MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DENGAN BAHTERA ILMU
 Penulis: Al Ustadz Abdul Aziz  
<http://www.darussalaf.or.id/myprint.php?sid=257> 
<http://www.darussalaf.or.id/index.php?name=Recommend_Us&req=FriendSend&sid=257>
  

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan takdir dan hikmah-Nya telah 
menciptakan dunia dan seisinya ini sebagai tempat persinggahan sementara bagi 
manusia. Agar mereka mampir sebentar, untuk mengambil perbekalan ilmu dan amal 
menuju kebahagiaan akhirat yang kekal abadi. Oleh karena itu tidaklah Allah 
menyediakan bumi beserta fasilitas yang lengkap ini, melainkan sebagai sarana 
penunjang ibadah. Begitu pula Allah menciptakan manusia sebagai khalifah dengan 
tujuan untuk memakmurkan bumi ini dengan peribadatan hanya kepada-Nya semata.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : 
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : " Sesungguhnya Aku 
hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi". Mereka berkata : "Mengapa 
Engkau hendak menjadikan kholifah di muka bumi itu orang yang akan membuat 
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih 
dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau? Tuhan berfirman : "Sesungguhnya Aku 
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui." (Al Baqarah : 30-32)

Peristiwa diciptakannya manusia merupakan peristiwa besar dan memuat hikmah 
yang sangat agung. Di dalam ayat tersebut terkandung padanya beberapa faedah 
ilmu.

Pertama, Bahwasanya Allah Ta'ala menolak pernyataan para malaikat : "Bagaimana 
Dia (Allah) menjadikan manusia di muka bumi, padahal kami lebih taat 
dibandingkan mereka? Maka Allah menjawab "Sesungguhnya Aku lebih mengetahui 
apa-apa yang kalian tidak ketahui." Allah menjawab pertanyaan mereka bahwasanya 
Dia lebih mengetahui inti permasalahan dan hakekat (diciptakannya manusia). Dan 
Dia maha Mengetahui lagi maha Bijaksana. Sesungguhnya jelas bagi Allah bahwa 
khalifah yang diciptakanNya adalah dari kalangan makhluk yang baik, para rasul, 
para nabi, hamba-hamba-Nya yang sholeh, orang-¬orang yang mati syahid, 
orang-orang yang jujur, ulama serta generasi orang yang memiliki ilmu dan iman 
yang lebih baik dari para malaikat. 

Begitu pula jelas bagi Allah bahwa iblis adalah makhluk yang paling jelek di 
alam ini.
Sehingga Allah mengusirnya dari syurga. Sedangkan para malaikat tidak memiliki 
pengetahuan tentang perkara tersebut (yaitu tentang penciptaan dan menetapnya 
nabi Adam di muka bumi dengan keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Kedua, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala ingin menampakkan keutamaan Adam 
akan ilmu dan membedakan dengan mereka (para malaikat) dengan ilmu, maka Allah 
mengajarkannya seluruh nama-nama. Allah bertanya kepada para malaikat : 
"Kabarkan kepadaku nama-nama mereka jika kalian memang benar".(A1 Baqarah: 31). 
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa mereka (para malaikat) mengatakan : 
"Tidaklah Allah menciptakan seorang makhluk pun yang lebih mulia daripada kami. 
Mereka menyangka bahwasanya mereka lebih baik dan utama dibandingkan kholifah 
yang Allah jadikan di muka bumi. Tatkala Allah menguji mereka dengan ilmu yang 
diajarkan terhadap kholifah ini, maka mereka mengakui kelemahan terhadap 
apa-apa yang mereka tidak ketahui, mereka mengatakan : 
"Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami kecuali apa yang Engkau 
ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". 
(Al Baqarah : 32). 
Maka ketika itu nampaklah dihadapan mereka keutamaan nabi Adam dengan 
kekhususan berupa ilmu.

Ketiga, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala tatkala memberitahukan kepada para 
malaikat tentang keutamaan nabi Adam berupa ilmu, dan lemahnya mereka untuk 
mengetahui apa yang diajarkan-Nya, maka Allah berfirman kepada mereka : 
"Bukankah Aku telah mengatakan kepada kalian sesungguhnya Aku Maha Mengetahui 
rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui yang kalian tampakkan dan yang 
kalian sembunyikan". (AI Baqarah : 33). 
Kemudian Allah mengajarkan mereka tentang ilmu. Ilmu Allah meliputi segala yang 
nampak maupun yang tersembunyi, serta rahasia di langit dan di bumi. Allah 
mengenalkan kepada mereka tentang sifat ilmu dan keutamaan nabi-Nya

Keempat, Bahwasanya Allah menganugerahkan pada diri Adam berupa sifat-sifat 
sempurna yang lebih utama dari makhluk selainnya. Allah hendak menampakkan 
kepada para malaikat tentang keutamaan dan kemuliaan Adam. Sehingga jelaslah 
bagi malaikat tentang kelebihan nabi Adam dari segi ilmu. Hal ini menunjukkan 
bahwa ilmu sangat mulia di sisi manusia. (AI Ilmu Syarfuhu wa fadluhu 30-¬32)

Sesungguhnya ilmu itu akan mengangkat derajat pemiliknya di dunia dan akherat. 
Bukan karena kekuasaan, harta, dan bukan pula selainnya. Dan ilmu juga itu 
menambah kemuliaan bahkan bisa mengangkat derajat seorang hamba sahaya menjadi 
mulia. Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shohih Muslim (817) dari hadits Zuhri, 
dari Abi Tufail bahwasanya Nafi' ibnu Abdil Harits mendatangi Umar ibnul 
Khoththob di 'Usfan yang mana Umar mengangkatnya (sebagai bupati) untuk 
penduduk Mekkah- Maka berkata umar : "Siapa yang engkau angkat menjadi bupati 
di negeri ini? dia (Nafi') menjawab : "Aku telah mengangkat Ibnu Abza untuk 
mereka." Lantas Umar berkata "Siapa Ibnu Abza? Kemudian dijawab :"Dia adalah 
seorang budak." Umar berkata :"(Kenapa) engkau mengangkat seorang budak? 
Dijawab : "Karena dia seorang yang ahli membaca Al Qur'an dan 'alim dalam ilmu 
waris. Maka Umar berkata: Ketahuilah sesungguhnya Nabi kalian 
Shallallahu'alaihi wasallam telah bersabda : "Sesungguhnya Allah akan 
mengangkat dengan Kitab ini (AI Qur'an) sekelompok kaum dan merendahkan yang 
selainnya."

Berkata Al Hasan ibnu Ali kepada anaknya dan saudaranya :"Pelajarilah ilmu, 
karena bisa jadi (pada saat ini) kalian adalah kaum yang kecil, namun besok 
kalian akan menjadi pembesar kaum. Maka barang siapa yang tidak menghafal, 
hendaklah dia menulis." (Al Madkhal ila As Sunan Al Kubro (632).


Berkata Urwah bin Az Zubair kepada anaknya : "Mari, belajarlah ilmu kepadaku. 
Karena sesungguhnya bisa jadi (suatu saat) kalian menjadi pemimpin suatu kaum. 
Dulu aku adalah seorang yang kecil dan tidak seorangpun yang memandangku. 
Tatkala aku beranjak dewasa (dengan memiliki ilmu) maka orang-orang mulai 
bertanya kepadaku. Dan tidak ada sesuatu yang paling berat bagi seseorang 
ketika ditanya tentang perkara agamanya melainkan dia dalam keadaan bodoh 
(tidak berilmu)." (Bayanul Ilmi wa Fadlihi oleh Al Imam Ibnu Abdil Bar).

Diriwayatkan dar Lukman bahwa dia berkata kepada anaknya : "Wahai anakku, 
duduklah bersama para ulama, dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu (bergaul 
dengan mereka). Sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati dengan hikmah 
sebagaimana menghidupkan (menyuburkan) bumi yang kering dengan siraman hujan." 
(A1 Madkhal ila As Sunan All Kubro )

Berkata Sufyan AtsTsaury : "Barangsiapa yang menginginkan dunia dan akherat 
maka hendaklah dia menuntut ilmu."

An Nadhor bin Syumail berkata : "Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan di 
dunia dan Akherat hendaklah dia pelajari ilmu. Cukuplah bagi seseorang sebuah 
kebahagiaan, tatkala dipercaya tentang perkara agama Allah, dan menjadi 
(perantara dakwah) antara Allah dan Hamba-Nya."

Sufyan bin Uyainah mengatakan : "Manusia yang paling tinggi kedudukannya disisi 
Allah adalah orang yang menjadi (perantara dakwah) antara Allah dan hamba-Nya. 
Mereka itu adalah para nabi dan ulama.

Masih banyak lagi perkataan para ulama yang menerangkan bahwa ilmu akan 
meninggikan derajat orang-orang yang menempuh jalan untuk menimbanya. Namun 
sebaliknya, bagi orang¬orang yang meremehkan ilmu, maka Allah akan merendahkan 
kedudukannya di dunia dan akherat. Sesungguhnya orang yang merasakan tetesan 
ilmu, maka dia telah menggapai kebahagiaan yang hakiki. Karena ilmu merupakan 
anugerah yang sangat utama dan mulia. Barangsiapa yang luput dari merasakan 
lezatnya ilmu maka tidak akan bermanfaat apa yang diperoleh dari selainnya. 
Bahkan hal tersebut bisa menggiring seseorang kepada kebinasaan dan kehinaan.

Seseorang yang menimba ilmu agama Allah bagaikan seorang nahkoda yang berlayar 
dengan bahtera menuju pulau abadi. Dalam menempuh perjalanannya, mau tidak mau 
harus berhadapan dengan berbagai rintangan yang menghadang, apakah berupa angin 
yang bergemuruh, ataukah ombak yang menggulung tinggi sehingga bisa 
menghempaskan bahtera dengan dahsyat. Namun seiring dengan itu, sang
nahkoda adalah seorang yang bermental baja dan telah membekali dirinya dengan 
ilmu, Sehingga dia menghadapi berbagai rintangan itu dengan sabar dan hati yang 
tegar, tidak tergoyahkan sedikitpun walaupun ombak menerjang. Akan tetapi 
keinginannya tidak pemah pupus untuk melanjutkan perjalanan menuju pulau abadi 
tersebut. Demikianlah bagi siapa saja yang ingin mendapatkan kebahagiaan di 
dunia dan akherat, maka hendaklah dia berlayardengan bahtera ilmu.

Diriwayatkan dari Al Imam Ahmad clan Tirmidzi dari hadits Abu Kabsyah Al 
Annamaari, dia berkata :Telah bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : 
"Sesungguhnya di dunia ini terdapat empat golongan : 
"(Pertama) seorang hamba yang Allah memberikan harta dan ilmu kepadanya. 
Sedangkan dia takut kepada Allah dalam harta tersebut, sehingga dia menyambung 
tali silaturahmi, dan dia mengetahui kewajibannya terhadap harta tersebut. Maka 
orang seperti ini memperoleh kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah. 
(Kedua), seorang yang diberi ilmu dan tidak memiliki harta, sedangkan dia 
mengatakan : "Seandainya aku memiliki harta maka aku akan beramal seperti 
amalannya fulan, walaupun dia hanya berniat saja, maka kedua-duanya memperoleh 
pahala yang sama. (Ketiga), Seorang yang diberi harta dan tidak diberi ilmu 
maka dia bakhil dalam hartanya dan dia tidak takut kepada Rabbnya, tidak 
menyambung tali silaturahmi serta tidak menjalankan kewajibannya terhadap harta 
tersebut. Maka orang ini kedudukannya lebih hina di sisi Allah. 
(Keempat), Seseorang yang tidakdiberi harta dan tidak pula memperoleh ilmu, 
kemudian mengatakan : "Kalau aku punya harta maka aku akan beramal seperti 
amalan fulan (yang ketiga). Walaupun hanya dengan niat maka kedua-duanya 
memperoleh dosa yang sama." (Hadits Shohih, dishohihkan oleh At-Tirmidzi, Al 
Hakim dan selainnya).

Dalam Hadits diatas Nabi Shallallahu'alaihi wasallam menyebutkan orang-orang 
yang bahagia dalam dua kategori, dan menjadikan ilmu dan amal - dengan berbagai 
kewajibannya- sebagai sebab diperolehnya kebahagiaan. Sedangkan orang-orang 
yang celaka, beliau bagi dalam dua kategori, dan menjadikan kebodohan dan 
pengaruhnya sebagai sebab kebinasaan.

Dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Abi Hurairoh radliyallahu'anhu dari Nabi 
Shallallahu'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda :
"Jika seorang anak Adam wafat maka terputus amalannya kecuali tiga perkara ; 
shodaqoh jariyah (mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh 
yang mendo'akan orang tuanya."

Hadits diatas menunjukkan tentang keutamaan dan kemuliaan ilmu, serta besarnya 
pahala yang akan diraih dengan ilmu tersebut. Karena pahalanya tetap akan 
mengalir kepada orang yang wafat selama dia masih memperoleh manfaat dengannya. 
Maka seolah-olah dia masih tetap hidup dan belum terputus amalannya walaupun 
nyawa tidak lagi dikandung badan. Oleh karena itu seorang berilmu yang 
berdakwah dan menyebarkan kebaikan, jiwanya akan tetap hidup walaupun dia 
wafat. Amal kebajikan seorang yang berilmu ini akan selalu diingat oleh orang 
banyak dan jejaknya akan dijadikan panutan bagi orang-orang yang masih hidup.

Oleh karena kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menjadikan kita 
termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat 
serta menganugerahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan memalingkan dari 
kebodohan diri-diri kita. Wallahul Muwaffiq ila sabilish Showab.

Sumber : Buletin Dakwah Al Jihad, Samarinda Edisi I/Th.I/2002 17 Rabiul Tsani 
1423H



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke