BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
1013 Kebohongan dan Pelintiran Berita

Kebohongan dan pelintiran berita termasuk dalam hal politik pemberitaan.

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/25/293947/293/14/Menag-Tegaskan-Syiah-Bertentangan-dengan-Islam
JAKARTA--MICOM: Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa aliran Syiah 
bertentangan dengan ajaran Islam. Pernyataan tersebut berdasarkan keputusan 
Kementerian Agama dan MUI yang menyatakan bahwa Syiah bukanlah Islam. 
Kementerian Agama RI mengeluarkan surat edaran no D/BA.01/4865/1983 pada 5 
Desember 1983 tentang golongan syiah dan menyatakan bahwa Syiah tidak sesuai 
dan bahkan  bertentang dengan ajaran islam. Rakernas MUI pada 7 Maret 1984 di 
Jakarta merekomendasikan umat Islam Indonesia agar waspada terhadap menyusupnya 
paham Syiah dengan perbedaan pokok dari ajaran Ahli Sunna Waljamaah. "Ya harus 
duduk bersama-sama. karena masing-masing punya alasan. Mungkin saya harus 
menimbang-nimbang dahulu dari ulama, baru saya memutuskan," ujar  Menteri Agama 
Suryadharma Ali.

Ada dua hal yang dipelintir oleh sumber berita Media Indonesia. Pertama, surat 
edaran Kementerian Agama RI no D/BA.01/4865/1983 tsb sama sekali tidak ada yang 
menyatakan bahwa Syiah bertentangan dengan ajaran islam. Yang dilakukan 
wartawan Media Indonesia dalam hal ini bahkan lebih dari sekadar pelintiran, 
itu adalah kebohongan. Kedua, rekomendasi MUI dipelintir dari perbedaan ajaran 
Syi'ah  dengan Ahlussunnah Waljamaah dipelintir menjadi perbedaan ajaran Syi'ah 
dengan Islam. 

Namun penilaian Azyumardi Azra terhadap sumber berita itu bukanlah pelintiran. 
Menurut Azyumardi Azra,"Dia salah baca itu. Nggak pernah ada statement dari 
Majelis Ulama Indonesia yang menyebut Syiah bukan bagian Islam." (Tempo, 
26/01/2012). Azyumardi Azra secara "tersirat" membela wartawan dari sumber 
berita tsb. Ia menyalahkan Suryadharma Ali yang salah baca. Saya tidak 
sependapat dengan Azyumardi Azra. Mengapa? Pemberitaaan Media Indonesia di atas 
itu kontradiktif. Yaitu pernyataan Suryadharma Ali yang menegaskan: "Syiah 
bertentangan dengan ajaran Islam" itu kontradiktif dengan: "harus 
menimbang-nimbang dahulu dari ulama, baru saya memutuskan." Pernyataan yang 
kontradiktif tsb menunjukkan dengan telak adanya pelintiran dalam berita 
tersebut.

***

Akhirnya terkuak juga, bahwa berita yang disiarkan Media Indonesia itu adalah 
kebohongan dan pelintiran.
 
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/164264
Suryadharma Ali minta maaf

Hasil pertemuan Dewan Syura/Tanfidz Ahlul Bayt Indonesia (ABI) dgn Dewan 
Syariat PPP, Jumat, 27/1/12 jam 19.00 sbb:
1. Dewan Syariat PPP atas nama Suryadharma Ali baik selaku MENAG maupun ketua 
Umum PPP minta maaf kepada masyarakat Islam, khususnya umat Islam Syiah, beliau 
merasa tidak pernah mengatakan bahwa Syiah sesat dan diluar Islam, itu adalah 
pelintiran wartawan saja.
2. MENAG juga berjanji akan memfasilitasi dialog antara ulama-ulama Syiah dan 
Sunni untuk menyelesaikan perbedaan dengan musyawarah.
3. Dewan syariat PPP sangat apresiatif kepada masyarakat Islam Syiah yang arif 
dan tidak emosional dalam merespon isu-isu sensitif seperti ini. Dewan syariat 
menambahkan, inilah wajah Ahlul Bayt yang sesungguhnya yang senantiasa 
menunjukkan akhlak dari Rasulullah dan Ahlul Baitnya. Kyai Nur Iskandar SQ, 
selaku ketua dewan syariat PPP yang mewakili MENAG juga mengatakan bahwa kami 
sangat menghargai kaum Muslimin Syiah. Dewan Syura ABI juga menyatakan 
penghormatannya khususnya kpd Kyai Nur dan Dewan Syariat PPP yg bersedia 
membangun komunikasi Islami. Semoga ini mejadi contoh bagi semua kalangan dlm 
menyelesaikan permasalahan umat dan bangsa. 

***

Sudah berulang kali dalam kolom ini dikemukakan ayat Al-Quran yang memberi 
peringatan agar hati-hati memungut berita. Dan ditegaskan lagi, kita tidak akan 
bosan-bosannya mengemukakan peringatan Al-Quran mengenai hal tersebut:
-- YAYHA ALDzYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA AN TShYBWA QWMA BJHALT 
FTShBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 49:6),  dibaca: yaa-ayyuhal 
ladziina aamanuu in jaa-akum faasiqum binabain fatabayyanuu  an tushiibu qawmam 
bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin, artinya: 
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan 
berita maka lakukanlah tabayyun (verifikasi), jangan sampai kamu tanpa 
pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas 
perbuatanmu.

Fasiq dari akar kata [Fa-Sin-Qaf = terkelupas kulitnya, ibarat buah yang 
terlalu masak]. Secara Syar'i fasiq bermakna berpotensi keluar dari agama.

WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 19 Februari 2012
       [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2012/02/1013-kebohongan-dan-pelintiran-berita.html

Kirim email ke