24 Oktober 2005 
Bom-bom Fitnah Itu 


Fauzan Al-Anshari
Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin

Teror bom di Indonesia tampaknya sudah menjadi semacam siklus musiman
yang rutin berputar setiap tahun. Sejak Bom Bali I (12 Oktober 2002),
Bom Marriott (5 Agustus 2003), Bom Kuningan (9 September 2004), dan Bom
Bali II (1 Oktober 2005). Bisakah kita menghentikan 'musim bom'
tersebut? Sangat bisa, karena 'musim' tersebut bukan ciptaan Allah SWT
yang mengatur perjalanan alam ini, melainkan hanya rekayasa
manusia-manusia yang tak berperikemanusiaan.

Cara membaca 'musim' tersebut juga harus dilihat dari berbagai sudut dan
didukung sejumlah referensi yang memadai, karena hal itu akan
mempengaruhi perspektif seseorang; bagaimana menyikapinya dengan benar.
Cara berpikir stereotipe (baca: kacamata kuda) hanya akan menjerumuskan
dirinya ke dalam analisa yang dangkal dan memunculkan sikap yang tidak
arif serta merugikan umat Islam secara terus-menerus. Di bawah ini saya
ingin menyoroti rentetan teror bom secara utuh, sehingga sikap yang kita
ambil juga relatif lebih komprehensif, tidak sepotong-sepotong.

Teror bom di Indonesia sudah terjadi sebelum Bom Bali I. Misalnya bom
yang meledak di BEJ dan sejumlah gereja. Pelakunya beragam. Waktu itu
tidak pernah muncul istilah JI=Jamaah Islamiyah yang sekarang selalu
dituduh berada di balik teror bom. Padahal ada juga teror bom yang
menimpa KPU, rumah Abu Jibril, dan Markas MMI ketika diresmikan. Lalu
siapa pelakunya? Apakah juga JI?

Indikasi rekayasa Dalam buku Di Balik Berita Bom Kedutaan Besar
Australia & Skandal Terorisme, hal 24-34, ada ulasan menarik berjudul
''Zionis Yahudi Meledakkan Nuklir di Kedutaan Besar
Australia-Indonesia''. Laporan itu ditulis oleh analis bom dari
Australia Joe Vialls, disertai foto-foto dan hasil rekaman kamera yang
tidak dapat berbohong. 

Misalnya analisa dari bentuk asap yang dihasilkan oleh bom yang meledak
di depan Kedubes Australia-Jakarta berwarna putih dan membentuk mirip
cendawan (jamur).Warna dan bentuk asap seperti itu hanya bisa dihasilkan
oleh sebuah ledakan nuklir, bukan oleh potassium chlorat atau TNT.
Demikian pula bom yang meledak pada Bom Bali II.

Uji coba nuklir AS di gurun Nevada memberikan perbandingan yang nyata,
bahwa bom yang meledak pada Bom Bali I dan Kedubes Australia-Indonesia
adalah sejenis nuklir. Foto asap pada ledakan Bom Bali I dapat dilihat
di majalah Sabili terbaru (No.7 Th.XIII 20 Oktober 2005, hal. 27) yang
berwarna oranye dan membentuk seperti jamur.

Selain bekas ledakannya membentuk semacam kawah (lebar empat meter,
panjang tujuh meter, dan kedalaman 1,5 meter) dan korban terbakar di
dalam kafe Sari Club seperti ''bandeng presto'': tubuhnya utuh tapi
tulangnya hancur --sehingga tidak bisa diangkat kecuali dialasi kain di
bawahnya. (Baca hasil temuan Tim Investigasi MUI dan keterangan almarhum
ZA Maulani).

Jika pelaku kedua bom tersebut adalah JI, maka pertanyaannya adalah,
dari mana mereka mendapatkan akses bahan-bahan peledak tersebut.
Sementara peran Amrozi yang membawa karbit (potassium chlorat) dari
Lamongan ke Bali pada Bom Bali I dapat dideteksi aksesnya. Mengapa
handak (bahan peledak) pada Bom Bali II yang sempat dipublikasi media
berupa TNT tidak terdeteksi akses perolehannya.

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu langsung dengan Jenderal Ryamizard
Ryacudu. Saya langsung mendengarkan penjelasannya tentang
ketidaksanggupan TNI membuat bom yang meledak di Sari Club itu yang
pernah ia sampaikan ketika menjabat KSAD. Benar, confirmed, TNI memang
tidak sanggup membuatnya. Lalu siapa? Saya berseloroh, kalau benar
Amrozi yang bikin, maka sebaiknya dia dijadikan penasihat Panglima TNI,
Sang Jenderal pun tertawa. 

Korban fitnah Dengarkan pengakuan Imam Samudra yang sempat disebut
sebagai aktor intelektual (master mind) peledakan Bom Bali I dan kini
sedang menanti eksekusi mati. Ia menulis buku Aku Melawan Teroris! Pada
halaman menjelang akhir (269-270) dia menulis:

''Ali Ghufron, Amrozi, Hernianto, dan aku sendiri menjalankan
'rekonstruksi' tersebut. Disadari atau tidak, pada saat itulah kami
semua menjadi pengkhianat, yang mengkhianati diri sendiri, mengkhianati
risalah jihad. Ya, mereka bertiga telah berkhianat untuk mengatakan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Dan aku sendiri berkhianat untuk
secara tolol mengikuti pengkhianatan itu. Aku terjebak oleh argumentasi
setan, ini versi Hernianto yang dilontarkan oleh si 'sakit gigi'
sepanjang hari". Maka pengkhianatan kami seperti itulah yang disebut
'fakta' oleh gerombolan penyidik Bom Bali.

Mengapa hal memalukan itu sampai terjadi? Sebabnya, Hernianto telah
''gembur'' dihajar polisi pada awal penangkapan. Ali Ghufron babak
belur. Amrozi kena damprat. Aku tak berbeda. Kami semua under pressure!
(Dalam kesaksiannya pada persidangan Ustad Abu di BMG Kemayoran, dia
mengaku ditelanjangi dan disundut rokok oleh penyidik Bom Bali I).
Semoga generasi di belakang hari nanti tidak berbuat sebodoh dan selemah
kami dalam menghadapi tipudaya dan tekanan thaghut (setan). Ingatlah
bahwa, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah! (QS An-Nisa:76).''

Sekarang mari kita dengarkan bagaimana seorang ulama sepuh terus-menerus
terzalimi karena harus menanggung beban fitnah yang tidak pernah dia
lakukan. Ya, Ustad Abubakar Ba'asyir yang sangat saya kagumi dan
banggakan dan saya bersumpah untuk membelanya sampai titik darah
penghabisan. Ia menulis ''risalah banding'' untuk mengharap keadilan
Pengadilan Tinggi DKI yang dimuat dalam buku Pengadilan Rekayasa Ustad
Abu Bakar Ba'asyir halaman 174:

''Saya adalah seorang muslim dan insya Allah beriman, saya berdakwah,
mengajar di pondok, menasihati orang supaya berakhlak yang baik,
berjuang menegakkan syariat Islam, karena tuntutan tanggung jawab di
hadapan Allah nanti dan karena keinginan agar negeri ini menjadi baik,
tidak mungkin kalau saya mengetahui suatu rencana seperti pengeboman di
Bali itu, lalu saya setujui (seperti tuduhan JPU dan Majelis Hakim),
setelah terjadi lalu saya mengecamnya. Itu adalah akhlak munafik,
na'udzubillah karena perkara yang sudah saya setujui kemudian saya
kecam.

Saya berlindung kepada Allah SWT dari akhlak seburuk itu yang tidak
bertanggung jawab. Maka saya yakin bahwa tuduhan JPU dalam hal ini yang
disetujui oleh Majelis Hakim benar-benar dipaksakan, maka ini
benar-benar merupakan fitnah jahat yang disengaja untuk tujuan tertentu.
Maka dengan izin Allah swt saya berharap agar Majelis Hakim Tinggi dalam
membahas dan meneliti keputusan ini hendaknya dengan kejujuran dan
nurani bersih, jangan ada tujuan menutupi malu atau karena tekanan
asing, sehingga dapat menemukan keputusan yang adil tanpa takut pada
tekanan siapa pun, kecuali hanya takut kepada Allah swt. Semoga Allah
swt memberi petunjuk kepada Majelis Hakim Tinggi menuju jalan-Nya yang
lurus. Amin.''

Ternyata kemudian Hakim Tinggi, bahkan MA tidak mendapat petunjuk Allah
SWT sehingga mereka kembali menzalimi ustad dengan vonis penjara 2,5
tahun. Apa balasan bagi orang-orang yang menzalimi ulama? Menurut
Rasulullah saw, mereka akan ditimpa bencana yang sangat menyakitkan dan
memalukan. Apakah bencana itu sudah mereka rasakan? Wallahu a'lam.

Pelaku sebenarnya
Kalau sempat, bacalah buku-buku ini: Terorisme Israel, Membedah
Paradigma dan Strategi Terorisme Zionis karya terjemahan COMES; Fitnah
Itu Akhirnya Terungkap, Investigasi Peristiwa 11-9 dan Perang Amerika
Membasmi Terorisme karya Dr Albert D Pastore, PhD, diterjemahkan oleh
(alm) ZA Maulani, (9-11); The Hard Evidence Exposed! The Real Truth
(Fakta Sebenarnya Tragedi 11 September), American Shadow Government
(Pemerintah Bayangan Amerika), Bayang-bayang Gurita (Mengungkap
Pergerakan Freemason dan Organisasi Anti Islam Dunia) ketiganya karya
Jerry D Gray; Palestina (Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi) karya Dr
Muhsin Muhammad Shaleh; Perang Afghanistan karya ZA Maulani, dan Perang
Iraq-AS karya terjemahan COMES.

Juga lihatlah film-film dokumenter terbaik sebagai winner/best picture
2004 Cannes Film Festival, seperti Fahrenheit 9/11, 911 in Plane Site,
dan 911 Control Room. Film-film dokumenter ini langsung disutradarai
oleh sineas AS terkenal seperti Michael Moore. Saya yakin kalau anda
membaca buku-buku di atas dan melihat film-film tersebut, maka anda akan
mempunyai perspektif yang benar terhadap isu terorisme yang
diperdagangkan oleh Bush dan konco-konconya.

Jadi, siapa pelaku teror bom di Indonesia sejak BB1? Pelakunya adalah
JI, tetapi bukan JI versi polisi, melainkan JI=Jewish Intelligent
(Intelijen Yahudi). JI yang terakhir ini diorganisasikan oleh jaringan
intelijen terkuat dan tersolid di dunia yakni MOSSAD yang memiliki
jaringan kerjasama erat dengan CIA dan MI6.

Lalu bagaimana dengan orang-orang Muslim yang menjadi tersangka teroris?
Mereka bukan teroris! Mereka mujahid! Namun bisa jadi, operasi
pengeboman mereka di Indonesia --yang saya tolak dan kecam-- di-dubbing
oleh agen-agen Yahudi atau masuk dan terjebak dalam perangkap 'tikus'
mereka! Wallahu a'lam.



  _____  

Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di :
http://www.republika.co.id/Kolom_detail.asp?id=218500&kat_id=16
<http://www.republika.co.id/Kolom_detail.asp?id=218500&kat_id=16> 


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke