> INDAHNYA KESABARAN
>
Beberapa Kiat Meraih Kesabaran

I. Metode Umum Untuk Mencapai Kesabaran
Orang yang berakal tidak akan ragu bahwa kesabaran itu pahit rasanya dan berat bagi jiwa manusia karena ia memupus segala bentuk keinginan hati. Maka hendaknya senantiasa dilatih sedikit demi sedikit sehingga ia bisa menggigit erat dengan gigi-gigi gerahamnya ketika musibah dan fitnah datang kepadanya.

Berikut ini kami sebutkan beberapa kita yang bisa membantu untuk meraih kesabarn dan menundukkan nafsu, yaitu:

1. Mengetahui Tabiat Kehidupan Dunia
Barangkali perkara yang paling mudah untuk menggapai kesabaran dan menundukkan jiwa adalah memikirkan kehidupan dunia tempat ia tinggal.Memahami hakikat dan realita yang terjadi didalamnya. Ia bukanlah surga yang menyenangkan atu tempat yang abadi. Namun ia adalah jalan yang penuh dengan cobaan dan beban. Maka seorang yang cerdas lagi pandai tidak lagi terkejut dengan bencana-bencana yang terjadi dalam kehidupannya karena tidaklah mengherankan jika sesuatu itu muncul dari sumber asalnya.

Alangkah indahnya ungkapan seorang penyair:
Sesungguhnya Allah mempunyai hamba yang cerdas cendekia
Mereka mentalak dunia karena takut cobaannya
Mereka merenunginya, lalu setelah tahu hakikatnya
Ia bukanlah rumah abadi bagi yang hidup didalamnya
Maka mereka jadikan dunia laksana samudera
Sedang amal shalih laksana bahtera yang berlayar diatasnya
Rabb semesta alam menunjukkan bahwa kehidupan manusia dihiasi dengan marabahaya dan penuh dengan kesusahan, sebagaimana firman-Nya: " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah " ( QS. Al Balad: 4 )

Begitulah tabiat dunia yang selalu labil dan tak pernah stabil. Hari ini menyenangkanmu namun boleh jadi besok hari menyusahkanmu.

Allah SWT berfirman: " Jika kamu ( pada perang Uhud ) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum ( kafir ) itupun ( pada perang badar ) mendapat luka yang serupa. Dan masa ( kejayaan dan kehancuran ) itu, Kami pergilirkan diantara manusia ( agar mereka mendapat pelajaran )". ( QS. Ali Imran(3):140 )

Begitu indah perkataan Abul Baqa' Ar-Randy:
Apapun yang tak sempurna pasti berkurang takaran
Maka janganlah tertipu oleh indahnya hidup seorang insan
Dunia hanyalah putaran hari-hari seperti kalian saksikan
Siapa yang senang di suatu kesempatan, kesusahan di waktu lain ia rasakan

Hendaknya seorang hamba yang shalih mengetahui bahwa seandainya ia mau menghayati kehidupan di alam dunia ini, ia tidak akan mendapatkannya kecuali penuh dengan cobaan: baik karena hilangnya orang yang dicintai,ataupun mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Ketahuilah bahwa kebahagiaan dunia itu hanyalah laksana sekejap impian orang yang tidur, naungan yang akan sirna, dan mendung di musim kemarau. Jika ia membuatmu tertawa sedikit ia akan membuatmu menangis berhari-hari. Jika engkau senang sehari ia akan menyusahkanmu bertahun-tahun. Jika ia memberimu sedikit kenikmatan maka ia pun menghalangimu dari banyak kenikmatan.

2. Yakin Dengan Balasan Yang Baik Dari Allah
Jika seorang hamba menyadari bahwa bagi oang-orang yang sabar telah disediakan balasan yang baik dari Allah ketika ia mau beristirja' ( mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raaji'un ) kepada-Nya dan berdiri menghadap-Nya. Maka Allah mengganti musibah yang menimpanya itu dengan kebaikan dan akan diberi-Nya pahala yang melimpah karena kesabarannya.Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa ia pasti akan sabar dan ridha terhadap takdir dari Allah SWT.

Jika seseorang mau merenungi ayat-ayat Al Qur'an Al Karim, maka ia akan mendapatkan bahwa tidak ada pahala yang melimpah dan balasan yang agung melebihi pahala yang diberikan kepada orang yang sabar.

Inilah ayat yang menerangkan tentang pahala kesabaran dalam konteks pujian: " Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal, ( yaitu ) yang bersabar dan bertawakkal kepada Rabbnya". ( QS. Al Ankabut(29):58-59 )

Allah juga menerangkan tentang pahala bagi mereka: " Apa yang dari sisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ". ( QS.An Nahl(16):96 )

Dalam ayat lain disebutkan bahwa pahala bagi orang-orang yang sabar tidak terhitung dan mereka akan diberi rezki yang tidak terbatas.

" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas ". ( QS. Az Zumar(39):10 )

3.Memahami Hakikat Dirinya
Dialah Allah SWT yang memberikan kehidupan kepada manusia. Dia telah menciptakan manusia yang sebelumnya tidak ada. Menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya, baik yang nampak maupun yan tidak tampak pandangan manusia. Semuanya adalah milik Allah baik yang dahulu ataupun yang akan datang. Sehingga jika ada seseorang yang datang kepadanya untuk mengambil sesuatu yang dimilikinya maka yang demikian itu sebenarnya adalah Pemilik ( Allah ) yang ingin mengambil barang yang dipinjamkan-Nya. Maka tidak selayaknya orang yang meminjam barang tersebut marah kepada Yang meminjami jika Dia memintanya.

Benarlah ucapan Lubaid bin Rabi'ah yang mengatakan:
" Harta dan keluarga tak lebih hanya titipan, suatu saat tentu akan dikembalikan".

Kisah Ummu Sulaim bersama suaminya, Abu Thalhah merupakan bukti yang gamblang tentang bagaimana pemahaman As-Salaf As-Shalih-Ridhwanullah'alaihi-dalam masalah ini. Dimana mereka memahami hakikat dirinya, sehingga mereka mengukur hak Rabb-nya dengan tepat.

Dari Anas berkata: " Anak Abu Thalhah-hasil pernikhannya dengan Ummu Sulaim- meninggal dunia. Maka Ummu Sulaim berpesan kepada keluarga: " Jangan kalian ceritakan kepada Abu Thalhah tentang anaknya, biar aku sendiri yang akan menyampaikannya".

Maka datanglah Abu Thalhah, dengan segera sang istri menghidangkan makan malam padanya sehingga ia makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias dan berdandan dengan dandanan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Sampai akhirnya keduanya berhubungan badan pada malam tersebut. Setelah yakin bahwa suaminya sudah kenyang dan puas dengan pelayanannya, dengan hati-hati ia berkata: " Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum yang meminjam barang pinjaman kepada seseorang kemudian pada suatu waktu pemilik barang tersebut memintanya kembali, bolehkah mereka menolak permintaan tersebut?" Abu Thalhah menjawab: " Tentu tidak boleh". Ummu Sulaim berkata: " begitu juga yang terjadi pada anakmu, ia telah diminta oleh Yang Meminjamkannya". Maka Abu Thalhah marah dan berkata: " Engkau biarkan aku dalam keadaan demikian baru kau kabarkan tentang keadaan anakku?" Dia pun kemudian datang kepada Rasulullah untuk mengabarkan peristiwa yang baru saja terjadi.

Mendengar penuturannya, Rasulullah saw bersabda, " Semoga Allah memberkahi kalian berdua di malam tersebut". Maka hamillah Ummu Sulaim. Ketika Rasulullah mengadakan safar ia ikut safar bersamanya. Apabila Rasulullah saw safar, Abu Thalhah senantiasa menyertai beliau dan ia tidak pernah meninggalkan isterinya. Ketika Rasulullah saw telah dekat dari kota Madinah, Ummu Sulaim merasakan tanda-tanda mau melahirkan yang mengakibatkan Abu Thalhah terhalang untuk mengikuti Rasulullah saw karena menunggui istrinya. Maka Rasulullah saw melanjutkan perjalanannya.

Abu Thalhah berdoa: " Wahai Rabbku, sesungguhnya Engkau tahu bahwa saya ingin sekali untuk selalu keluar bersama Rasul-Mu ketika beliau keluar dan ingin selalu masuk bersama beliau jika beliau masuk ke suatu negeri. Dan sekarang saya tertahan untuk menyertainya sebagaimana Engkau lihat".

Ummu Sulaim berkata:" Wahai Abu Thalhah, saya tidak lagi merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang yang akan melahirkan, maka berangkatlah kembali". Akhirnya kamipun berangkat. Maka ketika keduanya telah datang kembali, Ummu merasakan akan melahirkan. Kemudian lahirlah seorang anak laki-laki dari rahimnya.

Anas berkata: " Ibuku berkata kepadaku: " Wahai Anas, janganlah ada yang menyusuinya sampai engkau bawa kepada Rasulullah saw". Pagi harinya saya bawa bayi tersebut kepada Rasulullah saw. Kemudian aku hadapkan ia kepada Rasulullah yang saat itu tengah membawa alat untuk memberi cap pada binatang. Ketika beliau melihatku beliau bersabda: " Apakah Ummu Sulaim telah melahirkan?"

Aku berkata: " Ya", kemudian beliau meletakkan stempel tersebut. Lalu aku letakkan bayi tersebut di pangkuan beliau. Kemudian beliau minta kurma Ajwah dari Madinah, lantas dikunyahnya hingga lumat. Setelah itu diambilnya dan beliau masukkan ke dalam mulut bayi yang kemudian bayi tersebut menggerak-gerakkan mulutnya. Selanjutnya beliau bersabda:" Lihatlah begitu cintanya orang Anshar terhadap kurma".

Kemudian beliau usap wajahnya dan beliau beri nama Abdullah.

[Sufyan berkata: " Seseorang dari Anshar berkata: " Aku menyaksikan mereka berdua memiliki sembilan orang anak yang kesemuanya hafal Al-Qur'an ].18

Inilah makna yang terkandung dalam firman Allah SWT: " ...Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar , ( yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: " Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un ". ( QS. Al Baqarah(2):155-156 )

Kalimat yang baik ini mengandung dua prinsip yang agung, apabila seorang hamba merealisasikannya dengan memahami keduanya niscaya ia akan terhibur dan ringan menghadapi musibah. Dua pokok tersebut adalah:
1)Bahwasannya hamba berikut keluarga dan hartanya pada hakikatnya adalah kepunyaan Allah SWT.
2)Bahwasannya tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Yang Memilikinya, untuk memenuhi hisabnya.

Apabila permulaan, perjalanan, dan akhir kehidupan seorang hamba itu seperti ini, maka bagaimana ia bisa berbahagia dengan keberadaannya, atau bersedih dengan ketiadaannya? Maka memikirkan tempat bermula dan tempat kembali adalah kunci utama yang dapat membantu seorang hamba meraih kesabaran ketika mendapatkan siksaan, musibah,ujian, ataupun fitnah. Ya Allah tetapkanlah kami dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat.

4. Yakin Akan Adanya Jalan Keluar
Orang yang berakal tidak akan pernah ragu bahwa pertolongan Allah itu dekat dan jalan keluar dari setiap permasalahan itu akan senantiasa ada. Bahwa setiap kesempitan ada kelapangan dan setiap kesulitan ada kemudahan. Karena Allah telah menjanjikan semua itu, sedangkan Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.

Keyakinan ini secara otomatis akan mengusir lenyapnya kegelisahan dan menundukkan belenggu kesedihan serta menerangi jiwa seorang mukmin dengan cahaya kesabaran yang tidak akan pernah padam. Oleh karena itulah di dalam kitabullah kesabaran dikaitkan dengan penekanan bahwasannya janji Allah itu pasti benar, sebagaimana firman Allah SWT: " Maka bersabarlah Kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini ( kebenaran ayat-ayat Allah ) itu menggelisahkan kamu ". ( QS. Ar-Rum (30):60)

Dan juga firman Allah : " Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi ". ( QS. Al Ghafir(40):55 )

Sungguh, Allah telah menjanjikan kepada para hamba-Nya yang bersabar dengan dekatnya jalan keluar dalam beberapa bentuk, diantaranya:

a. Janji Akan Datangnya Kelapangan Setelah Kesempitan, Kemudahan Setelah Kesulitan
Dalam hal ini Allah Swt telah berfirman: " Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan ". ( QS. Ath-Thalaq (64):7 )

Dan Allah SWT menyukai untuk menjadikan kemudahan setelah kesulitan bahkan Allah juga menjanjikannya dalam tempat lain dengan shighat ta'kid ( bentuk penyangatan ) dalam firman-Nya: " Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ". ( QS. As-Syarh:5-6 )

Ayat-ayat tersebut dengan jelas menunjukkan dua hal:
?Datangnya kemudahan setelah kesulitan dengan segera, sehingga seakan kemudahan itu menyertai dan terkait dengan kesulitan. Sampai-sampai jika kesulitan itu masuk ke lubang biawak niscaya akan diikuti oleh kemudahan. Kesulitan itu sama sekali tidak akan mengalahkan dua kemudahan.
?Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, baik akan terealisasi dengan segera atau ditunda. Pada setiap taqdir dari Allah itu ada kelemahlembutan dari-Nya, dan dalam setiap cobaan itu ada kenikmatan.

Seorang mukmin yang berma'rifah kepada Rabbnya dan beriman kepada-Nya tidak akan ragu lagi bahwa jika Allah telah mentakdirkan sesuatu, maka Ia akan bersikpa lembut kepada hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya:" Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia Kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ". ( QS. Yusuf(12):100 )

Karena Allah, Dialah Dzat Yang paling Tahu terhadap apa yang diciptakan-Nya dan Yang paling Pengasih kepada diri mereka sendiri. Allah SWT berfirman: " Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui ( yang kamu lahirkan dan rahasiakan ); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui ". ( QS. AL Mulk:14 )

b.Janji Allah yang Berupa Kesudahan yang Baik, Dapat Mengambil Pelajaran dari yang Sudah Terjadi dan Memberikan Balasan Sesuai Dengan Akhir Perbuatan
Firman Allah SWT: " Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa ". ( QS.Hud(11):49 )

Alangkah indahnya ucapan seorang penyair:
Begitu beratnya masa paceklik, semoga cepat berakhir
Waktu malampun pasti kan mengizinkan sang fajar tuk bersinar

Begitu juga ada sebuah syair:
Berapa banyak musibah yang menyesakkan hati seorang pemuda
Padahal disisi Allah ada jalan keluarnya
Akan semakin menyempitkan dadanya, namun setelah kuat ikatannya
Pasti kan terurai, padahal diriku mengira tak akan ada kesudahnnya

c. Janji Allah yang Berupa Ganti yang Lebih Baik dari yang Telah Tiada
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beramal baik. Sebagaimana firman-Nya:" Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, ( yaitu ) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal ". ( QS. An Nahl(16):41-42 )

5. Memohon Pertolongan Kepada Allah
Jika seorang hamba memohon pertolongan kepada-Nya dan menyandarkan diri kepada perlindungan-Nya, niscaya ia akan merasakan ketenangan dalam hatinya dan ketentraman yang meliputi seluruh raganya. Karena barangsiapa berada dalam perlindungan Allah maka ia tidak akan teraniaya.

Allah SWT berfirman: " Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah ". ( QS. Al A'raf(7):128 )

Maka barangsiapa merasakan kebersamaan Allah, pengawasan, dan penjagaan-Nya atas dirinya, niscaya dia mampu memikul beban yang melelahkan dan bersabar dalam menghadapi ujian.

6.Menghibur Diri dengan Kisah Orang Yang Sabar dan Teguh Pendirian
Jika kita perhatikan jalan hidup orang-orang yang sabar dan berbagai macam siksaan dan ujian yang mereka hadapi dan mereka rasakan, niscaya akan membantu ia untuk menumbuhkan kesabaran. Dia padamkan api musibah dengan dinginnya kesabaran.

Dalam hal ini Al Qur'an dan As Sunnah An Nabawiyyah telah banyak menyebut tentang kisah-kisah para Nabi dan orang-orang shalih sebagai penghibur bagi Nabi saw dan kaum mukminin. Agar menjadi teguh hati mereka dalam menghadapi ujian dan fitnah. Allah SWT berfirman: " Dan semua kisah darri Rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman ". ( QS. Hud(11):120 )

Khithab Rabbani datang kepada Rasulullah saw dalam firman-Nya " Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan jangalah kamu meminta disegerakan (azab ) bagi mereka". ( QS. Al Ahqaf(46):35 )

Apabila dada beliau terasa sesak dengan apa yang mereka lakukan dan kesedihan nampak pada beliau akibat makar-makar mereka maka akan beliau temukan kesabaran pada saudara-saudara beliau dari kalangan para Rasul. Sehingga mampu memberikan kekuatan pada dirinya, memperteguh azzamnya, dan menghilangkan kesedihannya. Karena beliau bukanlah satu-satunya Rasul yang ditimpa kepedihan dalam hatinya. Allah SWT berfirman: " Dan sesungguhnya telah didustakan ( pula ) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan ( yang dilakukan ) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat ( janji-janji ) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu ". ( QS. Al An'aam (6):34 )

7.Mengimani Takdir Dan Qadha ' Allah
Wajib bagi setiap muslim untuk mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa takdir Allah itu pasti berlaku dan tidak mungkin tidak. Dan bahwasannya apa yang seharusnya menimpa dirinya tidak akan pernah luput darinya. Dan apa yang ditakdirkan tidak menimpanya  pasti tidak akan menimpa dirinya. Telah kering pena dan lembaran telah ditutup. Allah SWT berfirman: " Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab ( Lauhil Mahfuzh ) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Kami jelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ". ( QS. Al Hadid(57):22-23 )

Dan Allah SWT berfirman: " Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah , niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ". ( QS.At-Taghabun(64):11)

Sesungguhnya upaya untuk bersabar dalam masalah ini adalah perkara yang terpuji bahkan wajib karena apa yang telah ditakdirkan Allah itu pasti terjadi. Baik hamba ridha ataupun benci, sabar ataupun putus asa. Akan tetapi orang yang berakal pasti akan berusaha untuk bersabar hingga tidak terhalang pahala atasnya. Karena jika tidak, maka akan berlaku sunnah kauniyah berupa kesabaran karena terpaksa yang tidak bernilai pahala sedikitpun baginya dalam agama Allah. Sebagaimana sabda Nabi saw: " Sesungguhnya kesabaran itu adalah ketika terjadi goncangan pertama". 19

Yang demikian itu karena ketika seorang hamba itu bersabar dengan penuh keimanan dan perhitungan bahwa takdir Allah itu pasti terjadi maka dia mendapatkan pahala. Dan apabila ia putus asa, berkeluh kesah, dan bosan, serta menghibur dirinya dengan hiburan yang tidak jelas manfaatnya padahal takdir Allah pasti terjadi, maka baginya dosa.

Sesungguhnya menerima takdir itu adalah tuntutan akal dan dien sekaligus. Jika tidak percaya, maka silakan lakukan apa yang dikehendaki yaitu dengan menampakkan kemurungan yang berlebihan dalam bersedih dan merintih. Hal itu tidak akan merubah takdir sedikitpun, dan tidak akan bisa mengganti sunnah-sunnah Allah yang ada di alam. Yang demikian itu hanya akan menambah kesedihan, kegelapan dan penyesalan pada dirinya.

Dan lihatlah wahai para hamba yang shalih bagaimana Allah telah menetapkan hakikat ini ketika Dia berfirman kepada Rasul-Nya yang mulia ketika beliau disiksa dan didustakan oleh kaum Quraisy: " Sesungguhnya,Kami mengetahui bahwasannya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimau, ( jangalah kamu bersedih hati ), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan ( pula ) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan ( yang dilakukan ) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat ( janji-janji ) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu. Dan jika keberpalingan mereka ( darimu ) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat melihat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka, ( maka buatlah ). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk,sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil". ( QS. AL An'am(6):35 )

Dan Allah berfirman tentang orang yang berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah: " Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya ( Muhammad ) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya". ( QS. Al Hajj(22):15 )

8. Menganggap Kecil Musibah
Nabi saw bersabda: " Wahai sekalian manusia, barangsiapa diantara kalian atau diantara orang-orang mukmin ditimpa musibah, maka hendaklah ia musibah yang menimpaku yang tidak ada seorang pun selainku yang mengalaminya. Karena sesungguhnya salah seorang diantara umatku tidak akan ditimpa musibah setelahku yang lebih besar dari musibah yang menimpaku ".20
Salah seorang yang berakal pernah menulis surat kepada saudaranya yang sedang berduka cita atas musibah yang menimpa anaknya yang bernama Muhammad. Ia mengubah isi hadits yang tersebut diatas dalam bentuk syair:
Sabarlah terhadap setiap musibah dan tabahlah
Ketahuilah bahwa tidak ada orang yang hidup kekal
Dan jika engkau ingat Muhammad dan musibah yang menimpa dirinya
Maka ingatlah musibah yang menimpa Nabimu, Muhammad

9.Waspada Terhadap Berbagai Rintangan Yang Menghadang di Tengah Jalan
Wajib bagi seluruh manusia secara umum dan bagi kaum mukmin khususnya dan lebih khusus lagi bagi seorang da'i agar waspada terhadap rintangan-rintangan yang datang dari dirinya. Yang mana hal itu akan mempengaruhi jiwa manusia sehingga ia tidak bisa bersabar dan terhalang jalannya untuk bisa bersabar.

Rintangan-rintangan tersebut diantaranya:
a. Tergesa-gesa
Tabiat manusia itu pada dasarnya suka tergesa-gesa karena ia diciptakan dari sesuatu yang sifatnya tergesa-gesa. Sebagaimana firman Allah Swt: " Manusia telah dijadikan ( bertabiat ) tergesa-gesa". ( QS. Al Anbiya(21):37 )

Maka tatkala kebaikan itu lambat datangnya kepada manusia maka hilanglah kesabaran hamba, sempit, lupa bahwa setiap kematian itu telah ditentukan dan bahwasannya Allah tidak akan menggerakan sesuatu meskipun manusia menghendakinya.

Dan hendaknya seorang hamba itu mengetahui bahwasannya setiap buah itu pasti ada masa masaknya sehingga  tepat saatnya untuk dipetik. Sedangkan tergesa-gesa dalam memetiknya tidak akan mempercepat kematangannya bahkan justru akan menghancurkannya. Pada zaman dahulu ada orang yang berkata: " Barangsiapa tergesa-gesa terhadapa sesuatu sebelum saatnya maka ia tidak akan mendapatkannya sedikitpun ".

Oleh karena itu Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya: " Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan jangalah kamu meminta disegerakan ( azab ) bagi mereka ". ( QS. AL Ahqaf(46):35 )

Tergesa-gesa merupakan salah satu sifat kaum musyrikin dikarenakan kebodohan, dan kedunguan mereka. Sungguh mereka meminta disegerakannya adzab Allah dengan sikap sombong dan durhaka, maka Allah membalas tantangan mereka sehingga gugurlah angan-angan mereka.

" Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang adzab kepada mereka, dan adzab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya ". ( QS. Al Ankabut(29):53 )

b. Marah
Kadang seorang muslim itu melihat sesuatu yang tidak disukainya dan mendengar hal yang menyakitkan dirinya. Sehingga api kemarahan bergejolak dalam dirinya dan mengakibatkan ia berpaling dari manusia dan lari dari mereka. Yang lebih parah lagi jika ia berputus asa dan putus harapan. Padahal keduanya merupakan penghalang dari kesabaran.

Maka hendaknya seorang muslim bersabar terhadap gangguan manusia dan berpalingnya mereka dari dakwahnya. Hendaknya ia terus melanjutkan dakwahnya dengan mendekati mereka sedikit demi sedikit, bisa jadi Allah akan memberikan hidayah kepada salah seorang diantara mereka. Dan yang demikian itu lebih baik baginya dari apa-apa yang disinari matahari.

c.Kesempitan
Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya: " Bersabarlah ( hai Muhammad ) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap ( kekafiran ) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan ". ( QS. An Nahl(16):127 )

Allah SWT juga berfirman: " Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: " Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan ( kekayaan ) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat". Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu ". ( QS. Hud(11):12 )

Sesungguhnya keimanan, kekufuran, petunjuk dan kesesatan itu tidak dapat dipaksakan datangnya bagi orang yang dicintainya atau menghalangi orang yang dibencinya. Karena kewajibannya hanyalah sekedar mengingatkan dan memberikan nasihat serta menerangkan dan menyampaikan. Adapun hidayah sepenuhnya hanya di tangan Allah SWT.

d.Putus Asa
Putus asa adalah kendala kesabaran yang paling besar, karena ia akan mematikan cahaya, cita-cita, dan harapan sehingga menjadikan seseorang tidak mau beramal dan terus menerus dalam kemalasan.

Maka Al Qur'an dan Sunnah selalu memberikan motivasi kepada manusia untuk selalu bercita-cita dan berpengharapan. Allah SWT berfirman: " Jangalah kamu bersikap lemah  dan jangalah ( pula ) kamu bersedih hati,padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi ( derajatnya ), jika kamu orang-orang yang beriman". ( QS. Ali Imran (3):139 )

Allah SWT juga berfirman, menceritakan keadaan Musa as: " Musa berkata kepada kaumnya: " Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari  hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". Kaum Musa berkata: " Kami telah ditindas ( oleh Fir'aun ) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang". Musa menjawab: " Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifgah dibumi-Nya, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu". ( QS. Al A'raf(7):128-129 )

Metode Al Qur'an dalam menghidupkan cahaya, harapan, dan cita-cita kaum mukmin nampak dalam sikap Rasulullah saw ketika seorang sahabat, Khabab bin Art datang kepadanya untuk mengadukan keadaan kaum mukminin yang mendapatkan perlakuan keji dari orang-orang musyrik. Ia mengadukan kepada Rasulullah dengan nada sedih, sesak dada, jera dan berharap agar Allah segera menurunkan pertolongan-Nya. Maka Rasulullah menjawabnya dengan memberikan permisalan, beliau bersabda: " Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, mereka disisir dengan sisir yang terbuat dari besi hingga dagingya terkelupas dari tulangnya , namun yang demikian itu tidak memalingkan mereka dari agamanya. Ada juga diantara mereka yang diletakkan gergaji diatas kepalanya kemudian kepalanya digergaji hingga terbelah menjadi dua, namun yang demikian itu tidak memalingkan mereka dari agamanya. Sesungguhnya Allah akan menyempurnakan urusan ini hingga ada seorang pengendara yang berjalan dari Shan'a menuju Hadhratul Maut, dia tidak takut apapun kecuali kepada Allah dan kambing tidak takut kepada serigala". Dalam riwayat; " akan tetapi kalian terlalu tergesa-gesa".20

Yang demikian itu karena cita-cita dan harapan adalah merupakan suatu hal yang sangat membantu dalam mencapai kesabaran. Terutama disaat menempuh jauhnya perjalanan dan sedikitnya teman, seperti pada masa ketika Islam dianggap asing. Ya Allah, Yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati-hati kami diatas dien-Mu, berilah afiat dan ampunan kami.21


>
> insya Allah bersambung
>
> Shafa Kazhimah
>
> Maraji: Buku, > ">  Indahnya Kesabaran > "> , Penulis: Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthany, Penerbit: At-Tibyan-Solo
>





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Rek Beyond belief Islam online
Nation of islam Media


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to