Berikut saya share beberapa cukilan cerita tentang Azerbaijan tempat
      saya kerja sementara ini. Cerita ini sebenarnya untuk konsumsi anak2
      & istri saya, tapi mungkin ada baiknya berbagi cerita sebelum balik
      tanah air, daripada nulis lagi. Jadi kalau ada penggunaan kata yang
      bersifat pribadi, mohon dimaklumi.
      Cheers,
      MRT

      Agama

      Bayangan papa sebelum datang ke Azerbaijan tidak sama dengan
      kenyataan yang papa lihat sekarang. Azerbaijan dikenal berpenduduk
      mayoritas Muslim (83%), lebih tinggi persentasinya dibanding di Ind;
      hanya saja sebagian kecil saja pemeluk agama lain seperti Gereja Kuno
      Armenia dan Yahudi. Yang terbayang dengan mayoritas penduduk Muslim,
      apalagi dari kaum Syiah yang terkenal fanatik kepada syariah (hukum2
      agama) ternyata dalam kesehariannya tidak tampak demikian.

      Di Baku papa hanya melihat 3 mesjid besar. Mungkin jumlahnya lebih
      banyak lagi, tapi papa belum lihat semua. Dua di antaranya sempat
      papa kunjungi keadaannya tidak terurus. Pintu gerbangnya terkunci
      dari luar dan pelatarannya berdebu. Tidak seperti di Indonesia yang
      banyak terdapat surau/langgar, di Baku tidak satupun papa temukan.
      Orang2 sini fanatik mengaku dirinya Islam, tetapi jarang kelihatan
      menjalankan syariahnya. Bulan Ramadlan orang2 sedikit sekali yang
      kelihatan puasa. Mereka makan dan merokok di sepanjang jalan. Rumah
      makan dan restoran tetap buka seperti biasa di siang hari tanpa
      penutup atau penghalang bagi pandangan yang berpuasa. Tetapi yang
      aneh, mereka secara pribadi2 sangat hormat kepada kita yang puasa dan
      shalat. Kalau mereka tahu kita Muslim, mata mereka sangat berbinar2
      memperlihatkan suka-citanya. Apalagi kalau mereka tahu kalau kita
      puasa, mereka hormat dan acungkan jempol. Namun anehnya mereka
      seperti tidak malu kalau mereka tidak puasa berada di depan kita. Di
      pihak lain, kadang2 mereka memberi kita makanan atau minuman waktu
      berbuka puasa dengan kata2 pembukaan yang sopan dan benar: " Apakah
      Anda bersedia menerima pemberian makanan dan minuman untuk Anda
      berbuka puasa hari ini?" Yang pasti, mereka bangga mengaku sebagai
      Muslim walaupun kehidupan sosialnya tidak mencerminkan sebagai
      masyarakat Muslim (menurut pemahaman papa sendiri yang belum tentu
      betul).
      Mungkin benar juga kabar2nya bahwa ada orang Muslim disini yang lebih
      tinggi "ilmu"nya dari umumnya kita di Indonesia. Bagi mereka yang
      tinggi pemahaman ilmunya biasanya jarang ber-koar2 dan lebih banyak
      diam. Jadi yang tampak sementara ini kepada kita hanya Muslim yang
      "abangan", sedangkan Muslim yang beneran tidak pernah tampak oleh
      kita karena mereka tidak mau ribut2 dan menonjolkan diri.

      Belum pernah papa shalat di mesjid2 besar mereka. Shalat Jumat kami
      lakukan di lapangan fabrikasi. Ada 1 container yang dipakai khusus
      shalat Jumat ramai2. Di situ campur aduk dari berbagai bangsa dan
      aliran, yang model shalatnya aneh2 dan ada juga yang sama dengan
      kita. Allahuakbar! Maha Besar Allah yang menciptakan begitu banyak
      perbedaan dalam kesatuan persembahan kepada NYA. Kami berdesak2an
      dalam container dengan khotbah berbahasa Azeri. Hampir tidak ada
      tempat untuk sujud karena sudah ketemu dengan kaki orang. Kalau ruku'
      kepala kita nyundul ke pantat orang yang di depannya. Karena
      container berada di lapangan, maka kita shalat lengkap dengan pakaian
      safety seperti kalau kita kerja, cuma nggak pakai sepatu.

      Di kantor kami menggunakan ruang dokumen untuk shalat sehari2. Bisa
      jamaah sp 5 orang. Disini, orang2 dari Pakistan dan India hampir
      mirip shalatnya dengan kita. Orang Iran yang paling kelihatan
      berbeda. Mereka tidak bersedekap ketika baca fatihah, tapi tangannya
      lurus ke bawah. Ada yang tahu2 sujud tanpa ketahuan kapan rukuknya.


      Yang lucu tentang masalah Bahasa

      Di Baku ada 2 bahasa resmi yang digunakan sehari2, yaitu Rusia dan
      Azeri. Generasi mudanya lebih menyukai memakai bahasa Azeri yang
      mereka pikir merupakan bahasa asli negeri mereka sendiri, walaupun
      pada umumnya mereka paham dengan bahasa Rusia. Kalau ada yang
      mengajak bicara berbasa Rusia, mereka dari kaum muda mengerti tapi
      tidak mau menjawab dengan bahasa Rusia, tapi mereka akan jawab dengan
      bahasa Azeri. Golongan muda beranggapan bahasa Rusia adalah bahasa
      kolonial, bahasa penjajah. Tapi terkesan elit dan terpelajar. Maklum
      Azerbaijan merdeka dari Rusia. Jadi kesannya bagi sementara anak muda
      kalau memakai bahasa Rusia dianggap sama dengan menghidupkan kembali
      penjajahan.

      Sulitnya bagi kita pendatang untuk memilih bahasa mana yang mau
      dipelajari. Sebagian besar penduduk, termasuk yang terpelajar tidak
      mengerti bahasa Inggris. Di antara ribuan sopir taksi dan bus di Baku
      mungkin kurang dari 10 orang saja yang bisa berbahasa Inggris. Itupun
      dengan kualitas yang pas2an. Di lapangan fabrikasi pun begitu juga.
      Mereka yang berasal dari orang lokal hanya dapat dihitung jari yang
      dapat berbahasa Inggris. Jadi memang komunikasi jadi sulit.

      Karena itu sebagai pendatang perlu juga untuk memahami bahasa mereka.
      Hanya saja sayangnya tidak ada buku2 pelajaran bahasa Azeri yang
      berbahasa Inggris yang mudah didapat di pasar. Selain itu bahasa
      Azeri hanya berlaku di Azerbaijan saja, tidak dipakai di negera2
      bekas jajahan Rusia lainnya seperti Georgia, Armenia, Turbekistan,
      Tajikistan, Kazakhtan, dll. Padahal negara2 tersebut sedang
      mengembangkan industri minyak dan gasnya di negara masing2 yang
      banyak mengandung kekayaan alam minyak ini, yang kemungkinan akan
      membutuhkan tenaga kerja seperti papa, sementara itu negara2 tsb
      menggunakan bahasa Rusia.

      Papa penginnya bisa mengerti bahasa Rusia spy bisa terpakai kemana2
      di wilayah Kaspia ini. Tapi untuk praktek bahasa sehari2, orang Baku
      tidak mau menggunakannya. Malah mereka tidak begitu suka kalau kita
      bicara dalam bahasa Rusia. Jadi serba repot! Pernah 3 hari yang lalu
      papa praktek bicara bahasa Rusia kepada teman sekantor. Dia malah
      tersinggung. Dia bertanya kenapa saya belajar bahasa Rusia, kenapa
      tidak belajar bahasa Azer. Papa bilang apa salahnya belajar bahasa
      Rusia, toh yang lain mengerti bahasa Rusia. Tapi rekan papa itu malah
      mencemooh dengan berkata: kami penduduk pribumi di sekolah tidak lagi
      diajarkan bahasa Rusia, kenapa orang asing mau menghidupkan kembali
      bahasa penjajah di negeri kami! Walah2?

      Bahasa Azeri berinduk ke bahsa Turki sesuai dengan asal-usul bangsa
      dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya bahasa tsb tercampur dengan
      bahasa2 lain spt Persia, Arab, dan Rusia sendiri. Jadi bahasanya
      sangat khas dan mempunyai tata bahasa sendiri. Bahasa Azeri juga
      mempunyai beberapa dialek dan logat tergantung asal orang tsb dari
      daerah mana. Jadi ada perbedaan disana-sini di dalam bahasa Azeri itu
      sendiri. Dari pengamatan papa dalam beberapa hari ini papa temukan
      beberapa kata dalam bahsa Azeri yang sama atau mirip dengan bahasa
      Indonesia, a.l:
      -   dunia
      -   istirahat
      -   saat à yg artinya jam (misal apotek buka 24 saat = 24 jam)
      -   meubel

      Ada cerita lucu dari teman papa yang namanya Asep, dari Tasik yang
      lama tinggal di Bekasi. Dia kerja di bagian Pipeline. Suatu ketika
      waktu istirahat dia bersenandung lagu Sunda ? Panon Hideung. Ternyata
      ada orang Azeri di dekatnya yang kebetulan mendengarnya menanyakan
      kepada Asep dari mana dia tahu lagu Rusia itu!?
      Asep kaget, dia bilang itu lagu berasal dari daerahnya. Malah
      diterangkan arti dari syair lagu itu ke dalam bahasa Inggris:
                  ?. Panon hideung (Mata hitam),
                  ?..Pipi koneng (Pipi kuning)
                  ?.. dstnya
      Orang yang mendengarnya semakin kaget. Ternyata lagu itu persis
      dengan lagu dalam bahasa Rusia termasuk artinya! Maka kedua orang tsb
      saling berbantah2an siapa sebenarnya yang menjiplak siapa. Pasti
      orang Indonesia telah menjiplak lagu orang Rusia karena Rusia lebih
      tua dari bangsa Indonesia. Asep ketawa sambil berkata: Mana mungkin
      lagu itu diciptakan oleh orang Rusia; karena tidak ada orang Rusia
      ataupun orang sini yang bermata hitam. Disini adanya yang berwarna
      coklat, biru, atau hijau. Mata hitam hanya punya orang Indonesia.
      He.. he.. Hebat orang Tasik euy.

      MRT








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke