Dijamin kemungkinan besar.. mafia yang akan menang pak
Dari inti 
berita anda, mafia punya uang, punya kuasa dan mengendalikan aparat. 
Sedang rakyat hanya punya semangat dan harapan.. bisa2 saat rakyat 
disana demonstrasi anti korupsi, ehh pelaku masih asyik terus korupsi 
atau tidur pulas menikmati hasil korupsi
Menyebalkan........
Mungkin
 koruptor baru kapok, jika masyarakat memperlakukan koruptor seperti 
maling ayam.. bisa jadi lhooo.. gara2 tidak ada respon memadai dari 
aparat,
 karena jengkelnya rakyat trus anarki... secara diam2 atau beramai2 
rumah atau mobil atau koruptornya dilempari batu
(catatan: anarki terjadi krn tdk ada kepastian hukum)
==================
Dari: Jarak Indonesia <jarak...@yahoo.com>
Judul:  Rakyat Vs Mafia: Korupsi Dana DAK Pendidikan Tulungagung
Tanggal: Jumat, 23 September, 2011, 3:55 PM







 



  


    
      
      
      
http://warta-online.blogspot.com/2011/09/warta-online-rakyat-vs-mafia-korupsi.html

Dari 3 kliping yang terlampir dibawah ini ada kesimpulan:
Meski 
didemonstrasi oleh masyarakat & sudah dilaporkan kepada pihak 
berwenang, mungkin konspirasi dan korupsi dana DAK pendidikan di 
Tulungagung akan terus berjalan. Dan para pelaku cuek.
Apa karena 
dinas pendidikan, pejabat & para mafia yakin bahwa 
aparat hukum akan diam meski ada korupsi, karena sudah dibayar & ikut
 mendapat bagian??? 
Mungkin ini yang membuat para mafia itu didalam 
pertemuan dengan para pejabat Tulungagung, tidak ragu menyebut nama 
beberapa pejabat tinggi aparat hukum sebagai orang yang patuh pada mafia
 itu karena karir dan penghasilan dari pejabat hukum sangat tergantung 
pada para mafioso itu.
Inikah yang membuat korupsi dana pendidikan di
 Tulungagung tidak pernah ada tindak lanjut, meski banyak kasus sudah 
jelas alat buktinya?
-----------------------------------------------------------------
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:JD076KH_VQ8J:www.harianbhirawa.co.id/kasus/36637-tuntut-koruptor-pemkab-dihabisi+abaikan+korupsi+dak+pendidikan+tulungagung&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id

                
                Tuntut Koruptor Pemkab DihabisiSunday , 18 September 2011 19:48 
        
                
                        
                        Media Online Bhirawa            
                
                

                
        
        




Tulungagung, Bhirawa
Sedikitnya seratusan massa pengunjuk rasa 
 yang menamakan diri Komunitas Tulungagug satu, Jumat (16/9), melakukan 
aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD dan Patung Kartini sekitar 
Alun-Alun Kota Tulungagung. Mereka menuntut agar para koruptor di tubuh pemkab 
setempat dihabisi.
Aksi unjuk rasa ini cukup menarik perhatian warga 
 yang saat itu melintas di seputaran Alun-Alun. Apalagi gabungan 
berbagai elemen masyarakat Kota Marmer itu juga menyuguhkan atraksi 
teatrikal yang cukup memikat.
Koordinator aksi, Zainul Fuad, seperti 
yang tertulis dalam selebaran yang disebar ke publik, menyatakan sudah 
tidak asing lagi jika setiap kali ada persoalan kasus yang identik 
dengan keuanga daerah di tubuh Pemkab Tulungagung hanya diselesaikan dengan 
cara politis. "Salah satu contohnya DAK Pendidikan yang diduga penuh intrik 
rekayasa," katanya.
Selanjutnya,
 dia menyatakan hal itu kini seharusnya menjadi pekerjaaan rumah (PR) 
bagi penegak hukum untuk tidak berpangku tangan saja. Terlebih dari 
hasil pemberitaan media lokal dan nasional tidak sedikit yang berhasil 
mengendus aroma busuk dugaan praktik korupsi tersebut.
Pantaua
 Bhirawa, aksi unjuk rasa yang dikawal aparat kepolisian ini berlangsung
 tertib. Mereka langsung membubarkan diri begitu usai mementaskan drama 
teatrikal. Sebelumnya, Zainul Fuad juga membacakan tuntutannya secara 
lengkap. Selain meminta koruptor dihabisi, dia menuntut agar jangan 
libatkan pegawai afkiran untuk menata birokrasi, adanya transparansi 
anggaran, adili mafia DAK, pendidikan murah , kesehatan murah dan jangan 
politisir kasus. 
[wed]--------------------------------------------------------------
http://mnusantara.blogspot.com/2011/08/medianusantara-konspirasi-korupsi-dana.html

Notes

Demi info yang seimbang dan
 tidak sepihak, kami menyarankan agar dilakukan konfirmasi kepada pejabat 
kabupaten Tulungagung.

Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung (bpk. Bambang)  HP: 081335722229

Anggota DPRD kabupaten Tulungagung (bpk. Supriono) HP: 08125905711

(tim)



Siaran Pers PANGGUNG (Paguyuban LSM Tulungagung)

bahwa pada:

Tanggal:17 Agustus 2011

lokasi  :
 Hotel Elmi Surabaya, kemudian pindah ke Hotel Mojopahit Surabaya.

Jam     : sekitar pukul 20.00 - selesai



Bertepatan
 dengan hari proklamasi kemerdekaan, bukannya bagaimana merenungkan hari
 kemerdekaan & bagaimana mengisinya dengan hal berguna, agar negara
 ini bisa maju, tapi malah beraktifitas & ber-konspirasi 
merencanakan korupsi dana pendidikan yang seharusnya untuk meningkatkan 
kualitas pendidikan & mencerdaskan generasi penerus bangsa.



Itulah yang patut diduga telah dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten 
Tulungagung, bpk Bambang, Kepala Bagian keuangan kabupaten Tulungagung, bpk 
Fauzi, bersama mafia pendidikan yang sudah beberapa kali diberitakan oleh media 
massa yakni ibu Inggarwati
 yang
 mengakunya merupakan utusan Distributor produk pendidikan di Jawa 
Timur, PT. Cipta Inti Surabaya, dan juga mendapat mandat dari PT. 
Bintang Ilmu dan PT Mapan yang meng-klaim sebagai Distributor Tunggal 
untuk produk2 peningkatan mutu pendidikan dari kementrian pendidikan 
nasional, Rudi yang mengaku utusan dari Kadin (kamar Dagang dan 
Industri) Jawa Timur, dan beberapa orang lagi yang mengaku utusan dari 
DPRD kabupaten Tulungagung serta beberapa orang pengusaha.



Tim 
LSM Tulungagung yang sudah lama menduga bahwa banyak korupsi di 
Tulungagung direncanakan dliuar kota, setelah mendapatkan info, lalu 
membuntuti kepergian beberapa pejabat penting Tulungagung ini. Biasanya 
pertemuan2 pejabat dan para mafia koruptor iu dilakukan ditempat hiburan
 malam, (dugem) mungkin karena bulan ramadhan, waktu dibuntuti para 
pejabat itu
 pergi ke hotel Elmi kota Surabaya. Dan saat mereka tak sengaja melihat 
bahwa ada beberapa anggota LSM dari Tulungagung ternyata
 ada di Hotel Elmi juga, maka pertemuan kelihatan terburu2 dan mereka 
bergegas pergi bersama2 entah kemana. Agar tidak ketahuan membuntuti,
 akhirnya hanya 1 orang rekan LSM yang membuntuti, untuk melihat apakah 
pertemuan itu bubar, ataukan dilanjutkan ketempat lain. Ternyata rapat 
dilanjutkan ketempat lain, yakni di restoran di hotel Mojopahit 
surabaya.



Mungkin merasa aman karena tidak melihat lagi kerumunan
 LSM dari Tulungagung, akhirnya pertemuan mereka itu dilanjutkan. Mereka
 tidak mengetahui bahwa ada satu anggota LSM Tulungagung yang mengintip 
pertemuan itu.



Hasil pertemuan:



bahwa pekerjaan untuk 
peningkatan mutu pendidikan akan diberikan kepada Inggarwati, Rudi dan 
pengusaha yang mewakili kepentingan DPRD. Maka pekerjaan akan mulai 
diatur agar dalam pelelangan dokumennya diatur, juga mekanismenya 
diatur, agar orang lain tidak bisa mengikuti pelelangan dan atau 
mengatur panitia agar memenangkan Inggarwati atau orang2nya.



Dalam
 pertemuan itu Inggarwati menjamin, meskipun nanti mekanismenya agak 
menyimpang, tidak perlu kuatir jika dilaporkan oleh para LSM,
 karena menurut Inggarwati, dirinya diback-up oleh pejabat tinggi
 kejaksaan agung. Sehingga nanti jika ada laporan dari LSM pada 
kejaksaan negeri ataupun kejaksaan tinggi, pasti aparat kejaksaan di 
Jawa Timur tidak akan berani memeriksa pekerjaan ini (terdengar nama 
Marwan, yang katanya merupakan pejabat yang cukup kuat di kejaksaan 
agung, entah apa jabatannya)



Menurut Inggarwati dibeberapa daerah
 yang dia mengerjakan pekerjaan peningkatan mutu pendidikan yang 
dibiayai dana DAK pendidikan, meski ada mekanisme yang tidak terlalu 
sesuai dengan aturan, dan tidak sesuai dokumen pelelangan RKS serta 
barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi dari kementrian 
pendidikan, terbukti aman2 saja, dia menyebutkan kabupaten probolinggo, 
kabupaten lumajang, kabupaten Mojokerto, kabupaten Ngawi dan beberapa 
tempat lagi diluar Jawa Timur. Yang penting bagaimana panitia mau 
memenangkan Inggarwati atau orang2nya. Karena selain punya backing dan 
menjalankan perintah dari oknum di kejaksaan agung yang bernama Marwan 
tadi
 untuk mencarikan "dana operasional", juga aparat hukum di jawa Timur 
dan beberapa tempat lain telah menerima jasa baiknya, baik promosi 
jabatan ataupun juga mendapat "setoran" rutin darinya. 



Hal ini 
ditambahi oleh orang yang bernama Rudi yang mengaku suruhan dari Kadin 
jawa timur, bahwa seperti yang dilakukan Rudi sebagai penyedia kain dan 
seragam untuk para pegawai negeri di hampir seluruh kabupaten di Jawa 
Timur, menyatakan menjamin aman, karena seperti pengadaan kain dan 
seragam para pegawai negeri tadi, meski bahan kain tidak sesuai 
spesifikasi dan mutu yang ditentukan, tapi terbukti aman2 saja, karena 
selain di backing oleh Ketua Kadin Jawa Timur, juga rutin memberi 
setoran untuk memelihara aparat hukum.



Dan dijamin dari proses 
pengadaan tersebut, dinas pendidikan dan pejabat di Tulungagung, baik 
pejabat kabupaten dan DPRD akan mendapatkan bagian yang besar, sekitar 
25%-30% dari nilai proyek.



Bahkan, Inggarwati, Rudi cs
 berjanji akan membantu mengatasi masalah hukum yang akan timbul dari 
penyelewengan pembangunan gedung sekolah2 yang didanai oleh dana DAK 
pendidikan tahun 2010, maupun tahun2 sebelumnya. Karena sudah rahasia 
umum, meskipun selama bertahun2 mendapat dana DAK pendidikan untuk 
pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah lebih dari 5 tahun 
berturut2, sekolah di Tulungagung yang mendapatkan dana itu, sekolah 
tetap hancur. kemana dana pembangunan itu? beberapa waku yang lalu 
sempat diperiksa oleh aparat hukum, termasuk adanya pembelian mebelair 
(meja kursi) untuk murid dan guru, ternyata yang ada bukan pembelian, 
tapi barang lama diperbaiki dan dica/ dipernis, agar tampak baru. dan 
itu dalam laporan keuangan ditulis bahwa membeli mebelair baru dengan 
besar anggaran adalah sebesar pembelian mebelair baru. Kasus ini pernah 
diberitakan oleh media massa, dan sempat diperiksa aparat, ternyata 
kemudian tidak ada kabar beritanya.



Jadi selain mafia perampok
 uang negara, rupanya juga mengaku sebagai markus (makelar kasus) dengan
 klaim sebagai suruhan oknum pejabat kejaksaan agung tadi.



Jadi kesimpulan dari LSM Tulungagung, 

Bahwa
 pengadaan produk peningkatan mutu pendidikan, akan direkayasa untuk 
memenangkan Inggarwati dan komplotannya, dan cenderung akan mengurangi 
kualitas dari spesifikasi dan mutu yang ditentukan oleh kementrian 
pendidikan nasional, agar ada banyak kelebihan dana yang akan dinikmati 
bersama oleh para mafia dan pejabat di Tulungagung, juga untuk 
memberikan dana operasional untuk oknum yang bernama Marwan dan para 
aparat hukum di Jawa Timur dan Tulungagung. maka perlu dicari info, 
siapakah oknum bernama Marwan tadi, dan apa jabatannya di Kejaksaan 
Agung dan siapa komplotannya di lembaga aparat hukum Jawa Timur. Karena 
kami kuatir ini hanya klaim dari Inggarwati, komplotannya dan pejabat 
kabupaten Tulungagung untuk menakut2i LSM di Tulungagung, agar 
konspirasi untuk merampok uang
 negara ini tidak dipantau oleh para LSM di Tulungagung.



Dan 
kelakuan para pejabat ini sangat merendahkan derajat sebagai pegawai 
pemerintah, kok mau2nya disuruh dan dipanggil oleh para mafia ini jauh2 
dari Tulungagung ke Surabaya (jaraknya 250 km) untuk patuh dan atau 
berkomplot bersama mafia perusak ekonomi bangsa. Dan klaimnya konspirasi
 ini mendapat restu dari Bupati, benarkah?



PANGGUNG 

Paguyuban LSM Tulungagung



A.Boegank

koordinator
---------------------------------------------------------------------------
http://www.prigibeach.com/?soda=YmFjYV9iZXJpdGE=&pan=MzI2MQ==
Senin, 05 April 2010 00:49:31 Wib                               

                        

Tulungagung : Kasek Bungkam, Polisi Buntu

Penyelidikan Mark-Up Mebelair SD Tulungagung (prigibeach.com/Jpos)


Upaya polisi mengungkap dugaan mark-up proyek mebelair Dinas 

Pendidikan (Diknas) Tulungagung, tampak menemui jalan buntu. Itu 

disebabkan sejumlah kepala sekolah (kasek) yang dimintai keterangan di 

mapolres memilih bungkam alias tutup mulut.Seperti disampaikan 

Kapolres Tulungagung AKBP Rudi Kristantyo melalui Kasatreskrim AKP 

Mustofa kemarin. Perwira dengan tanda pangkat tiga balok di pundak ini 

mengatakan, kasek hanya sebagai saksi dugaan proyek mebelair yang 

merugikan keuangan negara Rp 512 juta. Meski begitu mereka terkesan 

ketakutan."Memang tidak semua kasek penerima bantuan yang kami 

periksa. Hanya perwakilan saja. Tapi ya itu tadi. Semuanya bungkam 

karena ketakutan," tutur mantan Kasatreskrim Polres Blitar ini.AKP


Mustofa melanjutkan, akibatnya polisi kesulitan menggali keterangan 

untuk mengungkap mark up proyek yang bersumber dana alokasi khusus (DAK)

2007 itu. Namun pihaknya tetap menghargai sikap yang diambil oleh 

kasek. "Kami dapat memaklumi sikap mereka. Mungkin karena masih aktif 

menjabat sebagai pegawai negeri, mereka memilih bungkam," terangnya.Meski

gagal, AKP Mustofa menjamin penyelidikan polisi jalan terus. Saat ini 

harapan polisi hanya tertumpu pada laporan data hasil audit BPK. 

Sayangnya, hasil audit BPK pun bersifat global. Tidak tertulis secara 

terperinci item yang diduga digelembungkan oleh dua rekanan."Repotnya

 ya itu, dalam laporan hasil audit BPK tidak ditulis secara rinci. Kami 

harus metani (mengurai, red) satu per satu agar semuanya jelas," 

tuturnya.Satu lagi yang menjadi catatan polisi. Yakni terdapat 

bukti tanda kesepakatan proyek atau addendum. Intinya, pihak rekanan 

bersedia mengganti jika dalam proyek tersebut ditengarai bermasalah."Apalagi

 pihak rekanan sudah mengganti kekurangan dan kesalahan sesuai dengan 

ketentuan ganti rugi yang diajukan oleh BPK. Otomatis rekanan pasti 

merugi," kata AKP Mustofa.Seperti diberitakan sebelumnya, dua 

adik pejabat teras di Pemkab Tulungagung mendapat proyek mebelair untuk 

79 SD sebesar Rp 869 juta. Ditengarai proyek pada 2007 itu bermasalah. 

Ada dugaan mark up hingga Rp 512 juta.Itu berdasar laporan BPK 

yang diungkapkan Kapolres Tulungagung AKBP Rudi Kristantyo. Polisi pun 

menyelidiki kasus ini. (tri/her/Jpos) 


 




 



  



Kirim email ke