Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 520
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 983
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
522. Palestina vs Amerika Serikat + Israel 

Sejak tahun 60-an Amerika Serikat (AS) telah menjadi "godfather" Israel dan 
telah memperlengkapi Israel dengan senjata dan memberikan dukungan politik 
dalam hal percaturan antar-bangsa yang memungkinkan Israel meneruskan 
kekejamannya terhadap orang Palestina. AS memandang Israel sebagai pangkalan 
tenteranya untuk menjaga kepentingan mereka di rantau itu terutama sekali 
sumber minyak tanah Arab yang amat penting bagi perekonomian AS. Demikianlah AS 
menjadikan Israel "Amerika kecil" di Kawasan Tengah. (Kalau kita katakan Timur 
Tengah, berarti kepala terpisah dari badan, kepala di AS, kaki di Indonesia). 

Penjajahan Israel terhadap negara Palestina nampaknya akan berterusan, 
sekalipun kelihatannya godfathernya  tersebut sudah ikut "menghimbau" supaya 
pasukan Israel di tarik mundur dari bumi Palestina, walaupun sebelumnya, 
ditimba dari pidato George Bush sendiri sesungguhnya AS membiarkan kekerasan 
Ariel Sharon, bahkan menuding Yasser Arafat sebagai bertanggung-jawab atas 
persengketaan yang sedang memuncak. 

Mengapa AS yang menjadi godfather Israel itu tidak mampu untuk menekan Israel 
agar menarik pasukannya dari bumi Palestina? Ini disebabkan oleh pengaruh lobi 
orang Yahudi. Walaupun mereka itu adalah kelompok minoritas di AS, namun orang 
Yahudi telah berhasil menguasai hampir semua bidang, yaitu ekonomi, perbankan, 
perniagaan, sosial, pendidikan, politik dan pertahanan negara itu. Pengaruh 
orang Yahudi sampai-sampai kepada cara orang Amerika berfikir, dan perbahasan 
intelek mereka. Pada hakekatnya politik pemerintahan AS sejak Perang Dunia 
Kedua adalah sebagai "Zionist Occupation Government". Lobi Yahudi sungguh 
berhasil menghunjam ke dalam Institusi Presiden AS . Tak seorang juapun 
presiden yang luput dari cengkeraman lobi Yahudi, sebab tanpa sokongan dana 
Yahudi tidak ada seorang juapun dari warga negara AS akan mampu berhasil 
menduduki Gedung Putih. 

Walaupun George Bush berpangkalan di Texas, pengaruh Yahudi terhadap institusi 
presiden dapat dinilai dari bilangan menteri dan penasihat berdarah Yahudi yang 
bertugas dalam kabinet George Bush.
 
Ari Fleischer, Jurubicara White House, selain dari seorang yang amat 
berpengaruh di kalangan masyarakat Yahudi di AS,  ia mempunyai pula 
kewarga-negaraan Israel. Ia adalah penyokong kuat kepentingan zionis Israel. 
Jurubicara White House adalah satu institusi yang amat penting dan berpengaruh, 
karena mewakili Presiden AS dalam menjelaskan dasar kebijakan politik Gedung 
Putih. Bukan itu saja, institusi jurubicara ini juga berwenang menjawab 
wawancara wartawan tanpa perlu rujuk kepada Presiden. 

Richard Perle yang selain dari Foreign Policy Advisor, juga menjadi Pentagon's 
Defense Policy Board dari Bush. Perle melantik konco-konconya yang keturunan 
Yahudi menjadi pembantu-pembantunya termasuk James Schlesinger, yang dikenal 
sebagai seorang Yahudi ultra yang tidak pernah berhenti menghasut pemimpin 
tentera Amerika untuk melancarkan serangan bom ke atas Iraq. Pada 1970-an Perle 
pernah dipecat dari jawatannya, karena membocorkan rahasia National Security 
Agency (NSA) kepada Duta Israel di Washington. Perle pernah juga bekerja untuk 
sebuah badan persenjataan Israel bernama Soltam. Patut dicatat Soltam membuat 
meriam kaliber 155 mm yang mampu menembak sasaran sejauh 41 kilometer yang juga 
digunakan oleh angkatan bersenjata Singapura. 

Paul Wolfowitz, seorang Yahudi yang mempunyai pandangan ultra dan ekstremis 
terhadap orang Palestina, menjabat Deputy Defense Secretary dalam kabinet Bush. 
Wolfowitz juga mempunyai hubungan rapat dengan angkatan bersenjata Israel. 

Douglas Feith yang menjabat Under Secretary of Defense, juga penasihat kepada 
Pentagon. Feith ini adalah seorang ultra Yahudi yang menjalin hubungan rapat 
dengan Zionist Organization of America, yang tugasnya ialah membantah segala 
bentuk usaha damai dengan Palestina dan juga menyerang orang Yahudi yang 
menganjurkan perdamaian dengan Palestina. Feith juga menjadi penasihat industri 
persenjataan Israel yang ingin mendapat kontrak menjual senjata kepada tentera 
AS.

Oleh sebab itu state terorism Israel harus dilawan dengan pedang bermata dua, 
perang dan diplomasi. Perang dengan metode bom-syahid dan tekanan diplomatik 
terhadap Bush supaya "berani" dengan tegas menyuruh pasukan Israel keluar dari 
bumi Palestina. Tekanan diplomatik atas Bush itu melalui segala jalur, Dewan 
Keamanan, Opec, Oki, Asean dll. Bom syahid yang sangat ditakuti Israel itu akan 
lebih efektif lagi jika 
-- SHAFA KANHM BNYN MRSHWSH, dibaca: shaffan ka-annahum bunyaanum marshuush, 
artinya: 
-- (secara) berbaris-baris laksana tembok yang bersusun-rapat (61:4). WaLlahu 
a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 14 April 2002
    [H.Muh.Nur Abdurrahman] 
http://waii-hmna.blogspot.com/2002/04/520-palestina-vs-amerika-serikat-israel.html



Reply via email to