Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 390
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 927
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM 
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU 
[Kolom Tetap Harian Fajar
390 Berita Tentang Tahyul Khurafat dan Sodomi 

Menjelang akhir 10 abad (millenium) kedua yaitu abad ke11-20 di Indonesia 
terangkat tiga berita yang dapat merusak aqidah dan akhlaq ummat terutama 
remaja dan pemudanya, yailu berita tahyul, khurafat dan sodomi.

Pertama, berita tahyul ialah tentang hari kiamat pada 9-9-1999, jam 9, yang 
bersumber dari paranormal, kemudian diekspos oleh mas media. Tidak usah secara 
naqliyah, secara aqliyahpun berita tahyul itu gampang dinafikan. Jam 9 waktu 
apa? Di globa ini banyak terdapat yang berbeda jam 9-nya. Juga tanggal 9 di 
mana? Di globa ini ada dua tanggal 9, satu di sebelah timur international date 
line (IDL) dan satu lagi di sebelah barat IDL.

Kedua, berita tentang khurafat yaitu catatan harian Rudy Ramli diperlakukan 
seperti suhuf (lembaran kitab suci), suci dari kesalahan. Dalam pandangan 
beberapa penganut khurafat itu, tidak terkecuali beherapa anggota DPR, semua 
bantahan terhadap lembaran khurafat itu dinyatakan salah dan kecewa terhadap 
pembantah itu. Tokoh Iramasuka (Irian, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) Baramuli 
mencoba menghapus khurafat itu dengan menantang Pansus Komisi VIII DPR supaya 
pertemuan tabayyun (klarifikasi) antara Pansus dengan dirinya secara terbuka, 
tetapi Pansus menolak, mengapa takut? Artinya dilihat dari segi mencerdaskan 
kehidupan bangsa, Pansus itu memelihara khurafat. Padahal demi rakyat Indonesia 
yang 200 juta (ini meminjam gaya beberapa anggota DPR, boleh bukan?) aqidah 
rakyat perlu dipelihara dari khurafat melalui tabayyun dengan Baramuli secara 
terbuka.

Ketiga, berita yang terjadi di Yogyakarta, mengenai Jeifry Winters yang 
homosexual, idola dan teman akrab Direktur Econit Advisory Group Rizal Ramli. 
Dalam konteks yang menimpa Winters substansi berita itu termasuk ringan, karena 
hanya mengenai penganiayaan ringan dan pengejaran. Akan tetapi dalam konteks 
yang menimpa Tri Apri Untoro mahasiswa sehuah PTN di Yogyakarta, korban 
percobaan perbuatan cabul sodomi, substansi berita itu serius, karena sodomi 
itu menyangkut hal yang dilaknat Allah. Qaum Luth dilaknat Allah, karena 
homosexual dan lesbian. Malaikat diutus Allah ke Sodom dan Gomorrah (Qamran) 
untuk menghukum negeri itu dengan shayhah, bunyi yang frekwensi getarannya 
tinggi, seperti disebutkan dalam Al Quran: 
-- AN KANT ALA SHYhT WAhDT FADZAHM KHAMDWN (S. YS, 36:29), dihaca: in ka-nat 
illa- shayhatan wa-hidatan faidzahun kha-midu-n (s. ya-sin), artinya: 
-- bukan kejadian biasa melainkan bunyi yang keras, maka dengan itu mereka mati 
terkapar (36:29).

Sebenarnya Winters pernah disorot dalam kolom ini, yaitu Seri 347, karena 
Winters menghujat sistem hukum kita yang dikatakannya hukum kolonial warisan 
Belanda. Kita kutip sebagian kecil:
"Mencerca sistem hukum negara Republik lndonesia yang dikatakannya hukum 
kolonial, berarti Winters menghina bangsa Indonesia. Tidak percaya? Bacalah 
hasil wawancara yang berikut ini: Kalau memang pemerintah Habibie menjadikan 
saya tersangka, maka itu berarti bahwa sebenarnya pemerintah Habibie ingin 
tetap menggunakan suatu instrumen hukum yang sebenarnya punya sejarah kolonial, 
yaitu dari zaman Belanda. Negara demokrasi tidak punya hukum kolonial seperti 
itu. Jadi itu hukum yang dipakai, kemudian dipakai Soeharto dan sekarang 
dipakai oleh Habibie.

Winters boleh saja tidak mengakui legitimasi sistem perundang-undangan kita, 
karena ia warga-negara Amerika. Akan tetapi rakyat Indonesia harus melaknat 
Winters sekeras kerasnya, karena ia menghujat sistem hukum kita yang 
dikatakannya hukum kolonial warisan Belanda," Sekian kutipan itu.

Karena sekarang terjadi boom rekayasa politik, ada kemungkinan penganiayaan 
Winters itu diisukan sebagai suatu usaha pemerintah untuk meredam Winters 
supaya ia tidak berani lagi mengoceh sebagai pengamnat potitik. (Sekarang 
menjamur pengamat politik yang ditokohkan oleh mas media elektronik seperti 
misalnya Kristiadi dari CSIS yang suka berbohong. Dalam kesempatan mengoceh 
dalam diskusi Partai aliran orang ini menyangkal keterlibatan CSIS dalam 
kebijakan strategi pembangunan Orde Baru. Padahal semua orang tahu CSIS semula 
adalah peletak dasar strategi pembangunan Orde Baru.

Berani karena benar, takut karena salah, Winters merasa takut, sehingga Senin 
dini hari 13-9-1999 di tempatnya menginap yaitu Hotel Garuda di depan polisi 
yang dipanggil oleh petugas Ho tel Garuda, Winters meminta supaya penganiayaan 
itu tidak diperpanjang. Pada jam 06:30 pagi hari Senin itu juga Winters 
check-out lalu terbang ke Jakarta menggunakan flight yang pertama. Untuk 
memperoleh informasi tentang pengakuan Untoro korhan dari predator Jeffry 
Winters, pembaca dapat membaca pengakuan Untoro di depan polisi seperti 
diberitakan oleh Harian Fajar, edisi Rabu, 15-9-1999, halaman 3.

Beruntung sekall, Jeffry Winters belum saatnya dicabut nyawanya oleh 
malakulmaut. Sebab andai kata Jeffry Winters sempat dianiaya sampai mati 
terkapar, sedangkan yang menganiayanya tidak terungkap, maka peristiwa itu 
dapat menjadi kuda tunggangan politik untuk membidik Presiden Habibie. Bahwa 
Winters dibunuh secara gelap oleh pembunuh bayaran dari kubu Habibie untuk 
membungkam mulut Jeffry Winters.

Ala kulli hal ada yang sangat penting pula dikemukakan. Bahwa peristiwa 
percobaan sodomi ini merupakan gunung es dari prilaku Winters dalam dunia 
sodomi di Indonesia. Sangat beralasan untuk ditengarai bahwa setiap ia datang 
di Indonesia untuk mengoceh sebagai peninjau politik, ia selalu menjadi 
predator yang memangsa remaja ataupun pemuda kita, bahkan dapat diyakini 
kebenarannya bahwa Winters berperan pula menjerumuskan pemuda sebagai pemula 
terjun masuk ke dunia sodomi dan ia sebagai penyebar HIV/AIDS. Seperti 
diketahui HIV/AIDS ini mula pertama didapatkan pada homoseksual. WaLlahu a'lamu 
bisshawab.

*** Makassar, 19 September 1999
     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1999/09/390-berita-tentang-tahyul-khurafat-dan.html
  


 

Kirim email ke