dari milis tetangga ----- Forwarded by Mustofa/Notes on 10/25/2005 06:19 PM ----- "Abu 'Abdurrahmaan" To: keadilan4all@yahoogroups.com <abu-abdurrahmaan@ cc: gmx.net> Subject: [keadilan4all] Fwd: PKS Tolak Sent by: Tunjangan BBM Rp 10 Juta/Bulan (HARAP DIBACA) [EMAIL PROTECTED] groups.com 10/25/2005 05:40 PM Please respond to keadilan4all
Assalaamu 'alaykum, saudara2 sekalian. Sambil berpuasa, mudah-mudahan aktifitas saudara2 sekalian bermilis ria ini tidak mengurangi pahala puasa anda. Sudah banyak pernyataan pengurus teras atas PKS maupun fraksinya yang tegas menolak tunjangan ini. Adalah sebuah kebohongan yang sengaja dibuat-buat bila anda menuduh PKS menyetujui atau mendiamkan tunjangan itu. Silakan lihat kliping di bawah dan kliping2 yang telah saya kirim sesudahnya terkait bahwa PKS akan menyalurkan uang itu untuk masy. miskin andaikata tetap dipaksakan untuk dicairkan. Alloh SWT pasti akan menunjukkan siapa yang berkata benar dan siapa yang berdusta. Wassalaam. --- In keadilan4all@yahoogroups.com, Abu 'Abdurrahmaan <abu- [EMAIL PROTECTED]> wrote: - PKS Desak Jaksa Agung Berani Tangkap Koruptor di Pemerintahan [Eramuslim] - Kader PKS Bantu Korban Gempa Bumi Pakistan [PKS Online] - PKS Tolak Tunjangan BBM Rp 10 Juta/Bulan [Tempo] - PKS Tolak Kenaikan Tunjangan DPR [Republika] - F-PKS Tolak Tunjangan Rp 10 Juta/Anggota DPR [Suara Merdeka] - Tak Mau Terima, FPKS Kritik Tambahan Dana Operasional [Detikcom] - PKS Akan Salurkan Dana Tunjangan Anggota DPR Kepada Masyarakat [Kompas] - FPKS Minta BLT Diganti dengan Program Padat Karya [Suara Merdeka] - Andri Zulfikar : Banjir Order [Pontianak Post] - PKS Matangkan Balon Walikota [Kedaulatan Rakyat] - Pembekalan Syariat Wanita DPD PKS Aceh Besar [PKS Online] --------------- http://www.eramuslim.com/br/ns/5a/21594,1,v.html PKS Desak Jaksa Agung Berani Tangkap Koruptor di Pemerintahan Oleh: 21/10/2005 08:32 WIB eramuslim-Presiden PKS Tifatul Sembiring mendesak Jaksa Agung Abdurrahman Saleh untuk lebih berani mengungkap kasus-kasus korupsi. Sebab, selama setahun memimpin kejaksaan, Arman, panggilan akrab Abdurrahman Shaleh, belum menunjukkan keberanian mengungkap kasus korupsi yang tergolong besar. "Jaksa Agung itu harus berani. Beliau harus punya nyali," ujar Tifatul kepada pers, di Jakarta. "Siapa orangnya yang korupsi ada di pemerintahan harus ditangkap. Jangan basa-basi," sambungnya. Karena itu dalam menangani korupsi kejaksaan harus meningkatkan kinerjanya. Menurutnya, dalam menangani kasus-kasus korupsi, terutama korupsi kelas kakap, kejaksaan berjalan lamban. Berbeda dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sangat agresif mengungkap kasus korupsi. Seharusnya, harap Tifatul, Arman bisa meniru dan mencontoh langkah-langkah yang ditempuh Jaksa Agung Baharuddin Lopa (Alm). "Pak Lopa gebrakannya cukup menakutkan para koruptor," sambungnya. Terkait dengan hal itu, lanjut dia, apakah nanti Arman termasuk yang layak diganti atau tidak adalah wewenang SBY. "Kita serahkan saja kepada Presiden," katanya. Arman sendiri dipilih Presiden sebagai Jaksa Agung karena dia berani beda dalam mengambil keputusan soal kasasi Akbar Tandjung. Disebutkannya, korupsi di Indonesia masih termasuk tinggi, walaupun dari nomor dua naik menjadi nomor enam. Tapi nilai indeks korupsi tak begitu signifikan. Seharusnya dengan adanya KPK dan kejaksaan, korupsi di Indonesia bisa berkurang secara sigfikan. "Minimal dari nomer dua menjadi 12," tegasnya. (dina) ---------------- http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=3426 Jumat, 21 Oktober 2005 14:21 WIB Berita Kader PKS Bantu Korban Gempa Bumi Pakistan PKS Online: Para kader PKS ternyata tidak hanya peduli untuk korban bencana di dalam negeri saja. Pada kejadian bencana alam di Pakistan-pun, para kader PKS memberikan bantuannya. Selasa (18/10), Suryama dan Faqih berangkat ke Pakistan untuk bergabung dengan tim yang sudah dibentuk lebih dahulu oleh para pengurus PIP PKS Pakistan. Suryama M Sastra adalah anggota FPKS DPR RI dan Faqih Munandar adalah Ketua Pos Penanggulangan Bencana (P2B) PKS. PKS Online: Kedua tokoh PKS ini berangkat bersama rombongan salah satu LSM Indonesia pada hari Selasa (18/10) siang dengan pesawat Thai Air menuju Karachi. Sesampainya di Karachi, mereka langsung bertemu dengan Wakil Konjen RI di Karachi, Joko Sulastomo. Pada pertemuan tersebut, Joko menghaturkan terima kasihnya kepada tim kemanusiaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa sudah sepantasnya pihak Indonesia juga melakukan aksi sosial balasan kepada rakyat Pakistan yang juga telah membantu Indonesia dalam musibah tsunami yang lalu. Wakil Konjen itu menceritakan antusiasme masyarakat Pakistan membantu Aceh. Banyak yang menyerahkan bantuan langsung ke konjen, dari anak sekolah yang memberi bantuan sebesar 90 Rupees (Rp.15.000) sampai perusahaan yang menyumbang $ 5.000. Kantor konjen sampai kewalahan menampung bantuan-bantuan tersebut. Selain bertemu dengan Konjen, mereka juga bertemu dengan pengurus Al-Khidmat Foundation, salah satu NGO di Pakistan yang juga membantu korban bencana. Pada hari berikutnya (Rabu, 19/10), mereka berangkat menuju Islamabad dengan pesawat. Di kota inilah, mereka bergabung dengan tim bentukan PIP PKS Pakistan. Tim tersebut sebelumnya sudah membeli 2 truk bahan makanan seharga $ 7.865. Tiap truk berisi 10 ton beras, 10 ton gandum, dan 1.286 kg minyak goreng. Setelah melakukan koordinasi, sorenya tim memberangkatkan bantuan menuju Balakot sebelah utara Islamabad, sekitar 4 jam perjalanan. Selain itu, Suryama dan Faqih juga menyempatkan untuk berkoordinasi dengan Dubes RI , Drs. Anwar Santoso, Atase Pertahanan, Kol. Rakhman Haryadi, SA dan Konsuler, Budi Prihantoro. Dubes menyambut hangat kehadiran mereka. Dalam kesempatan itu, Suryama menghimbau Dubes agar meminta Pemerintah Pusat untuk menambah bantuannya menginggat bantuan Indonesia dinilai lebih kecil dibandingkan bantuan dari negara lain. Padahal Pakistan sudah banyak membantu ketika tsunami di Indonesia yang lalu. Suryama juga menyatakan bahwa dirinya sendiri juga akan mengusulkan penambahan itu ke Menko Kesra. (Novri) --------------- http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/10/21/brk,20051021- 68369,id.html PKS Tolak Tunjangan BBM Rp 10 Juta/Bulan Jum'at, 21 Oktober 2005 | 17:33 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Untung Wahono menyatakan tidak akan mengambil sepeser pun dana tunjangan sebesar Rp 10 juta yang telah disetujui DPR dan pemerintah dalam Anggaran Perubahan Belanja Negara Kedua pada September 2005 lalu. "Saya tidak akan menerima dana tunjangan itu," kata Untung di gedung MPR/DPR, Jumat (21/10). Alasannya menurut Untung kenaikan itu tidak rasional terlebih dilihat kondisi rakyat saat ini. Menurut Untung kenaikan tunjangan ini sebenarnya persoalan lama, bahkan secara resmi baik sikap partai maupun fraksi PKS tetap menolak tunjangan berupa take home pay tersebut. "Yang perlu dipikirkan juga dana itu akan dikembalikan ke kas negara atau ke masyarakat," kata Untung. Sikap dari Fraksi dan Partai Demokrat sampai saat ini belum diputuskan. "Sikap resmi partai masih didiskusikan dulu, tapi menurut saya kenaikan tunjangan ini bukti anggota DPR tidak peka terhadap persoalan rakyat,"ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Ahmad Mubarok. Rengga Dmayanti --------------- http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=218369&kat_id=3 Sabtu, 22 Oktober 2005 PKS Tolak Kenaikan Tunjangan DPR JAKARTA -- Ikut disetujuinya kenaikan tunjangan Rp 10 juta bagi setiap anggota DPR bersamaan dengan kenaikan harga BBM dalam pengesahanan APBN-Perubahan II, tidak diketahui sebagian anggota DPR. Ketua Fraksi PKS, Untung Wahono, mengaku tidak tahu mengapa bisa lolos disahkan. Fraksi PKS, kata dia, menolak kenaikan itu. Selama pembahasan APBN-P II di Panitia Anggaran (Pangar), Untung mengatakan sebagai ketua fraksi tidak pernah dilapori. ''Saya baru tahu setelah itu ditetapkan dalam paripurna,'' kata Untung, kepada Republika, Jumat (21/10) malam. Seperti diberitakan sebelumnya, sebelum dibahas di Pangar, masalah tunjangan itu dibahas di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. BURT sempat menyetujui, tapi kemudian pimpinan partai dan fraksi menolaknya setelah dikritik tak empati terhadap penderitaan rakyat, yang tengah bergulat dengan busung lapar, bencana, dan lain-lain. Mendapat penolakan luas, BURT berhenti membahasnya, walaupun sesama anggota BURT sendiri saling tuding ''hipokrit''. Di saat BURT tidak lagi terdengar membahas soal tunjangan yang membuat take home pay anggota DPR naik 100 persen itu, ternyata usulan itu telah dilanjutkan ke Pangar dan kemudian disetujui dalam APBN-P II. Ketua Pangar, Emir Moeis, mengaku tidak terlalu tahu tentang besaran tunjangan secara rinci. ''Yang lebih tahu itu BURT,'' katanya, tadi malam. Pembahasan anggaran antara Pangar dan pemerintah, kata dia, hanya pada pagu anggaran saja. ''Tidak sampai pada satuan tiga (perincian-perincian, red),'' katanya. Disinggung tentang kemungkinan lolosnya tunjangan ini sebagai imbalan lolosnya kenaikan harga BBM, Untung membantah. Menurut dia, usulan kenaikan tunjangan sudah muncul sejak Februari. Setelah disoroti publik, kemudian meredup. ''Tapi rupanya niat [untuk menaikkan tunjangan] itu masih ada,'' kata Untung, tanpa merinci. Percaloan DPR Saat tunjangan anggota DPR sudah naik, pemeriksaan anggota DPR yang terlibat percaloan terus berlangsung. Anggota Pangar dari PKS, Tamsil Linrung, dicatut untuk aksi percaloan. Seorang ''pengumpul uang pengusaha'' bernama Ali Mustafa mengakui telah menggunakan nama Tamsil Linrung untuk membuat para pengusaha percaya. Badan Kehormatan (BK) DPR, Jumat (21/10), memanggil seorang aktivis LSM CGCG RD (Pusat Pengembangan Korporatisme dan Pembangunan Daerah), Ali Mustafa. Pemanggilan terkait dengan pelaporan pengusaha berinisial ES dan Prof N kepada BK, bahwa mereka telah menjadi korban percaloan. Kepada Republika, Prof N mengatakan bahwa ia telah menjadi korban penipuan Ali Mustafa. Menurutnya, ia bersama dengan ES telah memberikan uang kepada Ali Mustafa sebesar Rp 800 juta dan Rp 500 juta. ''Saya dijanjikan akan mendapatkan beberapa program yang ada di APBNP. Tapi ternyata tidak ada. Malah ia menghilang,'' kata Prof N, Jumat (21/10), yang dikonfirmasi melalui telepon. Ketua BK Slamet Effendi sempat menanyakan alasan kenapa yang dijadikan 'pengungkit' adalah Tamsil Linrung. Padahal Ali Mustafa ternyata juga mengenal sejumlah anggota DPR lainnya. Pertanyaan ini tidak dijawab dan Ali Mustafa. Terkait dengan dokumen yang sudah diserahkan Prof N kepada BK, Slamet menjelaskan bahwa dalam dokumen itu terdapat juga klausul kesepakatan pemberian fee sebesar 1,5 persen dari total proyek Rp 100 miliar. Jumlah fee akan ditambah lagi 4,5 persen jika proyek sukses. Tamsil Linrung, membenarkan telah bertemu dengan Ali Mustafa, Prof N dan ES. Tapi ia menolak kalau disebut ia mengetahui tentang proyek yang dijanjikan Ali kepada dua pengusaha itu. THR Sementar itu, anggota DPRD dilarang menerima maupun menganggarkan dana dari APBD untuk keperluan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR). Ketentuan ini menyusul keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) No 37 Tahun 2005 tentang Perubahan PP No 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Aggota DPRD. Dirjen Bina Adiminstrasi Keuangan Daerah (BAKD) Depdagri, Daeng M Nazier, mengatakan larangan itu dikeluarkan karena THR tidak termasuk belanja penunjang kegiatan yang disediakan untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang DPRD. Sehingga seluruh anggota DPRD, kata dia, tidak diperkenankan menerima THR. (uba/djo/dwo ) --------------- http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/22/nas04.htm Sabtu, 22 Oktober 2005 NASIONAL F-PKS Tolak Tunjangan Rp 10 Juta/Anggota DPR JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI Untung Wahono menyatakan tidak akan mengambil sepeser pun dana tunjangan Rp 10 juta yang telah disetujui DPR dan pemerintah dalam Anggaran Perubahan Belanja Negara Kedua pada September 2005 lalu. ''Saya tidak akan menerima tunjangan itu,'' katanya kepada pers di Jakarta, Jumat kemarin. Dia menyampaikan alasan bahwa kenaikan tunjangan itu tidak rasional, terlebih jika dilihat kondisi rakyat saat ini. ''Kenaikan tunjangan sebenarnya persoalan lama. Karena itu, secara resmi, baik sikap partai maupun fraksi, PKS tetap menolak tunjangan berupa take home pay itu,'' tandasnya. Untung menambahkan, saat ini yang perlu dipikirkan adalah bagaimana dana itu akan dikembalikan, apakah ke kas negara atau ke masyarakat. Sementara itu, menurut anggota Panggar dari F-KB Helmi Faisal Zaini, masalah tunjangan dana operasional Rp 10 juta kepada anggota itu pada awalnya sempat menimbulkan perdebatan di Panitia Anggaran (Panggar) DPR. ''Beberapa anggota menolak tunjangan tersebut sedangkan sebagian lagi menerima dengan alasan itu diperlukan agar bisa lebih sering menemui konstituennya,'' katanya. Menurut dia, saat ini suasana batin masih belum pas. Situasi juga sedang tidak tepat untuk menerima tunjangan dana operasional itu. ''Bagaimanapun, kita masih harus mengikuti irama suasana batin masyarakat,'' tambahnya. Menunggu Jika pada akhirnya tunjangan itu sudah disepakati, anggota DPR harus semakin meningkatkan kesungguhan dan kinerjanya. ''Disetujui atau tidak pemberian tunjangan itu, menunggu Sidang Paripurna DPR 24 Oktober mendatang,'' tandas Helmi. Ditanya sikap F-KB terhadap tunjangan ini, dia berkomentar akan menunggu perkembangan sikap fraksi-fraksi yang lain. ''Kita lihat sikap dan irama teman-teman lain. Tuntutan konstituen di bawah yang meminta kita lebih sering mengunjungi mereka juga harus kita pertimbangkan. Namun realitanya, ada juga masyarakat yang menolak tunjangan itu.'' Baginya, mengunjungi konstituen dan memperhatikan penolakan rakyat terhadap tunjangan itu sama pentingnya. Sementara itu, sikap Partai Demokrat sampai saat ini belum diputuskan karena masih akan mengadakan diskusikan internal terlebih dahulu. "Tapi menurut saya, kenaikan tunjangan merupakan bukti anggota DPR tidak peka terhadap persoalan rakyat,'' ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok. Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Tommy A Legowo berpendapat lain. Menurut dia, sebaiknya tunjangan apa pun kepada anggota DPR jangan diberikan dalam bentuk tunai. Hendaknya diwujudkan dalam bentuk peruntukannya.(sas,di-49m) -------------- http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/ 21/time/141132/idnews/466148/idkanal/10 Tak Mau Terima, FPKS Kritik Tambahan Dana Operasional Muhammad Nur Hayid - detikcom Jakarta - Tak semua anggota dewan bersukacita atas kenaikan tunjangan operasional anggota DPR sebesar Rp 10 juta. FPKS justru mengkritiknya dan menolak 'rejeki nomplok' tersebut. Menurut Ketua FPKS Untung Wahono, tambahan tunjangan operasional tersebut tidak tepat karena masyarakat masih merasakan kesulitan akibat kenaikan harga BBM. "Sikap kita masih tetap seperti yang dulu. Kita tolak kenaikan take home pay. Ini suatu keprihatinan karena di saat kenaikan harga BBM yang sangat tinggi, kita justru dapat tunjangan seperti ini," katanya ketika dihubungi detikcom, Jumat (21/10/2005). Menurut Untung, untuk menyikapi lebih lanjut tentang rencana pemberian dana operasional itu, FPKS sedang mengonsultasikannya kepada DPP PKS. "Yang pasti kita tidak akan menerima uang tersebut. Ada dua opsi, apakah dikembalikan kepada negara atau dikembalikan pada rakyat, yang pasti kita tidak akan pakai dana itu," tegasnya. Politisi PKS ini juga berharap, keprihatinan menghadapi kenaikan harga BBM juga diikuti oleh partai-partai lain. Untung juga menjelaskan, kenaikan tunjangan operasional Rp 10 juta merupakan tindak lanjut dari polemik beberapa waktu yang lalu. Dan FPKS ternyata tidak mengetahui anggaran tersebut juga dibahas dalam APBN-P. "Kita fraksi tidak tahu. Kita baru tahu setelah APBN-P disahkan," katanya. (ahm) --------------- http://www.kompas.com/utama/news/0510/22/165113.htm NASIONAL PKS Akan Salurkan Dana Tunjangan Anggota DPR Kepada Masyarakat Jakarta, Sabtu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan memerintahkan anggota DPR yang berasal dari partai tersebut untuk menyalurkan dana tunjangan operasional Rp 10 juta/ bulan yang dialokasikan bagi para anggota DPR kepada masyarakat di daerah pemilihan mereka masing-masing. "Kita akan mengambil keputusan. Yang banyak(ide, red) beredar di PKS adalah itu. Belum bulat, tapi mengarah kesana. Memang ini akan dibagikan ke daerah pemilihan," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring di Jakarta, Sabtu (22/10) usai menerima delegasi partai berkuasa di Malaysia, UMNO. PKS, ujar Tifatul, sebenarnya setuju agar anggaran tambahan dan operasional bagi anggota dewan itu dihapus. "Tapi karena sudah disetujui, apakah tidak sebaiknya kita mengusulkan agar itu diberikan kepada masyarakat di daerah pemilihan. Jadi jangan diambil oleh anggota Dewan," ujarnya. Dana yang dialokasi yaitu Rp 10 Juta bagi tiap anggota Dewan, menurut dia, dapat dibagikan ke daerah pemilihan berupa sembako, kegiatan bakti sosial ataupun bentuk-bentuk penyaluran lainnya. "Karena mengembalikan kepada negara akan repot lagi dan dikhawatirkan diselewengkan lagi oleh pihak tertentu," katanya. Mengenai mengapa akhirnya alokasi anggaran itu ditetapkan oleh DPR dan pemerintah, ia menyiratkan sebenarnya para anggota DPR dari PKS mengalami "kecolongan". "Itu proses agak diam-diam. Saya dengar dari teman-teman di Dewan itu semacam ditempelkan di APBN-P2 sehingga luput dari perhatian kita," katanya. Kader-kader PKS di DPR, ujarnya, langsung menyatakan menolak terhadap adanya tunjangan operasional tersebut. "Kita menolak kenaikan gaji, sudah diskusi kesana kemari, sudah jungkir balik, ternyata kalah voting," katanya. Sumber: Ant Penulis: Mbk ---------------- http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0510/21/dar8.htm Daerah Jumat, 21 Oktober 2005 : 15.39 WIB FPKS Minta BLT Diganti dengan Program Padat Karya Semarang, CyberNews. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jateng mendesak dilakukannnya penggantian kebijakan Bantuan langsung Tunai (BLT) dengan program padat karya. Hal tersebut tertuang dalam surat FPKS Jateng Nomor 062/K/AK- FPKS/X/2005 tertanggal 21 Oktober 2005 kepada Gubernur Jateng dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI. Disebutkan, bahwa efek pemberian BLT selama ini menimbulkan beberapa permasalahan baru yang lebih membahayakan stabilitas bangsa. Maraknya konflik horisontal yang berkepanjangan di tengah-tengah masyarakat dan tidak aplikabelnya program SLT dalam realisasinya di lapangan, terbukti banyak memiliki kekurangan di sana-sini. Selain itu, moralitas bangsa semakin runtuh dengan meningkatnya pengakuan jumlah angka kemiskinan, serta banyaknya ketakutan dari pamong desa akan keselamatan mereka. FPKS memandang akan terjadi kerawanan yang lebih besar jika program BLT ini tidak segera ditinjau ulang. Titik kerawanannya adalah proses pendataan. Sampai saat ini tidak adanya standar yang jelas mengenai definisi miskin. Hal ini mengakibatkan jumlah masyarakat miskin meningkat tajam. Dalam keterangan persnya kepada wartawan, Ketua FPKS Abdul Fikri Faqih menyatakan, dari hasil kunjungan lapangan komisi E DPRD Jawa Tengah di Kendal terdapat 49 ribu rakyat yang mengajukan diri sebagai penerima BLT. Sedangkan di Grobogan ada 100 ribu orang. "Jika dilihat dari data penerima tahap pertama jumlah ini mengalami peningkatan rata-rata 80% dari data sebelumnya," tandasnya. Hal ini, lanjut Fikri, akan menjadi permasalahan baru bagi pemerintah ketika jumlah semacam ini meningkat di seluruh daerah di Indonesia. "Apakah pemerintah mampu menyediakan dana sebesar jumlah pengajuan masyarakat?" tanyanya. Dalam evaluasinya FPKS mengusulkan revisi kebijakan Bantuan Tunai Langsung ini dengan mengalihkannya kepada program Padat karya mulai pada periode pencairan tahap ketiga. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi kekecewaan masyarakat yang terlanjur mengajukan diri. Namun di dalam pencairan tahap kedua harus dilakukan Verifikasi Optimal. Jumlah penduduk yang mengajukan permohonan dana itu harus diseleksi dengan kriteria yang jelas. Waktu sampai tanggal 14 November harus dimanfaatkan dengan pendataan yang melibatkan BPS, Kesehatan, BKKBN dan perangkat desa. Sikap pro aktif dari perangkat desa dalam mengupdate data kemiskinan yang sampai tanggal 30 Oktober ini sangat diharapkan. ( agung setia bakti/Cn07 ) --------------- http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp? berita=kotaraya&id=101588 Sabtu, 22 Oktober 2005 Andri Zulfikar : Banjir Order Pontianak,- DALAM bulan suci Ramadan ini, hampir semua Anggota DPRD Kota Pontianak dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS)kebanjiran order. Bukannya, order membuat kue atau baju. Melainkan, kebanjiran order ceramah Ramadan. Seperti yang dialami oleh Sekretaris F-PKS DPRD Kota Pontianak, Andri Zulfikar AMd, banjir order ceramah didapatnya pada hari Ahad. "Hari Minggu bisa empat kali beri ceramah. Mulai kuliah subuh, kultum (kuliah tujuh menit-Red), ceramah menjelang buka puasa bersama, hingga renungan malam dalam pelaksanaan sholat Tahajud berjamaah. Ceramah agama yang diberikan olehnya diikuti oleh tua dan muda. Dia mengaku mendapatkan kepuasan batin dalam kesibukannya di bulan penuh mahfirah ini. Dengan kesibukannya itu, tak ayal Andri jarang berbuka puasa bersama keluarga. "Istri sudah maklum kok," katanya seraya tertawa. "Minggu-minggu ini juga sering dipinta untuk berikan ceramah di luar kota seperti Singkawang dan Kabupaten Pontianak," ujar Andri. (zan) --------------- http://www.kedaulatan-rakyat.com/article.php?sid=31109 Friday, 21 October 2005, Jawa Tengah PKS Matangkan Balon Walikota SALATIGA (KR) - Jajaran Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kota Salatiga, belakangan ini terus melakukan optimalisasi terhadap pematangan bakal calon (balon) walikota dan wakil walikota Salatiga dalam Pilkada 2006 mendatang. Langkah itu dilakukan untuk memperoleh figur yang tepat dan dikehendaki masyarakat. "Siapa calon dari PKS, masih dibicarakan DPW Jateng dan selalu sharing demi kebaikan ke depan," ujar Ketua DPD PKS Salatiga, M Fathurrahman SE dihubungi KR, kemarin. Dikatakan, yang pasti meski sejumlah partai dan fraksi yang ada di DPRD Salatiga sudah membuka diri soal seleksi calon bahkan sudah ada yang deklarasi, namun untuk PKS masih belum mendapatkan calon yang jelas. Terpisah, Wakil Ketua DPD PKS Salatiga, Asadullah Muntakhob SPd ditemui KR mengatakan, pihaknya membantah keras kalau mencalonkan Sekda Drs Sutejo untuk diusung menjadi calon walikota mendatang. Diakuinya, memang pernah ada pertemuan dengan beberapa partai kecil (kaukus) dengan PKB. Namun, ketika itu yang akan menentukan calon wakilnya adalah partai lain bukan PKS. Untuk itu PKS menolak dengan tegas dan akan mencari figur lain. "Kalau yang menentukan partai lain sementara PKS memiliki 4 kursi di DPRD, buat apa kalau tidak diberi hak. Yang jelas kabar PKS akan mendukung dan mencalonkan Drs Sutejo itu adalah tidak benar sama sekali," tandas Asadullah Muntakhob kepada KR di teras kantor DPRD Salatiga. (*-12)-c ---------------- http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1&storyid=3425 Jumat, 21 Oktober 2005 06:24 WIB Berita Pembekalan Syariat Wanita DPD PKS Aceh Besar PKS Online : Ketua DPD PKS Aceh Besar, H. Saifunsyah, SE.Ak. Dalam sambutannya mengatakan bahwa memang sudah selayaknya para wanita- wanita muslimah, di Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya di Aceh Besar berbekal syariat yang mantap dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat menjadi penggerak kebaikan, pengokoh agama dan bangsa, dan menjadi ibu generasi yang bermartabat PKS Online : Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan 1426 H yang penuh berkah, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh Besar, menyelenggarakan pembekalan syariat wanita (PSW), di kantor DPD PKS Aceh Besar, Jalan Medan- Banda Aceh, Km. 8,5 Lambaro ingin Jaya, Sabtu, Ahad, dan Senin (8-10/10). Pembekalan yang berlangsung selama tiga hari ini, dibuka langsung oleh ketua DPD PKS Aceh Besar, H. Saifunsyah, SE.Ak. Dalam sambutannya mengatakan bahwa memang sudah selayaknya para wanita-wanita muslimah, di Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya di Aceh Besar berbekal syariat yang mantap dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat menjadi penggerak kebaikan, pengokoh agama dan bangsa, dan menjadi ibu generasi yang bermartabat Ketua bidang kewanitaan DPD Aceh Besar, Nurhidayati, S.Si dalam sambutannya juga berharap kegiatan pembekalan ini memberi manfaat dan imbas yang besar serta dapat diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh peserta sekaligus dapat mengajak lingkungan sekitarnya mengamalkannya secara optimal. Terlebih kata Nurhidayati untuk berperan serta muslimah Aceh dalam mensukseskan pemberlakuan Syariat Islam dan menyambut momen Aceh Damai. Acara yang bertema "Ramadhan Datang, Damai Aceh Lon sayang, syariat Islam Bek Tuwoe Sagai !!!" berlangsung bersamaan suasana yang dingin karena gerimis yang tidak berhenti dari pagi. Ustazd H. Ghufran Zainal Abidin, MA (ketua II IKADI NAD), menjadi pemateri perdana dengan tema materi Fiqih Shiam. Menyusul beberapa pemateri pada sessi berikutnya. Diantaranya ustazah Rita Indahyati, Ustazd Irawan Abdullah AII, S.Ag, Ustazah Mulyani, S.Ag, Ustazah Suriawati, SE, Ustazah Andi Qadriah, A.Md, dan ustazd Ghufran Harun,MA. Nonton Film islami bareng, menambah seru acara dihari pertama pembekalan. (Fitri/PKS Aceh Besar) --- End forwarded message --- ___________________)|(_______________________ Ramadhan bulan pengokohan pribadi untuk melayani dan memberdayakan ummat --------------------------------------------- Mailing List Keadilan4all Milis PK Sejahtera (UnOfficial) http://groups.yahoo.com/group/keadilan4all Situs resmi DPP Partai Keadilan Sejahtera di http://www.pk-sejahtera.org --------------------------------------------- :: Menuju Indonesia Bersih dan Peduli °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/