walaupun seringkali hasil
yang dicapai tidak optimal. Mereka berharap dengan terus-menerus melakukan hal
yang sama maka keadaan bisa tiba-tiba berubah. Parahnya, mereka menganggap
kebiasaan, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, serta belief yang dimiliki
adalah satu-satunya cara atau kebenaran yang mutlak. Mungkin ini yang menjawab
mengapa banyak karyawan yang rajin dan tekun bekerja selama 5 tahun, bahkan
lebih, tetapi tidak mendapatkan kenaikan gaji, promosi jabatan, ataupun karir
seperti yang diidamkan. Mungkin karena mereka terus-menerus dengan bersemangat,
rajin, dan tekun mengerjakan hal-hal yang SALAH atau kurang berMANFAAT.
Familiar dengan pernyataan ini? :)

 

Karyawan
yang rajin datang pagi belum tentu menjadikan dia lebih dibanding rekan-rekan
lainnya ketika dia datang lebih pagi hanya untuk bermain game ataupun chatting.
Karyawan yang sering lembur dan terus-menerus pulang malam belum tentu
menjadikan dia lebih berprestasi dibanding rekan-rekan lainnya ketika ternyata
dia tidak mampu mengorganisir pekerjaannya dengan lebih EFEKTIF, waktu yang ada
dipakai untuk gosip, ataupun mengerjakan hal-hal yang kurang relevan dan bukan
prioritas.

 

Kembali
ke peristiwa mandi tadi, yang terjadi saya membiarkan dan berharap agar air
segera mengucur deras dan kencang kembali. Yang terjadi: air tetap mengucur
pelan dan sedikit :) What do you expect? Di dalam konteks kehidupan dan
pekerjaan, seringkali orang berharap dan berdoa agar segala sesuatunya kembali
normal tanpa mau berusaha lebih EFEKTIF dan KREATIF. Apa yang terjadi? Ternyata
kehidupan tetap tidak BERUBAH. Contoh: ketika mengambil keputusan, seringkali
orang suka menunda dan membiarkan suatu permasalahan terpecahkan sendiri
seiring dengan waktu. Yang terjadi? Tidak terjadi apa-apa, permasalahan
tersebut tetap ada :) Seorang sales person seringkali meletakkan tanggung
jawabnya ketika tidak mencapai target ke faktor eksternal di luar dirinya:
rekan kerja yang tidak support, atasan yang tidak perhatian, sistem yang tidak
mendukung, reward yang kurang menarik, kondisi ekonomi yang lagi lesu, situasi
politik yang tidak kondusif, pejabat negara yang tidak kompeten, dan lain
sebagainya. Apa yang terjadi? Permasalahan tersebut akan terus ada (target
tidak akan pernah tercapai) selama dia membiarkan faktor eksternal yang
mengambil alih dan bertanggung jawab atas pencapaiannya, prestasinya, karirnya,
kehidupannya.

 

Kembali
lagi ke kejadian mandi di pagi hari, karena rada bete akibat air yang mengucur
sedemikian pelan dan sedikit, saya iseng mengangkat tuas kerannya lebih tinggi.
Apa yang terjadi? Wowww...air mengalir kencang dan deras. Padahal tadi, sumpah,
saya MERASA saya sudah mengangkat tuas tersebut hingga ke posisi tertingginya.

 

Seringkali
di dalam kehidupan, orang MERASA bahwa itulah titik tertinggi yang bisa
dilakukan, dicapai, dimilikinya. Ketika mereka menganggap situasi dan kondisi
NYAMAN sebagai peak-nya maka mereka merasa tidak perlu lagi belajar dan
meng-upgrade dirinya. Mereka merasa tidak perlu lagi men-stretch kemampuan
ataupun potensi dirinya. Padahal yang statis di dunia ini adalah PERUBAHAN itu
sendiri, bukan? Di dalam organisasi, berdasarkan pengalaman, orang resisten
dengan yang namanya perubahan: sistem IT dirubah, reward dan punishment
disesuaikan, atasan diganti, cara kerja dirombak, rekan kerja dirotasi atau
dimutasi, dan lain sebagainya, seringkali disebabkan karena mereka harus
meng-adjust kembali perubahan tersebut dengan kompetensi, pengetahuan, ataupun
keterampilan yang dimilikinya. Dan ini seringkali TIDAK NYAMAN. Tetapi mungkin
itulah harga yang harus dibayar kalau mau MAJU!

 

Seorang
sales person atau karyawan yang berpindah-pindah kerjaan karena menganggap
lingkungan kerja dan atasan atau rekan kerja yang tidak mendukung tidak akan
pernah MAJU selama dia mencari sesuatu yang NYAMAN atau RUTIN untuk dia
kerjakan. Karena mengerjakan hal yang NYAMAN atau RUTIN atau SAMA terus menerus
akan memberikan hasil yang SAMA, bukan? (gaji tidak pernah naik) :)

 

Pertanyaan
berikut mungkin bisa membantu anda? Ketika anda sudah berpuas diri dan merasa
nyaman, maka tanyakan ini ke diri anda: BERAPA KALI ANDA SUDAH MENCOBA SEHINGGA
DAPAT BERKESIMPULAN BAHWA INI ADALAH PUNCAK ANDA? DARI MANA ANDA TAHU ANDA
SUDAH MENCAPAI PUNCAK? JANGAN-JANGAN MALAH ANDA SEDANG MENURUNI BUKIT KARENA 
NYAMANNYA?


 

Lihatlah
kembali POTENSI DIRI anda, mungkin sembari guyuran air shower membasahi tubuh
anda :) STRETCH kembali potensi dan sumber daya internal anda! Ambil kembali
TANGGUNG JAWAB bahwa anda sendirilah yang menentukan mau anda arahkan ke mana
hidup anda tersebut! EFEKTIF dan KREATIFlah dalam melakukan CARA-CARA untuk
mencapai tujuan anda dan dalam membina relasi dengan sesama anda!

 

Salam dan
semakin SUKSES untuk anda, sahabat-sahabatku!

 

 

Putera
Lengkong, MBA, CHt

www.PuteraLengkong.net

 

 

NB: Silahkan
dapatkan bacaan sejenis dengan meluangkan waktu anda untuk mengunjungi blog
saya di www.PuteraLengkong.net.




      

Reply via email to