Benar nihhh rame2 jalan2 ke Singapura dengan alasan studi banding, pakai biaya 
sendiri?


wow kaya dong... nanti kalau punya uang lagi lebih baik disumbangkan 
untuk sekolah2 yang ancur dong, atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan 
hidup.. daripada dihambur2kan untuk pesiar keluar negeri.. okeyyy





=============================================


From: <cip.....@indosat.net.id>


Subject: Dana DAK Pendidikan Kabupaten Pasuruan Dikorupsi Besar2an - Sekolah 
Remek/Hancur


Date: Sunday, July 3, 2011, 6:30 AM





Sebuah investigasi dan laporan dari LSM Cinta Indonesia Persada dan berbagai 
elemen masyarakat
 kabupaten Pasuruan tentang korupsi dana pendidikan di kabupaten Pasuruan.


laporan yang juga dimuat sebuah media massa sebagaimana link dibawah ini, 
diantaranya menyebutkan:





untuk
 pembangunan/rehabilitisasi gedung sekolah SD, yang besarnya dana 
pembangunan adalah Rp. 72 juta/ sekolah, tiap pemborong yang ingin 
mengerjakan, harus setor dulu uang sogokan/ fee sebelum diberi pekerjaan
 sebesar Rp. 7 - Rp 10 juta/sekolah (dengan jumlah sekolah lebih dari 
100 SD, berapa kira2 uang pembangunan SD yang dikantongi pejabatnya), 
dan akibat terlalu besar potongan yang satu (belum termasuk potongan 
lain2.. bisa ditebak, sekolah2 yang baru dibangun/ direhab.. hancurrrrr)untuk
 pengadaan buku dan alat peraga pendidikan, lelang belum dilakukan, tapi
 sudah meninjau gudang salah satu rekanan yang bernama pak Sugeng 
(infonya adalah tokoh partai dari partai PAN) & ibu Inggarwati cs 
yang konon katanya orang kuat dan ditakuti sekaligus disukai
 oleh
 seluruh kepala daerah atau kepala dinas pendidikan kabupaten/kota se- 
jawa Timur, karena sering memberi uang sebelum proyek dimulai. Hal
 ini aneh, karena dinas pendidikan dan panitia lelang sudah menentukan 
pemenang sebelum lelang pengadaan dimulai. karena jika lelang belum 
dimulai, kan belum ada rekanan yang mendaftar, kok sudah meninjau 
persediaan barang dari rekanan untuk menentukan rekanan yang akan 
direkayasa dimenangkan, dengan alasan sudah melihat persediaan barang 
dan gudang dari rekanan tersebut.




Harian Surya


Surya Timur Wilayah Pasuruan - Banyuwangi


Jumat 1 Juli 2011, halaman D





Dijanjikan Nglencer ke Singapura





Foto:
 Tim Investigasi, DPC Hanura Kabupaten Pasuruan yang mengungkap penyimpangan 
Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan





kali
 ini kabar tak sedap menyeruak. Ada rekanan besar yang
 menjanjikan sejumlah fasilitas, termasuk ngelencer ke Singapura, yang 
dikemas dalam studi banding bagi para kepala Unit Pelayanan Tehnis 
daerah (UPTD) Pendidikan se kabupaten Pasuruan.





Syaratnya, 
rekanan besar ini harus memenangi seluruh proyek tender DAK pendidikan 
anggaran 2010 & 2011 untuk buku dan berbagai peralatan sekolah.





Dari sumber kuat,  rabu (29/6) malam, dioperoleh informasi jika rekanan itu 
sudah membuat
 kesepakatan dengan salah seorang pengambil kebijakan di kabupaten Pasuruan.





Oleh
 salah seorang personel di Dindik, dilanjutkan dengan mendatangi dan 
mengunjungi lokasi gudang dari perusahaan rekanan yang berada di 
Jakarta.





"Karena orang terpenting di instansi terkait tidak dapat
 berangkat, akhirnya diwakili seorang stafnya untuk menyaksikan gudang 
dan stok barang yang dimiliki rekanan itu. Meski harus ke Jakarta, 
personel itu tetap saja berangkat dan perisiwanya terjadi sekitar 
sebulan yang lalu" ujar sumber itu.





Setelah mengunjungi gudang 
rekanan, disusunlah skenario termasuk dianaranya mengajak kepala UPTD 
pendidikan yang dulu dikenal dengan Kepala Cabang Dinas Pendidikan 
ngelencer ke Singapura. Agar tidak mencolok dan kentara, acara ngelencer
 dikemas dalam studi banding.





Tentu saja berangkatnya personil 
Dindik Kabupaten pasuruan itu sangat mengherankan. Pasalnya proyek DAK 
pendidikan untuk pengadaan buku dan alat peraga
 sekolah, belum dilelang, tapi mereka malah sudah melakukan peninjauan 
gudang milik rekanan.





"Ada sesuatu yang dipaksakan, artinya dinas
 membuat daftar spesifikasi barang sesuai milik salah satu rekanan 
saja." urai sumber berinitial BS (Tim investigasi) ini.





Kepala 
bidang TK-SD di Dindik Kabupaten Pasuruan yang berangkat ke Jakarta, 
saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya tidak diangkat dan saat 
dikirim pesan singkat, membalas dengan membenarkan kunjungannya ke 
Gudang salah satu rekanan itu.





"Inggih leres dulur (iya benar 
saudara)" tulis si M, pejabat itu. Sejumlah kepala UPTD pendidikan, 
yakni Manan, kepala UPTD kec. Rejoso, dan Muchsin, kepala UPTD kec. 
Kraton, membantah jika studi banding ke Singapura dibiayai rekanan. 
Disampaikan bahwa biaya adalah  biaya sendiri dari menabung dan 
urunan/iuran selama beberapa waktu. Kur








Bayar 7 Juta,
 Surat Perintah Turun


Kasus DAK Pendidikan


Pasuruan,
 Surya





Dugaan penyimpangan Dana
 Alokasi Khusus (DAK) pendidikan di kabupaten terus menggelinding bak 
bola salju. Bukti bertambah, sebagaimana diungkapkan M. Muchlis, warga 
Bangil yang mantan anggota komite SMPN 1 Bangil.





Dari seorang 
kawannya yang menjadi rekanan (kontraktor pembangunan fisik gedung 
sekolah) dan merasa dikorbankan, ia memiliki bukti Surat  Perinah Mulai 
Kerja (SPMK) yang diserahkan 25 Oktober 2010, tapi SK-nya baru diperoleh
 pada 4 Nopember 2010.





Menuru Muchlis, semestinya yang harus 
turun lebih dulu adalah surat keputusan (SK), baru disusul turunnya 
dokumen SPMK. "dokumen SPMK turun lebih dulu karena rekanan teman saya 
itu bayar Rp 7 juta. Bahklan ada rekanan lain membayar hingga rp. 10 
juta/ sekolah untuk proyek senilai rp. 72 juta/ sekolah untuk proyek 
rehab bangunan sekolah, ujarnya (senin, 27/6)





Muchlis juga turun ke lapangan dan menemukan sekolah yang bangunannya
 sudah rusak. Padahal bangunan itu baru selesai sekitar 3 atau 4 bulan 
sebelumnya. SD masangan kec. Bangil.





Di
 sekolah ini talang air sudah remek, terlepas dan menggelantung serta 
pintu ruang perpustakaan tidak dapa ditutup. Temuan riil ini tidak dapat
 dibantah, sehingga sepantasnya sikap ngotot dari Dinas Pendidikan yang 
merasa pengerjaan proyek DAK tidak bermasalah, sangat tidak wajar.





"Meski sudah ada audit BPK jika ada bukti kuat seperti ini, DPRD dapat meminta 
BPK untuk mengaudit kembali', kata Muchlis.





Aida
 Fitriati, ketua komisi A DPRD kabupaten Pasuruan,  yang dianaranya 
membidangi masalah pendidikan membenarkan, bahwa Dewan Pasuruan telah 
menerima hasil audit BPK (kamis 23/6). Namun masih belum membahas 
hasilnya.





Terkait adanya desakan agar Dewan mengajukan permohonan
 audit kembali kepada BPK, Aida mengatakan, masih perlu mengkaji dan 
membahasnya lebih dalam karena ini terkait aturan.





Secara 
teknis, 
 pelaksanaan DAK pendidikan 2010 telah dibahas dewan dengan dinas 
terkait sebelum pelaksanaan dimulai. Tapi saat pelaksanaan, dewan terus 
mengawasi dan memantau jalannya pengerjaan proyek. Kur

 



  



Kirim email ke