Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 531
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 985
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
531. Jalur Satelit-Satelit Matahari dan Masalah Bahasa. 

-- Firman Allah SWT: KL FY FLK YSBhWN (S. YS, 40), dibaca: kullun fii falakiy 
yasbahuun (s. ya-sin), artinya: 
-- Tiap-tiap sesuatu berenang dalam falaknya (36:40). 

Sudah terlalu lama kita berkecimpung di permukaan bumi ini. Maka kini eloklah 
pula kita menengadah ke atas. Memperbincangkan falak atau jalur satelit-satelit 
matahari yang berbentuk irisan kerucut. Apa itu irisan kerucut? Tebaslah sebuah 
kerucut tegak lurus pada sumbunya. Maka bentuk irisan hasil tebasan itu adalah 
lingkaran. Jika kerucut itu ditebas tidak tegak lurus melainkan miring terhadap 
sumbu kerucut, maka irisan hasil tebasan itu berbentuk elips. Kalau pada 
lingkaran terdapat titik pusat, yaitu semua titik pada lingkaran jaraknya sama 
ke titik pusat yang disebut jari-jari, maka pada elips mempunyai yang disebut 
titik api, jumlahnya dua butir. Dengan demikian semua titik pada elips 
mempunyai dua potong garis semacam "jari-jari" yang panjangnya tidak sama. Ciri 
khas elips ialah semua titik pada elips itu jumlah kedua "jari-jari" itu sama 
panjangnya. Sehingga apabila kedua titik api itu berimpit, maka elips itu akan 
menjadi lingkaran. 

Matahari terletak pada salah satu titik api elips, di mana merupakan jalur atau 
garis edar dari hampir semua satelit-satelit matahari mengorbit matahari. Bumi 
yang merupakan salah satu satelit matahari terletak pada salah satu titik api 
elips garis edar bulan mengorbit bumi. Namun karena kedua titik api itu sangat 
dekat sehingga secara aproksimasi dianggap berimpit, maka bulan dianggap 
mengorbit bumi dalam bentuk lingkaran. 

Masih ada tiga jenis lagi irisan kerucut. Apabila kerucut itu ditebas sejajar 
dengan sisi kerucut, maka irirsan hasil tebasan itu berbentuk garis lengkung 
terbuka yang disebut parabola. Telah disebutkan di atas bahwa hampir semua 
satelit-satelit matahari mengorbit matahari  dalam bentuk elips, artinya ada 
satelit matahari yang jalurnya tidak berbentuk elips, melainkan parabola. 
Itulah dia yang disebut komet yang muncul sekali-sekali di atas bola langit, 
yang berekor panjang sekali, sehingga komet itu disebut pula bintang berekor. 
Banyak komet diperkirakan menempuh jalur berbentuk parabola dalam beredar 
melintasi matahari sebagai titik pusat parabola. Dikatakan beredar melintasi, 
oleh karena parabola itu bukan garis lengkung tertutup, melainkan garis 
lengkung terbuka, maka sekali datang mendekat matahari pada jalur kaki parabola 
yang satu, kemudian meninggalkan matahari melalui jalur kaki parabola yang satu 
lagi untuk pergi selamnya dan tidak pernah kembali lagi. Kecuali beberapa komet 
ada yang "direnggut" oleh gravitasi matahari dari orbit asalnya yang berbentuk 
parabola itu menjadi elips, sehingga secara periodik komet itu menampakkan 
diri, seperti misalnya Komet Halley. 

Apabila kerucut itu ditebas sejajar dengan sumbu kerucut, maka irisan hasil 
tebasan itu berupa garis lengkung terbuka yang disebut hiperbola. Sampai 
sekarang orang berkeyakinan tidak ada satelit matahari yang lintasannya 
berbentuk hiperbola. Apabila kerucut itu ditebas tepat pada sumbu kerucut, maka 
irsan hasil tebasan itu berbentuk dua garis berpotongan pada titik puncak 
kerucut. Irisan kerucut terakhir ini juga diyakini tidak ada satelit matahari 
yang menempuh jalur seperti itu.

***

Di atas saya memakai ungkapan menengadah ke atas. Sesungguhnya menengadah sudah 
berarti melihat ke arah atas kepala, jadi sesungguhnya bubuhan ke atas sesudah 
kata menengadah suatu kelebihan yang tidak perlu. Itulah bahasa, tidak 
mengikuti logika bermatematika. Di samping pemakaian menengadah ke atas juga 
ada kalanya dipakai pula ungkapan menunduk ke bawah. Ini juga berlebihan, sebab 
menunduk sudah berarti melihat ke bawah ke arah kaki. Berteriak nyaring, ini 
juga kelebihan sebab kalau orang berteriak maka suaranya pasti nyaring. 
Penguatan ke atas dan kebawah serta nyaring tersebut disebut bergaya hiperbola. 
Di sini bahasa bertemu dengan matematika, hiperbola irisan kerucut yang ditebas 
sejajar dengan sumbunya.

Di atas saya pakai istilah bahasa Inggris yang telah diadopsi ke dalam kosa 
kata bahasa Indonesia, yaitu kata aproksimasi dari approximation. Saya tidak 
pakai istilah "pendekatan", oleh karena pendekatan ini punya dua makna: 
approximation dan approach. Tidaklah perlu kita malu untuk mengakui bahwa dalam 
beberapa hal bahasa Indonesia masih ada kekurangannya. Misalnya bulan dalam 
bahasa Indonesia mempunyai dua makna, yaitu qamar, moon dan syahr, month. 
Sebaliknya bahasa Indonesia dalam beberapa hal lebih kaya dari bahasa Belanda: 
lengan, miskin, dan malang dalam bahasa Belanda semuanya dikatakan "arm". Kita 
dan kami tidak dapat dibedakan dalam bahasa Arab, Inggris, Jerman dll, yaitu 
nahnu, we, wir. Saya teringat akan sebuah film Indonesia yang menceritakan 
zaman penjajahan Belanda (lupa judulnya) Dalam sebuah adegan seorang controleur 
memarahi staf bawahannya yang semuanya pribumi. "Jullie zijn ezels". Para staf 
menjawab: "Ya, mijnheer, wij zijn ezels". Kembali membentak sang controleur: 
"Jullie hoor, maar ik niet". (Jullie zijn ezels = kamu semua keledai. Ya, 
mijnheer, wij zijn ezels = ya, tuan kita atau kami keledai. Jullie hoor, maar 
ik niet = Hai kamu semua, tetapi saya tidak. Karena wij dapat berarti kita atau 
kami, maka wij itu dapat berarti kita, jadi termasuk pula sang controleur 
seperti keledai, sehingga sang controleur membersihkan dirinya bahwa dalam kata 
wij tidak termasuk dirinya, artinya dalam bahasa Indonesia maknanya wij = 
kami). 

Insya Allah dalam seri berikut akan diperbincangkan satelit matahari yang 
pengacau dan terrorist, yang jalurnya berbentuk parabola dan elips. WaLlahu 
a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 7 Juli 2002
   [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2002/07/531-jalur-satelit-satelit-matahari-dan.html


Kirim email ke