Bocoran Wikileaks: Mendanai FPI adalah Tradisi Polri dan BIN Sabtu, 3 September 2011 21:08 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikileaks memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI). Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri, telegram rahasia itu juga mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI. Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam. Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi. "Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu. Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran ‘attack dog’ itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN. Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan. Penulis : Dodi Esvandi Editor : Dodi Esvandi http://m.tribunnews.com/2011/09/03/bocoran-wikileaks-mendanai-fpi-adalah-tradisi-polri-dan-bin Bocoran Wikileaks: Donatur FPI Telah Menciptakan "Monster" Sabtu, 3 September 2011 21:36 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikilekas memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI). Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri, bocoran Wikileaks juga menyebutkan mengenai mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto sebagai tokoh yang pernah mendanai FPI. Dan di telegram terbaru di akhir 2006 yang kemudian dibocorkan oleh Wikileaks, disebutkan bahwa Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), mengatakan bahwa para pensiunan jenderal yang selama ini membantu dan mendanai FPI, termasuk mantan Kapolda Metro Jaya Nugroho Djajusman, belakangan kehilangan kontrol atas kelompok tersebut. Disebutkan bahwa para donatur FPI itu telah "menciptakan monster" yang sekarang menjadi independen dan tidak merasa terikat kepada para donatur mereka sebelumnya. "Walaupun siapa saja yang memiliki uang dapat menyewa FPI untuk kepentingan politik, namun tidak ada seorang pun di luar FPI bisa mengontrol Habib Rizieq yang kini menjadi bos bagi dirinya sendiri,” ungkap bocoran telegram rahasia tersebut. Penulis : Dodi Esvandi Editor : Dodi Esvandi http://m.tribunnews.com/2011/09/03/bocoran-wikileaks-donatur-fpi-telah-menciptakan-monster Bocoran Wikileaks: Nugroho Djajusman, Tokoh yang Dihormati FPI Sabtu, 3 September 2011 21:27 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wikileaks kembali membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikilekas memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI). Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri, dan menyebutkan mengenai mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto sebagai tokoh yang pernah mendanai FPI, bocoran Wikileaks juga mengatakan bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (purn) Nugroho Djajusman, sebgai tokoh yang ‘dihormati’ di lingkungan FPI. Bocoran Wikileaks menyebutkan bahwa FPI mempunyai kedekatan dengan Nugroho Djajusman, dan Nugroho telah mengakui hal itu kepada pejabat Kedubes AS. "Tapi Nugroho membela diri dengan mengatakan bahwa suatu hal yang lumrah ia memiliki kontak dengan semua organisasi, termasuk FPI, karena posisinya saat itu sebagai Kapolda Metro Jaya," ungkap Wikileaks. Telegram ini kemudian membeberkan bagaimana Nugroho menggambarkan hal itu, dengan mengklaim bahwa Jenderal Sutanto saat menjadi Kapolri, kekurangan koneksi yang diperlukan dengan FPI. Dan saat terjadi demonstrasi disertai aksi kekerasan oleh massa FPI, Sutanto terpaksa harus menelepon dan meminta bantuan Nugroho sebagai tokoh yang dihormati di lingkungan FPI. "Nugroho kemudian mengatakan kepada pejabat Kedutaan AS bahwa dia kemudian menelepon Ketua FPI, Habib Rizieq, dan mengatur penyerahan diri tiga orang anggota FPI, yang mengatur kekerasan di depan Kedubes AS," ungkap bocoran kawat diplomatik tersebut. Penulis : Dodi Esvandi Editor : Dodi Esvandi http://m.tribunnews.com/2011/09/03/bocoran-wikileaks-nugroho-djajusman-tokoh-yang-dihormati-fpi Polri: Hubungan Dengan FPI Sebatas Mitra Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI menyatakan hubungannya dengan Front Pembela Islam (FPI) hanya sebatas mitra kerja. Hal itu diungkapkan menyikapi situs pembocor kawat diplomatik, Wikileaks yang memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI). "Hubungan Polri dengan FPI adalah hubungan penegak hukum dengan kelompok masyarakat. Polri melayani masyarakat tentu mereka adalah mitra kami dalam hal menegakkan nilai hukum," ujar Kabag Penum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar ketika dihubungi, Minggu (4/9/2011). Boy menyatakan selama ini bila oknum masyarakat yang melanggar hukum secara personal dan kelompok akan diadili dengan proses hukum yang berlaku. "Silakan lihat sendiri apa yang pernah ada. Kalau ada yang keliru dari orang-orang yang melakukan pelanggaran, penegakkan hukum tetap berjalan," kata dia. Boy menambahkan tidak melakukan tebang pilih dalam melakukan penegakan hukum."Baik pribadi ataupun kelompok kami proses hukum, kita tidak ada tebang pilih. Coba diingat-ingat lagi, apakah Polri pernah tidak melakukan proses hukum terhadap oknum-oknum yang melanggar hukum," pungkasnya. Diketahui, telegram rahasia itu mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI. Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam. Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi. "Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu. Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran ‘attack dog’ itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN. Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan. Bocoran Wikileaks juga mengatakan bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (purn) Nugroho Djajusman, sebagai tokoh yang ‘dihormati’ di lingkungan FPI. Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Prawira Maulana http://www.tribunnews.com/2011/09/04/polri-hubungan-dengan-fpi-sebatas-mitra FPI: Agen BIN Jual Informasi ke Wikileaks Penjahat Negara Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Hidayat TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) memberikan bantahan atas dokumen yang diungkap wikileaks yang kemudian diungkap kembali oleh tribun. Klarifikasi disampaikan oleh Ketua FPI, Munarman SH. "Sumbernya itu kan Yahya Assegaf (bukan Yaya seperti ditulis wikileaks itu), yang orang BIN dan menjual info ke AS (itu ditulis wikileaks sendiri).Perlu diketahui orang ini melalui anaknya Hani Y Assegaf juga mendirikan Indonesia Israel public Affair Commite (IIPAC), yang kemarin heboh membuat perayaan kemerdekaan Israel di Jakarta," kata Munarman kepada Tribun, Minggu (02/09/2011). "Lha antek Amerika dan antek zionis Israel memang suka menebar fitnah dan isu demi uang. Dan sudah terbukti orang BIN ini menjual info ke kedutaan Amerika," tegas Munarman. Munarman kemudian mempertanyakan, apakah polisi adalah sebuah institusi yang dibutuhkan, sebagai institusi milik masyarakat ataukah sebuah institusi penjahat. Kalaupun FPI di katakan oleh Yahya Assegaf digunakan oleh polisi, lanjut Munarman, itu artinya digunakan untuk kemanfaatan masyarakat. "Sekali lagi, ini kalaupun dimanfaatkan oleh polisi. Kemudian, agen BIN menjual informasi kepada kedutaan asing dan jadi alat zionis Israel (dengan mendirikan IIPAC, apakah itu sikap dan tindakan patriotik dan memiliki jiwa nasionalisme. Begitu agen BIN atau pejabat negara ini menjual info kepada asing itu artinya dia pengkhianat," kecam Munarman. Pengkhianatan kepada negara, tandas Munarman lagi, harusnya dihukum mati sebagaimana ketentuan dalam KUHP. Kemudian, Wikileaks itu membocorkan kawat kawat diplomatik AS. "Itu artinya persepsi dan perspektif laporan dalam kawat tersebut sangat sepihak berdasarkan standar dan kepentingan AS.Dan jangan pernah dilupakan, sampai saat ini tidak pernah ada bocoran kawat diplomatik tentang israel. Ada apa dengan pola wikileaks ini," Munarman mempertanyakan kembali. Penulis: Rachmat Hidayat | Editor: Widya Buana http://www.tribunnews.com/2011/09/04/fpi-agen-bin-jual-informasi-ke-wikileaks-penjahat-negara