Assalamu'alaikum wr.wb... 
  Dari milis tetangga tentang tasawuf :
    Di zaman para sahabat Nabi saw, kaum Muslimin serta pengikutnya mempelajari 
tasawuf, agama Islam dan hukum-hukum Islam secara keseluruhan, tanpa kecuali. 
Tiada satu bagian pun yang tidak dipelajari dan dipraktekkan, baik lahir maupun 
batin; urusan dunia maupun akhirat; masalah pribadi maupun kemasyarakatan, 
bahkan masalah yang ada hubungannya dengan penggunaan akal, perkembangan jiwa 
dan jasmani, mendapat perhatian pula. 
  Timbulnya perubahan dan adanya kesulitan dalam kehidupan baru yang 
dihadapinya adalah akibat pengaruh yang ditimbulkan dari dalam dan luar. Dan 
juga adanya bangsa-bangsa yang berbeda paham dan alirannya dalam masyarakat 
yang semakin hari kian bertambah besar. Dalam hal ini, terdapat orang-orang 
yang perhatiannya dibatasi pada bagian akal, yaitu Ahlulkalam, Mu'tazilah. Ada 
yang perhatiannya dibatasi pada bagian lahirnya (luarnya) atau hukum-hukumnya 
saja, yaitu ahli fiqih. Ada pula orang-orang yang perhatiannya pada materi dan 
foya-foya, misalnya orang-orang kaya, dan sebagainya.
  Maka, pada saat itu, timbullah orang-orang sufi yang perhatiannya terbatas 
pada bagian ubudiah saja, terutama pada bagian peningkatan dan penghayatan jiwa 
untuk mendapatkan keridhaan Allah dan keselamatan dari kemurkaan-Nya. Demi 
tercapainya tujuan tersebut, maka diharuskan zuhud atau hidup sederhana dan 
mengurangi hawa nafsu. Ini diambil dari pengertian syariat dan takwa kepada 
Allah.
  Disamping itu, kemudian timbul hal baru, yaitu cinta kepada Allah 
(mahabatullah). Sebagaimana Siti Rabi'ah Al-Adawiyah, Abu Yazid Al-Basthami, 
dan Sulaiman Ad-Darani, mereka adalah tokoh-tokoh sufi. Mereka berpendapat 
sebagai berikut:
  "Bahwa ketaatan dan kewajiban bukan karena takut pada neraka, dan bukan 
keinginan akan surga dan kenikmatannya, tetapi demi cintanya kepada Allah dan 
mencari keridhaan-Nya, supaya dekat dengan-Nya."
  Dalam syairnya, Rabi'ah Al-Adawiyah telah berkata:
  "Semua orang yang menyembah Allah karena takut akan neraka dan ingin 
menikmati surga. Kalau aku tidak demikian, aku menyembah Allah, karena aku 
cinta kepada Allah dan ingin ridhaNya."
  Kemudian pandangan mereka itu berubah, dari pendidikan akhlak dan latihan 
jiwa, berubah menjadi paham-paham baru atas Islam yang menyimpang, yaitu 
filsafat; dan yang paling menonjol ialah Al-Ghaulu bil Hulul wa Wahdatul-Wujud 
(paham bersatunya hamba dengan Allah).
  Paham ini juga yang dianut oleh Al-Hallaj, seorang tokoh sufi, sehingga 
dihukum mati tahun 309 H. karena ia berkata, "Saya adalah Tuhan."
  Paham Hulul berarti Allah bersemayam di dalam makhluk-Nya, sama dengan paham 
kaum Nasrani terhadap Isa Al-Masih.
  Banyak di kalangan para sufi sendiri yang menolak paham Al-Hallaj itu. Dan 
hal ini juga yang menyebabkan kemarahan para fuqaha khususnya dan kaum Muslimin 
pada umumnya.
  Filsafat ini sangat berbahaya, karena dapat menghilangkan rasa tanggung jawab 
dan beranggapan bahwa semua manusia sama, baik yang jahat maupun yang baik; dan 
yang bertauhid maupun yang tidak, semua makhluk menjadi tempat bagi Tajalli 
(kasyaf) Al-Haq, yaitu Allah.
  Dalam keadaan yang demikian, tentu timbul asumsi yang bermacam-macam, ada 
yang menilai masalah tasawuf tersebut secara amat fanatik dengan memuji mereka 
dan menganggap semua ajarannya itu baik sekali. Ada pula yang mencelanya, 
menganggap semua ajaran mereka tidak benar, dan beranggapan aliran tasawuf itu 
diambil dari agama Masehi, agama Budha, dan lain-lainnya.
  Secara obyektif bahwa tasawuf itu dapat dikatakan sebagai berikut: "Tasawuf 
ada dalam Islam dan mempunyai dasar yang mendalam. Tidak dapat diingkari dan 
disembunyikan, dapat dilihat dan dibaca dalam Al-Qur'an, Sunnah Rasul saw. dan 
para sahabatnya yang mempunyai sifat-sifat zuhud (tidak mau atau menjauhi 
hubudunya), tidak suka hidup mewah, sebagaimana sikap khalifah Umar r.a, Ali 
r.a, Abu Darda', Salman Al-Farisi, Abu Dzar r.a. dan lainnya."
  Banyak ayat Al-Qur'an yang menganjurkan agar mawas diri dari godaan yang 
berupa kesenangan atau fitnah dunia.
  Tetapi hendaknya selalu bergerak menuju ke jalan yang diridhai oleh Allah 
swt. dan berlomba-lomba memohon ampunan Allah swt, surga-Nya dan takutlah akan 
azab neraka. Dalam Al-Qur,an dan hadis Nabi saw. juga telah diterangkan 
mengenai cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya dan cinta hambaNya kepada Allah. 
Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur,an:
  "Adapun orang-orang yang beriman cintanya sangat besar kepada Allah ..." 
(Q.s. Al-Baqarah: 165). 
  "... Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya ..." (Q.s. 
Al-Maidah: 54). 
  "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjihad di jalan Allah dalam 
barisan yang teratur (tidak tercerai-berai) ..." (Q.s. Ash-Shaff: 4). 
  Diterangkan pula dalam Al-Qur'an dan hadis mengenai masalah zuhud, tawakal, 
tobat, syukur, sabar, yakin, takwa, muraqabah (mawas diri), dan lain-lainnya 
dari maqam-maqam yang suci dalam agama.
  Tidak ada golongan lain yang memberi perhatian penuh dalam menafsirkan, 
membahas dengan teliti dan terinci, serta membagi segi-segi utamanya maqam ini 
selain para sufi. Merekalah yang paling mahir dan mengetahui akan penyakit 
jiwa, sifat-sifatnya dan kekurangan yang ada pada manusia, mereka ini ahli 
dalam ilmu pendidikan yang dinamakan Suluk.
  Tetapi, tasawuf tidak berhenti hingga di sini saja dalam peranannya di masa 
permulaan, yaitu adanya kemauan dalam melaksanakan akhlak yang luhur dan 
hakikat dari ibadat yang murni semata untuk Allah swt. Sebagaimana dikatakan 
oleh Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi, yaitu: "Ilmu tasawuf itu, kemudian akan 
meningkat ke bidang makrifat perkenalan, setelah itu ke arah khasab ungkapan 
dan karunia Allah. Hal ini diperoleh melalui pembersihan hati nurani.
  Akhirnya, dengan ditingkatkannya hal-hal ini, timbullah penyimpangan, tanpa 
dirasakan oleh sebagian ahli sufi." Di antara yang tampak dari penyimpangan 
sebagian orang-orang sufi adalah sebagai berikut:     
   Dijadikannya wijid (perasaan) dan ilham sebagai ukuran untuk dasar 
pengetahuan dan lain-lain; juga dapat dijadikan ukuran untuk membedakan antara 
yang benar dan salah. Sehingga sebagian ada yang berkata, "Aku diberi tahu oleh 
hati dari Tuhanku (Allah)."   
  Berbeda dengan ungkapan dari ahli sunnah bahwa apabila mereka meriwayatkan 
ini dari si Fulan, si Fulan sampai kepada Rasulullah saw.
  
  
   Dibedakannya antara syariat dan hakikat, antara hukum Islam dan yang bebas 
dari hukumnya.   
   Dikuasai oleh paham Jabariah dan Salabiah, sehingga dapat mempengaruhi iman 
dan akidah mereka, dimana manusia mutlak dikendalikannya. Maka tidak perlu lagi 
melawan dan selalu bersikap pasif, tidak aktif.   
   Tidak dihargainya dunia dan perkembangannya. Apa yang ada di dunia 
dianggapnya sepele, padahal ayat Al-Qur,an telah menyatakan: "... dan janganlah 
kamu melupakan akan nasibmu (kebahagiaanmu) dari (kenikmatan) dunia ..." (Q.s. 
Al-Qashash: 77). 
Pikiran dan teori di atas telah tersebar dan dipraktekkan dimana-mana, dengan 
dasar dan paham bahwa hal ini bagian dari Islam, ditetapkan oleh Islam, dan ada 
sebagian, terutama dari golongan intelektual, keduanya belum mengerti benar 
akan hal itu karena tidak mempelajarinya.   
  Sekali lagi kita tandaskan, bahwa orang sufi dahulu, selalu menyuruh jangan 
sampai menyimpang dari garis syariat dan hukum-hukumnya.
  Ibnul Qayyim berkata mengenai keterangan dari tokoh-tokoh sufi, "Tokoh-tokoh 
sufi dan guru besar mereka, Al-Junaid bin Muhammad (297 H.), berkata, 'Semua 
jalan tertutup bagi manusia, kecuali jalan yang dilalui Nabi saw.'"
  Al-Junaid pun berkata: "Barangsiapa yang tidak hafal Al-Qur'an dan menulis 
hadis-hadis Nabi saw. maka tidak boleh dijadikan panutan dan ditiru, karena 
ilmu kita (tasawuf) terikat pada kitab Al-Qur'an dan As-Sunnah."
  Abu Khafs berkata: "Barangsiapa yang tidak menimbang amal dan segala sesuatu 
dengan timbangan Al-Kitab dan As-Sunnah, serta tidak menuduh perasaannya (tidak 
membenarkan wijid-nya), maka mereka itu tidak termasuk golongan kaum tasawuf." 
Abu Yazid Al-Basthami berkata: "Janganlah kamu menilai dan tertipu dengan 
kekuatan-kekuatan yang luar biasa, tetapi yang harus dinilai adalah ketaatan 
dan ketakwaan seseorang pada agama dan syariat pelaksanaannya."
  Kiranya keterangan yang paling tepat mengenai tasawuf dan para sufi adalah 
sebagaimana yang diuraikan oleh Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam menjawab atas 
pertanyaan, "Bagaimana pandangan ahli agama mengenai tasawuf?"
  Ibnu Taimiyah memberi jawaban sebagai berikut, "Pandangan orang dalam masalah 
tasawuf ada dua, yaitu: Sebagian termasuk ahli fiqih dan ilmu kalam mencela dan 
menganggap para sufi itu ahli bid'ah dan di luar Sunnah Nabi saw.
  Sebagian lagi terlalu berlebih-lebihan dalam memberikan pujian dan menganggap 
mereka paling baik dan sempurna di antara manusia setelah Nabi saw. 
Kedua-duanya tidak benar. Yang benar ialah bahwa mereka ini sedang dalam usaha 
melakukan pengabdian kepada Allah, sebagaimana usaha orang-orang lain untuk 
menaati Allah swt. Dalam kondisi yang prima di antara mereka, ada yang cepat 
sampai dan dekat kepada Allah, orang-orang ini dinamakan Minal muqarrabiin 
(orang-orang yang terdekat dengan Allah), sesuai dengan ijtihadnya; ada pula 
yang intensitas ketaatannya sedang-sedang saja. Orang ini termasuk bagian 
kanan: Min ashhaabilyamiin (orang-orang yang berada di antara kedua sikap 
tadi)."
  Di antara golongan itu ada yang salah, ada yang berdosa, melakukan tobat, ada 
pula yang tetap tidak bertobat. Yang lebih sesat lagi adalah orang-orang yang 
melakukan kezaliman dan kemaksiatan, tetapi menganggap dirinya orang-orang sufi.
  Masih banyak lagi dari ahli bid'ah dan golongan fasik yang menganggap dirinya 
golongan tasawuf, yang ditolak dan tidak diakui oleh tokoh-tokoh sufi yang 
benar dan terkenal. Sebagaimana Al-Junaid dan lain-lainnya.


Anto Sulistianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Mau tanya, apa sih sesungguhnya Tassawuf itu, juga yg
disebut para Sufi. Dalam pengertian saya yg masih awam
ini terkesan mereka adalah orang terpilih dan suci.
Apakah demikian halnya?

Adakah dalil/AlQura'an, hadits Rasulullah tentang
tassawuf ini.
Apakah tassawuf sesuai ajaran Allah SWT melalui Rasul
Muhammad SAW ?

Terimakasih...

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 



  SPONSORED LINKS 
        Beliefs   Religion   Ini     Muslim 
    
---------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS 

    
    Visit your group "media-dakwah" on the web.
    
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
    
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 

    
---------------------------------
  

  


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke