Assalamualaikum Wr Wb..

Rekan2 milist yang semoga dimuliakan Allah...

Menyikapi perbedaan pendapat yang ada di milist ini, yang sampai menjatuhkan vonis sesat pada ulama2 tertentu, saya secara peribadi menyesalkan hal tersebut.
Karena apa? bukankah kita semua sama2 bernaung di bawah panji2 Islam. Lantas kenapa hanya karena berbeda penafsiran aja kita sampai menganggap bahwa kitalah yang benar dan yang lain salah. Bukankah di dunia ini tiada manusia yang sempurna keimanannya selain Rasulullah?

Pandangan orang jarang ditujukan pada hal-hal yang berada di pertengahan antara dua hal yang berdekatan. Bagi seseorang sesuatu itu warnanya putih saja, sebagian yang lain hitam saja, mereka melupakan ada warna yang lain, tidak putih dan tidak pula hitam.

Nabi SAW pernah bersabda kepada Abu Dzar r.a., beliau bersabda, "Engkau seorang yang masih ada padamu sifat Jahiliyah."
Abu Dzar adalah seorang sahabat yang utama, termasuk dari orang2 yang pertama yang beriman dan berjihad, tetapi masih ada kekurangannya.

Juga di dalam Shahih Bukhari diterangkan oleh Nabi SAW.:
"Barangsiapa yang meninggal bukan karena melakukan jihad dan tidak dirasakannya (tidak ingin) di dalam jiwanya maksud akan berjihad, maka dia mati dalam keadaan sedikit ada nifaknya."

Dalam sunnah Rasul SAW sendiri terdapat sesuatu yang mendukung diterimanya perbedaan pendapat dalam suatu peristiwa yang terkenal, yaitu peristiwa shalat Ashar di Bani Quraizhah, setelah usai perang Ahzab:

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda pada hari perang Ahzab:
"Jangan sekali-kali seseorang melakukan shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah."

Sebagian mereka mendapatkan waktu Ashar di tengah perjalanan. Lau mereka berkata, "Kami tidak akan shalat Ashar kecuali setelah kami datang di Bani Quraizhah." Dan sebagian lagi berkata, "Kami akan melakukan shalat Ashar, karena bukan itu yang dimaksudkan Rasulullah SAW terhadap kita." Kemudian peristiwa itu dilaporkan kepada Rasulullah SAW, maka beliau tidak mencela salah satunya."

Mungkin dari kisah di atas, kita dapat merenungkan bahwa Rasulullah sendiri tidak mencela umatnya lantaran berbeda penafsiran/pendapat, tetapi mengapa kita yang hanya manusia biasa, yang hidup jauh dari masa2 Rasulullah bisa-bisanya menganggap pendapat saudara kita sesama muslim itu salah atau bahkan sesat (selagi pendapat tersebut tidak keluar dari Al Qur'an dan sunnah)

Jadi, saya mengajak, marilah kita pererat ukhuwah islamiah kita. Kita lupakan semua perbedaan yang sifatnya khilafiyah. Dan kita serahkan semuanya kepada Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Wr Wb....







[Non-text portions of this message have been removed]






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke