Tidak ada juga di al Qur'an yang mengatakan sebaliknya, yaitu bahwa bumi yang mengelilingi matahari atau al ardhi taduru haulal asyamsu ! Bagaima Pak Sarwani ?
Sarwani <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Berikut saya kutip penjelasan salah seorang ustadz dari sebuah situs Islam berkenaan dengan pendapat yang mengatakan bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi... Semoga bisa memberi pencerahan bagi kita semua........ ____________________________________________________________________________ _______________________ Pertanyaan: Saya membaca fatwa ulama yaitu Syeikh Utsaimin yang menegaskan bahwa zhahir ayat Quran mengatakan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Pandangan ini menurut beliau berdasarkan banyak ayat Quran, sehingga kita tidak boleh berpandangan sebaliknya bahwa bumi-lah yang mengelilingi matahari. Bahkan menurut beliau, suat hari nanti para ilmuwan akan berbantahan tentang benarkan bumi mengitari matahari. Mohon klarifikasi dari ustadz, benarkah ulama sekelas Syaikh Utsaimin mengatakan hal itu? Dan benarkah memang al-Quran secara tegas menyatakan hal itu. Terima kasih jazakamullahu khairal jaza'. Erti Manangku Jawaban Assalamu a'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Setiap ulama tentu berhak untuk mengeluarkan pendapat dan fatwanya. Juga berhak untuk diikuti fatwa dan pendapatnya itu oleh umat Islam. Namun tidak ada satu pun manusia yang dijamin oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW selalu pasti benar dalam segala halnya. Bahkan para shahabat yang mulia dan dijamin masuk surga sekalipun, terkadang tidak saling sependapat dalam banyak masalah antara sesama mereka. Perbedaan pandangan di kalangan shahabat nabi SAW menunjukkan bahwa seseorang bisa saja punya pendapat yang berbeda dengan saudaranya, tanpa harus terjadi permusuhan atau saling ejek di antara mereka. Para ulama sejak masa salaf dahulu, banyak yang berbeda pendapat. Di antara mereka ada yang benar dalam ijtihad dan di antaranya ada yang salah. Bahkan Imam As-Syafi'i rahimahullah pernah mengoreksi pendapat-pendapatnya yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga ada dua qaul dalam mazhabnya, yaitu qaul qadim ketika beliau tinggal di Iraq dan qaul jadid ketika beliau tinggal di Mesir. Bahkan para ulama di level mujtahid mutlak sekalipun tidak pernah mewajibkan manusia untuk hanya berguru kepada dirinya sendiri saja. Bagi mereka, bila ada orang yang ingin berpendapat sebagaimana pendapat dirinya, boleh saja. Tapi bila menolak dan mengambil pendapat ulama lain, mereka ikhlas dan sama sekali tidak sakit hati. Bila di masa sekarang ini ada pendapat dan pandangan dari ulama tertentu yang barangkali tidak kita sejalan, tanpa mengurangi rasa hormat kepada beliau, boleh saja hal itu ditolak dan tidak berdosa. Asalkan ada pembanding dari pendapat ulama lainnya yang dirasa lebih kuat hujjahnya. Matahari Mengelilingi Bumi? Benar bahwa salah satu di antara ulama yang berpendapat bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi adalah Syeikh Al-Utsaimin. Keluasan ilmu beliau dan kedalamannya dalam masalah agama, tentu tidak perlu diragukan lagi. Namun bukan berarti beliau harus selalu benar dalam semua pendapatnya. Apalagi yang beliau sampaikan bukan terkait dengan masalah umurdiniyyah, melainkan tsaqafah umum terkait dengan sebuah fenomena alam yang di dalam Al-Quran disampaikan lewat isyarat. Bukan lewat pernyataan yang bersifat eksplisit. Artinya, kesalahan dalam memahami hal-hal seperti ini tidak berpengaruh pada masalah aqidah dan syariah, namun lebih kepada informasi tentang fenomena alam dan ilmu pengetahuan. Kalau kita teliti lebih dalam, sebenarnya di dalam Al-Quran tidak pernah ada ayat yang bunyinya secara tegas menyebutkan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Penekanannya di sini pada kalimat: mengelilingi bumi. Kalau ayat yang menunjukkan bahwa matahari bergerak dan digerakkan oleh Allah SWT, memang banyak bertaburan di banyak tempat dalam Al-Quran. Akan tetapi tidak ada satupun yang menyebutkan dengan mengelilingi bumi. Yang ada hanya pernyataan bahwa matahari itu bergerak, beredar, terbit, terbenam, condong, pergi, datang dan sejenisnya. Semua pernyataan itu tentu tidak boleh kita tolak. Namun sekali lagi, Al-Quran tidak pernah menyebutkan bahwa matahari MENGELILINGI bumi. Tidak ada ayat yang bunyinya: asyamsu taduru haulal ardhi. Walhasil, secara zahir nash tidak ada pernyataan di dalam Al-Quran bahwa matahari mengelilingi bumi. Kalau pun matahari disebutkan telah bergerak dalam arti terbit, terbenam, condong dan sebagainya, tidak ada seorang muslim pun yang menolaknya. Karena zhahir nash memang mengatakan demikian. Perhatikan ayat-ayat berikut ini: Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri. (QS al-Kahfi: 17) Namun semua yang terkait dengan informasi matahari itu sangat dikaitkan dengan pandangan subjektif manusia. Di mana Allah SWT memang berfirman untuk umat manusia. Maka boleh saja disebutkan bahwa matahari itu terbit, tentunya dari sudut pandang manusia. Padahal sesungguhnya, matahari tidak pernah pergi menghilang dari wujudnya, dia hanya menghilang dari pandangan mata kita saja. Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan ayat berikut ini: Hingga apabila dia telah sampai ketempat ter benam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata, "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka." (QS Al-Kafhi: 86) Kalau kita lihat zhahir nash ayat ini, jelas sekali disebutkan bahwa ada tempat terbenamnya matahari, di mana matahari bukan hanya terbenam, tapi disebutkan tempatnya masuk ke dalam bumi, yaitu di laut yang berlumpur hitam. Tetapi apakah matahari turun ke bumi dan masuk ke dalam laut? Tentu tidak bukan. Ini hanya pandangan subjektif seseorang yang melihat seolah-olah matahari masuk ke dalam laut. Padahal hakikatnya matahari berjarak 8 menit perjalanan cahaya dari bumi. Di dalam dalil lainnya yang juga shahih, disebutkan hal yang lebih aneh lagi. Yaitu matahari pergi ke 'Arsy. Nabi SAW berkata kepada Abu Dzar ketika matahari terbenam. "Apakah engkau tahu ke mana dia pergi?" Abu Dzar menjawab, "Allah dan rasulnya lebih mengetahui." Nabi berkata, "Sesungguhnya dia pergi bersujud di bawah Arsy dan meminta izin lalu diizinkan. Dan dia meminta izin dan tidak diizinkan. Kemudian dikatakan, kembalilah ke tempat kamu muncul dan terbenamlah dari arah baratnya." Kalau memang hakikatnya matahari pergi pulang ke arsy tiap hari, dalam logika kita manusia di muka bumi, tentu harus ada masa dalam 24 jam bumi tidak mendapat sinar matahari dan juga alam semesta. Namun separuh manusia yang melata di muka bumi ini selalu dalam keadaan melihat matahari. Matahari tidak pernah tenggelam dari pandangan seluruh manusia di bumi. Matahari hanya kelihatan terbit buat segelintir orang yang kebetulan berada pada posisi matahari terbit. Demikian juga matahari hanya terbenam dalam pandangan manusia yang kebetulan berada di belahan bumi yang sebentar lagi membelakangi matahari. Dan semua itu terjadi bergantian. Tapi sesungguhnya matahari tidak pernah absen dari kita. Yang terjadi sesungguhnya, manusia lah yang absen dari matahari dengan membelakanginya. Dan karena Al-Quran bukan kitab astronomi, bahkan punya unsur sastra yang tinggi, maka sah-sah saja semua ungkapan yang seolah-olah menggambarkan bahwa matahari melakukan semua gerakan itu. Tanpa harus terjebak untuk menjelaskannya secara astronomi. Seperti ungkapan indah Al-Quran tentang malam dan siang yang saling berkejaran, apakah kita mau artikan bahwa malam dan siang itu seperti dua anak kecil main kejar-kejaran atau main petak umpet? Tentu tidak, bukan? Ungkapan berkejaran itu adalah gaya bahasa yang indah, tapi jangan dipahami terlalu teknis dan sederhana. Bahkan di dalam Al-Quran bertabur ayat yang punya gaya ungkapan bahasa yang indah, kadang sampai terasa aneh. Misalnya, uban yang tumbuh di kepala nabi Zakaria, disebutkan dengan ungkapan khas yaitu uban berkobar di kepala. Berkobar itu kan sesungguhnya sifat dari api. Tetapi apakah benar kepala nabi Zakaria itu terbakar? Tentu tidak, bukan? Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah berkobar dengan uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS Maryam: 4) Kebenaran Ilmu Pengetahuan Namun lepas dari perbedaan pendapat dalam memahami nash Quran, kita pun harus tahu bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan pun tidak pernah mutlak. Setiap kali selalu saja ada teori yang tumbang dengan teori baru. Setiap saat selalu saja muncul penemuan dan kebenaran baru, untuk sampai saatnya akan tumbang digantikan dengan yang baru. Apa yang kita yakini sebagai kebenaran empiris tentang ilmu astornomi, sangat kita yakini suatu hari akan tumbang dengan fakta terbaru. Wallau a'lam bishshawab wassalamu a'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc. ----- Original Message ----- From: "Budi Ari" To: "Permata Sunnah" ; "Keluarga Islam" ; "Era Muslim" ; "Manhaj-Salaf" ; "Mualaf" ; "Media Dakwah" ; "MyQuran" ; "Hidayatullahcom" Sent: Monday, July 03, 2006 11:03 AM Subject: [media-dakwah] Dan Mataharilah yang Mengelilingi Bumi Dan Mataharilah yang Mengelilingi Bumi (Disarikan dari buku Matahari Mengelilingi Bumi karya Ustadz Ahmad Sabiq) Untuk memudahkan penjelasan bahwa matahari yang mengelilingi Bumi maka yang harus difahami pertama kali adalah mengetahui siapa yang diam dan siapa yang bergerak ?. Berikut penjelasan dari al Qur'an dan as Sunnah, serta penjelasan para salafush shalih yang menafsirkan ayat-ayat tersebut : 1. Bumi Diam, tidak bergerak. Firman Allah Ta'ala, "Wa min aayaatiHi an taquumas samaa-u wal ardhu bi amrih ." yang artinya "Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradatnya ." (QS. Ar Rum : 25) Pada terjemahan al Qur'an, al qiyaam pada QS. Ar Rum ayat 25 diterjemahkan sebagai berdiri, namun di ayat lain yaitu QS. Al Baqarah ayat 20, al qiyaam diterjemahkan dengan berhenti, ". wa idzaa azhlama 'alaiHim qaamuu ." yang artinya ". dan apabila gelap menimpa mereka, mereka berhenti ." (QS. Al Baqarah : 20) Berkata Imam Ibnu Mandhur dalam Lisaanul 'Arab, "al Qiyaam juga bisa berarti berhenti dan tetap di satu tempat. Dikatakan kepada orang yang berjalan, 'quflii', artinya, 'diamlah engkau di tempatmu sehingga saya datang kepadamu'. Demikian juga kata qumlii maknanya sama dengan quflii. Dari sinilah para ulama menafsirkan firman Allah Ta'ala, ". wa idzaa azhlama 'alaiHim qaamuu ." yang artinya ". dan apabila gelap menimpa mereka, mereka berhenti ." (QS. Al Baqarah : 20) Para ulama lughah dan tafsir mengatakan bahwa makna qaamuu adalah berhenti dan diam di satu tempat, tidak maju dan tidak mundur. Diantara makna ini adalah firman Allah Ta'ala, "Wa min aayaatiHi an taquumas samaa-u wal ardhu bi amrih ." yang artinya "Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah behentinya langit dan bumi dengan iradatnya ." (QS. Ar Rum : 25) Artinya diam dan tetap, serta tidak bergerak dan tidak pula berputar" (Lisaanul 'Arab 12/498) Berkata Imam al Baghawi, "Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallaHu 'anHu, 'Keduanya berhenti di tempatnya dengan izin Allah'". Berkata Ibnu Katsir tentang ayat di atas (yaitu QS. Ar Rum : 25), "Firman Allah Ta'ala di atas sama dengan firman Allah Ta'ala, 'Dan Dia menahan langit jatuh ke Bumi' (QS. Al Hajj 65). Juga firman-Nya, 'Sesungguhnya Allah menahan langit dan Bumi supanya jangan lenyap' (QS. Faathir : 41)". Ini adalah dalil naqli pertama yang menjelaskan bahwa Bumi itu diam, tidak bergerak. Yang kedua, Firman Allah Ta'ala, "Am ja'alal ardha qaraaran ." yang artinya "Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam ." (QS. An Naml : 61). Berkata Imam Ibnu Katsir, "'Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam'. Qaraar maksudnya adalah diam, tenang, tetap tidak bergerak serta tidak membuat guncang penghuninya, karena bumi seandainya seperti itu maka tidak mungkin bisa dibuat hidup (dihuni) dengan baik, akan tetapi Allah menjadikannya sesuatu yang terhampar, tidak berguncang dan tidak bergerak" Berkata Imam Baghawi, "Makna qaraar adalah tidak bergerak bersama penghuninya". Hal ini karena memang qaraar artinya adalah tetap dan tenang di suatu tempat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam al Fairuz Abadi dalam al Qamus al Muhith 2/119 dan Ibnu Mandhur dalam Lisaanul Arab 5/86. Yang Ketiga, firman Allah Ta'ala, "Waj'alnaa fil ardhi rawaasiya an tamiida biHim ." yang artinya "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka ." (QS. Al Anbiyaa : 21) Yang Keempat, firman Allah Ta'ala "Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk" (QS. An Nahl : 15) Yang Kelima, firman Allah Ta'ala, "Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran" (QS. Al Hijr : 19) Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Dan menjadikan padanya gunung-gunung", berkata, "Maksudnya adalah gunung-gunung yang tinggi besar yang bisa untuk memantapkan bumi agar tidak bergerak bersama kalian" Berkata Imam al Qurthuby saat menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Dan menjadikan padanya gunung-gunung", "Maksudnya adalah gunung-gunung yang bisa menahan dan mencegah bumi dari bergerak" Dalil yang keenam, Firman Allah Ta'ala, "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak" (QS. An Nabaa' : 6-7) Imam Ibnu Katsir menjelaskan firman Allah Ta'ala, "Dan gunung-gunung sebagai pasak", "Maksudnya ialah Allah Ta'ala menjadikan di bumi pasak yang bisa memantapkan bumi sehingga menjadi tenang dan tidak bergerak bersama yang di atasnya". Demikianlah nash-nash al Qur'an yang menjelaskan bahwa bumi itu diam, tidak bergerak. Lalu jika bumi itu diam apakah dia bisa bergerak mengelilingi matahari !? 2. Mataharilah yang bergerak. Berdasarkan firman-firman Allah Ta'ala berikut ini, "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS. Yasiin : 38) "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya" (QS. Al Anbiyaa' : 33) Dari dalil di atas telah jelaslah bagi orang-orang yang berakal bahwa yang beredar adalah matahari sementara bumi diam tidak bergerak !. Perhatikan hadits shahih berikut ini : Dari Abu Dzar radhiyallaHu 'anHu, berkata Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam kepada Abu Dzar radhiyallaHu 'anHu ketika matahari terbenam, "Tahukah kamu, kemanakah matahari itu pergi ?" Abu Dzar berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Beliau ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda, "Fa innaHaa tadzHabu hatta tasjuda tahtal 'arsyi fatasta'dzinu fayu'dzana laHa wa tuusyiku an tasjuda falaa yuqbala minHaa wa tasta'dzinu falaa yu'dzana laHaa yuqaalu laHar ji'ii min haytsu ji'ti fatathlu'u min maghribi fa dzaalika qauluHu ta'alaa, wa syamsu tajrii limustaqarril laHaa dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliimi" yang artinya, "Sesungguhnya matahari itu pergi hingga ia sujud di bawah 'arsy, lalu ia minta izin (untuk terbit lagi) lalu ia diizinkan. Dan hampir terjadi ketika ia hendak sujud lalu tidak diterima dan minta izin lalu tidak diizinkan. Dan dikatakan kepadanya, 'Kembalilah ke tempat kamu datang kepada-Ku', maka ia terbit dari barat. Itulah firman Allah Ta'ala, 'Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui' (QS. Yaasin : 38)". (HR. al Bukhari dalam Kitab Shahihnya dalam Bab Shifatisy Syamsi wal Qamari bi Husbaanin) Siapakah yang bergerak pergi pada hadits tersebut, matahari ataukah bumi ? Yang pasti jawabannya adalah matahari. Maka dari itu para salafush shalih menyatakan bahwa mataharilah yang beredar mengelilingi Bumi bukan sebaliknya. Berkata Imam Ibnu Hazm, "Terdapat sebuah dalil yang tetap dan bisa langsung disaksikan dengan panca indra bahwa matahari yang mengelilingi bumi dari timur ke barat dan barat ke timur" (al Fishal 2/99) Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, "Siapa pun yang berada di Bumi lalu melihat keadaan matahari saat terbit, saat berada di tengah-tengah, juga saat tenggelam; di tiga waktu ini matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu bentuk, maka dia akan mengetahui bahwa matahari itu beredar dalam sebuah garis edar yang berbentuk bulat" (Majmu' Fatawaa 6/597) Berkata al Hafizh Ibnu Hajar saat menerangkan hadits Abu Dzar dalam Shahih Bukhari, "Maksud dari keterangan ini adalah menjelaskan bahwa matahari beredar setiap hari setiap malam. Hal ini berbeda dengan apa yang diklaim oleh ahli perbintangan (astronom) bahwa matahari menempel di garis orbit dan hal ini berkonsekwensi bahwasannya yang beredar itu garis orbitnya, sedangkan zhahir hadits ini bahwa mataharilah yang beredar dan bergerak" (Fathul Bari 6/360) Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, "Al Qur'an dan as Sunnah serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada menunjukkan bahwa matahari beredar di garis edarnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah Ta'ala sedangkan bumi itu tetap tidak bergerak, yang mana Allah menyiapkan sebagai tempat tinggal dan Allah memantapkannya dengan gunung-gunung agar tidak bergerak bersama mereka" (al Adillah an Naqliyah wal Hissiyah hal. 26 dan 30) Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, "Sesungguhnya mataharilah yang beredar mengelilingi bumi yang dengannya terjadi pergantian malam dengan siang" (Syarah Arba'in Nawawi hal. 289) Demikianlah penjelasan ringkas bahwa mataharilah yang mengelilingi Bumi dan semoga seluruh kaum muslimin dapat terbuka mata hati dan akalnya untuk menerima nash-nash dari al Qur'an, as Sunnah dan pendapat para ulama serta menyakini pendapat itu sebagai pendapat yang kuat dan haq. Akhirnya, di penghujung Buku Matahari Mengelilingi Bumi, Ustadz Ahmad Sabiq mengutip ucapan Nabiyullah Syu'aib 'alaiHis sallam, "Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali" (QS. Huud : 88) Semoga Bermanfaat. (Dalam tulisan ini terjemahan ayat-ayat al Qur'an yang saya gunakan adalah al Qur'an terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah al Qur'an yang ditunjuk oleh Menteri Agama RI dengan SK no. 26 tahun 1967. Salah seorang penterjemah al Qur'an ini adalah Prof. T. M. Hasbi ash Shidiqi. Sedangkan sistematika dan isi saya ambil maraji'nya dari Buku Matahari Mengelilingi Bumi yang disusun oleh Ustadz Ahmad Sabiq dengan penerbit Pustaka al Furqan) Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48) Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari] --------------------------------- Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links === message truncated === Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48) Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari] --------------------------------- Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/