PENUTUP KITAB MIN USHUL 'AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL-JAMA'AH

Oleh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan






Kemudian dengan adanya prinsip-prinsip yang dikemukakan di muka, mereka
senantiasa berakhlak mulia sebagai pelengkap aqidah yang diyakininya.

Diantara sifat-sifat yang agung itu adalah.

Pertama
Mereka beramar ma'ruf dan nahi mungkar seperti yang telah diwajibkan
syari'at dalam firman Allah berikut.

"Artinya : Jadilah kalian umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
beramar ma'ruf dan nahi mungkar dan kalian beriman kepada Allah". [Ali-Imran
: 110]

"Artinya : Barangsiapa diantara kamu menyaksikan suatu kemungkaran, maka
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu maka rubahlah
dengan lisannya, dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang
demikian itulah selemah-lemah iman". [1]

Sekali lagi, amar ma'ruf nahi mungkar hanya terhadap apa-apa yang diwajibkan
oleh syari'at. Sedangkan golongan Muta'zilah mengeluarkan amar ma'ruf dan
nahi mungkar dari apa-apa yang diwajibkan oleh syara, sehingga mereka
berpandangan bahwa amar ma'ruf nahi mungkar adalah keluar dari para pemimpin
kaum muslimin apabila mereka melakukan maksiyat walaupun belum termasuk
perbuatan kufur. Sedang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah memandang wajib menasehati
mereka dalam hal kema'shiyatannya tanpa harus memberontak kepada mereka. Hal
ini dilakukan dalam rangka mempersatukan kalimat dan menghindari perpecahan
dan perselisihan. Telah berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
Barangkali hampir tidak dikenal suatu kelompok keluar memberontak terhadap
pemilik kekuasaan kecuali lebih banyaknya kerusakan yang terjadi ketimbang
terhapusnya kemunkaran (melalui cara pemberontakan tersebut).

Kedua.
Ahlus Sunnah wal Jama'ah menjaga tetap tegaknya syi'ar Islam baik dengan
menegakkan shalat Jum'at dan shalat berjama'ah sebagai pembeda terhadap
kalangan ahlul bid'ah dan orang-orang munafik yang tidak mendirikan shalat
Jum'at maupun shalat Jama'ah.

Ketiga
Menegakkan nasehat bagi setiap muslim dan bekerja sama serta tolong menolong
dalam kebajikan dan taqwa sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam.

"Artinya : Ad-Din itu nasehat, kami bertanya : Untuk siapa?. Beliau
menjawab: Untuk Allah dan Rasul-Nya dan para imam kaum muslimin serta kaum
muslimin pada umumnya". [2]

"Artinya : Mu'min yang satu bagi mu'min yang lain bagaikan satu bangunan
yang satu sama lain saling mengokohkan". [3]

Keempat.
Mereka tegar dalam menghadapi ujian-ujian dengan sabar ketika mendapat
cobaan-cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan keni'matan dan menerimanya
dengan ketentuan Allah.

Kelima
Bahwasanya mereka selalu berahlak mulia dan beramal baik, berbuat baik
kepada kedua orang tua, menyambung tali persaudaraan, berlaku baik dengan
tetangga, dan mereka senantiasa melarang dari sikap bangga, sombong, dzolim
(aniaya) sesuai dengan firman Allah.

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib, kerabat,
anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".
[An-Nisaa : 36]

"Artinya : Sesempurna-sempurna iman seorang mu'min adalah yang baik
ahlaknya". [4]

Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar berkenan menjadikan kita semua
bagian dari mereka dan tidak menjadikan hati kita condong kepada kekafiran
setelah diberi petunjuk (hidayah-Nya) dan semoga shalawat serta salam
terlimpah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
keluarganya beserta sahabat-sahabatnya. Aamin.


[Disalin dri buku Prinsip-Prinsip 'Aqidah Ahlus Sunah Wal Jama'ah oleh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan Dar Al-Gasem PO
Box 6373 Riyadh, penerjemah Abu Aasia]
_________
Foote Note
[1]. Dikeluarkan oleh Muslim 1/Juz 2 hal. 22-25 syarah Nawawy dari Abu Sa'id
Al-Khudry
[2]. Dikeluarkan oleh Muslim I/Juz 2 hal. 36-37 syarah Nawawy, Abu Daud
5/49944, dan An-Nasaai 7/4197, Imam Ahmad 4/102 dari Tamiim Ad-Dary
[3]. Dikeluarkan oleh Bukhary 4/6026 dan Muslim 6/Juz 16 hal. 139 syarah
Nawawy
[4]. Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 13 No. 7396, Tirmidzi 3/1162, Abu Daud
5/4682, dan Al-Haitsamy dalam Mawarid No. 1311, 1926




--
Abu Muhammad Taqy Abdul Jabbar.

"Sombong itu adalah menolak kebenaran dan menghinakan orang lain". (Hadits
riwayat Muslim I/93)


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke