Ketegaran Seorang Ibu

By: agussyafii

Minggu Malam setelah kegiatan 'Aksi Sosial Amalia' seorang ibu berkenan hadir 
di Rumah Amalia. 'Maaf Mas Agus, saya hadir justru di malam hari.' tutur 
beliau. Kami bercerita tentang kegiatan 'Aksi Sosial Amalia' sungguh sangat 
meriah, banyak teman2 yang berkenan hadir. Banyak Ibu dari anak2 Amalia 
bertumpah ruah dijalan. Anak-Anak Amalia mengikuti lomba bersama Kak Dian, Kak 
Suci, Kak Yusman, Kak Nia, Kak Ranie dan di bazaar banyak juga Kakak relawan 
yang juga ikutan pada kegiatan 'Aksi Sosial Amalia.'

Setelah kami bercerita kegiatan 'Aksi Sosial Amalia' beliau kemudian curhat, 
Kehidupannya sepintas terlihat berlimpah karena suaminya seorang pengusaha 
sehingga dirinya dan anak-anaknya selalu tampil menawan. Namun bila dilihat 
lebih mendalam kehidupannya berbaur dengan berbagai penderitaan yang datang 
silih berganti tetapi semua itu dianggapnya sebagai kasih sayang Allah kepada 
dirinya sehingga yang dirasakan kedamaian dalam jiwa.

Sampai pada satu hari perusahaan yang dikelola oleh suaminya mengalami kredit 
macet, seluruh rumah dan kekayaannya disita oleh Bank. Perusahaannya jeblok. 
'Kami bersyukur karena Allah pernah menitip rizki yang berlimpah dengan 
kekayaan materi, kini kami patut ikhlas menerima musibah yang telah menjadi 
kehendakNya.' tutur beliau yang nampak terpukul dengan musibah itu.

Pederitaannya masih terus berlanjut, suaminya terserang sakit jantung. Praktis 
hanya bisa di tempat tidur dalam keadaan yang mengenaskan. Sementara Ibu harus 
membanting tulang mati-matian untuk memenuhi kebutuhan dapur dan biaya 
pengobatan untuk suami tercinta. Upayanya selama setahun tidak mampu 
menghindarkan apa yang sudah menjadi kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Suami 
menghembuskan napas yang terakhir.  Kenyataan itu mengguncang jiwanya, tangis 
dan air mata adalah sisa kekuatan yang terakhir dimiliki olehnya.

Diawal kehidupannya sebagai 'Single Parent' tidaklah mudah dengan 4 anak yang 
harus dihidupinya teramat berat dipikulnya. Dengan segala upaya kesabaran, 
keikhlasan dan kekuatan dari anak-anaknya Ibu perlahan kembali bangkit. Namun 
Allah belum berhenti menguji ketabahannya sebagai orang yang beriman. Dokter 
menyatakan bahwa ginjalnya sudah rusak, tidak bisa disembuhkan lagi, tubuhnya 
drop,  berat badan langsung turun dalam waktu seminggu. 'Dokter memvonis umur 
saya hanya bisa bertahan paling lama enam bulan, Alhamdulillah hingga kini saya 
masih disayang Allah diberikan umur yang panjang,' tutur beliau.

Segala puji bagi Allah bagi semesta Alam, saya masih diberikan amanah oleh 
Allah untuk hidup. Saya berniat untuk menggunakan sisa hidup saya dengan 
berbuat baik dan bershodaqoh untuk anak-anak Amalia.' tutur beliau malam itu. 
Peristiwa yang menimpanya bertubi-tubi menjadikan jiwa semakin tegar. 
Menjadikan beliau semakin yakin bahwa semua cobaan itu agar dirinya semakin 
kuat imannya dan kuat hatinya menuju jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

'Sebagai manusia mungkin saya pernah melakukan banyak hal yang dilarang oleh 
Allah, namun hanya satu yang saya harapkan bahwa semua cobaan, ujian dan 
musibah yang saya alami makin menguatkan iman saya kepada Allah Subhanahu Wa 
Ta'ala,' ucapnya dengan mantap. Sungguh indahnya ketegaran seorang Ibu yang 
hadir di Rumah Amalia. Subhanallah. Maha Suci Allah.

Wassalam,
agussyafii
--
Yuk hadir pada kegiatan 'Indahnya Ramadhan Bersama Amalia (IRMA)', Tadarus, 
Buka Puasa Bersama Anak2 Amalia, Muhasabah di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV Blok 
ii, No. 23 Komplek Peruri, Ciledug. pada hari Ahad, tanggal 22 Agustus 2010. 
Kirimkan dukungan dan partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii3, 
atau http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau 
sms di 087 8777 12 431.


      

Kirim email ke