Frederick Burks: Kasus Ba'asyir Saya Anggap Sebuah Manipulasi Besar eramuslim - Nama Frederick Burks, menjadi sorotan media massa di Indonesia, setelah kesaksiannya di persidangan kasus Abu Bakar Ba'asyir. Kesaksian Frederick di persidang itu, menjawab kecurigaan yang muncul selama ini bahwa AS punya andil dalam penangkapan Amir Majelis Mujahidin Indonesia dan pemimpin Pondok Pesantren Ngruki Solo itu. Frederick mengungkapkan pertemuan rahasia antara tim AS dan Megawati yang pada waktu itu menjabat sebagai presiden RI, di mana dalam pertemuan tersebut AS minta Megawati untuk menangkap Ba'asyir.
Sejauh mana sebenarnya kepentingan AS terhadap tokoh Ba'asyir ini dan bagaimana Burks melihat konspirasi ini, Eramuslim berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Burks lewat telepon di sela-sela kesibukannya yang padat di Indonesia. Berikut petikannya. Banyak yang menilai anda sangat berani untuk memberikan kesaksian tentang intervensi AS dalam kasus Abu Bakar Ba'asyir. Bagaimana anda mengomentari hal ini? Rasanya bagi saya agak aneh juga ya, enggak pernah saya menyangka kalau bisa terjadi begini. Tapi kalau saya memang berani, saya dari dulu memang agak berani tapi saya memang harus hati-hati karena adakalanya ada unsur sombong. makanya saya berhati-hati jangan sampai sombong gitu. Bagaimana ceritanya sampai anda bisa menjadi saksi dalam pengadilan Ba'asyir kemarin? Jadi sebenarnya, pertama kali saya membuka rahasia tentang rapat itu pada harian Washington Post. Nah setelah artikelnya keluar di Washington Post, pers Indonesia mulai melihat itu dan menghubungi saya. Sehingga akhirnya ada beberapa artikel yang dimuat sebuah media di Indonesia, yang menceritakan lebih dalam tentang rapat rahasia itu dan akhirnya tim pengacara dari Abu Bakar Ba'asyir melihat itu dan dia langsung menghubungi saya dan bertanya apakah bersedia datang sebagai saksi. Jadi bukan keinginan saya sendiri, bahkan saya tidak tahu waktu itu kalau Abu Bakar Ba'asyir lagi disidang. Saya sama sekali tidak tahu. Apa sebenarnya motivasi anda mengungkapkan rapat rahasia antara Presiden Megawati waktu itu dengan pejabat dari AS pada Washington Post, apalagi kasus Ba'asyir sangat sensitif? Motivasi saya karena ini saya anggap sebagai manipulasi berskala besar, berskala internasional dan bagi saya itu juga melanggar hukum. Bahwa terjadi hal semacam ini, seharusnya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Nah, tentunya kalau saya masih dalam status sebagai penerjemah luar negeri AS, saya tidak boleh membuka rahasia ini. Tapi begitu saya mengundurkan diri, saya langsung membuka ini, karena saya sangat tidak setuju sejak terjadi hal itu. Apakah setelah membocorkan rahasia ini anda mendapat semacam tekanan atau ancaman dari pemerintah AS? Ya, sebenarnya sampai sekarang sama sekali tidak ada bantahan langsung dari pemerintah AS, kalaupun ada bantahan saya mendengarnya dari pihak lain, dan saya ingin juga kalau mereka mau berhadapan dengan saya, ok, saya akan bicara tentang apa yang saya ingat dan apa yang mereka ingat. Jadi sampai sekarang belum ada ancaman sama sekali yang mungkin membahayakan jiwa anda? Mudah-mudahan tidak ... (sambil tertawa) Tapi sebenarnya apakah anda mempertimbangkan soal konsekuensi yang mungkin terjadi kalau anda mengungkapkan rahasia ini? Sebenarnya saya dari 3 tahun yang lalu, sudah mendapat informasi yang membuka mata saya tentang banyak rekayasa dengan skala besar, bahkan yang lebih besar dari ini. Sehingga akhirnya saya membuat sebuah website yang memuat tentang manipulasi besar yang dilakukan oleh para oknum di seluruh dunia. Saya tahu setelah membuka website itu, tentunya ada kemungkinan terancam atau bagaimana, tapi saya rasa seperti banyak orang bahwa kita harus bisa mendukung kebenaran dan jangan diam saja kalau terjadi hal semacam itu. Saya tahu, asal saya percaya kuat pada Tuhan, dan bimbingan serta perlindungan dari Tuhan, saya tidak takut. Setahu anda kenapa pemerintah AS sampai mengirim utusan khusus untuk meminta Megawati (Presiden Indonesia waktu itu) menangkap Abu Bakar Ba'asyir? Saya tidak tahu persis kenapa dipilih Abu Bakar Ba'asyir sebagai semacam biang keladi. Tapi kalau kenapa dia mau memilih biang keladi, saya agak tahu. Dia (AS) ingin supaya dunia ini terpisah dan orang saling bermusuhan. Jadi dia selalu mencari momok atau kambing hitam, yang bisa diangkat supaya semua orang bermusuhan. Saya bicara ini sebagai peneliti, bukan sebagai penerjemah, tentang semua manipulasi ini. Anda cukup dekat dengan George W. Bush? Enggak dekat. Pernah beberapa kali bertemu, tapi enggak pernah misalnya saya dengan dia 5 menit bercakap-cakap, hanya dalam status penerjemah, gitu. Sebenarnya sejauh mana kepentingan AS terhadap tokoh Abu Bakar Ba'asyir ini? Jadi, menurut saya. Memang banyak pejabat di Amerika juga diyakini kalau dia itu ketuanya Jamaah Islamiyah (JI). Sehingga pejabat Amerika pada umumnya sudah percaya kalau dia itu orang yang jahat sekali. AS beranggapan bahwa JI ini punya peran besar dalam jaringan terorisme internasional? Ya masalahnya, kalau kita membaca berita internasional, itu selalu melukiskan dia itu sebagai penjahat besar. New York Times, Sidney Morning Herald semua itu kompak menulis bahwa dia sebagai orang yang sangat jahat. Maka kebanyakan orang ikut percaya, karena dia percaya pada pers. Pada saat pertemuan dengan Megawati, apakah AS melontarkan ancaman kalau pemerintah Indonesia tidak mau menangkap Ba'asyir? Yang dikatakan begini, utusan khusus itu bilang kalau tidak terpenuhi sebelum rapat APEC 6 minggu kemudian, akan ada masalah. Kira-kira begitu dia bilang. Jadi ancaman terselubung, menurut saya. Tapi tidak dibicarakan secara persis apa ancamannya dan detilnya. Tapi pada kenyataannya, Ba'asyir tetap ditangkap dan disidangkan. Bagaimana anda mencermati hal ini? Dari dulu saya memang merasa aneh dan akhirnya setelah saya datang ke sini, saya baru mengerti tentang Abu Bakar Ba'asyir itu. Karena sebelumnya saya tidak banyak tahu. Tapi saya lihat, memang dia agak keras ingin mendirikan syariat Islam segala, tapi dia tidak pernah mendukung kekerasan, dari yang saya dengar. Secara pribadi, anda pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Ba'asyir? Sebelum ini tidak. Tapi pada waktu saya memberi kesaksian, baru pertama kali bertemu dengan beliau. Sempat ngobrol sekitar 10 sampai 15 menit. Setelah berbicara langsung dengan Ba'asyir, apa penilaian anda tentang sosok Ba'asyir? Gambaran saya, dia adalah orang tua yang agak konservatif atau boleh dibilang fundamentalis, tapi tidak begitu bahaya. Dia punya hati baik, dia ingin setiap orang menegakkan kebenaran dan dia sudah jelas dia ingin saya masuk Islam, ya dapat dimengerti. Dan dia sebagai pemimpin yang ada pendukungnya, meski sebenarnya tidak terlalu kuat juga, cuma banyak disoroti oleh pers ya... Anda pernah tinggal di Indonesia cukup lama. Bagaimana anda melihat gerakan Islam di Indonesia dikaitkan dengan kampanye anti terorisme yang dilancarkan AS? Saya dari dulu tahu bahwa Indonesia sangat moderat Islamnya. Dan itu sebagai contoh yang sangat baik, bahwa Islam bisa hidup damai dan rukun dengan banyak agama. Saya kagum dengan Indonesia tentang itu. Tapi kelihatannya pasca 11 September ini, sudah ada perubahan, sepertinya ada semakin banyak orang yang ingin melawan dan saling bermusuhan dan saya merasa kasihan kalau terjadi begini. Mudah-mudahan dengan kedatangan saya ke sini orang bisa melihat bahwa tidak semua orang Amerika sama seperti pemerintah dalam kebijakan ini. Mungkinkah suatu saat Bush akan memperlakukan Indonesia seperti Irak atau Afghanistan? Saya rasa kemungkinannya masih kecil sekarang. Sekarang ini AS sedang memusatkan perhatian pada Iran, Suriah dan Korea Utara. Indonesia... ya tentunya dianggap enteng. Tapi sebagai suatu tempat di mana bakal ada perang sih rasanya enggak. Apakah anda melihat bahwa Indonesia bisa menjadi tempat bersarangnya teroris seperti anggapan sebagian dunia internasional? Pandangan itu menurut saya tidak kuat. Biasanya yang dari Indonesia yang pernah agak keras itu dia pernah belajar di Afghanistan dan lain-lain, tapi bukan di Indonesia sendiri. Karena Indonesia sendiri orangnya sangat ramah pada intinya dan sangat terbuka. Setelah anda memberikan kesaksian, melihat sendiri persidangan Ba'asyir bahkan bertemu langsung dengan beliau, apa harapan anda setelah ini? Yang saya harapkan bahwa kebenaran itu bisa muncul ke atas. Itulah harapan utama saya dan bahwa kita bisa saling berusaha untuk saling menghormati supaya tidak perlu adanya perang. Catatan: Frederick Burks adalah adalah mantan penerjemah di Departemen Luar Negeri AS dan menjadi penerjemah Presiden AS, George W. Bush sejak tahun 1986. Burks resmi mengunudurkan diri dari pekerjaannya itu pada bulan November, 2004. Ia adalah lulusan Universitas Humeolt State, California tahun 1982, jurusan Ilmu Sosial. Burks memiliki situs internet, http://wanttoknow.info, yang berisi tentang rekayasa-rekayasa kasus-kasus besar di dunia. (ln) __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/hjtSRD/3MnJAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/