Maaf sebelumnya, saya hanya mo tanya........di Artikel dibawah di tuliskan
bahwa :
"Bahwasannya Nabi SAW mengerjakan shalat dua raka'at pada hari raya, dan
tidak mengerjakan shalat lainnya sebelum maupun sesudahnya" (HR. Bukhari
no. 989, At Tirmidzi no. 537, An Nasa'i III/193 dan Ibnu Majah no. 1291)
apakah maksudnya kita tidak perlu sholat Shubuh ? atau maksudnya sholat
sunah ?



                                                                                
                                                        
                      Ku HanyaOrangBiasa                                        
                                                        
                      <kuhanyaorangbiasa        To:       Al Ikhwan <[EMAIL 
PROTECTED]>, Al Irfan <[EMAIL PROTECTED]>,   
                      @yahoo.com>                Assunnah2 
<assunnah_2@yahoogroups.com>, buku-Islam <[EMAIL PROTECTED]>, Era   
                      Sent by:                   Muslim <[EMAIL PROTECTED]>, 
Forum-Islam <[EMAIL PROTECTED]>,         
                      [EMAIL PROTECTED]         Hidayatullahcom <[EMAIL 
PROTECTED]>, Islam Bersatu                       
                      groups.com                 <[EMAIL PROTECTED]>, Islamic 
Management                                    
                                                 <[EMAIL PROTECTED]>, Kafilah 
Islam <[EMAIL PROTECTED]>,   
                                                 Kajian Lepas Kerja <[EMAIL 
PROTECTED]>, KajianNET                      
                      13/10/05 19:35             <[EMAIL PROTECTED]>, 
KarismaUAI <[EMAIL PROTECTED]>, Kelompok Kajian   
                                                 Islam Indonesia <[EMAIL 
PROTECTED]>, Keluarga Islam      
                                                 
<keluarga-islam@yahoogroups.com>, Keluarga Sejahtera                            
       
                                                 
<keluarga-sejahtera@yahoogroups.com>, Majelis Muda 
<majelismuda@yahoogroups.com>,      
                                                 Media Dakwah 
<media-dakwah@yahoogroups.com>, Muhammadiyyah                             
                                                 <[EMAIL PROTECTED]>, Partai 
Islam <[EMAIL PROTECTED]>,   
                                                 Pelajar Islam Indonesia 
<[EMAIL PROTECTED]>, Pengajian Bogor     
                                                 <[EMAIL PROTECTED]>, Pengajian 
Kantor                                    
                                                 <[EMAIL PROTECTED]>, Riska 
<[EMAIL PROTECTED]>,          
                                                 Salafi_Indonesia <[EMAIL 
PROTECTED]>, Salafiyyin                        
                                                 <[EMAIL PROTECTED]>            
                                               
                                                cc:                             
                                                        
                                                Subject:  [media-dakwah] 
Meneladani Rasulullah SAW Berhari Raya                         
                                                                                
                                                        





Meneladani Rasulullah SAW Berhari Raya




Dari Anas ra., Rasulullah SAW pernah bersabda,




"Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang
menjadi ajang permainan kalian pada masa Jahiliyyah. Dan sesungguhnya Allah
telah menganti keduanya dengan yang lebih baik, yaitu hari raya 'Iedul
Adh-ha (An Nahri) dan 'Iedul Fithri (Al Fithri)" (HR. Ahmad III/103, Abu
Dawud no. 1134, An Nasa'i III/179 dan Al Baghawi no. 1098, hadits ini
shahih)




'Ied berarti suatu hari dimana terjadi perkumpulan. Imam Ibnu 'Abidin
menjelaskan bahwa disebut 'Ied, karena pada hari itu Allah Ta'ala memiliki
berbagai macam kebaikan yang diberikan kepada hamba ? hambaNya diantaranya
: berbuka (tidak berpuasa) setelah adanya larangan makan dan minum, zakat
fithrah, penyempurnaan haji dengan thawaf, daging kurban dan lainnya. Dan
karena kebiasaan yang berlaku pada hari tersebut adalah kegembiraan,
kebahagiaan, keceriaan dan hubur (kenikmatan) (Kitab Haasyiyatu Ibni
'Abidin II/165)




Beberapa sunnah Rasulullah SAW dalam berhari raya adalah sebagai berikut :





Makan terlebih dahulu ketika berangkat pada hari raya 'Iedul Fithri dan
tidak makan ketika berangkat pada hari raya 'Iedul Adh-ha. Dari Buraidah
ra., ia berkata,





"Nabi SAW tidak berangkat pada hari raya 'Iedul Fithri sampai beliau makan
terlebih dahulu dan pada hari raya 'Iedul Adh-ha beliau tidak makan sampai
pulang, kemudian beliau makan dari daging hewan ? hewan kurbannya" (HR. At
Tirmidzi no. 542, Ibnu Majah no. 1756, Ad Darimi I/375 dan Ahmad V/352,
hadits ini hasan)





Berhias diri. Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma'aad (I/441)
mengatakan, "Nabi biasa berangkat (ke tanah lapang) pada hari raya 'Iedul
Fithri dan 'Iedul Adh-ha dengan pakaian yang paling bagus"





Di dalam kitab Al Mughni (II/228), Ibnu Qudamah mengatakan, "Dan itu
menunjukan bahwa berhias diri bagi mereka pada kesempatan seperti ini (hari
raya 'Ied) sudah sangat populer"





Mengambil jalan lain ketika berangkat dan pulang dari shalat 'Ied. Dari
Jabir ra., dia berkata,





"Jika hari raya 'Ied tiba, Nabi SAW biasa mengambil jalan lain (ketika
berangkat dan pulang)" (HR. Bukhari no. 986)





Bertakbir pada hari raya 'Ied ketika berangkat ke tempat pelaksanaan
shalat. Allah SWT berfirman,





"Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kalian
bersyukur" (QS Al Baqarah 185)




Telah tetap suatu riwayat bahwa Nabi SAW biasanya berangkat menunaikan
shalat pada hari raya 'Ied, lalu beliau bertakbir hingga sampai di tempat
pelaksanaan shalat, bahkan sampai shalat akan dilaksanakan. Dan jika shalat
dilaksanakan, beliau menghentikan bacaan takbir (HR. Ibnu Abi Syaibah,
hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam kitab Silsilah Al
Ahaadiits Ash Shahiihah no. 170)




Salah satu ucapan takbir yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW yaitu
Abdullah bin Mas'ud ra. adalah sebagai berikut,




"Allahu Akbar Allahu Akbar, Laa ilaHa illallaHu wallaHu Akbar, Allahu Akbar
wa lillaHiil hamdu" (HR. Ibnu Abi Syaibah II/168, hadits ini shahih)




Dan ucapan takbir ini dilakukan dengan suara lantang seperti yang dilakukan
oleh sahabat Abdullah bin Umar ra. ketika pergi untuk melaksanakan (HR. Ad
Daruquthni, hadits ini shahih)




[Hendaknya takbir ini tidak dilakukan secara bersama ? sama/berjama'ah,
atau dibawah 1 komando karena hal tersebut menyelisihi sunnah]





Melaksanakan Shalat 'Ied. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata,





"Bahwasannya Nabi SAW mengerjakan shalat dua raka'at pada hari raya, dan
tidak mengerjakan shalat lainnya sebelum maupun sesudahnya" (HR. Bukhari
no. 989, At Tirmidzi no. 537, An Nasa'i III/193 dan Ibnu Majah no. 1291)




Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Kitabnya Fathul Baari II/476 mengatakan, "Bahwa
shalat 'Ied itu ditetapkan dengan tidak adanya shalat sebelum maupun
sesudahnya"





Mendengarkan Khutbah setelah shalat 'Ied. Dari Ibnu Abdullah bin As Sa'ib,
dia berkata,





"Aku pernah menghadiri shalat 'Ied bersama Nabi SAW dan ketika selesai
shalat, beliau berkata,




'Sesungguhnya kami akan berkhutbah, barangsiapa ingin duduk untuk
mendengarkan khutbah maka dipersilahkan duduk. Dan barangsiapa yang ingin
pergi , maka dipersilahkan untuk pergi'" (HR. Abu Dawud no. 1155, An Nasa'I
III/185, Ibnu Majah no. 1290 dan Al Hakim I/295, hadits dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Al Irwaa III/96-98)




Ibnul Qayyim mengatakan dalam kitabnya Zaadul Ma'aad (I/448), "Nabi
memberikan keringanan bagi orang yang menghadiri shalat 'Ied untuk duduk
mendengarkan khutbah atau pergi"





Memberikan ucapan selamat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam
kitabnya Majmuu' Al Fataawaa (XXIV/253), "Adapun ucapan selamat pada hari
raya 'Ied, sebagaimana ucapan mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu
setelah shalat 'Ied adalah 'TaqabbalallHu minnaa wa minkum' (Semoga Allah
SWT menerima amal kami dan kalian"





Tetapi Imam Ahmad mengatakan, "Aku tidak pernah memulai untuk mengucapkan
ucapan tersebut kepada seseorang. Dan jika dia (orang tersebut) yang
memulai, maka aku akan menjawabnya" (disebutkan oleh Al Jalal As Suyuthi
dalam kitab Al Haawi lil Fatawaa I/81-82)




Maraji'

Disarikan dari Buku Meneladani Rasulullah SAW dalam Berhari Raya, Syaikh
Ali Hasan bin Ali Al Halabi Al Atsari*, Pustaka Imam Asy Syafi'i, Bogor,
Cetakan Pertama, September 2005.




*Beliau murid dari Syaikh Al Albani




Semoga Bermanfaat



KuHanyaOrangBiasa

MURNIKAN TAUHID, TEGAKAN SUNNAH



---------------------------------
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

[Non-text portions of this message have been removed]






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

















------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke