Assalamualaiakum wr wb
   
  Saya forwardkan rangkuman seorang ukhti yang journalist, yang juga 
berdomisili di London, UK, urutan atau sequence bagaimana perseteruan tentang 
karton Nabi kita Rasulullah.
   
    Bagus sekali untuk dicermati agar kita bisa mendudukkan masalahny. Sehingga 
bisa kita hadapi dengan kepala cingin, bukan dengan tantrum, histeris dan 
membakar gedung. Terus terang tatkala terjadinya hal ini mungkin banyak 
diantara kita yang tidak tahu, bahkan kami tengah berada ditempat musibah.  
   
  Dari sini kita tambah paham bahwa sesungguhnya Muslim di Denmark  cukup 
bersabar dan tawaqqal. Entah memang kita yang suka over -reactive atau memang 
mereka yang melewati batas the 'damage is done' .  Di akhir  tulisan ini tampa 
kesombongan mereka,  adanya kesengajaan untuk memancing umat Islam , globally. 
Jadi betul betul nyata apa yang dikatakan oleh Alquran kebencian dan 
kecemburuan mereka terhadap Islam dan Muslim..
   
  Pahitnya menjadi minoritas dinegeri Eropa kami rasakan, manisnya banyak dan 
kami nikmati dan syukuri. We  expect for the worse, atau sebaliknya, Allah saja 
yang maha Merekeyasa.
   
  Insya Allah ada hikmah dibalik semua ini bahwa kita umat Islam sudah waktunya 
menyatu dalam bersikap, ada dalam satu barisan sehingga kita tahu siapa musuh 
kita yang sesungguhnya.


   
  wassalamualaikum wr wb, teteh
   
   
  -----------
   
  Kronolgi  'cartoon Row'
   
  Kesombongan dan Provokasi Berlabel Freedom of Speech/Expression
   
  Assalamualaiakum wr wb
  

  Beralamat di no 3 Grondal Street, gedung itu bisa dicapai dengan bus no 9 di 
kota Aarhus, Denmark.

  Bangunan itu adalah kantor pusat Jyllands-Posten, surat kabar dengan 
sirkulasi 150 ribu eksemplar. 
   
  Dimana Redaktur Budaya, Flemming Rose, memutuskan menerbitkan gambar kartun 
Nabi Muhammad SAW, untuk memancing perdebatan mengenai multikulturalisme.
   
  Beberapa hari terakhir, akibat dari keputusan Rose 6 bulan lalu itu telah 
mengakibatkan kontroversi panjang (dan dalam), bahkan telah menumpahkan darah. 
   
  Penuh dengan perdebatan, demonstrasi, perusakan gedung, pemboikotan produk, 
intervensi diplomatik dengan memanasnya hubungan Islamic world dan the West, 
antara religion dan secular society, antara jurnalis dan politikus,  antara 
role of faith dengan freedom of speech. 
  Tensions that look unlikely to disappear soon. Jan Lund, redaktur luar negeri 
Jyllands-Posten bercerita bahwa ada diskusi kecil sebelum keputusan untuk 
menerbitkan kartun. 
'I don't remember anyone raising any objections. The idea seemed good.  The 
intention was to provoke a debate about the extent to which we self-censor in 
our coverage of Muslim issues.'.  (the Observer, 5 Februari 06) 
   
  Rose sendiri berkata bahwa pemuatan kartun itu diinspirasi oleh percakapannya 
dengan Komedian Denmark,  Frank Hvam, yang menurut Rose 'he did not dare make 
fun of the Koran'.  
   
  Juga oleh cerita penulis buku asal Denmark, Bent Blüdnikow, yang ketika 
membuat buku tentang Nabi Muhammad SAW  tidak ada ilustrator yang mau 
menggambar sosok Muhammad. Ketika akhirnya ada yang bersedia,  ia meminta untuk 
tidak disebutkan namanya. 
  Rose juga bercerita bahwa tahun lalu, ketika teatre Denmark menampilkan tiga 
productions yang menampilkan  kritik pada President George W Bush atau 
memperolok Presiden AS itu, tidak satu pun menampilkan Osama bin Laden.
  
   
   
  Akhirnya, pada 30 September Rose memutuskan untuk 'mencoba' menampilkan 12 
kartun Nabi Muhammad SAW,  pada halaman 3 koran tersebut. 
   
  Salah satu Kartun tersebut menampilkan Nabi Muhammad SAW, dengan memakai 
surban yang ternyata adalah bom. 

  Kartun lain menampilkan Nabi dengan tanduk di kepala. Sementara yang lain 
menggambarkan beberapa pembom  bunuh diri yang datang di pintu surga disambut 
oleh Nabi yang berkata, 'Stop stop, we ran out of virgins!'. 
   
  Kartun-kartun tersebut, offended, melecehkan Islam, tidak hanya karena berani 
menggambar Nabi Muhammad SAW,  sesuatu yang dilarang dalam Islam, juga karena 
menggambarkan Nabi sebagai a man of terror and violence. 
   
  Tidak jelas apakah Jyllends-Posten mengerti signifikansi dari keputusan 
menerbitkan kartun tersebut. 

  Namun dalam editorial hari itu, Rose menulis; 
  'Among writers, artists and theatre people, there is a trend for 
self-censorship,'tulisnya. 'This means artists are avoiding  the major issue of 
our time: the meeting of secular and Muslim cultures.' 
   
  Pemilihan kata oleh Rose dimana ia jelas-jelas membagi dua budaya antara 
secular dan muslim (as the ‘other’ the opposite pole to European secularism), 
memperburuk keputusannya menerbitkan kartun tersebut. 
   
  If Rose's aim was indeed to provoke debate, he succeeded.  Reaksi terhadap 
terbitnya kartun tersebut awalnya hanyalah beruba beberapa surat berisi 
kemarahan.  Namun pada pertengahan Oktober, ketika dua dari kartunis menerima 
ancaman pembunuhan, pemberitaan menjadi  ramai yang memicu perdebatan dan juga 
komentar anti-Muslim di Denmark. 
   
  A minor storm was on its way to becoming much bigger. 
  Bermula dengan demonstrasi 5000 muslim di Copenhagen. Satu minggu kemudian,  
beberapa diplomat negara-negara Islam  melakukan protes terhadap PM Denmark , 
Anders Fogh Rasmussen. 
   
  Namun pada 19 Oktober PM Resmussen menolak untuk bertemu dengan 11 duta besar 
dari negara-negara Islam  termasuk Saudi Arabia, Pakistan and Iran. 
   
  Penolakan itu, dan juga penerbitan ulang kartun tersebut di Norwegia pada 10 
Januari , berakibat dengan penarikan  Duta Besar Saudi Arabia dan Libya dari 
Copenhagen pada 26 Januari. 
   
  Kemudian, di beberapa tempat terjadi pembakaran bendera Denmark. Juga aksi 
pemboikotan produk-produk asal Denmark  di Timur Tengah, tindakan yang disebut 
sebagai, "the only language the west understands".  Dan benar, tampaknya mereka 
menjadi understands, ketika tiba-tiba ekonomi Denmark ikut terancam.  Ketika 
para pengusaha . Denmark berkata bahwa mereka akan butuh waktu minimal 5 tahun 
untuk 
recover dari aksi boikot ini.

  Prime Minister Rasmussen pun berubah sikap, ia pada 2 Februari tampil di 
televisi-televisi Arab menyatakan penyesalan  dan mengakui bahwa kartun 
tersebut telah melukai umat Islam di seluruh dunia. Carsten Juste, pemimpin 
redaksi Jyllands-Posten, juga menyatakan permintaan maaf. Dan mengaku bahwa 
surat kabar  yang ia pimpin telah 'indisputably offended many Muslims'. Namun 
jika keduanya mengira permohonan maaf itu akan menghentikan kontroversi 
tersebut, mereka salah. 
   
  Roger Köppel, pemimpin redaksi surat kabar yang terbit di Berlin, Die Welt , 
menganggap permintaan maaf Denmark adalah suatu kesalahan. 'Instead of standing 
up for the right to freedom of expression, Denmark had timidly  succumbed to 
bullying', begitu pendapat Köppel.  He decided it was time for the rest of 
Europe to stake a stand.  Köppel juga berkata, 'The fact that a European 
country - 'one of us' - had caved in was for us the trigger to say that this is 
a really important story,'  'It is at the core of our culture that the most 
sacred things can be subjected to criticism, laughter and satire.  We also know 
that moral double standards sometimes guide certain reactions in the Arab 
world. If we start to stop using our right to the freedom of expression within 
our legal boundaries then 
we start to develop an appeasement mentality.' 
   
   
  The row now moved up a gear.  Köppel menerbitkan pada halaman pertama Die 
Welt's  dengan headline 'Protests against Mohammad pictures successful',  dan 
menampilkan pembesaran kartun yang paling provokatif yang diterbitkan 
Jyllands-Posten, 
Kartun dimana Nabi digambarkan memakai surban beruba bom yang siap meledak. 
  Tiga surat kabar lain di Jerman juga menerbitkan kartun tersebut. 
   
   
  Di Paris, journalists tabloid France Soir, juga berpendapat bahwa kartun 
tersebut seharusnya di terbitkan.  Halaman satu France Soir di isi dengan 
kartun karya mereka sendiri dengan headline 'Yes we have the right to 
caricature God.' 
   
   
  Sementara 12 kartun asal Denmark, dengan disertai komentar-komentar dari a 
campaigner for freedom of expression  ditampilkan dalam dua halaman dalam. 
   
  Pada 1 Februari, across Europe; Italia, Spanyol, Austria dll, puluhan surat 
kabar--meskipun tidak satu pun surat kabar Inggris  ikut menerbitkan kartun 
tersebut--dan televisi termasuk semua TV besar di Prancis menampilkan kartun 
tersebut. 
   
  Sementara BBC, menampilkan sepintas gambar surat kabar-surat kabar yang 
memuat kartun tersebut.  Kabar adanya re-publication of the cartoons 
mengakibatkan gelombang amarah baru muslim di seluruh dunia. 
  
   
   
  Kini, beberapa pihak berusaha meredamkan suasana. Beberapa pemimpin redaksi 
yang menerbitkan kembali kartun-kartun  tersebut telah dipecat. 
   
  Di Prancis, President Chirac dan  Prime Minister de Villepin berusaha 
menempuh jalan tengah, berbicara mengenai  the right of free speech namun juga 
respect for religious belief. 
   
  Jack Straw, Menteri luar negeri Inggris menyatakan, "The right of freedom of 
speech in all societies and all cultures has to  be exercised responsibly and 
does not extend to an obligation to insult." 
   
  Juga kementerian luar negeri Amerika Serikat.  These cartoons are indeed 
offensive to the belief of Muslims,' begitu kata juru bicara State Department, 
Kurtis Cooper. 

  'We all fully recognise and respect freedom of the press and expression, but 
it must be coupled with press responsibility.
 
  Inciting religious or ethnic hatreds in this manner is not acceptable.' 
  'Freedom of speech is never absolute. It entails responsibility and 
judgment,' kata Kofi Annan, Sekertaris Jenderal PBB. 
   
  Kembali ke Denmark, journalists at Jyllands-Posten, mengakui bahwa akibat 
dari tindakan mereka masih  akan berlangsung lama, the storm is unlikely to die 
down soon. 
  Apakah mereka menyesal? "We apologised for hurting the feelings of a lot of 
Muslims in this.  But we don't apologise for printing the cartoons."

  (Nurani Susilo, dari berbagai sumber)


Pengajian Al-Ikhlas London
Email    : [EMAIL PROTECTED]
Web site : http://al-ikhlas.blogspot.com/ 




          ====================================================================
  " Kasihanilah anak yatim, buatlah ia dekat denganmu dan berilah ia makan dari 
makanmu ".
  ==============================================================================






                                
---------------------------------
Bring words and photos together (easily) with
 PhotoMail  - it's free and works with your Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke