hmm..rasanya kembali lagi pada niat awal melakukan hubungan, dan 
komitmen pada saat hubungan pertemanan lawan jenis yg akhirnya 
berlanjut dan menjadi hubungan persahabatan atau mungkin lebih kepada 
jenjang yg lebih serius selanjutnya. hmm..kemungkinan hubungan 
persahabatan berlanjut menjadi hubungan yg lebih serius itu, sangat 
mungkin terjadi bila tidak dilandasi oleh komitmen awal melakukan 
persahabatan.

efek2 yg tidak baik dalam membina satu hubungan antara lawan jenis, 
itupun sangat mungkin terjadi, bila tidak dilandasi oleh komitmen 
awal pertemanan dan nila2 agama yg tertanam pada pribadi masing2.

hmm..manusia juga bukan sebuah benda yg berlainan muatan, yg secara 
sifat dasar benda yg berlainan jenis (q1 dan q2)akan melakukan tarik 
menarik tanpa adanya kekuatan untuk tidak menolak sifat dasar benda 
yg berlainan jenis itu. kalau menurutku itulah bedanya manusia dengan 
benda dan mahluk lainnya. manusia mempunyai kelebihan2 yg tidak 
dipunyai oleh satu benda or mahluk lainnya. 

manusia memang mempunyai sifat yg dimiliki oleh benda dan juga mahluk 
lainnya, tapi..manusia juga mempunyai sifat yg tidak dimiliki oleh 
benda dan mahluk lainnya. spt..manusia mempunyai akal, isntink dan 
hati nurani. sedangkan benda tidak mempunyai itu semua. sedangkan 
mahluk lain hanya mempunyai instink.

akal pada manusia digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk 
yg akan dipilihnya. sedangkan hati nurani yg memfilter semua untuk 
memberi keputusan untuk dilakukan or tidak semua keputusan yg sudah 
diolah pada akal. dengan akal dan hati nurani, manusia pun punya 
kecenderungan untuk belajar mana yg baik dan mana yg buruk, mana yg 
boleh dan mana yg tidak boleh, mana yg melanggar mana yg bebas, mana 
yg halal dan mana yg haram. dan manusia jadi mengerti apabila, 
manusia itu mempelajari ilmu agama. nah..itulah gunanya agama 
diturunkan dan kecenderungan sifat manusia juga yg mempunyai instink 
untuk belajar hingga mengetahui mana yg baik dan yg buruk,yg 
merupakan kerja sebuah akal. sedangkan agama itu berisi aturan main 
manusia dalam melakukan semua aktivitasnya dalam hidup.

hmm..maka dengan agama inilah..akhirnya manusia itu lebih 
terkondisikan sikapnya dalam menjalankan kehidupannya, karena disana 
ada aturan main yg akan menimbulkan dampak dari semua yg sudah 
dikerjakan selama hidup. yaitu pahala untuk kebajikan dan dosa untuk 
kejahatan.

hmm..bila melihat itu semua, berarti manusia punya kekuatan untuk 
menolak sifat benda yg berlainan jenis untuk saling tarik menarik-:)
yaitu agama yg dijadikan landasan dalam melakukan sebuah hubungan dan 
satu komitmen yg sudah diikrarkan.:)

maaf..ini hanya pendapatku aja ya..?karena akupun punya 1 orang 
sahabat pria, kami bersahabat lebih dari 8thn, mungkin benar 1 sisi 
manusia yg lain mengharapkan hubungan untuk lebih, tapi..ada sisi 
manusia yg lain yg mempunyai komitmen, bahwa hubungan hanya sebatas 
persahabatan:)rasanya ada nilai komitmen yg tinggi waktu itu, yaitu 
pantang mencemarkan hubungan persahabatan dgn kelakuan yg merugikan 
keduanya or salah satunya.:)

hmm..gimana kalau persahabatan karena iman pada Allah:)hingga timbul 
satu hubungan yg lebih erat yaitu persaudaraan dalam iman. seperti 
persahabatan antara Rasulullah dan Abu Bakar (bukan hubungan homo 
saat ini:) atau persahabatan Rasulullah dengan para sahabatnya siti 
khotidjah.:) memang susyeh sich..saat ini..tapi susah bukan berarti 
tidak ada, walaupun hanya sedikit jumlahnya.:)

salam:)
hana










gaya tarik menarik antara dua buah benda (F) yang berlainan muatan 
(q1 dan q2) sebanding dengan konstanta (k) dan berbanding terbalik 
dengan kuadrat jarak keduanya (r). Semakin besar muatan kedua benda 
serta semakin pendek jaraknya, semakin besar pula gaya tarik menarik 
yang ditimbulkannya. 


> 
> 
> On 11/23/05, suryati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Teman Tapi Mesra
> > STUDIA Edisi 268/Tahun ke-6 (21 Nopember 2005)
> >
> > Kayaknya kamu sering dengerin deh lagunya Ratu yang berjudul 
Teman Tapi
> > Mesra. Seperti ini sebagian liriknya: "Cukuplah saja berteman 
denganku/
> > janganlah kau meminta lebih/ ku tak mungkin mencintaimu/ kita 
berteman
> > saja/
> > teman tapi mesra…"
> >
> > Ehm, punya teman tuh emang asyik. Selain ada orang yang bisa 
diajak ngobrol
> > dan saling membantu di kala saling membutuhkan, teman juga bisa 
menjadi
> > tempat muara emosi kita. Ngobrol biasa mungkin sering. Tapi 
ngobrol yang
> > lebih dalam, rasanya agak jarang dilakukan dengan seseorang yang 
sekadar
> > teman biasa. Kita agak canggung. Itu sebabnya, kehadiran seorang 
sahabat
> > karib yang bisa menjadi tempat muara emosi kita, sangat 
diharapkan.
> >
> > Teman sejenis pun, cowok dengan cowok maupun cewek dengan cewek, 
sebenarnya
> > bisa juga sangat akrab. Itu kalo di antara kita udah terjalin 
sikap saling
> > percaya, saling memahami, dan saling menghargai. Mungkin bisa 
saja yang
> > seperti ini dibilang mesra. Karena dalam Kamus Besar Bahasa 
Indonesia arti
> > kata mesra adalah lekat dan sangat erat.
> >
> > Sobat muda muslim, cuma masalahnya, gimana kalo teman tapi mesra 
itu adalah
> > antar lawan jenis. Wow, ini dia yang kudu jadi perhatian dan 
bikin kita
> > jaga-jaga biar nggak kebablasan. Gimana pun juga, hubungan pria 
dan wanita
> > pasti nimbulin perasaan-perasaan yang 'lain'. Perasaan suka, 
sayang, cinta,
> > termasuk cemburu kalo sang teman tapi mesra itu deket ama yang 
lain. Karena
> > apa? Karena masing-masing merasa ingin memiliki lebih dari 
sekadar teman.
> > Tul nggak? Seperti syair di awal lagu dari duo Ratu ini: "Aku 
punya teman/
> > teman sepermainan/ kemana pun dia pergi selalu ada aku/ dia manis 
dan juga
> > baik hati/ tapi aku bingung ketika dia bilang cinta…"
> >
> > Inilah unik dan menariknya hubungan antar manusia. Dan harus 
diakui bahwa
> > manusia tuh makhluk sosial, sehingga ia merasa kesepian kalo 
nggak ada
> > teman. Padahal manusia bukan hanya terdiri dari sejenis. Itu 
sebabnya,
> > dalam
> > beberapa kondisi, komunikasi dengan lawan jenis untuk berbagai 
keperluan
> > dalam melakukan kegiatan sehari-hari nyaris nggak bisa dihindari. 
Mungkin
> > kita biasa bergaul dalam komunitas sejenis, tapi dalam beberapa 
kondisi
> > kadang kita harus merambah ke luar komunitas kita, maka kita akan
> > berhubungan dengan banyak pihak, termasuk dalam hal ini dengan 
lawan jenis.
> >
> > Sebagai teman akrab atau sebagai sahabat, berteman dengan lawan 
jenis besar
> > kemungkinan akan menjadi ajang curhat dan saling berbagi cerita 
mesra.
> > Apalagi teman tapi mesra ini sangat mungkin hubungannya akan 
ditingkatkan
> > menjadi 'kekasih'. Bila itu yang terjadi, maka ketika kita curhat
> > dengannya,
> > kita jadi nggak ngerasa sedang ngobrol dengan teman biasa. Tapi 
dengan
> > seorang kekasih hati, meski baru anggapan sepihak saja dari kita.
> >
> > Dengan kenyataan seperti ini, cerita dan curhat kita akan semakin 
terasa
> > bermakna. Pandangan dan pendapatnya yang disampaikan kepada kita 
sering
> > membuat kita bertenaga. Hidup rasanya dapat tambahan darah segar. 
Nafas
> > baru
> > dan semangat menggelora. Rasa-rasanya dunia adalah milik kita, 
yang sedang
> > dimabuk cinta dan dibakar api asmara (meski baru kita sendiri yang
> > merasakannya alias geer—entah dirinya. Mungkin malah sebel). Kita 
jadi
> > ngedadak 'lupa diri', dan kita menjadikan orang yang kita cintai 
sebagai
> > dewi or pangeran pujaan hati. Kita bersedia berkorban dan menjadi 
bagian
> > dari hidupnya. Sehari saja tak jumpa dan komunikasi, rasanya hati 
kita jadi
> > dingin dan beku. Tapi, ketika rindu itu terpuaskan, dinding es 
yang kokoh
> > menyelimuti hati kita pun perlahan mencair (suit..suit.. swiiw!)
> >
> > Dari temen jadi demen
> > Pernah nonton sinetron "Dari Temen Jadi Demen" di sebuah stasiun 
televisi
> > swasta? Yup, sinetron ini bercerita tentang kisah-kasih sepasang 
anak
> > manusia. Benar kata pepatah jawa: "Witing tresno jalaran soko 
kulino",
> > bahasa nasionalnya: "Munculnya cinta, karena seringnya bertemu". 
Hati-hati
> > buat kamu yang sering ketemu dengan lawan jenisnya. Kalo berteman 
kan
> > sering
> > bertemu lho. Dan, bisa-bisa 'pepatah' ini ada benarnya. Singkat 
kata, kamu
> > jadi demen sama temen kamu. Huhuy!
> >
> > Sobat muda muslim, gambaran di sinetron yang dibintangi oleh 
Jonathan
> > Frizzi
> > dan Wulan Guritno ini bisa jadi muncul dalam kisah nyata. Ya, 
kisah-kasih
> > di
> > antara kita. Bahkan sangat boleh jadi lho kalo cerita itu justru
> > terinspirasi dari kejadian nyata. Tul nggak?
> >
> > Saya pernah punya kawan yang mengalami kejadian begini. Doi 
bilang bahwa
> > berteman itu memang mengasyikan, apalagi dengan lawan jenis. 
Untuk ukuran
> > sesama jenis aja, berteman efektif untuk menumbuhkan kebersamaan, 
memupuk
> > kasih sayang, bahkan kita saling mencintai. Tengok aja orang yang 
udah
> > lengket sohiban. Kamu pastinya ngiri deh ngelihat di sekolahmu 
ada dua
> > orang
> > teman yang lengket bak perangko. Kemana-mana nyaris bareng. Mirip 
kisah
> > Ujang dan Aceng yang pernah muncul di televisi dulu. Sohiban 
Ujang dan
> > Aceng
> > ini kebawa sampe mereka dewasa. Bener lho. Asyik banget kan punya 
teman
> > yang
> > seide dan seperasaan. Itu sebabnya, banyak orang yang kepengen 
banget punya
> > teman sehidup-semati. Bahkan, teman ibarat cermin buat kita.
> >
> > Eh, tapi berteman pun bisa berpotensi bikin kita berabe. Kok bisa 
sih? Iya,
> > kalo berteman sejenis dengan akrab, ati-ati aja jangan sampe 
kecemplung
> > jadi
> > homoseks. Terus kalo kita berteman dengan lawan jenis, juga kudu 
taat
> > syariat Islam. Waspada ya.
> >
> > Nah, khusus ketika berteman dengan lawan jenis, karena selain 
menumbuhkan
> > rasa kebersamaan, juga efektif memunculkan rasa simpati, 
selanjutnya
> > empati,
> > berikutnya mulai tumbuh benih-benih cinta di hati. Akhirnya, 
jatuh hati.
> > Huhuy! Itu namanya bukan lagi temenan, tapi malah demenan. Malah 
pas lagi
> > sakit pun kita bisa lupa diri kalo ada kekasih di samping kita. 
Jadinya,
> > kata Wong Cerbon (orang Cirebon) DBD deh, Demam Bari Demenan 
(baca: demam
> > sambil pacaran)
> >
> > Sobat muda muslim, seperti kata pepatah lama, "Banyak jalan 
menuju Roma",
> > maka sekarang kita 'plesetkan' jadi "banyak jalan menuju cinta". 
Berteman,
> > salah satu jalannya. Yup, karena cinta itu ibarat jelangkung; 
datang nggak
> > dijemput, pulang nggak dianter. Diusir pun susyeh! (backsound: 
ehm.. bener
> > nih?)
> >
> > Jaga jarak aman
> > Berteman, bisa juga lho jadi jembatan menuju cinta. Jangan heran, 
sebab
> > frekuensi bertemu dan berhubungan jadi sering banget. Sekadar 
basa-basi
> > ngobrolin pelajaran sekolah, sampe janjian untuk nomat alias 
nonton hemat
> > di
> > bioskop. Kalo udah gitu, jadi bias deh definisi teman kalo dengan 
lawan
> > jenis. Berteman apa pacaran? Berteman apa demenan? Nah lho.
> >
> > Sobat muda muslim, memang nggak kerasa sih kalo kita udah merasa 
deket
> > banget dengan teman lawan jenis kita. Tahu-tahu… eh, lengket bak 
perangko.
> > Pokoknya, kalo kita udah biasa main bareng, makan bareng, dan ke 
sekolah
> > pun
> > bareng dengan teman lawan jenis, itu artinya alarm tanda bahaya 
udah
> > berbunyi. Beware! Kamu bisa berabe.
> > Why? Yup, karena sangat boleh jadi kondisi ini bikin kamu 
ketagihan untuk
> > terus berduaan dan konek terus dengan si doi. Nggak heran kan 
kalo kamu
> > akhirnya bisa tidur bareng dengan lawan jenis kamu. Upss.. Amit-
amit,
> > jangan
> > sampe deh!
> >
> > Mungkin, di antara kamu juga ada yang interupsi van protes kalo 
temenen
> > nggak identik dengan pacaran, dan tentunya nggak gitu-gitu amat 
sampe kudu
> > tidur bareng.
> >
> > Oke, kalo kamu punya argumentasi begitu. Tapi, apa ada yang 
ngejamin kalo
> > udah berduaan bakalan aman dari perbuatan ini dan itu yang 
lebih 'syerem'?
> > Apa kamu dan temanmu berani jamin bisa tahan godaan kalo udah 
berduaan
> > begitu? Jangan-jangan, susyeh tuh ngebedain mana sayang, suka, 
simpati,
> > empati dengan nafsu liar. Lagian, banyak juga kok faktanya 
yang 'begituan'
> > justru karena udah saling mengenal. Hati-hati menggunakannya, eh,
> > melakukannya. Gejlig!
> > Yup, seperti pernyataan dalam Hukum Coloumb yang membahas gaya
> > elektrostatis
> > (tarik menarik), hubungan cowok-cewek berpotensi untuk saling 
tertarik satu
> > sama lain yang dibumbui perasaan cinta. Soalnya cowok ama cewek 
berbeda
> > 'muatan', pasti saling tertarik. Karena bunyi Hukum Coloumb 
sendiri bahwa
> > gaya tarik menarik antara dua buah benda (F) yang berlainan 
muatan (q1 dan
> > q2) sebanding dengan konstanta (k) dan berbanding terbalik dengan 
kuadrat
> > jarak keduanya (r). Semakin besar muatan kedua benda serta 
semakin pendek
> > jaraknya, semakin besar pula gaya tarik menarik yang 
ditimbulkannya. Nah
> > lho, kudu ekstra ati-ati deh.
> >
> > Ketertarikan pria terhadap wanita atau sebaliknya dipengaruhi oleh
> > "muatannya" (q), yaitu akumulasi dari faktor pendorong (q1) dan 
penarik
> > (q2). Faktor pendorong berasal dari diri sendiri seperti rasa 
kagum, rasa
> > suka, kesengsem, keblinger, kesepian, atau mungkin nafsu yang 
mengebu-gebu.
> > Sedangkan faktor penarik berasal dari lawan jenis seperti rupa, 
harta,
> > sikap, keturunan, kecerdasan dan sebagainya. Jika kedua faktor 
tesebut
> > nilainya sama-sama besar, maka sudah pasti saling ketertarikan 
antara pria
> > dan wanita akan bertambah besar pula.
> >
> > Dalam kondisi sadar dan berada di bawah naungan rambu-rambu agama,
> > hubungan-hubungan ini dapat melahirkan pertautan dua hati yang 
mengarah ke
> > pernikahan. Ini tentu akan lebih utama lagi bila faktor pendorong
> > semata-mata karena lillahi ta'ala dan faktor penarik berupa 
akhlak yang
> > mulia atau ketaatan beribadah. Namun celakanya, dan tampaknya ini 
yang
> > semakin merajalela, bahwa di luar kendali fenomena tarik-menarik 
antara
> > pria
> > dan wanita ini bisa pula mendorong timbulnya perzinahan seperti 
terjadinya
> > penyelewengan, perselingkuhan, perkosaan, pelacuran, pelecehan 
seksual, dan
> > bahkan seks bebas. (O. Solihin, Asmara Aktivis Dakwah, hlm. 29-
32, mengutip
> > penjelasan di www.isnet.org)
> >
> > Jadi teman biasa aja
> > Berteman itu mubah alias boleh-boleh saja. Toh memang itu adalah 
bagian
> > dari
> > dinamika kehidupan kita sehari-hari. Kita akan bertemu dan 
berhubngan
> > dengan
> > lawan jenis. Di sekitar rumah, di sekolah, di tempat pengajian, 
di tempat
> > kuliah, juga di tempat kerja. Semua akan kita temui. Hanya saja, 
kita kudu
> > membedakan jenis dari masing-masing hubungan tersebut.
> >
> > Kalo kamu gabung dengan organisasi remaja masjid, itu artinya 
kamu berteman
> > dengan semua kalangan; laki-perempuan di organisasi itu. 
Tentunya, itu
> > adalah teman kamu dalam pengajian. Di tempat kuliah or sekolah 
dan di
> > kantor
> > juga silakan berteman dengan lawan jenis. Asal… jaga jarak aman, 
dan
> > tentunya nggak 'spesial'. Cukup teman biasa. Kita berhubungan dan 
bergaul
> > sebatas keperluan di masing-masing kondisi tersebut.
> >
> > Sangat ditekankan untuk tidak saling curhat masalah pribadi. 
Berbahaya euy!
> > Memang, cinta akan tumbuh saat masing-masing dari pelakunya 
membuka diri
> > (apalagi kalo sampe membuka aurat—itu sih cinta berbalut nafsu 
liar).
> > Jangan
> > ada hubungan spesial kalo kamu nggak berniat untuk menikah. Meski 
tujuannya
> > untuk menikah sekalipun, tetep aja ada aturan mainnya. Nggak 
liar. Apalagi
> > sekadar berteman.
> >
> > Nah, karena Allah Ta'ala tahu betul dengan karakter manusia 
(jelas dong,
> > karena Allah adalah al-Khalik), maka ada aturan mainnya tuh 
hubungan di
> > antara kedua makhluk ini. Allah Swt. telah mengajarkan kepada 
kita melalui
> > firmanNya (yang artinya): "Katakanlah kepada wanita yang beriman:
> > "Hendaklah
> > mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan 
janganlah
> > mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak 
daripadanya.
> > Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, (QS an-
Nûr [24]:
> > 31)
> >
> > Dalam ayat lain Allah Swt. Berfirman (yang artinya): "Katakanlah 
kepada
> > orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan 
pandangannya, dan
> > memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi 
mereka,
> > sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS 
an-Nûr
> > [24]: 30)
> >
> > Dengan begitu, kita kudu mampu untuk menjaga dan mempertahankan 
aturan main
> > itu sebagai tameng dalam berteman dengan lawan jenis. Sebab, 
banyak juga di
> > antara teman remaja yang ngakunya berteman, eh, buktinya malah 
pacaran.
> > Bilangnya temenan, eh, malah demenan. Ngakunya teman, eh teman 
tapi mesra.
> > Kata Bang Napi: Waspadalah! [solihin: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > http://dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=808&cat=4
> > http://buletinstudia.multiply.com/journal/item/12
> >
> >
> >
> >
> >
> > Yathie
> > (hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita 
kembali
> > kepada niat yang baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik 
pula.....Amien)
> >
> >             
> > ---------------------------------
> >  Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> >
> > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke