bismi-lLah wa-lhamdu li-lLah wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala rasuli-lLah wa 'ala alihi wa ashhabihi wa ma-wwalah, amma ba'd, assalamu 'alaikum.
ya akhuyya, jazaka-lLahu khairan atas masukkannya. sering2lach, kirimannya ditunggu yach! subhanaka- lLahumma wa bihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta,astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wassalamu 'alaikum leo imanov On 12/7/05, ahmedmustaqim05 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamu'alaikum, > > Berikut kajian hadits yang berkaitan dengan tawassul yang > diperbolehkan. > > Silah ditengok dan mohon maaf jika font arabic tak terlihat hingga > langsung saja ditengok artinya. > > Jazakallah > Ahmed > > ------------ > > Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di Gua (Bentuk Tawassul Yang > disyari'atkan) > > > Mukaddimah > > Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat, kita banyak menemukan > hal-hal yang sama sekali jauh dari ajaran Islam bahkan menjurus > kepada perbuatan syirik tanpa disadari. > > Hal ini tentunya diakibatkan kurangnya pemahaman yang benar tentang > ajaran agama, terutama pondasi `aqidah yang sangat lemah sehingga > ritual-ritual yang sebenarnya merupakan warisan animisme, dinamisme, > Budhisme dan Hinduisme masih tetap dilakukan oleh sebagian > masyarakat. > > Diantara bentuk ritual tersebut, misalnya, mempersembahkan sesajenan > kepada apa yang mereka sebut sebagai penguasa pantai selatan -yang > lebih dikenal dengan nyi loro Kidul- dengan keyakinan bahwa hal > tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka dan > kemarahannya, dimudahkan rizki dan sebagainya; mendatangi kuburan > orang-orang shalih atau orang yang dijuluki sebagai wali, yang > dianggap keramat dengan membawa tumbal atau sesajenan seperti ayam > dan hidangan yang berupa lauk pauk, dan sebagainya. Mereka > menganggap bahwa si penghuni kuburan yang wali dan dianggap keramat > tersebut dapat memenuhi keinginan mereka, karenanya mereka memohon > melalui mereka agar dapat memenuhi keinginan mereka dalam > mendapatkan jodoh, menjadi kaya dan seterusnya. Dan banyak lagi > ritual-ritual lain yang sebenarnya bernuansa syirik. > > Anehnya, hal itu biasanya mengatasnamakan dien al-Islam dengan > membuat nuansa Islami didalam perayaannya bahkan dengan membacakan > ayat-ayat al-Qur'an. Sungguh, hal ini merupakan bentuk pelecehan > terhadap ajaran Islam dan bagi pelakunya agar segera bertaubat > kepada Allah Ta'ala. Apa yang mereka kira, bahwa hal itu merupakan > bentuk tawassul adalah salah kaprah. Bila ingin bertawassul maka > hendaknya sesuai dengan ketentuan syari'at sebab tawassul semacam > itu dilarang dan akan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dan > kesesatan. > > Untuk itu, dalam kajian hadits kali ini, kami menjadikan tema > utamanya seputar tawassul yang dianjurkan dan dibenarkan oleh > syari'at melalui sebuah kisah yang terdapat dalam hadits yang shahih > dan –kiranya- amat masyhur, disamping permasalahan lainnya yang > dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut. > > Metode penjelasan melalui kisah seperti ini biasanya membuat pembaca > atau pendengarnya lebih tertarik dan cepat meresap ke dalam > sanubari, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam kehidupan nyata. > Semoga bermanfa'at dan dapat menggugah hati kita semua. > > Naskah Hadits > > عن عبد اللّه بن عمر- رضي اللّه عنهما- قال : سمعت رسول اللّه يقول : » > انطلق ثلاثة رهط ممن كان قبلكم حتى أووا المبيت إلى غار فدخلوه ، فانحدرت > صخرة من الجبل، فسدّت عليهم الغار، فقالوا: إنه لا ينجيكم من هذه الصخرة > إلا أن تدعوا اللّه بصالح أعمالكم، فقال رجل منهم: اللهم كان لي أبوان > شيخان كبيران وكنت لا أغْبقُ قبلهما أهلاً ولا مالاً، فنأى بي في طلب شيء > يوما، > فلم أرِح عليهما حتى ناما : فحلبت لهما غبوقهما، فوجدتهما نائمين، وكرهت أن > أغبق قبلهما أهلاً أو مالًا، فلبثت- والقدح على يدي- أنتظر استيقاظهما حتى > بَرَق الفجر، فاستيقظا فشربا غبوقهما، اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك > ففرّج عنا ما نحن فيه من هذه الصخرة، فانفرجت شيئاً لا يستطيعون الخروج « . > > قال النبي : » وقال الآخر: اللهم كانت لي بنت عمّ، كانت أحبَّ الناس إلَّي، > فأردتها عن نفسها، فامتنعت منّي حتى ألمَّت بها سنة من السنين ، فجاءتني > فأعطيتها عشرين ومائة دينار على إن تخلّي بيني وبين نفسها، ففعَلَت، حتى إذا > قدَرْتُ عليها، قالت: لا أحِلّ لك أن تفضّ الخاتم إلا بحقّه، فتحرجت من الوقوع > عليها، فانصَرَفْتُ عنها وهي أحبّ الناس إلىّ، وتركتُ الذهب الذي أعطيتها، > اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت > الصخرة، غير أنهم لا يستطيعون الخروج منها « . > > قال النبي : » وقال الثالث : اللهم إني استأجرت أجراء ، فأعطيتهم أجرهم > غير رجل واحد ترك الذي له وذهب ، فثمّرت أجره حتى كثرت منه الأموال، فجاءني > بعد حين ، فقال : يا عبد الله ، أدِّ إلي أجري ، فقلت له : كل ما ترى من > أجرك، من الإبل، والبقر، والغنم، والرقيق، فقال : يا عبد الله ، لا تستهزئ > بي ، فقلت : إني لا أستهزئ بك فأخذه كله فاستاقه فلم يترك منه شيئا ، > اللهم فإن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه ، فانفرجت > الصخرة ، فخرجوا يمشون « متفق عليه. > > Dari `Abdullah bin `Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata: "aku > mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:'ada tiga > orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga > mereka terpaksa harus berminap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba- > tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga > gua tersebut. Lalu mereka berkata:'sesungguhnya yang dapat > menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) > berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih' > (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan > yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah > seorang diantara mereka berkata:'Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua > orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah > minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku > (budak dan pembantuku). > > Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan > sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas > aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun > mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak > berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku > (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). > Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara > wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar > menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk > mereka. `Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata- > mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu > besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit > merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit- > red)' . > > Nabi bersabda lagi: ` yang lainnya (orang kedua) berkata: `ya Allah! > aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia > termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk > berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu > tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku > memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi > antaraku dan dirinya ; diapun setuju hingga ketika aku sudah > menaklukkannya, dia berkata:'tidak halal bagimu mencopot cincin ini > kecuali dengan haknya'. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. > Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red) > padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah > membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan > kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata- > mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu > besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang > lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit- > red)' . > > Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda lagi: ` kemudian orang > ketigapun berkata: `Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang > upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang > tidak mengambil haknya dan pergi (begitu saja). Kemudian upahnya > tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. > Selang beberapa waktu, diapun datang sembari > berkata: "wahai `Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab:'onta, > sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu'. > Dia berkata :'wahai `Abdullah! jangan mengejekku!'. Aku > menjawab: "sungguh, aku tidak mengejekmu'. Lalu dia mengambil > semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya > Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap > wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang > menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi > sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan'. > (Muttafaqun `alaih) > > > Seputar Perawi Hadits > > Beliau adalah seorang shahabat agung, Abu `Abdirrahman, `Abdullah > bin `Umar bin al-Khaththab bin Nufail, berasal dari suku Quraisy dan > al-`Adawiy. > > Beliau juga seorang yang lama berdiam di Mekkah sehingga dinisbatkan > kepadanya "al-Makkiy". Demikian pula, beliau lama tinggal di Madinah > setelah di Mekkah, sehingga dinisbatkan kepadanya "al-Madaniy". > > Beliau adalah seorang Imam panutan, masuk Islam saat masih kecil dan > berhijrah bersama ayahnya saat belum berusia baligh. Pada perang > Uhud, beliau tidak ikutserta karena masih kecil sehingga peperangan > pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq (perang Ahzâb). Beliau > termasuk orang yang membai'at di bawah pohon. > > Beliau banyak mewarisi ilmu dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam > dan para al-Khulafaur Rasyidun. Wafat pada tahun 73 H. > > > Penjelasan Kebahasaan > > Ungkapan: "inthalaqa tsalâtsatu rahthin min man kâ na qablakum" > ('ada tiga orang yang hidup sebelum kalian) yakni tiga orang yang > berasal dari Bani Israil. > > Ungkapan : "Rahthun" (orang) ; digunakan untuk jumlah dibawah > sepuluh orang. > > Ungkapan : "an tad-`ullâha bi shâlihi a'mâlikum" (dengan cara berdoa > kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih), yakni > bertawassul-lah kepada Allah Ta'ala dan berdoa-lah kepadaNya dengan > perantaraan perbuatan-perbuatan yang shalih yang kalian lakukan. > > Ungkapan : "Lâ uhillu laka an tafudldla al-Khâtim illâ bihaqqihi" > ('tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya'), > yakni bahwa dia (sepupu perempuannya) memintanya agar tidak > menyetubuhinya kecuali dengan cara yang sesuai dengan aturan syara'. > Pelajaran-Pelajaran Yang Dapat Dipetik > > Hadits panjang diatas mengandung banyak sekali pelajaran yang dapat > dipetik, diantaranya: > Mengambil pelajaran dan wejangan dari kisah-kisah umat terdahulu > Seorang Muslim patut mempelajari dan merenunginya sehingga dapat > bermanfa'at bagi kehidupannya. Bukankah Allah Ta'ala telah > mengisahkan banyak sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu, terutama > para utusan Allah, kepada kita?. Semua itu, tentunya agar generasi > selanjutnya dapat memetik pelajaran dari mereka. Dalam hal ini, > Allah berfirman: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat > pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu > bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab- > kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai > petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (Q,.s.12/Yûsuf: 111) > > > Al-Uslûb al-Qashshiy (gaya bahasa yang menggunakan kisah/cerita) > dapat membuat pendengar dan pembaca ketagihan untuk mendengar atau > membacanya, penuh antusias dan langsung meresponsnya dalam tindakan > nyata > Oleh karena itulah, Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam senantiasa > dari waktu ke waktu menggunakan metode ini ketika memberikan nasehat > kepada para shahabatnya. > Seorang penuntut ilmu perlu juga melakukan metode seperti ini saat > menyampaikan kajiannya kepada para pesertanya bilamana dia > mendapatkan momen yang tepat untuk itu sebab metode seperti ini > memiliki implikasi positif terhadap pemikiran dan akhlaq mereka. > > > Pentingnya `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda > syirik > > Diantara amalan yang paling agung yang dapat menyelamatkan pelakunya > dari bencana yang menimpanya di dunia dan (dari) `azab di akhirat > adalah `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda-noda > syirik. > Hal ini tampak dari kisah ketiga orang yang terkurung di dalam gua > diatas dimana mereka bersepakat untuk bertawassul kepada Allah > Ta'ala melalui amalan-amalan mereka yang mereka anggap paling afdlal > dan telah dilakukan dengan seikhlash-ikhlashnya. Ternyata, begitu > cepat mereka merasakan hasilnya di dunia. > > > Tawassul dengan perbuatan-perbuatan yang shalih > > Kisah didalam hadits diantas menunjukkan bahwa bertawassul kepada > Allah Ta'ala dengan perbuatan-perbuatan yang shalih yang semata-mata > mengharap ridla Allah Ta'ala adalah disyari'atkan. Sedangkan > bertawassul dengan selain itu, seperti dengan pepohonan, kuburan, > para wali dengan memohon kepada mereka sesuatu yang tidak patut > kecuali kepada Allah, merupakan syirik yang paling besar yang > mengeluarkan pelakunya dari dien Islam. Hal ini didukung oleh firman- > firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru > selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan > kamu…". (Q,.s. 7/al-A'râf:194) > Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah:"Serulah mereka yang kamu > anggap (sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki > (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka > tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi > dan sekali-kali tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi- > Nya, [22]. Dan tiadalah berguna syafat di sisi Allah melainkan bagi > orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu…".[23] (Q,.s. > 34/as-Saba':23) > > > Urgensi doa > > Doa merupakan suatu ibadah dan salah satu bentuk taqarrub yang > paling afdlal yang harus dilakukan oleh seorang Mukmin terhadap > Rabbnya. Ia juga mengandung makna perlindungan seorang hamba kepada > Rabbnya dan bagaimana dia merasakan betapa faqir, hinadina serta > lemahnya kekuatan yang ada pada dirinya. > Dalam hal ini, ketiga orang tersebut berlindung kepada Allah Ta'ala > dan memohon agar Dia Ta'ala menyelamatkan mereka dari kondisi yang > tengah mereka alami melalui doa dan tawassul mereka kepadaNya. Allah > berfirman: "Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan > Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan > diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina > dina". (Q,.s.40/Ghâfir:60) > Dan firmanNya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang > Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan > permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka > hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah > mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam > kebenaran". (Q,.s. 2/al-Baqarah:186) > > > Berbakti kepada kedua orangtua > > Hadits diatas juga menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua > orangtua (birr al-Wâlidain), patuh, melakukan kewajiban terhadap hak- > hak keduanya dan mengabdikan diri serta menanggung segala kesulitan > dan derita demi keduanya. Diantaranya hak-hak keduanya adalah: > melakukan perintah keduanya selama bukan dalam berbuat maksiat > kepada Allah Ta'ala, melayani, membantu dalam bentuk fisik dan > materil, berbicara dengan ucapan yang lembut, tidak durhaka serta > selalu berdoa untuk keduanya. > Memperbanyak doa untuk keduanya, bersedekah jariyah atas nama > keduanya, melaksanakan wasiat, menyambung rahim serta memuliakan > rekan-rekan keduanya. Dalam hal ini Allah berfirman: "Dan Rabbmu > telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan > hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. > Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai > berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu > mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu > membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, > [23]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh > kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, > sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".[24] > (Q,.s. 17/al-Isra': 23-24) > > > Berbakti kepada kedua orangtua merupakan sebab terhindarnya dari > kesulitan-kesulitan di dunia dan keselamatan dari `azab akhirat > Dalam kisah diatas, salah seorang dari mereka, bertawassul kepada > Allah melalui perbuatannya yang dianggap paling afdlal dan ikhlas > dilakukannya, yaitu berbakti kepada kedua orangtuanya sehingga hal > menjadi sebab merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar > yang menutupnya. > Abu Darda' radhiallaahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi > Shallallâhu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: "orangtua > merupakan pintu pertengahan di surga; jika kamu menginginkannya, > maka jagalah ia atau bila (tidak) maka sia-siakanlah ". > Sebagaimana, berbakti kepada kedua orangtua juga merupakan sebab > masuk surga, sementara durhaka kepada keduanya merupakan sebab > mendapatkan `azab di dunia dan akhirat. > Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:"Ada tiga orang yang > tidak dapat masuk surga: `seorang yang durhaka kepada kedua > orangtuanya; orang yang menyetujui terjadinya zina terhadap > keluarganya serta wanita yang kelelakian (yang menyerupai laki- > laki)". > > > Perhatian Islam terhadap kebersihan fisik dan kesucian maknawi > Diantara hal-hal yang sangat diperhatikan oleh Islam, dianjurkan > serta berdampak positif terhadap kehidupan manusia setelah mati > adalah kebersihan fisik dan kesucian maknawi. Lahiriah seorang > Muslim menyingkapkan sisi batiniah dari dirinya. Contohnya dalam > kisah ketiga orang diatas; salah seorang diantara mereka tidak jadi > melakukan perbuatan keji dan tak senonoh begitu si wanita, yang > merupakan sepupunya sekaligus orang yang paling dikasihinya, > mengingatkannya akan Rabbnya dan bahwa perbuatan tersebut tidak > dilarang. Karena sikapnya yang dapat menjaga dirinya tersebut, dia > akhirnya mendapatkan balasan yang baik di dunia, yaitu dengan > merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang > menutupnya. Sungguh, apa yang berasal dari sisi Allah adalah lebih > baik dan abadi. > > > Kriteria Mukmin sejati > > Seorang Mukmin sejati adalah orang yang selalu menghindari dirinya > dari perbuatan keji dan mungkar, tidak mendekati perbuatan maksiat > dan dosa serta senantiasa berkeinginan kuat agar dapat menjumpai > Allah nantinya dalam kondisi tersebut. > > > Urgensi amanah > > Amanah merupakan sesuatu yang agung dan bernilai tinggi di sisi > Allah Ta'ala, demikian pula di sisi manusia. > Mengingat urgensinya, Allah Ta'ala menawarkan amanah kepada langit, > bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikulnya dan > mereka khawatir akan mengkhianatinya, akan tetapi kemudian amanah > tersebut dipikul oleh manusia yang lemah. Bila mengembannya dengan > baik, maka akan mendapatkan ganjarannya di dunia dan akhirat, tetapi > sebaliknya, bila lalai dan tidak melaksanakannya maka akan menjadi > bumerang baginya. > Diantara bentuk amanah adalah: > Mentauhidkan Allah `Azza Wa Jalla > Melakukan perbuatan-perbuatan shalih secara umum > Melakukan hak-hak yang terkait dengan orang lain secara umum, dan > titipan-titipan, jaminan-jaminan serta hak-hak yang terkait dengan > masalah keuangan (menepati dan melunasi sesuai dengan `aqad) secara > khusus. > > > Urgensi amal shalih > > Amal shalih dengan berbagai jenisnya merupakan sebab berhasilnya > seseorang keluar dari rintangan-rintangan serta kesulitan-kesulitan > di dunia dan akhirat. > Dalam hal ini, Allah berfirman: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada > Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar, [2]. Dan > memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan > barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan > mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan > (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan > ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". [3] (Q,.s.65/at-Thalâq: 2-3) > > (Diambil dari kajian hadits berjudul "Ash-hâb al-Kahf" , ditulis > oleh Syaikh Nâshir asy-Syimâliy [selain Mukaddimah]) > > Selesai sampai disini semoga bermanfaat, amiin. > > > > > > > > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > SPONSORED LINKS > Beliefs Religion Ini > Muslim > > ________________________________ > YAHOO! GROUPS LINKS > > > Visit your group "media-dakwah" on the web. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > ________________________________ > -- Leo Imanov Abdu-lKariem ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/