Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 507
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 981
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NITTAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]WAHYU 
507 Kissinger Dibelakang  Pemboman 11 September 2001
dan Afghanistan yang Tegar serta Ramah

      Allah SWT berfirman: WAQYMWA ALWZN BALQSTH WLA TKHSRWA ALMYZAN (S. AL 
RHMN, 9), dibaca: wa aqi-mul wazna bilqisthi wala- tuhsirul mi-za-n (s. 
arrahma-n), artinya: dan tegakkanlah keseimbangan dengan adil (yang terbit dari 
nurani kamu) dan janganlah kurangi timbangan (55:9). Mizan, yaitu mengenai apa 
saja yang imbang. Dapat bermakna keseimbangan alam, dapat pula bermakna 
keseimbangan kejiwaan, dapat juga bermakna keseimbangan penilaian, keseimbangan 
pemberitaan, bahkan dapat bermakna suatu alat menimbang disebut timbangan. 
Sajian di bawah ini bertujuan untuk menyeimbangkan pemberitaan media barat yang 
tidak seimbang.

      ***

      Mike Robert (49 tahun), kelahiran Washington yang memperoleh cum laude di 
bidang ilmu politik dari Universitas California, mantan kepala kepolisian 
wilayah Los Angeles, berhasil mengungkapkan tentang keterlibatan pemerintah 
Amerika dalam serangan 11 September tahun lalu atas gedung kembar WTC. Dalam 
sebuah ceramahnya di aula kampus universitas wilayah Portland yang 
diselenggarakan oleh majallah kampus "Re chard", Robert menyampaikan beberapa 
dokumen yang terkait dengan pemboman 11 September dan pasca pemboman itu 
sendiri. Ia memaparkan beberapa bukti yang cukup menggemparkan publik bahwa 
insiden "Selasa Hitam"  itu telah digodok dan atas sepengetahuan Washington 
sendiri dan Henri Kissinger, mantan Menlu AS adalah dalang dari pemboman itu.

      Dalam ceramahnya itu, yang memakan waktu satu setangah jam dan
dihadiri oleh ribuan orang dari wilayah Asia Tengah, Robert menjelaskan dengan 
gamblang bahwa perang di Afghanistan sudah dirancang sekitar empat tahun yang 
lalu. Dan ia menjelaskan pula bagaimana Kissinger, mantan Menlu AS itu, adalah 
otak dari semua rencana itu. 

      Dengan argumennya, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Inggris telah 
menyebarkan pasukan besarnya ke wilayah tersebut sebelum terjadinya pemboman di 
New York dan Washington. Pemerintah Amerika sendiri telah memerintahkan kepada 
FBI untuk menghentikan pelacakan. Robert menampilkan 40 foto dan dokumen yang 
meyakinkan keterlibatan pemerintah Amerika dalam peristiwa pemboman itu. 
Sampai-sampai saat presentasinya itu yang menampilkan data-data dan beberapa 
saksi mata peristiwa 11 September, hadirin sangat antusias sekali bahkan ada 
yang menangis.

      Robert juga menegaskan bahwa di sana ada perhatian khusus dengan proyek 
pipa yang sudah disepakati baru-baru ini, dengan tujuan mengalirkan minyak dan 
gas dari republik-republik Asia Tengah ke wilayah Pakistan untuk dieksport ke 
Jepang dan China. Di ujung ceramahnya, Robert menyampaikan sebuah analisa 
tentang dampak serangan 11 September terhadap kehidupan masyarakat Amerika dan 
beberapa keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika cq Menteri 
Kehakiman John Eshcruphat yang membatalkan secara de facto tiga amandemen 
proyek undang-undang hak asasi manusia dan sebagian lainnya di buang. Ia juga 
menyampaikan beberapa bukti dan dokumen Kongres yang mendukung tudingannya 
bahwa pemerintah Amerika berencana merampas dana jaminan masyarakat. 

      [Sumber Majalah Al Quds Al Muqaddasiyah (01/01/2002), melalui Keluarga 
Islam Britania Raya dan Sekitarnya (KIBAR), Forum Silaturahmi warga Muslim 
Indonesia di UK].

      ***

      Selama ini, Thaliban dan Afghanistan sering dicitrakan buruk oleh media 
barat. Sebagian besar citra itu ternyata pelintiran. Media barat sering menulis 
dengan memfitnah Thaliban, misalnya Thaliban dicitrakan sebagai kelompok yang 
keras dan represif. Namun data lapangan berbeda 180 derajat terhadap opini yang 
difitnahkan media barat. Thaliban adalah Muslim yang ramah. Gambaran jelasnya 
antara lain ada pada sosok Abdul Salam Zaeef, Duta Besar Taliban untuk Pakistan 
(yang sudah ditangkap pemerintah Pakistan). Zaeef jauh dari kesan keras. Pria 
berjenggot lebat ini sangat tawadhu', shaleh, dan ramah. Juga dari foto Usamah 
bin Laadin tampak sorot matanya teduh dan sejuk, tidak seperti fundamentalis 
teroris Bush yang memancarkan sorot mata yang licik (sluw). 

      Penguasa Taliban tidak kejam seperti yang difitnahkan oleh media barat. 
Di Kabul maupun Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis terrorist Bush), tidak 
ada tentara yang menenteng-nenteng senjata lalu main sweeping. Yang dibawa cuma 
handy talkie (HT) untuk berkomunikasi dengan kesatuannya. Dengan alat itu, 
kalau datang musuh, mereka dapat melawan dengan serempak dan dari berbagai lini.

      Penindasan terhadap perempuan pun tidak terbukti. Pakaian burqa yang oleh 
barat dianggap simbol penindasan, mestinya harus dilihat dalam konteks budaya. 
Ini memang pakaian asli Afghanistan. Artinya, itu bukan hasil kebijakan yang 
dimaksudkan untuk menindas. Yang tidak suka memakai cuma sebagian kecil, 
terutama mereka yang tinggal di wilayah bekas Uni Soviet. Di Pakistan pun 
banyak kaum hawa mengenakan burqa, mengapa ini tidak diekspos sebagai simbol 
penindasan oleh media barat? 

      Beberapa rumah sakit di Kabul dan Jalalabad mempekerjakan dokter 
perempuan Afghan yang rata-rata masih muda. Artinya, mereka belum lama 
menyelesaikan pendidikan. Ini merupakan bukti bahwa mereka bisa mengenyam 
pendidikan tinggi. Kalau tidak, mana mungkin bisa jadi dokter? Fakultas 
kedokteran, sebuah perguruan tinggi di Jalalabad (sebelum dibom fundamentalis 
terrorist Bush), malahan menyelenggarakan kuliah gratis.

       Dalam masa pemerintahannya yang stabil selama 5 tahun, Thaliban mulai 
membangun prasarana jalan, jaringan listrik, telepon, sekolah, rumah sakit, 
sampai kawasan industri. Di Jalalabad, berdiri pabrik minyak goreng yang cukup 
besar. Perkebunan anggur, delima, jagung, gandum, hasilnya menggembirakan. 
Pengolahannya sudah melibatkan alat-alat modern, sudah pakai traktor. Kebun 
opium dimusnahkan.

      Ketika pasukan Aliansi Utara mendekati Kabul dan Kandahar, Thaliban 
menyingkir, padahal sebenarnya bisa saja terus bertempur. Ini merupakan langkah 
yang manusiawi demi menghindari korban sipil. Justru setelah Kabul dan Kandahar 
dikuasai Aliansi Utara, banyak terjadi perkosaan dan pembantaian kejam. WaLlahu 
a'lamu bishshawab.
[Sumber: http://www.hidayatullah.com]
      
*** Makassar, 13 Januari 2002
     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2002/01/507-kissinger-dibelakang-pemboman-11.html

***************************************************************
Update
31 Januari 2002  17:02:00
Bush-Cheney Minta Senat Batasi Investigasi Tragedi WTC
 
Washington-RoL -- Sehari sebelum menyampaikan dipado di depan Kongres AS, 
President Bush secara pribadi minta Pemimpin Senat Mayoritas Tom Daschle untuk 
membatasi investigasi Kongres soal keterkaitan Gedung Putih dengan Tragedi WTC.

Permintaan itu disampaikan oleh Presiden George W Bush dan Wapres Dick Cheney 
dalam pertemuan khusus dengan para pemimpin Kongres Selasa <29/01/02> pagi. CNN 
melaporkannya pada Selasa malam dan Newsweek 4
 
Februari 2002.
Pertemuan khusus itu berlangsung atas inisiatip Bush setelah melihat derasnya 
permintaan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki keanehan dan kejanggalan 
peristiwa Aksi 11 September yang menjadi pemicu dan dalih AS untuk menyerang 
Afghanistan dan menggulingkan Pemerintahan Taliban.

Dalam pertemuan itu Bush minta hanya Gedung Putih dan komite intelijen Senat 
yang boleh mengakses data-data hasil penyelidikan agen-agen federal. Senat juga 
diminta tidak banyak menanggapi usulah beberapa anggota legislatif maupun 
petisi dari warga Amerika.

Diskusi terbatas pada Selasa itu merupakan lanjutan dari percakapan antara 
Wapres Cheney dengan Daschle pada Jumat <25/01/02>. Pada kesempatan itu Cheney 
meminta hal serupa.

Wapres Cheney malah menilai tidak ada perlunya mengadakan dengar pendapat 
khusus antara Kongres dengan Presiden. ''Presiden terlalu sibuk mengurus soal 
perang anti-terorisme ketimbang memikirkan isu-isu seputar di balik peristiwa 
11 September kelabu itu,'' tegasnya.

Dalam pertemuan itu, Daschle dilaporkan tidak setuju dengan pembatasan  
investigasi. ''Sudah menjadi kepedulian Komiter Intelijen untuk memulai usaha 
ini untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya,'' kata Daschle, senator dari 
partai Demokrat mewakili distrik Dakota.

Misi dari investigasi itu, jelas Dascle, ''adalah jelas, saya pikir, warga 
Amerika ingin tahu apa yang terjadi sesunguhnya, serta mengapa itu sampai 
terjadi?''

Menanggapi argumen itu, menurut jurubicara Komiter Intelijen Senat Bob  Graham, 
Cheney menyatakan persetujuannya dalam beberapa hal dan berjanji akan 
bekerjasama dalam upaya itu.

Kedua pimpinan eksekutif dan legislatif itu setuju tim investigasi menggelar 
hearing antara Gedung Putih dan Senat.jun

Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di :
http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=62763&kat_id=23


Kirim email ke