Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 604
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 1009
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
604. Interpretasi yang Berbeda Mengenai Fakta yang Sama

Konon di Amerika pernah diadakan penelitian atas dua ras yang berbeda yang 
dipilih secara acak. Tujuan penelitian itu ialah untuk dapat mengetahui tentang 
IQ dari kedua ras itu, yakni ras kulit putih dan ras kulit hitam. Masing-masing 
ras itu diplot IQ dengan populasi (N). Hasil penelitian itu menujukkan bahwa 
baik kurva kulit putih maupun kurva kulit hitam mendekati kurva normal. Adapun 
kurva normal itu ibarat gunung yang lerengnya kiri dan kanan dari puncak 
bentuknya setangkup (simetris). Artinya puncak gunung itu berada di 
tengah-tengah antara lereng kiri dengan lereng kanan. Kurva IQ-N ras kulit 
putih puncaknya miring ke kanan dari puncak kurva normal, sedang kurva IQ-N ras 
kulit hitam puncaknya miring ke kekiri dari puncak normal. Baik kurva ras kulit 
putih maupun ras kulit hitam puncaknya sama tinggi dengan kurva normal. Itulah 
dia fakta yang pada pokoknya menunjukkan bahwa walaupun IQ-maksimum ras kulit 
putih sama tinggi dengan IQ-maksimum ras kulit hitam, namun lebih banyak 
jumlahnya ras kulit putih ber-IQ-maksimum ketimbang ras kulit hitam.

Dahulu di negerinya orang Boer (=petani) Afrika Selatan yang beremigrasi dari 
Negeri Kincir angin berpemerintahan rasis, yang memenjarakan Nelson Mandela 
lamanya (maaf, kurang ingat) sekitar 27(?) tahun. Maka pemerintahan rasis 
Afrika Selatan itu dan juga golongan rasis di Amerika Ku Klux Klan melihat 
fakta kurva IQ-N tersebut akan mengatakan bahwa memang ras kulit putih lebih 
unggul dari ras kulit hitam. Akan tetapi tentu Nelson Mandela akan berkata 
lain: "Itulah buktinya dalam hal pendidikan ras kulit hitam tidak diberi 
kesempatan yang sama ketimbang ras kulit putih.

***  

Dua ekor cacing yang hidup, seekor dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air 
mineral dan yang seekor lagi dimasukkan ke dalam gelas yang berisi arak. Lalu 
apa yang terjadi? Cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu 
bersuka-ria di dasar gelas, namun cacing yang berada di dalam arak itu 
menggeletak mati.

Ada dua kelompok yang menyaksikan percobaan itu. Kelompok yang satu ingin 
menegakkan Syari'at Islam secara kaffah (totalitas) baik substantif maupun 
dalam proses, yaitu sekaligus kultural dan struktural, serta dengan pendekatan 
tekstual, kontekstual, hikmah, takwil, isyarat dan konsepsional. Sedang 
kelompok yang lain yang menamakan dirinya dengan "Islam Liberal" berfaham bahwa 
Rasul memang berhasil menterjemahkan cita-cita sosial  dan  spiritual Islam di 
Madinah. Akan tetapi, Islam yang diwujudkan di sana adalah Islam historis, 
sejarah masa lalu, partikular artinya bermuatan lokal, tidak universal, dan 
kontekstual yakni terikat dengan situasi/kondisi. Banyak ajaran Islam yang 
sudah tidak layak untuk diikuti, terutama ayat-ayat Madaniyah dan Sunnah Nabi 
yang terikat ruang (Hijaz) dan waktu (abad VII M) dan bersifat temporer. 

Kelompok pertama setelah melihat hasil percobaan itu berpendapat: SubhanaLlah, 
itulah hikmah Allah SWT mengharamkan khamar dalam arti tekstual. Lihatlah arak 
itu membahayakan kehidupan makhluk. Dalam konteks kesehatan akal manusia arak 
itu merusak sel-sel otak. Sanksi cambuk bagi pemabuk adalah Rahamatan 
lil'A-lamiyn. Keras bagi pemabuk, tetapi rahmat bagi ummat manusia, Syari'at 
Islam melindungi dan memelihara akal manusia.

Kelompok kedua berpendapat:  Ajaran Islam tentang haramnya arak itu adalah 
muatan lokal sudah tidak layak untuk diikuti, itu termasuk larangan temporer 
terikat ruang (Hijaz) dan waktu (abad VII M). Benarlah apa yang dikatakan oleh 
iklan, "terjunlah ke dunia modern dengan minum arak" Lihatlah hasil percobaan 
itu, cacing mati dalam arak. Supaya tidak cacingan minumlah arak.

***

Kita kenal dalam ilmu manajemen yang disebut SWOT. Itu adalah kependekan dari 4 
kata: strength, weakness, opportunity, dan threat, kekuatan, kelemahan, 
kesempatan dan tantangan. Adapun kekuatan dan kelemahan dipihak yang satu 
dengan kesempatan dan tantangan pada pihak yang lain merupakan dua sisi mata 
uang yang tak dapat dipisahkan. Kekuatan masa lalu membuahkan kesempatan masa 
depan. Kelemahan masa lalu membuahkan tantangan masa depan. Kekuatan dan 
kelemahan adalah kajian  masa lalu, sedangkan, kesempatan dan tantangan adalah 
orientasi masa depan. Masa lalu erat kaitannya dengan masa depan, ibarat dua 
sisi mata uang seperti dikatakan di atas itulah.

Firman Allah: YAYHA  ALDZYN AMNWA  ATQALLH  WLTNZHR  NFS  MA  QDMT  LGHD  
WATQALLH  (S. ALhSYR, 59:18), dibaca: Ya-ayyuhalladzi-na a-manut taquLa-ha 
waltanzhur nafsum ma- qaddamat lighadin wattaquLa-h (s. alhasyr), artinya: Hai 
orang-orang beriman, taqwalah pada Allah dan wajiblah setiap diri manusia itu 
mengkaji masa lalu untuk orientasi masa depan,  dan taqwalah pada Allah (59:18).

Petunjuk Allah SWT dalam mengkaji fakta masa lalu, dimulai dengan taqwa, 
dikunci dengan taqwa. 
Kita baru saja selesai dengan menunaikan ibadah puasa, yang bertujuan 
meningkatkan diri orang beriman menjadi bertaqwa. Bahwa dalam seluruh aspek 
kehidupan, bertaqwa itu sangatlah terpenting, baik menyangkut tataran ruhaniyah 
maupun menyangkut tataran intelektual. Dengan pengkajian fakta masa lalu 
berlandaskan taqwa akan menghasilkan: "kekuatan akan dilihat sebagai kekuatan 
dan kelemahan akan dilihat sebagai kelemahan," karena pengkajian fakta masa 
lalu disinkronkan antara penglihatan qalbu dalam tataran ruhaniyah dengan 
penglihatan mata kasar, pengolahan pikiran yang rasional dalam tataran 
intelektual. Allahumma arina lhaqqa haqqan, ....... wa arina lbaathila 
baathilan, .......  Ya Allah perlihatkanlah pada kami yang benar itu benar, 
....... dan perlihatkanlah pada kami yang salah itu salah, .......  WaLlahu 
a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 7 Desember 2003
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2003/12/604-interpretasi-yang-berbeda-mengenai.html

Reply via email to