[Haibun] Kebebasan 

Ketika orang berkata, “Bicaralah pada kami tentang Kebebasan.”
Ada yang menjawab: “Di setiap pintu gerbang kehidupan, aroma kesuburan dan 
keindahan alam, bagaikan hidangan aneka ragam makanan, sebagai pembangkit 
semangat selera rasa dan bergairah hidup, padahal tantangan bagi kuli dan budak 
untuk kebebasan diri dari rasa lapar dan dahaga, tercermin jiwanya bersujut 
menyembah diri serta direndahkan harga dirinya, dihadapan seorang tiran yang 
rakus dan licik.”

Penguasa zalim
Ngerinya kehidupan
Budaya kuli
Riwayat penjajahan
Politik adu-domba

Di tempat-tempat suci, dan,
ruangan dalam bayang-bayang tembok pembatas,
terlihat seperti ada yang paling bebas,
diantara orang-orang terjerat lilitan kawat berduri.

Hati berdarah didirinya,
karena ingin bebaskan diri,
dengan memanfaatkan,
keinginan antar sesama manusia.
Berhenti bicara tentang kebebasan?
Bila semua tujuannya terpenuhi.

Yang tidak adil
Belenggu penjajahan
Terfragmentasi

Kehidupan dunia
Alam Surga-Neraka

Dalam kenyataan itu,
ikatan rantai melilit kuat,
menjerat kemiskinan diri,
yang terlihat berkilauan,
di bawah pancaran sinar matahari,
serta menyilaukan mata,
menjadi pedih dan nyeri.

Kaya dan miskin
Peraturan tirani
Hidup berspiral

Bebas dan bangga
Kemenangan ilusi
Hukumnya kebal

Akal pikiran
Jiwa kemerdekaan
Dan kebangkitan

MiRa - Amsterdam, 26 Agustus 2010

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2010/08/27/haibun-kebebasan/


http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   


      

Kirim email ke