bismi-lLah wa-lhamdu li-lLah wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala rasuli-lLah
wa 'ala alihi wa ashhabihi wa ma-wwalah, amma ba'd, assalamu 'alaikum.

ya akhuyya, jazaka-lLahu khairan atas masukkannya.

sering2lach, kirimannya ditunggu yach!

subhanaka- lLahumma wa bihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa
Anta,astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wassalamu 'alaikum

leo imanov

On 12/7/05, ahmedmustaqim05 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Assalamu'alaikum,
>
>  Berikut kajian hadits yang berkaitan dengan tawassul yang
>  diperbolehkan.
>
>  Silah ditengok dan mohon maaf jika font arabic tak terlihat hingga
>  langsung saja ditengok artinya.
>
>  Jazakallah
>  Ahmed
>
>  ------------
>
>  Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di Gua (Bentuk Tawassul Yang
>  disyari'atkan)
>
>
>  Mukaddimah
>
>  Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat, kita banyak menemukan
>  hal-hal yang sama sekali jauh dari ajaran Islam bahkan menjurus
>  kepada perbuatan syirik tanpa disadari.
>
>  Hal ini tentunya diakibatkan kurangnya pemahaman yang benar tentang
>  ajaran agama, terutama pondasi `aqidah yang sangat lemah sehingga
>  ritual-ritual yang sebenarnya merupakan warisan animisme, dinamisme,
>  Budhisme dan Hinduisme masih tetap dilakukan oleh sebagian
>  masyarakat.
>
>  Diantara bentuk ritual tersebut, misalnya, mempersembahkan sesajenan
>  kepada apa yang mereka sebut sebagai penguasa pantai selatan -yang
>  lebih dikenal dengan nyi loro Kidul- dengan keyakinan bahwa hal
>  tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka dan
>  kemarahannya, dimudahkan rizki dan sebagainya; mendatangi kuburan
>  orang-orang shalih atau orang yang dijuluki sebagai wali, yang
>  dianggap keramat dengan membawa tumbal atau sesajenan seperti ayam
>  dan hidangan yang berupa lauk pauk, dan sebagainya. Mereka
>  menganggap bahwa si penghuni kuburan yang wali dan dianggap keramat
>  tersebut dapat memenuhi keinginan mereka, karenanya mereka memohon
>  melalui mereka agar dapat memenuhi keinginan mereka dalam
>  mendapatkan jodoh, menjadi kaya dan seterusnya. Dan banyak lagi
>  ritual-ritual lain yang sebenarnya bernuansa syirik.
>
>  Anehnya, hal itu biasanya mengatasnamakan dien al-Islam dengan
>  membuat nuansa Islami didalam perayaannya bahkan dengan membacakan
>  ayat-ayat al-Qur'an. Sungguh, hal ini merupakan bentuk pelecehan
>  terhadap ajaran Islam dan bagi pelakunya agar segera bertaubat
>  kepada Allah Ta'ala. Apa yang mereka kira, bahwa hal itu merupakan
>  bentuk tawassul adalah salah kaprah. Bila ingin bertawassul maka
>  hendaknya sesuai dengan ketentuan syari'at sebab tawassul semacam
>  itu dilarang dan akan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dan
>  kesesatan.
>
>  Untuk itu, dalam kajian hadits kali ini, kami menjadikan tema
>  utamanya seputar tawassul yang dianjurkan dan dibenarkan oleh
>  syari'at melalui sebuah kisah yang terdapat dalam hadits yang shahih
>  dan –kiranya- amat masyhur, disamping permasalahan lainnya yang
>  dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut.
>
>  Metode penjelasan melalui kisah seperti ini biasanya membuat pembaca
>  atau pendengarnya lebih tertarik dan cepat meresap ke dalam
>  sanubari, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam kehidupan nyata.
>  Semoga bermanfa'at dan dapat menggugah hati kita semua.
>
>  Naskah Hadits
>
>  عن عبد اللّه بن عمر- رضي اللّه عنهما- قال : سمعت رسول اللّه يقول : »
>  انطلق ثلاثة رهط ممن كان قبلكم حتى أووا المبيت إلى غار فدخلوه ، فانحدرت
>  صخرة من الجبل، فسدّت عليهم الغار، فقالوا: إنه لا ينجيكم من هذه الصخرة
>  إلا أن تدعوا اللّه بصالح أعمالكم، فقال رجل منهم: اللهم كان لي أبوان
>  شيخان كبيران وكنت لا أغْبقُ قبلهما أهلاً ولا مالاً، فنأى بي في طلب شيء
> يوما،
>  فلم أرِح عليهما حتى ناما : فحلبت لهما غبوقهما، فوجدتهما نائمين، وكرهت أن
>  أغبق قبلهما أهلاً أو مالًا، فلبثت- والقدح على يدي- أنتظر استيقاظهما حتى
>  بَرَق الفجر، فاستيقظا فشربا غبوقهما، اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك
>  ففرّج عنا ما نحن فيه من هذه الصخرة، فانفرجت شيئاً لا يستطيعون الخروج « .
>
>  قال النبي : » وقال الآخر: اللهم كانت لي بنت عمّ، كانت أحبَّ الناس إلَّي،
>  فأردتها عن نفسها، فامتنعت منّي حتى ألمَّت بها سنة من السنين ، فجاءتني
>  فأعطيتها عشرين ومائة دينار على إن تخلّي بيني وبين نفسها، ففعَلَت، حتى إذا
>  قدَرْتُ عليها، قالت: لا أحِلّ لك أن تفضّ الخاتم إلا بحقّه، فتحرجت من الوقوع
>  عليها، فانصَرَفْتُ عنها وهي أحبّ الناس إلىّ، وتركتُ الذهب الذي أعطيتها،
>  اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت
>  الصخرة، غير أنهم لا يستطيعون الخروج منها « .
>
>  قال النبي : » وقال الثالث : اللهم إني استأجرت أجراء ، فأعطيتهم أجرهم
>  غير رجل واحد ترك الذي له وذهب ، فثمّرت أجره حتى كثرت منه الأموال، فجاءني
>  بعد حين ، فقال : يا عبد الله ، أدِّ إلي أجري ، فقلت له : كل ما ترى من
>  أجرك، من الإبل، والبقر، والغنم، والرقيق، فقال : يا عبد الله ، لا تستهزئ
>  بي ، فقلت : إني لا أستهزئ بك فأخذه كله فاستاقه فلم يترك منه شيئا ،
>  اللهم فإن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه ، فانفرجت
>  الصخرة ، فخرجوا يمشون « متفق عليه.
>
>  Dari `Abdullah bin `Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata: "aku
>  mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:'ada tiga
>  orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga
>  mereka terpaksa harus berminap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-
>  tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga
>  gua tersebut. Lalu mereka berkata:'sesungguhnya yang dapat
>  menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara)
>  berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih'
>  (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan
>  yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah
>  seorang diantara mereka berkata:'Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua
>  orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah
>  minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku
>  (budak dan pembantuku).
>
>  Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan
>  sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas
>  aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun
>  mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak
>  berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku
>  (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku).
>  Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara
>  wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar
>  menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk
>  mereka. `Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-
>  mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu
>  besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit
>  merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit-
>  red)' .
>
>  Nabi bersabda lagi: ` yang lainnya (orang kedua) berkata: `ya Allah!
>  aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia
>  termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk
>  berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu
>  tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku
>  memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi
>  antaraku dan dirinya ; diapun setuju hingga ketika aku sudah
>  menaklukkannya, dia berkata:'tidak halal bagimu mencopot cincin ini
>  kecuali dengan haknya'. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya.
>  Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red)
>  padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah
>  membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan
>  kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-
>  mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu
>  besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang
>  lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit-
>  red)' .
>
>  Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda lagi: ` kemudian orang
>  ketigapun berkata: `Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang
>  upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang
>  tidak mengambil haknya dan pergi (begitu saja). Kemudian upahnya
>  tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak.
>  Selang beberapa waktu, diapun datang sembari
>  berkata: "wahai `Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab:'onta,
>  sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu'.
>  Dia berkata :'wahai `Abdullah! jangan mengejekku!'. Aku
>  menjawab: "sungguh, aku tidak mengejekmu'. Lalu dia mengambil
>  semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya
>  Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap
>  wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang
>  menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi
>  sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan'.
>  (Muttafaqun `alaih)
>
>
>  Seputar Perawi Hadits
>
>  Beliau adalah seorang shahabat agung, Abu `Abdirrahman, `Abdullah
>  bin `Umar bin al-Khaththab bin Nufail, berasal dari suku Quraisy dan
>  al-`Adawiy.
>
>  Beliau juga seorang yang lama berdiam di Mekkah sehingga dinisbatkan
>  kepadanya "al-Makkiy". Demikian pula, beliau lama tinggal di Madinah
>  setelah di Mekkah, sehingga dinisbatkan kepadanya "al-Madaniy".
>
>  Beliau adalah seorang Imam panutan, masuk Islam saat masih kecil dan
>  berhijrah bersama ayahnya saat belum berusia baligh. Pada perang
>  Uhud, beliau tidak ikutserta karena masih kecil sehingga peperangan
>  pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq (perang Ahzâb). Beliau
>  termasuk orang yang membai'at di bawah pohon.
>
>  Beliau banyak mewarisi ilmu dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam
>  dan para al-Khulafaur Rasyidun. Wafat pada tahun 73 H.
>
>
>  Penjelasan Kebahasaan
>
>  Ungkapan: "inthalaqa tsalâtsatu rahthin min man kâ na qablakum"
>  ('ada tiga orang yang hidup sebelum kalian) yakni tiga orang yang
>  berasal dari Bani Israil.
>
>  Ungkapan : "Rahthun" (orang) ; digunakan untuk jumlah dibawah
>  sepuluh orang.
>
>  Ungkapan : "an tad-`ullâha bi shâlihi a'mâlikum" (dengan cara berdoa
>  kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih), yakni
>  bertawassul-lah kepada Allah Ta'ala dan berdoa-lah kepadaNya dengan
>  perantaraan perbuatan-perbuatan yang shalih yang kalian lakukan.
>
>  Ungkapan : "Lâ uhillu laka an tafudldla al-Khâtim illâ bihaqqihi"
>  ('tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya'),
>  yakni bahwa dia (sepupu perempuannya) memintanya agar tidak
>  menyetubuhinya kecuali dengan cara yang sesuai dengan aturan syara'.
>  Pelajaran-Pelajaran Yang Dapat Dipetik
>
>  Hadits panjang diatas mengandung banyak sekali pelajaran yang dapat
>  dipetik, diantaranya:
>  Mengambil pelajaran dan wejangan dari kisah-kisah umat terdahulu
>  Seorang Muslim patut mempelajari dan merenunginya sehingga dapat
>  bermanfa'at bagi kehidupannya. Bukankah Allah Ta'ala telah
>  mengisahkan banyak sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu, terutama
>  para utusan Allah, kepada kita?. Semua itu, tentunya agar generasi
>  selanjutnya dapat memetik pelajaran dari mereka. Dalam hal ini,
>  Allah berfirman: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
>  pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu
>  bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-
>  kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
>  petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (Q,.s.12/Yûsuf: 111)
>
>
>  Al-Uslûb al-Qashshiy (gaya bahasa yang menggunakan kisah/cerita)
>  dapat membuat pendengar dan pembaca ketagihan untuk mendengar atau
>  membacanya, penuh antusias dan langsung meresponsnya dalam tindakan
>  nyata
>  Oleh karena itulah, Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam senantiasa
>  dari waktu ke waktu menggunakan metode ini ketika memberikan nasehat
>  kepada para shahabatnya.
>  Seorang penuntut ilmu perlu juga melakukan metode seperti ini saat
>  menyampaikan kajiannya kepada para pesertanya bilamana dia
>  mendapatkan momen yang tepat untuk itu sebab metode seperti ini
>  memiliki implikasi positif terhadap pemikiran dan akhlaq mereka.
>
>
>  Pentingnya `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda
>  syirik
>
>  Diantara amalan yang paling agung yang dapat menyelamatkan pelakunya
>  dari bencana yang menimpanya di dunia dan (dari) `azab di akhirat
>  adalah `aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda-noda
>  syirik.
>  Hal ini tampak dari kisah ketiga orang yang terkurung di dalam gua
>  diatas dimana mereka bersepakat untuk bertawassul kepada Allah
>  Ta'ala melalui amalan-amalan mereka yang mereka anggap paling afdlal
>  dan telah dilakukan dengan seikhlash-ikhlashnya. Ternyata, begitu
>  cepat mereka merasakan hasilnya di dunia.
>
>
>  Tawassul dengan perbuatan-perbuatan yang shalih
>
>  Kisah didalam hadits diantas menunjukkan bahwa bertawassul kepada
>  Allah Ta'ala dengan perbuatan-perbuatan yang shalih yang semata-mata
>  mengharap ridla Allah Ta'ala adalah disyari'atkan. Sedangkan
>  bertawassul dengan selain itu, seperti dengan pepohonan, kuburan,
>  para wali dengan memohon kepada mereka sesuatu yang tidak patut
>  kecuali kepada Allah, merupakan syirik yang paling besar yang
>  mengeluarkan pelakunya dari dien Islam. Hal ini didukung oleh firman-
>  firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru
>  selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan
>  kamu…". (Q,.s. 7/al-A'râf:194)
>  Dan firman Allah Ta'ala: "Katakanlah:"Serulah mereka yang kamu
>  anggap (sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki
>  (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka
>  tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi
>  dan sekali-kali tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-
>  Nya, [22]. Dan tiadalah berguna syafat di sisi Allah melainkan bagi
>  orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu…".[23] (Q,.s.
>  34/as-Saba':23)
>
>
>  Urgensi doa
>
>  Doa merupakan suatu ibadah dan salah satu bentuk taqarrub yang
>  paling afdlal yang harus dilakukan oleh seorang Mukmin terhadap
>  Rabbnya. Ia juga mengandung makna perlindungan seorang hamba kepada
>  Rabbnya dan bagaimana dia merasakan betapa faqir, hinadina serta
>  lemahnya kekuatan yang ada pada dirinya.
>  Dalam hal ini, ketiga orang tersebut berlindung kepada Allah Ta'ala
>  dan memohon agar Dia Ta'ala menyelamatkan mereka dari kondisi yang
>  tengah mereka alami melalui doa dan tawassul mereka kepadaNya. Allah
>  berfirman: "Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan
>  Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
>  diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
>  dina". (Q,.s.40/Ghâfir:60)
>  Dan firmanNya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
>  Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
>  permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka
>  hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah
>  mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
>  kebenaran". (Q,.s. 2/al-Baqarah:186)
>
>
>  Berbakti kepada kedua orangtua
>
>  Hadits diatas juga menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua
>  orangtua (birr al-Wâlidain), patuh, melakukan kewajiban terhadap hak-
>  hak keduanya dan mengabdikan diri serta menanggung segala kesulitan
>  dan derita demi keduanya. Diantaranya hak-hak keduanya adalah:
>  melakukan perintah keduanya selama bukan dalam berbuat maksiat
>  kepada Allah Ta'ala, melayani, membantu dalam bentuk fisik dan
>  materil, berbicara dengan ucapan yang lembut, tidak durhaka serta
>  selalu berdoa untuk keduanya.
>  Memperbanyak doa untuk keduanya, bersedekah jariyah atas nama
>  keduanya, melaksanakan wasiat, menyambung rahim serta memuliakan
>  rekan-rekan keduanya. Dalam hal ini Allah berfirman: "Dan Rabbmu
>  telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
>  hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
>  Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
>  berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
>  mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
>  membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,
>  [23]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
>  kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya,
>  sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".[24]
>  (Q,.s. 17/al-Isra': 23-24)
>
>
>  Berbakti kepada kedua orangtua merupakan sebab terhindarnya dari
>  kesulitan-kesulitan di dunia dan keselamatan dari `azab akhirat
>  Dalam kisah diatas, salah seorang dari mereka, bertawassul kepada
>  Allah melalui perbuatannya yang dianggap paling afdlal dan ikhlas
>  dilakukannya, yaitu berbakti kepada kedua orangtuanya sehingga hal
>  menjadi sebab merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar
>  yang menutupnya.
>  Abu Darda' radhiallaahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi
>  Shallallâhu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: "orangtua
>  merupakan pintu pertengahan di surga; jika kamu menginginkannya,
>  maka jagalah ia atau bila (tidak) maka sia-siakanlah ".
>  Sebagaimana, berbakti kepada kedua orangtua juga merupakan sebab
>  masuk surga, sementara durhaka kepada keduanya merupakan sebab
>  mendapatkan `azab di dunia dan akhirat.
>  Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:"Ada tiga orang yang
>  tidak dapat masuk surga: `seorang yang durhaka kepada kedua
>  orangtuanya; orang yang menyetujui terjadinya zina terhadap
>  keluarganya serta wanita yang kelelakian (yang menyerupai laki-
>  laki)".
>
>
>  Perhatian Islam terhadap kebersihan fisik dan kesucian maknawi
>  Diantara hal-hal yang sangat diperhatikan oleh Islam, dianjurkan
>  serta berdampak positif terhadap kehidupan manusia setelah mati
>  adalah kebersihan fisik dan kesucian maknawi. Lahiriah seorang
>  Muslim menyingkapkan sisi batiniah dari dirinya. Contohnya dalam
>  kisah ketiga orang diatas; salah seorang diantara mereka tidak jadi
>  melakukan perbuatan keji dan tak senonoh begitu si wanita, yang
>  merupakan sepupunya sekaligus orang yang paling dikasihinya,
>  mengingatkannya akan Rabbnya dan bahwa perbuatan tersebut tidak
>  dilarang. Karena sikapnya yang dapat menjaga dirinya tersebut, dia
>  akhirnya mendapatkan balasan yang baik di dunia, yaitu dengan
>  merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang
>  menutupnya. Sungguh, apa yang berasal dari sisi Allah adalah lebih
>  baik dan abadi.
>
>
>  Kriteria Mukmin sejati
>
>  Seorang Mukmin sejati adalah orang yang selalu menghindari dirinya
>  dari perbuatan keji dan mungkar, tidak mendekati perbuatan maksiat
>  dan dosa serta senantiasa berkeinginan kuat agar dapat menjumpai
>  Allah nantinya dalam kondisi tersebut.
>
>
>  Urgensi amanah
>
>  Amanah merupakan sesuatu yang agung dan bernilai tinggi di sisi
>  Allah Ta'ala, demikian pula di sisi manusia.
>  Mengingat urgensinya, Allah Ta'ala menawarkan amanah kepada langit,
>  bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikulnya dan
>  mereka khawatir akan mengkhianatinya, akan tetapi kemudian amanah
>  tersebut dipikul oleh manusia yang lemah. Bila mengembannya dengan
>  baik, maka akan mendapatkan ganjarannya di dunia dan akhirat, tetapi
>  sebaliknya, bila lalai dan tidak melaksanakannya maka akan menjadi
>  bumerang baginya.
>  Diantara bentuk amanah adalah:
>  Mentauhidkan Allah `Azza Wa Jalla
>  Melakukan perbuatan-perbuatan shalih secara umum
>  Melakukan hak-hak yang terkait dengan orang lain secara umum, dan
>  titipan-titipan, jaminan-jaminan serta hak-hak yang terkait dengan
>  masalah keuangan (menepati dan melunasi sesuai dengan `aqad) secara
>  khusus.
>
>
>  Urgensi amal shalih
>
>  Amal shalih dengan berbagai jenisnya merupakan sebab berhasilnya
>  seseorang keluar dari rintangan-rintangan serta kesulitan-kesulitan
>  di dunia dan akhirat.
>  Dalam hal ini, Allah berfirman: "Barangsiapa yang bertaqwa kepada
>  Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar, [2]. Dan
>  memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan
>  barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
>  mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
>  (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
>  ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". [3] (Q,.s.65/at-Thalâq: 2-3)
>
>  (Diambil dari kajian hadits berjudul "Ash-hâb al-Kahf" , ditulis
>  oleh Syaikh Nâshir asy-Syimâliy [selain Mukaddimah])
>
>  Selesai sampai disini semoga bermanfaat, amiin.
>
>
>
>
>
>
>
>  Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
>  Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>  SPONSORED LINKS
>  Beliefs Religion Ini
>  Muslim
>
>  ________________________________
>  YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>  Visit your group "media-dakwah" on the web.
>
>  To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>
>  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>  ________________________________
>


--
Leo Imanov
Abdu-lKariem


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke