Subject: Nasyrah Palestina


??? ???? ?????? ??????

MASIHKAH PARA PENGUASA ITU MEMPUNYAI RASA MALU ATAS PENGKHIANATAN MEREKA 
TERHADAP PALESTINA, MESKI HANYA SEKALI?!
MASIHKAH DARAH PARA TENTARA ITU MENDIDIH, DAN TERGERAK MEMBERIKAN PERTOLONGAN?!
Wahai Kaum Muslim!


Seorang tentara Yahudi tertawan dalam peperangan, dia bukan diculik dari 
rumahnya; namun, negara Yahudi membangunkan dunia, dan tidak pernah 
membiarkannya, bahkan menganggapnya sebagai masalah hidup dan mati (qadhiyyah 
mashiriyyah).


Sementara ribuan dari kita, pria, wanita, orang tua dan anak-anak ditahan dan 
ditawan. Kehormatan kita diinjak-injak, kesucian kita dinodai. Siang dan malam 
pun berbagai musibah ditimpakan ke kepala kita oleh Yahudi; namun, para 
penguasa kita tidak pernah menganggapnya sebagai masalah hidup dan mati, yang 
layak dibela, atau disebut dengan kata Merdeka. Sebaliknya, mereka sibuk 
menjadi mediator, mengangkat tangan-tangan mereka dengan doa agar tentara 
Yahudi yang tertawan itu bisa kembali dengan selamat dan sukses.


Negara Yahudi, perampas Palestina itu, menganggap dirinya sebagai negara yang 
mengurusi urusan individu rakyatnya. Untuknya, ia bangkit. Kemaslahatan setiap 
orang Yahudi adalah kemaslahatan negara. Cita-cita mereka juga merupakan 
cita-cita negara. Maka, hilangnya seorang Yahudi, bagi negara Yahudi itu 
merupakan masalah hidup dan mati, sehingga ia akan menggerakkan semua kekuatan 
negara untuk mencarinya.


Namun, negara-negara di negeri kita adalah negara para raja dan presiden. Jika 
rasa sakit menimpa kepala seorang penguasa, negara akan bangkit, dan karenanya 
tidak akan berdiam diri. Namun, jika negeri dan rakyatnya hilang, sementara 
kepalanya selamat, maka itu dianggap sebagai kemenangan yang nyata. Pertempuran 
dengan negara Yahudi merupakan bukti yang nyata. Palestina dan sekitarnya jelas 
telah dirampas, namun para penguasa itu tidak pernah menganggapnya sebagai 
bentuk kekalahan, selama pemimpin yang memimpinnya tidak merasakan keburukan. 
Bagi mereka, itu merupakan kekalahan Yahudi, karena mereka tidak bisa menangkap 
sang pemimpin. 

Wahai kaum Muslim!


Apakah para penguasa itu tidak malu atas kebusukan yang mereka lakukan ini? 
Mereka sibuk menjadi mediator antara Yahudi dan kaum Muslim untuk menyelamatkan 
seorang tentara perampas, yang tertawan dalam peperangan. Pada saat yang sama, 
mereka tidak tergerak untuk menyelamatkan ribuat tawanan dan tahanan dari 
tangan Yahudi. Apatah lagi mereka tergerak untuk menyelamatkan Palestina dari 
tangan Yahudi!


Apakah tentara-tentara di negeri kita masih mendidih darahnya, dan tergerak 
untuk membela Palestina dan penduduknya; dimana tentara-tentara ini merindukan 
salah satu di antara dua kebaikan (kemenangan atau mati syahid), ketimbang 
merindukan penghormatan sang pemimpin, sementara dia melintasi dua barisan?!


Tidakkah tentara-tentara ini ingat akan kejahatan Yahudi di Palestina, 
penistaan mereka terhadap kehormatannya, dan penodaan mereka terhadap 
kesuciannya? Tidakkah tentara-tentara ini ingat akan tanah suci, yang dibanjiri 
darah pasukan pembebas (penakluk), sehingga tak tersisa sejengkal pun kecuali 
telah dijamah oleh percikan debu kuda seorang mujahid atau darah suci seorang 
syahid? 


Tidakkah tentara-tentara ini ingat akan konspirasi para penguasa itu dengan 
Yahudi, dan diamnya mereka terhadap kejahatan Yahudi, serta tekanan mereka 
terhadap putra-putri umat ini yang ikhlas, juga ketundukan mereka kepada 
negara-negara Kafir penjajah, pimpinan Amerika, yang selalu membantu Yahudi, 
bukan hanya dengan harta dan senjata, bahkan dengan tokoh dan pakar. Kaum Kafir 
penjajah itu merasa aman dan tenang, karena kepentingan mereka di negeri kita 
tetap terjamin dengan aman dan selamat, melalui jaminan para penguasa itu!


Lalu, masihkah para penguasa itu mempunyai rasa malu atas pengkhianatan mereka 
terhadap Palestina, meski hanya sekali saja?! 


Masihkah darah para tentara itu mendidih, dan tergerak memberikan pertolongan?!

Wahai kaum Muslim!


Memang ada yang mengatakan: Bisa jadi, kondisi darurat itu bermanfaat, demikian 
pula di sini. Kasus tentara tersebut telah melahirkan keuntungan dua kali:


Pertama, menghentikan konflik antara dua organisasi yang nyaris berperang, 
dimana bagi organisasi ini kasus penawanan tentara tersebut telah berhasil 
menghentikan (konflik) mereka secara berkepanjangan, dan bukan menghentikan 
peperangan!


Kedua, dan ini yang terpenting, bahwa peristiwa penawanan tentara tersebut 
telah berhasil menghentikan konferensi pers presiden otorita Palestina dan 
perdana menteri. Keduanya lalu mengumumkan kesepakatan atas dokumen tawanan 
yang intinya berisi pengakuan dua negara di Palestina: Satu untuk Yahudi pada 
tahun 1948, dan yang lain untuk Penduduk Palestina tahun 1967, atau sebagian 
tahun 1967! Dan kalau seandainya mereka menyadari, itu jelas merupakan 
kekalahan.


Palestina tidak bisa dibagi untuk berdua. Sebaliknya, Palestina adalah wilayah 
Islam yang penuh berkah. Bagian yang penting dari negeri Islam. Melalaikan 
sejengkal saja merupakan kejahatan, sementara melakukan tawar-menawar 
terhadapnya merupakan pengkhianatan. Segalanya itu bagi kaum Muslim adalah 
amanah. Allah berfirman:

]??????????? ????????? ????????? ??? ????????? ??????? ???????????? ??????????? 
?????????????? ?????????? ???????????[.

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan 
Rasul-Nya, dan mengkhianati amanat kalian, padahal kalian mengetahuinya. (TQS. 
al-Anfal [08]: 27)

5 Jumadil Tsani 1427 H                                Hizbut Tahrir
30 Juni 2006


[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke