Assalamualikum warahmatullah wabarokatuh, Iya saya juga sangat berharap dan semoga bangsa kita mau segera bangkit menunjukan kepada dunia kalau bangsa kita itu mampu dan punya harga diri..jadi ngak seenaknya aja orang berfikiran kita itu bangsa yang gampangan
-----Original Message----- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wahyu Sent: 08 Oktober 2005 23:52 To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [SPAM] - [media-dakwah] Iran- Bangsa yang Keras Kepala - Email found in subject Iran- Bangsa yang Keras Kepala CNN pernah menjuluki Iran sebagai bangsa yang keras kepala. Semakin diserang propaganda dari luar, semakin mereka 'mokong'. Misalnya, dalam pemilu lalu, propaganda luar biasa anti pemilu dilancarkan habis-habisan oleh pihak luar. Tapi hasilnya? Justru rakyat Iran malah semakin semangat ikut pemilu, dengan motivasi "Untuk membuktikan pada Amerika bahwa kami tidak terima diatur-atur!" (ini jawaban kebanyakan orang yang diwawancarai tivi). Kini, kekeraskepalaan bangsa Iran kembali terlihat dalam masalah nuklir. Setelah Iran melakukan usaha diplomasi habis-habisan, hanya Venezuela yang berani menolak resolusi terakhir IAEA yang isinya: melarang Iran melanjutkan proses pembuatan bahan bakar nuklir, mengharuskan Iran membeli bahan bakar nuklir dari Eropa, dan memerintahkan Iran agar menerima inspeksi lebih luas daripada yang diharuskan oleh aturan resmi IAEA. Negara-negara Gerakan Non Blok yang selama ini mendukung Iran, pada akhirnya harus tunduk pada tekanan Barat dan memberi suara abstain pada resolusi ini. Yang saya pahami, Iran sedang dalam proses membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Nah, reaktornya tentu saja butuh bahan bakar. Berbeda dengan negara dunia ketiga lain yang membeli bahan bakar itu dari segelintir negara maju, Iran mengambil kebijakan untuk membuat sendiri bahan bakar nuklir itu (bahan dasarnya adalah uranium, barang tambang yang banyak dimiliki Iran). Tapi Amerika dan Eropa berkeras melarang Iran melakukan proses ini dan memaksa Iran untuk membeli bahan bakar dari mereka. Alasannya: khawatir Iran nanti malah bikin senjata nuklir! Tanggapan Iran? Ini yang seru. Rafsanjani, yang kalah pemilu dari saingannya, Ahmadinejad yang sekarang menjadi Presiden Iran, dalam tiap khutbah Jumatnya, dengan tegas mendukung langkah Presiden Iran. Bahkan, mengomentari ancaman embargo dari Barat, Rafsanjani berkata, "Kita toh sudah pernah diembargo, jadi tidak ada masalah." Memang, masa embargo yang pernah dilalui Iran justru menjadi blessing in disguise. Mereka justru pada era itulah mampu berswasembada dalam banyak hal. Larijani, yang juga kalah telak dalam pemilu, sekarang malah menjadi penanggung jawab urusan nuklir Iran dan benar-benar seiya-sekata dengan Presiden. Qalibaf (yang wajahnya mirip Bruce Willis itu), saingan Ahmadinejad yang lain, sekarang jadi Walikota Tehran (dipilih oleh Dewan Kota, semacam DPRD) dan dengan adem-ayem melaksanakan program-program pemerintah. Pemilu sudah lewat toh, buat apa ribut? Parlemen bahkan sudah menggodok UU untuk memerintahkan Presiden agar keluar saja dari protokol tambahan NPT. Rakyat Tehran, yang biasanya paling keras mengkritik pemerintah, dalam polling justru 98 persennya mendukung langkah pemerintah dalam masalah nuklir. Mahasiswa, jangan ditanya. Selama beberapa pekan terakhir mereka heboh demo di mana-mana, terutama di depan Kedubes Inggris. "Israel dibolehkan memiliki senjata nuklir, mengapa kami yang hanya ingin memanfaatkan teknologi nuklir untuk memproduksi listrik dihalang-halangi?" kata seorang mahasiswa berambut gondrong dan klimis (tanpa cambang/jenggot)-- penampilan yang biasanya diidentikkan dengan 'ketidaksetiaan pada nilai revolusi'. Kharazi, jubir Menlu, dengan santai berkata, "Kita lihat saja siapa yang rugi dengan menekan Iran." Semua kekeraskepalaan mereka membuat saya iri. Saya, warga Indonesia, yang harus mendengar kabar bahwa diplomasi Indonesia 'minta belas kasihan' dari negara-negara pemberi hutang di Paris Club gagal total, bahwa BBM harus naik demi memenuhi tuntutan para investor asing (alasan resmi: bujet pemerintah ndak cukup untuk memberi subsidi!), bahwa pemerintah manut dan inggih-inggih saja pada IMF yang mengobok-obok Indonesia, bahwa kita harus kelabakan ketika diembargo senjata oleh Amerika (saat Ambalat hampir diserang Malaysia, media massa menunjukkan data-data bahwa fasilitas militer Indonesia ternyata kalah jauh dari Malaysia). Ah, kapankah bangsaku bisa menjadi bangsa yang keras kepala juga, yang berdiri tegak menentang hinaan dan tekanan bangsa asing? =Dina Sulaeman= Sumber asli bisa dilihat di http://bundakirana.multiply.com [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/