Wa'alaikum salam wr wb,
Pak Zulimansyah, yang ada rukun Islam dan rukun Iman.
Kalau Ihsan silahkan lihat artikel di bawah:
==
”Apakah ihsan itu?” Beliau menjawab, “Engkau menyembah
Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak
dapat melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu.
==
Wassalam

Hakikat Iman

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan
kepada Tuhanlah mereka berta-wakkal, (yaitu)
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan
kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benar-nya.” (Al-Anfal: 2-4).

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang
memberi tempat kedi-aman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muha-jirin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka
memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia.”
(Al-Anfal: 74).

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan
orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah
 ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka
bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka
tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan
hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta
hajat kecuali ke-padaNya. Mereka mengetahui, Dialah
semata yang mengatur keraja-anNya tanpa ada sekutu.
Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu
dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka
adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah
menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya,
sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan
ampunanNya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para
sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, baik
Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang
sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan
amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman
tersebut.

Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara
bahasa maupun munurut istilah. Sebagaimana kita juga
mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah
memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman
itu bisa bertambah, juga bisa berkurang. Bertambah
karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan
berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian
kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya.

Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang
makna Islam dan iman.

Islam Dan Iman

Di dalam Islam dan iman terkumpul agama secara
keseluruhan. Sebagaimana Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam
hadits Jibril, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata,

(( كَانَ
النَّبِيُّ

بَارِزًا
يَوْمًا
لِلنَّاسِ
فَأَتَاهُ
جِبْرِيْلُ
فَقَالَ :
مَاالإِيْمَانُ
قَالَ:
الإِيْمَانُ
أَنْ
تُؤْمِنَ
بِاللهِ
وَمَلاَ
ئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ
وَرَسُوْلِهِ،
وَتُؤْمِنَ
بِاْلبَعْثِ،
قَالَ:
مَا
الإِسْلاَمُ،
قَالَ:
الإِسْلاَمُ
أَنْ
تَعْبُدَ
اللهَ
وَلاَ
تُشْرِكَ
بِهِ
وَتُقِيْمَ
الصَّلاَةَ،
وَتُؤْتِيَ
الزَّكَاةَ
اْلمَفْرُوْضَةَ،
وَتَصُوْمَ
رَمَضَانَ،
وَتَحُجَّ
اْلبَيْتَ،
قاَلَ:
مَا
الإِحْسَانُ،
قَالَ:
أَنْ
تَعْبُدَ
اللهَ
كَأَنَكَ
تَرَاهُ
فَإِنْ
لمَْ
تَكُنْ
تَرَاهُ
فَإِنَهُ
يَرَاكَ،
قَالَ:
مَتَى
السَّا
عَةُ،
قَالَ
مَااْلمَسْئُوْالُ
عَنْهَا
بِأَعْلَمَ
مِنَ
السَّئِلِ
وَسَأُخْبِرُكَ
عَنْ
أَشْرَاطِهَا
إِذَا
وَلَدَتِ
الأَمَةُ
رَبَّهَا،
وَإِذَا
تَطَاوَلَ
رُعَاةُ
الإِبِلِ
اْلبَهْمِ
فِي
اْلبُنْيَانِ
فِي
خَمْشٍ
لاَيَعْلَمُهُنَّ
إِلاَّ
اللهُ،
ثُمَّ
أَدْبَرَ
فَقَالَ
رُدُّوْهُ
فَلَمْ
يَرَوْا
شَيْئًا
فَقَالَ
هَذَا
جِبْرِيْلُ
جَاءَ
يُعَلِّمُ
النَّاسَ
دِيْنَهُمْ
))

“Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada
suatu hari keluar berkumpul dengan para sahabat,
tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, “Apakah iman
itu?” Beliau menjawab, “Iman adalah engkau beriman
kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, dan engkau beriman dengan hari
Kebangkitan.” Dia bertanya lagi, ”Apakah Islam itu?”
Beliau menjawab, “Islam adalah engkau me-nyembah Allah
dan tidak berbuat syirik kepadaNya, engkau mendi-rikan
shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan
dan berhaji ke Baitullah. “Dia bertanya lagi, ”Apakah
ihsan itu?” Beliau menjawab, “Engkau menyembah Allah
seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak dapat
melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu. “Dia
bertanya lagi, ”Lalu kapankah Kiamat ti-ba?” Beliau
menjawab, “Orang yang ditanya tentang Kiamat tidak
lebih mengetahui daripada si penanya. Tetapi saya
beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika
wanita budak melahirkan tuannya, jika para penggembala
unta hitam telah berlomba-lomba meninggikan bangunan.
(Ilmu tentang) hari Kiamat termasuk dalam lima perkara
yang tidak diketahui kecuali oleh Allah.” Kemudian dia
pergi, lalu nabi bersabda, ”Kembalikan dia!” Tetapi
orang-orang tidak melihat sesuatu. Beliau kemudian
bersabda, ”Dia ada-lah Jibril, datang kemari untuk
mengajari manusia tentang agama-nya.” (HR. Al-Bukhari,
Kitab Al-Iman, Bab Su’alu Jibril An-Nabi  wa
anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).

Islam

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam banyak menamakan
beberapa perkara dengan sebutan Islam, umpamanya:
taslimul qalbi (penyerahan hati), Salama-tunnas minal
lisan wal yad (tidak menyakiti orang lain dengan lisan
dan tangan), memberi makan, serta ucapan yang baik.
Semua perkara ini, yang disebut Rasulullah sebagai
Islam mengandung nilai penyerahan diri, ketundukkan
dan kepatuhan yang nyata.

Hukum Islam terwujud dan terbukti dengan dua kalimat
syahadat, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa
Ramadhan dan menunai-kan haji ke Baitullah. Ini semua
adalah syiar-syiar Islam yang paling tampak. Seseorang
yang melaksanakannya berarti sempurnalah
peng-hambaannya. Apabila ia meninggalkannya berarti ia
tidak tunduk dan berserah diri.

Lalu penyerahan hati, yakni ridha dan taat, dan tidak
menggang-gu orang lain, baik dengan lisan atau tangan,
ia menunjukkan adanya rasa ikatan ukhuwah imaniyah.
Sedangkan tidak menyakiti orang lain merupakan bentuk
ketaatan menjalankan perintah agama, yang me-mang
menganjurkan kebaikan dan melarang mengganggu orang
lain serta memerintahkan agar mendermakan dan menolong
serta men-cintai perkara-perkara yang baik. Ketaatan
seseorang dengan berbagai hal tersebut juga hal
lainnya adalah termasuk sifat terpuji, yakni jenis
kepatuhan dan ketaatan, dan ia merupakan gambaran yang
nyata ten-tang Islam. Hal-hal tersebut mustahil dapat
terwujud tanpa pembe-naran hati (iman). Dan berbagai
hal itulah yang disebut sebagai Islam.

Iman

Kita telah mengetahui jawaban Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam dalam hadits Jibril . Beliau juga
menyebut hal-hal lain sebagai iman, seperti akhlak
yang baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul
Shalallaahu alaihi wasalam , cinta sahabat, rasa malu
dan sebagainya. Itu semua adalah iman yang merupakan
pembenaran batin. Tidak ada sesuatu yang mengkhususkan
iman untuk hal-hal yang bersifat batin belaka. Justru
yang ada adalah dalil yang menunjukkan bahwa amal-amal
lahiriah juga disebut iman. Sebagiannya adalah apa
yang telah disebut Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam sebagai Islam.

Beliau telah menafsirkan iman kepada utusan Bani Abdil
Qais de-ngan penafsiran Islam yang ada dalam hadits
Jibril. Sebagaimana yang ada dalam hadits syu’abul
iman (cabang-cabang iman). Rasululah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda, “Yang paling tinggi adalah
ucapan, ‘La ilaha illallah’ dan yang paling rendah
meyingkirkan gangguan dari jalan.” Padahal apa yang
terdapat di antara keduanya adalah amalan lahiriah dan
batiniah.

Sudah diketahui bersama bahwa beliau tidak memaksudkan
hal-hal tersebut menjadi iman kepada Allah tanpa
disertai iman dalam hati, seba-gaimana telah
dijelaskan dalam banyak dalil syar’i tentang
pentingnya iman dalam hati.

Jadi syiar-syiar atau amalan-amalan yang bersifat
lahiriah yang disertai dengan iman dalam dada itulah
yang disebut iman. Dan mak-na Islam mencakup
pembenaran hati dan amalan perbuatan, dan itulah
istislam (penyerahan diri) kepada Allah.

Berdasarkan ulasan tersebut maka dapat dikatakan,
sesungguhnya sebutan Islam dan iman apabila bertemu
dalam satu tempat maka Islam ditafsirkan dengan
amalan-amalan lahiriah, sedangkan iman ditafsirkan
dengan keyakinan-keyakinan batin. Tetapi, apabila dua
istilah itu di-pisahkan atau disebut sendiri-sendiri,
maka yang ditafsiri dengan yang lain. Artinya Islam
itu ditafsiri dengan keyakinan dan amal, sebagaima-na
halnya iman juga ditafsiri demikian.

Keduanya adalah wajib, ridha Allah tidak dapat
diperoleh dan siksa Allah tidak dapat dihindarkan
kecuali dengan kepatuhan lahiriah disertai dengan
keyakinan batiniah. Jadi tidak sah pemisahan antara
keduanya.

Seseorang tidak dapat menyempurnakan iman dan Islamnya
yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan
mengerjakan perintah dan menjauhkan diri dari
laranganNya. Sebagaimana kesempurnaan tidak
mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju, karena
adanya bermacam-macam tingkatan sesuai dengan
tingginya kuantitas dan kualitas amal serta keimanan.
Wallahu a’lam! 
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkajian&parent_id=829&parent_section=kj030&idjudul=826

--- zulimansyah Siregar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Assalamu 'alaikum Wr Wb,
> 
> Mohon Pencerahannya mengenai Rukun Agama, Menurut
> Temen Saya Rukun
> Agama terdiri dari :
> 1. Rukun Iman
> 2. Rukun Islam
> 3. Rukun Ikhsan
> 
> Kami mohon pencerahan mengenai Rukun Ikhsan (maksud
> apa ya) ini,
> Terima kasih sebelumnya.
> 
> Wasalam,
> Zulimansyah Siregar
> 
> 
> 


Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke