Indoktrinasi VS Dedoktrinasi [Warning: Extreme Spirituality]

 

Sejauh ini ada juga ungkapan, "orang yg di bawah indoktrinasi tak tahu/sadar 
bhw dirinya di bawah indoktrinasi"... spt misalnya kawan2 pelaku terror bom... 
Yg mrk tahu adalah bhw tindakan mrk itu mulia di mata tuhannya dan akan 
mendptkan janji surga... menurut iman mrk...

 

Klo bicara ttg "paijonisasi" yg setara dg islamisasi atau kristenisasi... 
boléhlah dikatakan semuanya berdasarkan pertama2 iman kpd yg dipercayai sbg 
benar ..

 

Cuma ada sedikit perbedaan dlm paijonisasi dimana diajarkan utk menalar apa yg 
diimani dlm pengalaman hidup... Apakah benar2 ada tuhan paijo mesti 
dibuktikan..jika tidak itu kan hanya katanya paijo...

 

Jadi mungkin "paijonisasi" lebih bukan ke arah "indoktrinasi" tapi ke arah 
"dedoktrinisasi"... dan detoksinasi... wkwkwk...

 

‎Spiritualitas versi timur ala tuhan paijo mengajarkan: .. orang yg mampu 
menghadirkan cinta melalui gerak dinamis perilaku hidup dan perkataannya, bukan 
hanya atau tdk lagi "sekedar mengimani Tuhan" melainkan ia "menghadirkan energi 
cinta ilahi" itu dlm bentuk dan ujud nyata di dunia fisik... hidupnya mjd saksi 
nyata hadirnya energi ilahi itu... mjd terang di atas gelap ...

Oleh krn itu dikenal istilah: "siro ingsun, ingsun siro" (kamu adalah aku, aku 
adalah kamu) atau yg lebih dikenal dg istilah "manunggaling kawula kalawan 
gusti"... Oneness of All.. kita semua adalah saudara dlm cinta... krn bagi 
setiap orang yg mampu memberikan dan menghadirkan cinta, tdk ada musuh, yg ada 
adalah sesama utk dicintai...

 

Setiap orang punya persepsi masing2 dr apa yg berlangsung di hadapannya dan 
dialaminya, termasuk apa yg dibacanya... oleh krn itu aku lebih suka dg gaya 
gojeg drpd pake gaya serius... Cara ini memberi keberanian pd masing2 ...utk 
mengomentari dan dg demikian sama dg "menguyahnya" sendiri dg seksama drpd 
"menelannya mentah2"... (meminjam istilah dr mas Denny Nicolas, diri sendiri 
adalah laboratorium spiritual kita sendiri).
Keberanian utk "bebas berkomentar" itu sbg bagian drpd "pembebasan diri" dr 
kungkungan "doktrin" ...

Selain itu setiap pribadi ada dlm "tahapan spiritual" masing2 dlm penjalanan 
pendakian spiritualnya... shg apa yg dilihat akan "dipahami' sejauh perjalanan 
pengalaman spiritualnya sendiri2 dan masing2 memetik buah2 spiritual di 
sepanjang perjalanan itu utk dinikmatinya dan sbg energi utk meneruskan langkah 
perjalanan spiritualnya...

Jadi monggo bebas berkomentar mensharingkan pengalaman spiritual masing2... 
sambil melakukan dedotrinisasi dan detoksinasi... wkwkwk....

 

Apakah tuhan paijo bisa dinalar dan dibuktikan, …sumonggo... silahkan masing2 
pribadi membuktikannya melalui pengalaman hidup...



Love & light,

 

Sony H Waluyo/dhemit sonthul

* You are what you think about. Beware of your mind. 

[Kesadaran ada di rasa, sulit utk memahaminya dg pikiran. Kita bisa bebas 
menyimpulkan apa yg kita lihat dan rasakan. Namun tetaplah sulit mendefinisikan 
rasa garam dengan kata2, tapi dg rasa di lidah semua orang sepakat itulah rasa 
garam, asin itu pasti asin, pahit itu pasti pahit. Demikian juga saat dirasa di 
hati, kasih itu pasti kasih. 
Olah rasa akan dg jelas mendefinikan kesadaran. Olah rasa...olah 
kesadaran...intuisi yg akan bermain...menyalurkan cahaya... cahaya adalah ilmu 
pengetahuan dan pengetahuan mjd landasan utk bertindak bijaksana dlm mengolah 
alam dan kehidupan].

================== 

Kirim email ke