Sabtu, 5 Agustus 2006 kemarin, saya dan teman saya, Tia, menggunakan jasa angkutan umum K-17 jurusan Cikarang-Cibarusah. Saya naik dari terminal Cikarang, tujuan saya adalah optik di Taman Sentosa. Berangkat dari terminal angkutan terisi penuh, setelah satu persatu penumpang turun tersisa 3 orang penumpang, saya, Tia, dan 1 orang penumpang. Posisi saya duduk menghadap ke pintu, Tia di depan saya di dekat pintu, dan 1 orang di sebelah kanan saya, belakang sopir.
Sesampainya di jembatan Pasir Kunci 2 orang laki-laki naik, yang 1 jalannya agak pincang sambil sedikit meringis menahan sakit dan memegangi kaki kirinya. Mereka berdua duduk di sebelah kiri saya, 5 meter kedepan naiklah 1 orang lagi dan duduk di bangku dekat pintu yang membelakangi sopir. Tidak lama, tepat ketika saya membuka dompet akan mengambil uang utk ongkos (dompet berada didalam tas), tiba-tiba si orang yang sakit kaki berteriak keras kesakitan "aduh....aduh.....aduh..." sambil menyelonjorkan dan memegangi kaki kirinya. "kenapa...?? kenapa...??" tanya orang di sebelah kiri saya. Spontan saya dan penumpang yang lain melihat ke arah dia, kenapa tuch orang ..?? Tapi anehnya...... si kaki sakit terus berusaha menggeser duduknya kekanan, sehingga kami duduk berdesak-desakan sangat mepet sekali ( di deretan saya duduk 4 orang, padahal utk 6 orang). Dan anehnya lagi, kenapa penumpang di depan saya juga duduk mendesak ke arah saya. Beberapa detik saya dengan mimik bingung melihat ke si kaki sakit, sampai kemudian Tia yang duduk di depan saya berkata dengan keras...." eh...eh...eh... ngapain sich kok desak-desakan seperti itu..!!!" Ya ampun....."iya, kok aneh.." pikir saya. Saya berpandangan dengan Tia sebentar, kemudian...astaghfirullah...saya segera tersadar, tas yang berada di pangkuan saya tertutupi oleh tas hitam besar milik penumpang di depan saya dan... tangan si penumpang di depan saya dalam posisi di bawah tas hitam tersebut sudah memegangi tas saya, mungkin beberapa detik lagi akan mengambil dompet saya yang saat itu masih dalam posisi terbuka, karena kan perhatian saya sedang tertuju ke si kaki sakit yang berteriak-teriak itu. Kejadiannya begitu cepat, saya tidak sempat berpikir karena 'hebohnya' suasana didalam angkutan. Tepat ketika itu, angkutan sampai di depan Taman Sentosa yang memang tujuan saya. Saya dan Tia bergegas turun, membayar ongkos dan memastikan dompet masih berada di dalam tas saya, alhamdulillah...dompet beserta isinya ini masih rejeki saya. Jadi bisa dipastikan mereka adalah 1 komplotan ( bertiga, naik hampir bersamaan ). 1 orang pura-pura sakit untuk menarik perhatian seluruh penumpang, 1 orang persis sebelah kiri saya pura-pura perhatian ke si sakit, sambil bertanya "kenapa...? kenapa...?" biar penumpang lain memperhatikan juga ke si sakit dan penumpang di depan saya beraksi mengambil sasarannya. Saya ingat, pernah baca email dari seorang teman, kejadiannya di daerah UKI, persis seperti yang saya alami, dibuat seolah-olah berdesak-desakan, 1 orang pura-pura sakit perut mau muntah, yang lain beraksi. Untuk rekan-rekan yang sering menggunakan jasa kendaraan umum, Berhati-hatilah dan Waspadalah...!!! Lebih baik siapkan uang kecil sebelum naik kendaraan umum daripada kita harus membuka-buka dompet di dalam kendaraan umum. Waspadalah terhadap pencopetan dengan modus seperti di atas. Semoga pengalaman saya ini bisa dijadikan pelajaran oleh rekan-rekan semua. INDAH [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/