Tidak ada juga di al Qur'an yang mengatakan sebaliknya, yaitu bahwa bumi yang 
mengelilingi matahari atau al ardhi taduru haulal asyamsu !
   
  Bagaima Pak Sarwani ?

Sarwani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Berikut saya kutip penjelasan salah seorang ustadz dari sebuah situs Islam
berkenaan dengan pendapat yang mengatakan bahwa matahari-lah yang
mengelilingi bumi...

Semoga bisa memberi pencerahan bagi kita semua........

____________________________________________________________________________
_______________________

Pertanyaan:

Saya membaca fatwa ulama yaitu Syeikh Utsaimin yang menegaskan bahwa zhahir
ayat Quran mengatakan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Pandangan
ini menurut beliau berdasarkan banyak ayat Quran, sehingga kita tidak boleh
berpandangan sebaliknya bahwa bumi-lah yang mengelilingi matahari. Bahkan
menurut beliau, suat hari nanti para ilmuwan akan berbantahan tentang
benarkan bumi mengitari matahari.

Mohon klarifikasi dari ustadz, benarkah ulama sekelas Syaikh Utsaimin
mengatakan hal itu? Dan benarkah memang al-Quran secara tegas menyatakan hal
itu.

Terima kasih jazakamullahu khairal jaza'.

Erti Manangku

Jawaban
Assalamu a'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Setiap ulama tentu berhak untuk mengeluarkan pendapat dan fatwanya. Juga
berhak untuk diikuti fatwa dan pendapatnya itu oleh umat Islam.

Namun tidak ada satu pun manusia yang dijamin oleh Allah SWT dan Rasulullah
SAW selalu pasti benar dalam segala halnya. Bahkan para shahabat yang mulia
dan dijamin masuk surga sekalipun, terkadang tidak saling sependapat dalam
banyak masalah antara sesama mereka. Perbedaan pandangan di kalangan
shahabat nabi SAW menunjukkan bahwa seseorang bisa saja punya pendapat yang
berbeda dengan saudaranya, tanpa harus terjadi permusuhan atau saling ejek
di antara mereka.

Para ulama sejak masa salaf dahulu, banyak yang berbeda pendapat. Di antara
mereka ada yang benar dalam ijtihad dan di antaranya ada yang salah. Bahkan
Imam As-Syafi'i rahimahullah pernah mengoreksi pendapat-pendapatnya yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga ada dua qaul dalam mazhabnya, yaitu
qaul qadim ketika beliau tinggal di Iraq dan qaul jadid ketika beliau
tinggal di Mesir.

Bahkan para ulama di level mujtahid mutlak sekalipun tidak pernah mewajibkan
manusia untuk hanya berguru kepada dirinya sendiri saja. Bagi mereka, bila
ada orang yang ingin berpendapat sebagaimana pendapat dirinya, boleh saja.
Tapi bila menolak dan mengambil pendapat ulama lain, mereka ikhlas dan sama
sekali tidak sakit hati.

Bila di masa sekarang ini ada pendapat dan pandangan dari ulama tertentu
yang barangkali tidak kita sejalan, tanpa mengurangi rasa hormat kepada
beliau, boleh saja hal itu ditolak dan tidak berdosa. Asalkan ada pembanding
dari pendapat ulama lainnya yang dirasa lebih kuat hujjahnya.

Matahari Mengelilingi Bumi?

Benar bahwa salah satu di antara ulama yang berpendapat bahwa matahari
bergerak mengelilingi bumi adalah Syeikh Al-Utsaimin. Keluasan ilmu beliau
dan kedalamannya dalam masalah agama, tentu tidak perlu diragukan lagi.
Namun bukan berarti beliau harus selalu benar dalam semua pendapatnya.

Apalagi yang beliau sampaikan bukan terkait dengan masalah umurdiniyyah,
melainkan tsaqafah umum terkait dengan sebuah fenomena alam yang di dalam
Al-Quran disampaikan lewat isyarat. Bukan lewat pernyataan yang bersifat
eksplisit. Artinya, kesalahan dalam memahami hal-hal seperti ini tidak
berpengaruh pada masalah aqidah dan syariah, namun lebih kepada informasi
tentang fenomena alam dan ilmu pengetahuan.

Kalau kita teliti lebih dalam, sebenarnya di dalam Al-Quran tidak pernah ada
ayat yang bunyinya secara tegas menyebutkan bahwa matahari bergerak
mengelilingi bumi. Penekanannya di sini pada kalimat: mengelilingi bumi.
Kalau ayat yang menunjukkan bahwa matahari bergerak dan digerakkan oleh
Allah SWT, memang banyak bertaburan di banyak tempat dalam Al-Quran. Akan
tetapi tidak ada satupun yang menyebutkan dengan mengelilingi bumi.

Yang ada hanya pernyataan bahwa matahari itu bergerak, beredar, terbit,
terbenam, condong, pergi, datang dan sejenisnya. Semua pernyataan itu tentu
tidak boleh kita tolak. Namun sekali lagi, Al-Quran tidak pernah menyebutkan
bahwa matahari MENGELILINGI bumi. Tidak ada ayat yang bunyinya: asyamsu
taduru haulal ardhi.

Walhasil, secara zahir nash tidak ada pernyataan di dalam Al-Quran bahwa
matahari mengelilingi bumi.

Kalau pun matahari disebutkan telah bergerak dalam arti terbit, terbenam,
condong dan sebagainya, tidak ada seorang muslim pun yang menolaknya. Karena
zhahir nash memang mengatakan demikian. Perhatikan ayat-ayat berikut ini:

Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke
sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri.
(QS al-Kahfi: 17)

Namun semua yang terkait dengan informasi matahari itu sangat dikaitkan
dengan pandangan subjektif manusia. Di mana Allah SWT memang berfirman untuk
umat manusia. Maka boleh saja disebutkan bahwa matahari itu terbit, tentunya
dari sudut pandang manusia. Padahal sesungguhnya, matahari tidak pernah
pergi menghilang dari wujudnya, dia hanya menghilang dari pandangan mata
kita saja.

Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan ayat berikut ini:

Hingga apabila dia telah sampai ketempat ter benam matahari, dia melihat
matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di
situ segolongan umat. Kami berkata, "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa
atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka." (QS Al-Kafhi: 86)

Kalau kita lihat zhahir nash ayat ini, jelas sekali disebutkan bahwa ada
tempat terbenamnya matahari, di mana matahari bukan hanya terbenam, tapi
disebutkan tempatnya masuk ke dalam bumi, yaitu di laut yang berlumpur
hitam. Tetapi apakah matahari turun ke bumi dan masuk ke dalam laut? Tentu
tidak bukan. Ini hanya pandangan subjektif seseorang yang melihat
seolah-olah matahari masuk ke dalam laut. Padahal hakikatnya matahari
berjarak 8 menit perjalanan cahaya dari bumi.

Di dalam dalil lainnya yang juga shahih, disebutkan hal yang lebih aneh
lagi. Yaitu matahari pergi ke 'Arsy.

Nabi SAW berkata kepada Abu Dzar ketika matahari terbenam. "Apakah engkau
tahu ke mana dia pergi?" Abu Dzar menjawab, "Allah dan rasulnya lebih
mengetahui." Nabi berkata, "Sesungguhnya dia pergi bersujud di bawah Arsy
dan meminta izin lalu diizinkan. Dan dia meminta izin dan tidak diizinkan.
Kemudian dikatakan, kembalilah ke tempat kamu muncul dan terbenamlah dari
arah baratnya."

Kalau memang hakikatnya matahari pergi pulang ke arsy tiap hari, dalam
logika kita manusia di muka bumi, tentu harus ada masa dalam 24 jam bumi
tidak mendapat sinar matahari dan juga alam semesta. Namun separuh manusia
yang melata di muka bumi ini selalu dalam keadaan melihat matahari. Matahari
tidak pernah tenggelam dari pandangan seluruh manusia di bumi.

Matahari hanya kelihatan terbit buat segelintir orang yang kebetulan berada
pada posisi matahari terbit. Demikian juga matahari hanya terbenam dalam
pandangan manusia yang kebetulan berada di belahan bumi yang sebentar lagi
membelakangi matahari. Dan semua itu terjadi bergantian. Tapi sesungguhnya
matahari tidak pernah absen dari kita. Yang terjadi sesungguhnya, manusia
lah yang absen dari matahari dengan membelakanginya.

Dan karena Al-Quran bukan kitab astronomi, bahkan punya unsur sastra yang
tinggi, maka sah-sah saja semua ungkapan yang seolah-olah menggambarkan
bahwa matahari melakukan semua gerakan itu. Tanpa harus terjebak untuk
menjelaskannya secara astronomi.

Seperti ungkapan indah Al-Quran tentang malam dan siang yang saling
berkejaran, apakah kita mau artikan bahwa malam dan siang itu seperti dua
anak kecil main kejar-kejaran atau main petak umpet? Tentu tidak, bukan?
Ungkapan berkejaran itu adalah gaya bahasa yang indah, tapi jangan dipahami
terlalu teknis dan sederhana.

Bahkan di dalam Al-Quran bertabur ayat yang punya gaya ungkapan bahasa yang
indah, kadang sampai terasa aneh. Misalnya, uban yang tumbuh di kepala nabi
Zakaria, disebutkan dengan ungkapan khas yaitu uban berkobar di kepala.
Berkobar itu kan sesungguhnya sifat dari api. Tetapi apakah benar kepala
nabi Zakaria itu terbakar? Tentu tidak, bukan?

Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah berkobar dengan uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada
Engkau, ya Tuhanku." (QS Maryam: 4)

Kebenaran Ilmu Pengetahuan

Namun lepas dari perbedaan pendapat dalam memahami nash Quran, kita pun
harus tahu bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan pun tidak pernah mutlak.
Setiap kali selalu saja ada teori yang tumbang dengan teori baru. Setiap
saat selalu saja muncul penemuan dan kebenaran baru, untuk sampai saatnya
akan tumbang digantikan dengan yang baru.

Apa yang kita yakini sebagai kebenaran empiris tentang ilmu astornomi,
sangat kita yakini suatu hari akan tumbang dengan fakta terbaru.

Wallau a'lam bishshawab wassalamu a'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.



----- Original Message -----
From: "Budi Ari" 
To: "Permata Sunnah" 
; "Keluarga Islam"
; "Era Muslim" ;
"Manhaj-Salaf" ; "Mualaf"
; "Media Dakwah"
; "MyQuran" ;
"Hidayatullahcom" 
Sent: Monday, July 03, 2006 11:03 AM
Subject: [media-dakwah] Dan Mataharilah yang Mengelilingi Bumi


Dan Mataharilah yang Mengelilingi Bumi
(Disarikan dari buku Matahari Mengelilingi Bumi karya Ustadz Ahmad Sabiq)

Untuk memudahkan penjelasan bahwa matahari yang mengelilingi Bumi maka
yang harus difahami pertama kali adalah mengetahui siapa yang diam dan siapa
yang bergerak ?. Berikut penjelasan dari al Qur'an dan as Sunnah, serta
penjelasan para salafush shalih yang menafsirkan ayat-ayat tersebut :

1. Bumi Diam, tidak bergerak.

Firman Allah Ta'ala,

"Wa min aayaatiHi an taquumas samaa-u wal ardhu bi amrih ." yang artinya
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan iradatnya ." (QS. Ar Rum : 25)

Pada terjemahan al Qur'an, al qiyaam pada QS. Ar Rum ayat 25 diterjemahkan
sebagai berdiri, namun di ayat lain yaitu QS. Al Baqarah ayat 20, al qiyaam
diterjemahkan dengan berhenti,

". wa idzaa azhlama 'alaiHim qaamuu ." yang artinya ". dan apabila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti ." (QS. Al Baqarah : 20)

Berkata Imam Ibnu Mandhur dalam Lisaanul 'Arab,

"al Qiyaam juga bisa berarti berhenti dan tetap di satu tempat. Dikatakan
kepada orang yang berjalan, 'quflii', artinya, 'diamlah engkau di tempatmu
sehingga saya datang kepadamu'. Demikian juga kata qumlii maknanya sama
dengan quflii. Dari sinilah para ulama menafsirkan firman Allah Ta'ala,

". wa idzaa azhlama 'alaiHim qaamuu ." yang artinya ". dan apabila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti ." (QS. Al Baqarah : 20)

Para ulama lughah dan tafsir mengatakan bahwa makna qaamuu adalah berhenti
dan diam di satu tempat, tidak maju dan tidak mundur. Diantara makna ini
adalah firman Allah Ta'ala,

"Wa min aayaatiHi an taquumas samaa-u wal ardhu bi amrih ." yang artinya
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah behentinya langit dan bumi
dengan iradatnya ." (QS. Ar Rum : 25)

Artinya diam dan tetap, serta tidak bergerak dan tidak pula berputar"
(Lisaanul 'Arab 12/498)

Berkata Imam al Baghawi, "Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallaHu 'anHu,
'Keduanya berhenti di tempatnya dengan izin Allah'".

Berkata Ibnu Katsir tentang ayat di atas (yaitu QS. Ar Rum : 25), "Firman
Allah Ta'ala di atas sama dengan firman Allah Ta'ala, 'Dan Dia menahan
langit jatuh ke Bumi' (QS. Al Hajj 65). Juga firman-Nya, 'Sesungguhnya
Allah menahan langit dan Bumi supanya jangan lenyap' (QS. Faathir : 41)".

Ini adalah dalil naqli pertama yang menjelaskan bahwa Bumi itu diam, tidak
bergerak.

Yang kedua, Firman Allah Ta'ala,

"Am ja'alal ardha qaraaran ." yang artinya "Atau siapakah yang telah
menjadikan bumi sebagai tempat berdiam ." (QS. An Naml : 61).

Berkata Imam Ibnu Katsir, "'Atau siapakah yang telah menjadikan bumi
sebagai tempat berdiam'. Qaraar maksudnya adalah diam, tenang, tetap tidak
bergerak serta tidak membuat guncang penghuninya, karena bumi seandainya
seperti itu maka tidak mungkin bisa dibuat hidup (dihuni) dengan baik, akan
tetapi Allah menjadikannya sesuatu yang terhampar, tidak berguncang dan
tidak bergerak"

Berkata Imam Baghawi, "Makna qaraar adalah tidak bergerak bersama
penghuninya".

Hal ini karena memang qaraar artinya adalah tetap dan tenang di suatu
tempat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam al Fairuz Abadi dalam al Qamus
al Muhith 2/119 dan Ibnu Mandhur dalam Lisaanul Arab 5/86.

Yang Ketiga, firman Allah Ta'ala,

"Waj'alnaa fil ardhi rawaasiya an tamiida biHim ." yang artinya "Dan telah
Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka ." (QS. Al Anbiyaa : 21)

Yang Keempat, firman Allah Ta'ala

"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk" (QS. An Nahl : 15)

Yang Kelima, firman Allah Ta'ala,

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung
dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran" (QS. Al Hijr : 19)

Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Dan menjadikan
padanya gunung-gunung", berkata, "Maksudnya adalah gunung-gunung yang tinggi
besar yang bisa untuk memantapkan bumi agar tidak bergerak bersama kalian"

Berkata Imam al Qurthuby saat menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Dan
menjadikan padanya gunung-gunung", "Maksudnya adalah gunung-gunung yang bisa
menahan dan mencegah bumi dari bergerak"

Dalil yang keenam, Firman Allah Ta'ala,

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan
gunung-gunung sebagai pasak" (QS. An Nabaa' : 6-7)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan firman Allah Ta'ala, "Dan gunung-gunung
sebagai pasak", "Maksudnya ialah Allah Ta'ala menjadikan di bumi pasak yang
bisa memantapkan bumi sehingga menjadi tenang dan tidak bergerak bersama
yang di atasnya".

Demikianlah nash-nash al Qur'an yang menjelaskan bahwa bumi itu diam,
tidak bergerak. Lalu jika bumi itu diam apakah dia bisa bergerak
mengelilingi matahari !?


2. Mataharilah yang bergerak.

Berdasarkan firman-firman Allah Ta'ala berikut ini,

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS. Yasiin : 38)

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya" (QS. Al
Anbiyaa' : 33)

Dari dalil di atas telah jelaslah bagi orang-orang yang berakal bahwa yang
beredar adalah matahari sementara bumi diam tidak bergerak !.

Perhatikan hadits shahih berikut ini :

Dari Abu Dzar radhiyallaHu 'anHu, berkata Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi
wa sallam kepada Abu Dzar radhiyallaHu 'anHu ketika matahari terbenam,

"Tahukah kamu, kemanakah matahari itu pergi ?"

Abu Dzar berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui"

Beliau ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,

"Fa innaHaa tadzHabu hatta tasjuda tahtal 'arsyi fatasta'dzinu fayu'dzana
laHa wa tuusyiku an tasjuda falaa yuqbala minHaa wa tasta'dzinu falaa
yu'dzana laHaa yuqaalu laHar ji'ii min haytsu ji'ti fatathlu'u min maghribi
fa dzaalika qauluHu ta'alaa,

wa syamsu tajrii limustaqarril laHaa dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliimi"

yang artinya,

"Sesungguhnya matahari itu pergi hingga ia sujud di bawah 'arsy, lalu ia
minta izin (untuk terbit lagi) lalu ia diizinkan. Dan hampir terjadi ketika
ia hendak sujud lalu tidak diterima dan minta izin lalu tidak diizinkan.
Dan dikatakan kepadanya, 'Kembalilah ke tempat kamu datang kepada-Ku', maka
ia terbit dari barat. Itulah firman Allah Ta'ala,

'Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui' (QS. Yaasin : 38)". (HR. al Bukhari dalam
Kitab Shahihnya dalam Bab Shifatisy Syamsi wal Qamari bi Husbaanin)

Siapakah yang bergerak pergi pada hadits tersebut, matahari ataukah bumi ?
Yang pasti jawabannya adalah matahari.

Maka dari itu para salafush shalih menyatakan bahwa mataharilah yang
beredar mengelilingi Bumi bukan sebaliknya. Berkata Imam Ibnu Hazm,

"Terdapat sebuah dalil yang tetap dan bisa langsung disaksikan dengan
panca indra bahwa matahari yang mengelilingi bumi dari timur ke barat dan
barat ke timur" (al Fishal 2/99)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

"Siapa pun yang berada di Bumi lalu melihat keadaan matahari saat terbit,
saat berada di tengah-tengah, juga saat tenggelam; di tiga waktu ini
matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu bentuk, maka dia
akan mengetahui bahwa matahari itu beredar dalam sebuah garis edar yang
berbentuk bulat" (Majmu' Fatawaa 6/597)

Berkata al Hafizh Ibnu Hajar saat menerangkan hadits Abu Dzar dalam Shahih
Bukhari,

"Maksud dari keterangan ini adalah menjelaskan bahwa matahari beredar
setiap hari setiap malam. Hal ini berbeda dengan apa yang diklaim oleh ahli
perbintangan (astronom) bahwa matahari menempel di garis orbit dan hal ini
berkonsekwensi bahwasannya yang beredar itu garis orbitnya, sedangkan zhahir
hadits ini bahwa mataharilah yang beredar dan bergerak" (Fathul Bari 6/360)

Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz,

"Al Qur'an dan as Sunnah serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada
menunjukkan bahwa matahari beredar di garis edarnya sebagaimana yang
ditetapkan oleh Allah Ta'ala sedangkan bumi itu tetap tidak bergerak, yang
mana Allah menyiapkan sebagai tempat tinggal dan Allah memantapkannya dengan
gunung-gunung agar tidak bergerak bersama mereka" (al Adillah an Naqliyah
wal Hissiyah hal. 26 dan 30)

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin,

"Sesungguhnya mataharilah yang beredar mengelilingi bumi yang dengannya
terjadi pergantian malam dengan siang" (Syarah Arba'in Nawawi hal. 289)

Demikianlah penjelasan ringkas bahwa mataharilah yang mengelilingi Bumi
dan semoga seluruh kaum muslimin dapat terbuka mata hati dan akalnya untuk
menerima nash-nash dari al Qur'an, as Sunnah dan pendapat para ulama serta
menyakini pendapat itu sebagai pendapat yang kuat dan haq.

Akhirnya, di penghujung Buku Matahari Mengelilingi Bumi, Ustadz Ahmad
Sabiq mengutip ucapan Nabiyullah Syu'aib 'alaiHis sallam,

"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku
kembali" (QS. Huud : 88)

Semoga Bermanfaat.

(Dalam tulisan ini terjemahan ayat-ayat al Qur'an yang saya gunakan adalah
al Qur'an terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah al Qur'an yang
ditunjuk oleh Menteri Agama RI dengan SK no. 26 tahun 1967. Salah seorang
penterjemah al Qur'an ini adalah Prof. T. M. Hasbi ash Shidiqi.

Sedangkan sistematika dan isi saya ambil maraji'nya dari Buku Matahari
Mengelilingi Bumi yang disusun oleh Ustadz Ahmad Sabiq dengan penerbit
Pustaka al Furqan)



Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)

Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia
masuk surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]






---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

=== message truncated ===


        Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa 
syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah 
berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril 
berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam 
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk 
surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]





                
---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke