memang kadang aku miris juga merhatiin spt itu. tapi..ya..memang 
kembali lagi pada pribadi masing2.

yg buat aku miris waktu aku mengantar temanku ke pengadilan "Agama" 
yg notabene berada di departeman "Agama" (aku jadi mikir..agama yg 
mana yg dimaksud pada label itu??)soalnya setahuku, agama islam yg 
diajarkan tidak pernah mengajarkan spt tingkah pola orang2 yg berada 
di Pengadilan "agama" dan berada di bawah Departemen "agama".

waktu itu aku mengantar temanku yg mengajukan gugat pada suaminya ke 
pengadilan "agama", sampai disana mulai bicara sana sini, akhirnya 
pegawainya ada yg menawarkan, bila proses mau cepat silahkan bayar 
sekian juta, kalau mau normal sekian rupiah..

gila!!disana tertulis jarak antara pihak yg melapor dengan pengadilan 
itu dihitung jumlah rupiahnya (jadi beda2 tergantung Radius Km )dan 
itu semua sempat aku catat. 
- Radius I dengan total pembayaran Rp. 202.000,-
- Radius II dengan total pembayaran Rp. 260.000,-
- Radius III dengan total pembyaran Rp. 302.000,-

dan tanpa basa basi, petugas langsung menulis nilai nominal dengan 
Radius yg paling tinggi yaitu 302.000,-, kemudian petugas membuat 
kuitansi, tetapi terjadi keanehan karena petugas itu berkata bahwa 
biaya yg harus dibayar, bukan yg tertera pada kuitansi tsb, melainkan 
kami harus membayar Rp. 500.000,- dengan alasan bahwa jarak antara 
rumah kami dengan pengadilan itu sangat jauh. (gila!!) saat itu 
kebetulan kami harus pergi lagi ke lain tempat (waktu mepet sekali), 
akhirnya kami malas berdebat dengan petugas, lalu tanpa malu2 lagi 
petugas itu berkata, kalau bisa kami melebihkan lagi uang itu dan 
akhirnya dengan berat hati, temaku itu menyerahkan uang sebesar 
Rp.520.000,- sedangkan kuitansi yg ditulis itu tertera Rp.320.000,- 
(benar2 nda punya malu!!). setelah itu kami bertanya pada petugas, 
apakah setelah selesai, bagaimana dengan akta cerai??apakah kami 
harus membayar lagi?? lalu petugas itu bicara sekedar untuk ongkos 
ketiknya aja. (ini salah satu mental pecundang yg nda punya malu)

akhirnya rampung semua, dan aku menanyakan pada temanku berapa biaya 
yg sudah kamu habiskan untuk urus itu semua, dan dia berkata semua 
biaya +/- 2 juta rupiah yg keluar, sedangkan biaya pengadilan yg 
tertulis di akta cerai kurang dari 300 ribu, sedangkan biaya yg 
dikeluarkan 2juta rupiah??? 

akhirnya aku kumpulkan semua bukti catatan itu, dan aku kirimkan 
surat ke Menteri Kehakiman dan HAM (Yusril Ihza M) dan aku tembuskan 
suratnya ke Departemen Agama Banten, Pimpinan Pengadilan Agama Tiga 
Raksa, dan Departemen Agama Pusat. dan untuk menghindari dari 
persangkaan bahwa aku hanya mengarang, maka akupun melampirkan 
identitas diriku (KTP) berikut catatan bukti2 semua. tapi..nda ada 
tanggapan apa2 tuch..??dan waktu aku kembali ke Pengadilan itu dan 
untuk mengurus gugatanku, aku hanya menemukan perubahan ada loket 
pembayaran dengan kuitansi fiktif (spt kuitansi di warung2 tanpa cap) 
dan pembayaran tidak lagi 500ribu, bekurang hanya membayar ongkos 
ketik yg sudah ditaripkan lagi. dan saat itu aku meminta semua bukti 
pembayaran.

yg aneh di sana : petugas seharusnya memberi nasehat perkawinan agar 
semaksimal mungkin tidak terjadi perceraian dengan memberikan 
pencerahannya kepada pihak2 yg butuh percerahan, tapi..disana malah 
diusahakan dan diarahkan agar perceraian itu terjadi dan menekan 
pihak yg sedang dalam masalah dengan semua angka2 rupiah. (gila!!)

yg terbayang sama aku saat itu, andai yg datang kesana seorang wanita 
yg benar2 terdzolimi oleh suaminya dan meminta tolong kepada 
PEngadilan (hakim) agar secara hukum bisa terlepas dari suami yg 
dzolim, lalu wanita itu tidak bekerja sedangkan dia selama ini 
mungkin terdzolimi oleh suaminya yg kasar, lalu datang ke pengadilan 
dan selalu diarahkan ke perceraian, tapi satu sisi mereka menekan 
dengan jumlah rupiah yg tidak mungkin untuk terbayarkan. terbayang 
sama aku..bagaimana sakitnya orang itu?? sudah tersiksa oleh suami yg 
dzolim, datang ke pengadilan dngan maksud untuk mencari perlindungan, 
tapi hasilnya..kedzoliman itu diterimanya lagi, oleh tingkah pola 
oknum2 yg mengaku beragama??

jadi tolonglah..jangan kalian cantumkan label "agama" disana, bila 
tingkah pola kalian, tidak lebih dari orang2 yg tidak beragama. 
Apalagi kalian berlindung dari topeng "agama Islam" demi Allah..islam 
tidak pernah mengajarkan tingkah pola sept yg kalian lakukan selama 
yg pernah aku lihat dan aku alami. Islam penuh rahmat, selalu 
memudahkan dan bukan menyusahkan, apalagi sengaja mendzolimi. 

jadi tolonglah..para pemimpin yg berada diatas, pantaulah orang2 yg 
berada dibawahmu, apakah mereka sudah benar2 menjalankan amanat atau 
malah khianat dan begitu banyak korban yg berjatuhan karena ulah 
orang2 yg tidak bertanggung jawab dan karena ulah pemimpin yg tidak 
pernah mau memantau anak buahnya.

beda sekali dengan kepala pusat kami disini. dulu ada seorang rekanan 
kerja yg mengeluh padaku, dan ungkapkan ada oknum yg melakukan begini 
dan begitu padanya, akhirnya aku terangkan bahwa pemimpin kami orang 
baik dan selalu berusaha benar, jadi..silahkan anda ceritakan masalah 
anda ini pada pimpinan kami, karena aku yakin bahwa pimpinan kami 
tidak mengetahui, kalau ada anak buahnya yg begitu. walau waktu itu 
rekanan itu takut2, tapi aku yakinkan..percayalah pasti orang itu 
akan ditindak, ya..karena rekanan itu beranikan diri mengadukan 
langsung ke pimpinan kami, dan saat itu juga orang2 yg terkait 
langsung dipanggil dan ditemukan dengan rekanan tsb. selanjutnya 
langsung diambil tindakan untuk memindahkan orang tsb ke bagian lain 
yg tidak bersangkutan dengan uang. 

jadi..sekali lagi semua itu tergantung pribadi masing2 orang, dan 
semua itu juga tergantung para pemimpin yg seberapa besar dia 
menggunakan kekuatannya untuk kemaslahatan umat dan bukan untuk 
mendzolimi umat.


salam
hana

 


--- In media-dakwah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> 
> ini yg sering terjadi saat saya ke kantor pemerintahan baik saat 
membuat
> kartu Kurning & legalisir banyak yg datang diatas jam tsb dan 
pulang lebih
> cepat.
> Jadi beda ya sama swasta kalo jam 8.00-16.00 =6 jam kalau swasta
> 7.30-16.30=8 jam. Seharusnya pelayan masyarakat itu harus lebih 
dari jam
> swasta ya minimal sama lah...???
> 
> wassalam
> 
> 
> 
>                                                                     
                            
>                     "suhana032003"                                  
                            
>                     <[EMAIL PROTECTED]        To:     media-
dakwah@yahoogroups.com              
>                     o.com>                    
cc:                                               
>                     Sent by:                  Subject:     [media-
dakwah] Re: kinerja PNS       
>                     media-
[EMAIL PROTECTED]                                                          
>                     
groups.com                                                            
      
>                                                                     
                            
>                                                                     
                            
>                     03/01/2006 
07:46                                                            
>                     
AM                                                                    
      
>                                                                     
                            
>                                                                     
                            
> 
> 
> 
> Wa'alaikum salam wr.wb
> 
> jam kerjanya sesuai peraturan itu 8.00 WIB s.d. 16.00 WIB
> kalau lemburan tergantung instansinya masing2 (ini nda sama) kalau
> ditempat kami bekerja, lemburan itu ada..tergantung beban kerja yg
> sedang dikerjakan.
> 
> tapi prakteknya semua tergantung diri pribadi masing2. kita tidak
> bisa menggeneralisir bahwa kondite kerja semua PNS, spt yg kamu
> ungkapkan.
> 
> ada juga PNS yg jam 7.00 sudah sampe kantor dan pulang jam 18.00 
s.d.
> 21.00 WIB itu ada lho..:)jadi semua tergantung instansinya dan
> tergantung PNS itu sendiri.
> 
> intinya mah..kalau kita mengerti ajaran islam yg baik dan benar,
> insya Allah, yg jadi barometer kita itu bukan peraturan yg
> mengharuskan harus begini or begitu, tapi..kesadaran diri akan 
timbul
> dengan sendirinya (malu sama titel islam:)
> 
> salam
> hana
> 
> 
> --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Mustofa@ wrote:
> >
> >
> > saya ingin tahu resminya PNS itu masuk kerja jam bpp? dan pulang
> jam bpp?
> > apakah ada lemburan juga?
> >
> > yg sy perhatiin ditingkat  kecamatan jam 8 blom pada nongol lalu
> udah gitu
> > kerjaannya kayaknya nggak banyak (terlihat dari tumpukan kertas
> dimeja
> > tipis bahkan sampai kosong) bgm???
> >
> >
> >
> >
> 
> >                     "suhana032003"
> 
> >                     <[EMAIL PROTECTED]        To:     media-
> dakwah@yahoogroups.com
> >                     o.com>
> cc:
> >                     Sent by:                  Subject:     [media-
> dakwah] Re: FW: [mediacare]
> >                     [EMAIL PROTECTED]        Amien Rais: "Bongkar
> Kejahatan Freeport"
> >
> groups.com
> 
> >
> 
> >
> 
> >                     02/28/2006
> 03:00
> >
> PM
> 
> >
> 
> >
> 
> >
> >
> >
> > hmm..kalau aku sering perhatikan, memang mental "pemimpin 
indonesia"
> > saat ini adalah mental pecundang, pengecut, memperkaya diri dan
> > munafik yg akhirnya membias dan dicontoh oleh orang2 yg
> > ada "dibawahnya" hingga terus melebar hingga pada "masyarakat
> > indonesia" kebanyakan saat ini spt piramida yg melebar dan spt
> > penyakit flu burung dan DBD yg menular.
> >
> > hmm..bila aku teliti ternyata penyebabnya adalah tidak punya
> > kekebalan dalam memproteksi diri terhadap kuman2 penyakit yg 
menular
> > itu. (jiwa pecundang, pengecut, memperkaya diri dan munafik) 
dengan
> > anti virus.
> >
> > aku sering perhatikan dan selalu bertanya2 "mengapa semua ini bisa
> > terjadi??harusnya rakyat indonesia yg notabene mayoritas muslim,
> > harusnya tidak mempunyai ciri2 mental spt itu. apa sebenarnya yg
> > salah??
> >
> > ya..karena saat ini umat islam tidak khusyu dalam ibadahnya. dan
> > tidak pernah mengerti apa yg diucapkannya, tidak pernah mengerti 
apa
> > yg diikrarkannya, tidak pernah mengerti apa yg dikerjakannya.
> > semuanya ikut2an, semuanya menelan mentah2 apapun yg dianggap 
hebat,
> > tidak pernah mengerti arti harga diri, hingga tidak bisa 
menghargai
> > dirinya, tidak pernah bisa menghargai bangsa sendiri, tidak pernah
> > menghargai alim ulama yg ada di Indonesia, dan paling pintar 
menipu
> > diri sendiri dan selalu mencoba menipu penciptanya sendiri.
> >
> > selalu berkiblat pada orang2 kafir, mempunyai kebanggaan yg 
berlebih
> > dengan gaya2 orang kafir (padahal menipu semua). ya..intinya 
selama
> > ini yg ditakuti oleh "pemerintah dan muslim" di Indonesia adalah 
yg
> > selain Allah. Alat kontrolnya selama ini adalah orang2 kafir dan
> > bukan Allah, hingga timbulah semua kekacauan2 ini.
> >
> > andai umat muslim tahu apa itu syahadat yg selalu diucapkan. 
niscaya
> > mental pecundang, penipu, pengecut dan munafik tidak akan melekat
> > pada "muslim" saat ini.
> >
> > andai bangsa indonesia saat ini pandai menghargai dirinya sendiri
> dan
> > bangsanya niscaya, mereka tidak akan mampu menghina diri dan 
bangsa
> > kita.
> >
> > andai bisa aku tuang semua isi kepalaku disini, ingin rasanya aku
> > tuang semuanya.
> >
> >
> > salam
> >
> > --- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Helmi M (Produksi)" <helmi@>
> > wrote:
> > >
> > >
> > > Heboh masalah Freeport beberapa hari terakhir, maka tak ada
> > salahnya membaca
> > > hasil wawancara pak Amien Rais dibawah ini. Semoga 
bermanfaat !!!
> > >
> > > Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@> wrote:
> > > To: mediacare mediacare
> > > From: Satrio Arismunandar
> > > Date: Mon, 27 Feb 2006 02:37:37 -0800 (PST)
> > > Subject: [mediacare] Amien Rais: "Bongkar Kejahatan Freeport"
> > >
> > > Amien Rais
> > >
> > >   "Bongkar Kejahatan Freeport"
> > >
> > >   Tak ada yang berubah dari sosok Amien Rais.
> > > Penampilannya yang sederhana, dan keberaniannya dalam
> > > mengeritik penguasa, masih tetap melekat pada tokoh
> > > reformasi ini. Urusan mengeritik penguasa, Amien tak
> > > main-main. Belakangan, lelaki kelahiran Surakarta, 26
> > > April 1944 ini, kembali melakukan gebrakan. Isu lawas
> > > soal korupsi, perusakan lingkungan dan penjarahan
> > > besar-besaran yang dilakukan PT Freeport, sebuah
> > > perusahaan pertambangan asing, kembali ia gulirkan.
> > > Dulu pada tahun 90-an, kritiknya soal Freeport
> > > menyebabkan ia 'ditendang' dari Ikatan Cendekiawan
> > > Muslim Indonesia (ICMI) oleh Suharto. Mengangkat isu
> > > ini menurut Amien, ibarat membentur tembok tebal.
> > > Banyak pihak yang terlibat, terutama para pejabat
> > > bangsa ini dan kepentingan asing. Kepada wartawan
> > > SABILI Artawijaya dan Rivai Hutapea, mantan Ketua
> > > MPR-RI ini bicara blak-blakan soal Freeport. Berikut
> > > wawancara lengkapnya yang berlangsung di pendopo dekat
> > > rumahnya di Condong Catur, Yogyakarta, pada Selasa
> > > (31/01).
> > >
> > >   Apa yang melatarbelakangi Anda  kembali berteriak
> > > lantang soal Freeport?
> > >
> > >   Jadi pada awal reformasi saya betul-betul tidak bisa
> > > menerima sebagai anak bangsa, sebagai umat, melihat
> > > kelakuan investor asing yang mengeksploitasi kekayaan
> > > alam kita lewat industri pertambangan secara sangat
> > > ugal-ugalan, sangat tidak masuk akal. Malah waktu itu
> > > saya berhasil menguak pertambangan Busang, yang
> > > mestinya akan dibuka di Kalimantan, kemudian andaikata
> > > penipuan Busang itu menjadi kenyataan, maka mereka
> > > bisa menjual saham di New York dengan harga yang
> > > aduhai. Sementara sesungguhnya Busang itu pepesan
> > > kosong belaka. Kemudian setelah saya dengan izin
> > > Allah, berhasil membongkar kebohongan Busang itu, saya
> > > mengarahkan bidikan saya ke kejahatan yang dilakukan
> > > oleh PT Freeport McMoran disekitar Timika. Saya
> > > mendasarkan kritik saya bukan hanya kata si Fulan dan
> > > si Fulanah,  atau berdasarkan qaala wa qiila, tetapi
> > > saya memang datang sendiri ke pertambangan Freeport
> > > itu. Bahkan saya sempat menginap disana dan saya
> > > relatif sudah menjelajahi selama setengah hari keadaan
> > > pertambangan itu. Sebagai seorang anak bangsa saya
> > > betul-betul tidak bisa menerima bahwa ada wilayah kita
> > > yang diacak-acak oleh perusahaan Amerika secara sangat
> > > menghina, karena sebuah gunung sudah lenyap menjadi
> > > danau yang sangat jelek. Kemudian entah berapa luasnya
> > > tanah sekitar pertambangan sudah rusak total. Saya
> > > juga melihat dengan mata kepala ada pipa besar yang
> > > dipasang dari pusat pertambangan di Grasberg disekitar
> > > Tembaga Pura itu turun kebawah sepanjang seratus
> > > kilometer sampai ke tepi laut Arafura. Kemudian
> > > ternyata pipa itu untuk menggotong concentrate atau
> > > biji tambang emas, perak dan tembaga yang kita tidak
> > > pernah tahu volume atau jumlahnya. Apalagi saya diberi
> > > tahu bahwa jelas kali Freeport itu menggelapkan
> > > pembayaran pajaknya. Begitu saya mengungkpa kenyataan
> > > ini sebagai sebuah kenyataan yang bertentangan dengan
> > > UUD 45, maka dua minggu kemudian (tahun 1993, red)
> > > saya ditendang dari ICMI oleh pak Harto. Setelah itu
> > > nampaknya Freeport sebentar melakukan konsolidasi,
> > > tidak begitu mencolok mata, bahkan lantas satu persen
> > > dari keuntungannya, katanya diberikan kepada
> > > masyarakat sekitar. Tapi yang dikerjakan Freepor makin
> > > gila, yaitu ada pelipatan wilayah yang dieksploitasi
> > > dengan izin pemerintah. Kemudian juga jumlah biji
> > > tambang yang diangkut ke luar lebih banyak lagi.
> > > Selama saya jadi Ketua MPR hal ini tidak pernah saya
> > > pantau. Saya pernah dibujuk oleh James Moffett pada
> > > musim panas tahun 1997 waktu saya ada di Washington.
> > > Dia terbang ke New Orleans, dan mengiming-imingi saya.
> > > Kata dia, kalau mau saya akan diantar naik helikopter
> > > untuk tour ke daerah pertambangan Freeport, dan saya
> > > akan diberi keterangan bahwa Freeport tidak merusak
> > > ekologi atau lingkungan kita. Kemudian pada saat
> > > bersamaan saya di New York ketemu dengan Henry
> > > Kissinger. Ternyata dia salah satu Komisaris, dan dia
> > > dengan diplomasinya mengatakan, "Kalau Anda melihat
> > > penyelewengan hukum, maka beri tahu saya. Saya akan
> > > mengambil langkah koreksi." Tetapi semua itu tentu
> > > saja hanya
> > > sandiwara, karena yang terjadi penjarahan Freeport
> > > makin gila menjarah kekayaan kita. Karena itu dengan
> > > bismillah, nawaitu yang ikhlas, bukan niat oposisi
> > > pada pemerintah, mari kita bersama-sama membongkar
> > > kejahatan di Freeport ini.
> > >
> > >   Telah terjadi korupsi yang maha dahsyat di dunia
> > > pertambangan?
> > >
> > >   Korupsi itu diartikan sebagai tindakan yang
> > > merugikan negara lewat penyalahgunaan kekuasaan atau
> > > wewenang. Jadi korupsi yang dimengerti oleh KPK dan
> > > kita semua sudah betul, yaitu penyalahgunaan wewenang
> > > untuk kepentingan pribadi dan merugikan negara. Yang
> > > terjadi di Freeport itu memenuhi kriteria itu secara
> > > sangat telak. Negara dirugikan dalam jumlah ratusan
> > > atau saya yakin ribuan triliun sejak akhir tahun
> > > 60-an. Anda bayangkan, sebuah gunung lenyap, kemudian
> > > sudah dihitung bahwa volume ampas pertambangan,
> > > tailing, tanah, batu kerikil yang terbuang itu sama
> > > dengan dua kali kerukan terusan Panama, sekitar 6
> > > miliar ton. Ini sebuah penghinaan nasional. Saya yakin
> > > sekali, kalau Freeport sebagai perusahaan pertambangan
> > > babon bisa kita benahi, maka yang kecil-kecil seperti
> > > Newmont Minahasa, Newmont NTB, perusahaan Gas Tangguh,
> > > dan lain-lain akan lebih bisa diperbaiki karena si
> > > babon itu telah lebih dahulu dibenahi. Kalo yang babon
> > > ini tetap dibiarkan mengacak-acak kekayaan alam kita,
> > > bahkan melakukan penghinaan nasional, maka saya
> > > khawatir orang asing akan mencibir kita bahwa
> > > pemerintah kita masih seperti dulu, masih bermental
> > > inlander, tidak berani mengangkat kepala terhadap
> > > asing. Ini tentu meyedihkan sekali. Jadi korupsi maha
> > > dahsyat ini harus kita lawan.
> > >
> > >   Korupsi dahsyat ini tertutup dengan gencarnya
> > > pemerintah mengusut korupsi kelas ecek-ecek?
> > >
> > >   Jadi ramenya pemerintah memberantas korupsi
> > > kecil-kecil, yang ratusan juta, yang puluhan juta,
> > > sesungguhnya untuk menyembunyikan yang besar-besar.
> > > Jadi rakyat kita ini dibodohi oleh pemerintah kita
> > > sendiri. Dan memang rakyat kita sudah terkecoh,
> > > seolah-olah pemerintah sudah hebat dalam memberantas
> > > korupsi. Setelah 15 bulan berkuasa, menurut Political
> > > and Economic Risk Consultancy (PERC) lagi-lagi kita
> > > tetap nomor satu dalam korupsi di kawasan Asia ini.
> > > Artinya, korupsi sejati masih tetap berlangsung.
> > > Sekarang yang dikejar-kejar hanya korupsi
> > > kecil-kecilan, sehingga media massa juga terkecoh,
> > > seolah-olah telah terjadi penanganan korupsi secara
> > > massif dan sungguh-sungguh. Padahal yang terjadi
> > > kucing-kucingan.
> > >
> > >   Anda pernah mengatakan korupsi di Freeport ini G to
> > > G (Goverment to Goverment). Bisa dijelaskan?
> > >
> > >   Memang ada pembiaran dari pemerintah kita terhadap
> > > bisnis yang juga melibatkan pemerintah asing, yang
> > > jelas-jelas merusak. Seperti diungkapkan oleh The New
> > > York Times, kemudian dimuat secara utuh di The
> > > International Herald Tribun tanggal 28-29 Desember
> > > 2005.  Memang yang mengamankan penjarahan kekayaan
> > > bangsa itu adalah aparat keamanan dan pertahanan kita.
> > > Saya tidak mau menyebut nama, tetapi hitam diatas
> > > putih dikatakan ada seorang mayor jenderal yang
> > > mendapatkan 150.000 US dollar dan ada seorang perwira
> > > tinggi kepolisian dapat sekian ratus ribu dollar.
> > > Kemudian ada kolonel, mayor, kapten dan prajurit lain
> > > dapat amplop dari Freeport untuk mengamankan supaya
> > > orang tidak bisa masuk dan mengetahui hakikat
> > > kejahatan Freeport itu. Malah ada bukti otentik, sejak
> > > tahun 1996 sampai tahun 2004, Freeport mengeluarkan
> > > biaya pengamanan 20 juta US dollar yang dibagi ke
> > > lembaga. Ini dibayarkan kepada aparat keamanan kita
> > > untuk melindungi Freeport yang zalim itu untuk
> > > mengeruk kekayaan kita.
> > > Ini yang saya heran kenapa kok dibiarkan.
> > >
> > >   Pemerintah terkesan tunduk pada kepentingan asing?
> > >
> > >
> > >   Ya, memang ada kepentingan asing yang sangat
> > > menghina di Freeport ini. Ada dua jenis negara
> > > berkembang dalam menghadapi korporatokrasi yang
> > > cenderung maling atau klepto. Saya setuju dengan Jhon
> > > Perkins bahwa korporatokrasi itu ada tiga pilar,
> > > yaitu: Big coorporation, Goverment dan International
> > > Bank. Tiga elemen ini berpacu untuk melakukan
> > > pengurasan kekayaan dunia ketiga. Nah, disini ada
> > > negeri-negeri yang berani mengangkat kepala dan berani
> > > mengatakan No! Terhadap korporatokrasi itu, seperti
> > > Thailand, India, RRC, Malaysia. Kita termasuk negeri
> > > yang walaupun tidak mengatakan Yes! Tapi tidak pernah
> > > mengatakan No! Sehingga begitu enaknya pihak asing
> > > menjamah kekayaan negeri kita. Saya pernah  ceramah di
> > > Melbourne, saya bertanya kepada perusahaan penambangan
> > > Australia, apakah salah saya sebagai orang Indonesia
> > > itu mematok bahwa dalam kontrak karya itu royalti yang
> > > kita terima itu bukan 15 persen, tapi 50 persen.
> > > Mereka mengatakan tidak ada yang salah dengan pendapat
> > > itu karena semau
> > > tergantung dengan perjanjian. Tapi mengapa kita diam
> > > saja diberi 15 persen, itupun saya yakin sekali
> > > pembukuannya sudah tidak betul, karena kita tidak tahu
> > > apa yang terjadi disana.
> > >
> > >   Apakah SDM kita sudah mampu mengelola pertambangan,
> > > jika kita harus lepas dari Freeport?
> > >
> > >   Ada wartawan yang mengatakan, pak Amien, bukankah
> > > kita sudah diuntungkan, karena mereka punya keahlian,
> > > mereka bawa mesin, mereka bawa uang, kemudian kekayaan
> > > kita dikeruk, kita dapat 15 persen, ini kan sudah
> > > lumayan. Saya katakan, kalau begitu apa bedanya dengan
> > > zaman penjajahan. Penjajah itu datang bawa mesin, bawa
> > > keahlian, bawa modal, kemudian kekayaan kita digotong,
> > > yang disisakan hanya untuk pantes-pantesan saja.
> > > Sekarang kita sudah 60 tahun merdeka, sehingga Insya
> > > Allah sudah punya keahlian. Banyak lulusan dari ITB,
> > > UGM dan lain-lain yang mengatakan bahwa Freeport itu
> > > adalah pertambangan terbuka, tidak usah menggali perut
> > > bumi, tetapi hanya memecah batu-batuan, lantas digerus
> > > dijadikan biji tambang, kemudian jadi concentrate,
> > > kemudian menjadi batangan emas. Ini sangat mudah. Kata
> > > mereka, otak Indonesia itu lebih mampu, mengapa
> > > diberikan kepada Freeport.
> > >
> > >   Pemerintah kita tidak pernah mempersoalkan aspek
> > > pelanggaran yang dilakukan oleh Freeport, terutama
> > > soal dampak lingkungan?
> > >
> > >   Saya kembali pada teori hukum yang elementer. Dalam
> > > dunia moral dan hukum itu ada dua macam dosa dan
> > > kejahatan: Pertama, sin of crime of commission
> > > (Melakukan perbuatan dosa atau jahat). Kedua, sin of
> > > crime of ommision (Dosa membiarkan kejahatan). Jadi
> > > kalau pemerintah kita di depan matanya berlangsung
> > > kejahatan yang dilakukan oleh pihak asing, tetapi diam
> > > saja, malah memberikan peluang untuk berlangsungnya
> > > kejahatan itu, maka pemerintah kita telah melakukan
> > > kejahatan atau dosa membiarkan sebuah kejahatan
> > > berlangsung terus menerus. Jadi kalau saya melihat
> > > seorang perampok melakukan perampokan lalu saya diam
> > > saja, maka saya termasuk melakukan kejahatan ommisi,
> > > karena nggak berbuat apa-apa. Saya khawatir pemerintah
> > > kita dari masa ke masa kalau terus menjadi pemerintah
> > > komprador, yang meladeni kepentingan asing yang
> > > merugikan bangsa, maka pemerintah itu telah melakukan
> > > kejahatan. Disadari atau tidak.
> > >
> > >   Kalau begitu, membongkar Freeport sama dengan
> > > mengembalikan martabat bangsa?
> > >
> > >   Betul! Ini masalah bangsa Indonesia. Jadi saya
> > > menggelindingkan masalah besar ini dalam rangka save
> > > the nation, menyelamatkan bangsa dan masa depan
> > > bangsa. Saya tidak ada kepikiran isu ini menjadi
> > > gerakan politik yang remeh temeh, apalagi ada dagag
> > > sapi. Itu selain lucu, terhina. Ini adalah proyek
> > > besar menyelamatkan bangsa.
> > >
> > >   Seberapa parah imprealisme yang terjadi dalam kasus
> > > Freeport dan lainnya saat ini?
> > >
> > >   Saya kira cukup parah. Karena imprealisme itu
> > > berujung pada sebuah bangsa kehilangan  kedaulatan dan
> > > kebebasannya untuk membangun dirinya sendiri tanpa
> > > bantuan asing. Sekarang ini kita mengetahui bahwa kita
> > > kehilangan kedaulatan kita. Untuk memecahkan masalah
> > > ekonomi nasional, kita pernah mendatangkan 'dukun'
> > > IMF. Sekarangpun utang kita sudah menjerat kita.
> > > Sekarang pun di kabinet itu sesungguhnya kembali di
> > > zaman IMF. Karena menteri keuangannya, menteri
> > > perdagangan dan Meno Ekuinnya itu orang-orang yang
> > > berorientasi pada IMF. Kemudian juga lihatlah, kita
> > > ini tidak berani mengangkat kepala menuruti kemauan
> > > WTO (World Trade Organization, red). Orang Jepang,
> > > orang Perancis, Kanada, Amerika, itu petaninya
> > > dilindungi. Tapi disini petani kita begitu tengkurap
> > > menghadapi WTO, sehingga apapun kata WTO kita
> > > kerjakan. Kita ini jadi bangsa terjajah. Gula kita
> > > impor, disuruh impor paha ayam kita lakukan, impor
> > > beras, naikan BBM dan lain-lain. Jadi sudah tidak ada
> > > kedaulatan lagi. Sehingga
> > > kalau dibandingkan dengan pimpinan negara lain seperti
> > > Ahmadinejad yang melawan Barat, Mahathir yang berani
> > > menegakan kepala terhadap Barat, atau pemerintah Korea
> > > Utara yang juga demikian, India, Cina, atau
> > > negara-negara Amerika Latinnya. Saat ini dibandingkan
> > > negara-negara tersebut, Indonesia menjadi tontonan
> > > yang tidak lucu. Negara yang sudah merdeka 60 tahun,
> > > tapi mentalitasnya masih seperti inlander. Jadi mari
> > > kita kembali menjadi bangsa yang berdaulat, tanpa
> > > tekanan pihak manapun.
> > >
> > >   Apakah ada kepentingan politik pribadi dibalik isu
> > > ini, misalnya modal Anda di 2009 nanti?
> > >
> > >   Pertanyaan Anda sudah banyak ditanyakan. Bahkan ada
> > > yang menyatakan, "Pak Amien, Anda membedah soal
> > > Freeport ini secara sungguh-sungguh ini, hanya karena
> > > menginginkan dana kampanye pilpres 2009 dari pak
> > > Ginandjar Kartasasmita?" Saya gembira dengan komentar
> > > yang aneh-aneh ini. Tetapi kita diajarkan oleh
> > > al-Qur'an, Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah, kalau
> > > sudah bertekad tinggal bertawakkal pada Allah. Kalau
> > > diperjalan ada pro-kontra, ada fitnah, itu sesuatu
> > > yang sangat biasa sekali. Nabi yang sempurna saja itu
> > > dikatakan majnun, apalagi orang seperti Amien Rais.
> > > Al-Qur'an juga menyuruh kita untuk terus melakukan
> > > nahyi munkar. Kalau kita dikritik lantas surut, maka
> > > yang keenakan ya yang korupsi itu. Menurut saya, era
> > > Amien Rais itu sudah berlalu. Belakangan saya banyak
> > > mengambil i'tibar (pelajaran, red) bahwa pemimpin itu
> > > harus istiqamah, jangan sampai terjangkit penyakit
> > > nifaq (munafik, red).
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > __________________________________________________
> > > Do You Yahoo!?
> > > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> > > http://mail.yahoo.com <http://mail.yahoo.com/>
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Klik: http://mediacare.blogspot.com
> > <http://mediacare.blogspot.com/>
> > >
> > > Untuk berlangganan, kirim email kosong ke:
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > >
> > >
> > >
> > >   _____
> > >
> > > YAHOO! GROUPS LINKS
> > >
> > > *         Visit your group "mediacare
> > > <http://groups.yahoo.com/group/mediacare> " on the web.
> > >
> > > *         To unsubscribe from this group, send an email to:
> > >  [EMAIL PROTECTED]
> > > <mailto:[EMAIL PROTECTED]
subject=Unsubscribe>
> > >
> > > *         Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
> Terms of
> > Service
> > > <http://docs.yahoo.com/info/terms/> .
> > >
> > >   _____
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >   _____
> > >
> > > Yahoo! Mail
> > > Bring photos to life! New
> > >
> >
> 
<http://pa.yahoo.com/*http:/us.rd.yahoo.com/evt=39174/*http:/photomail
> > .mail.
> > > yahoo.com>  PhotoMail makes sharing a breeze.
> > >
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > Yahoo! Groups Links
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke