Waduh seneng nya yang bisa dapet mbak hana and mbak herni ini jadi
istri, dah pinter2 sholehah lagee........Hayo dhoong yang masih bujangan
cepatan lamar nich bibit unggul....he...he.....but kayak nya masih
bujangan lo ya....cause kalo dah beristri tertolak deh....????

-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of ALend
Sent: Monday, September 04, 2006 8:58 AM
To: media-dakwah@yahoogroups.com; suhana hana
Cc: suhana hana
Subject: Re: [media-dakwah] BERCANDA POLIGAMI=:)

Wah Bunda Hana memang luas wawasannya, ( Salauuutttt euyy ).
Gimana caranya Bun,
Terus terang dengan kondisi umur aku yang sudah kepala 3,beranak
2,kadang berfikir bisa gak ya..menambah wawasan  untuk menjaga anak"
kelak sampai mereka dewasa/mandiri agar menjadi pribadi yang unggul dan
selalu dijalanNya,soalnya terkadang sudah tidak mungkin  untuk menimba
ilmu karena sudah banyaknya masalah kehidupan terutama mikirin keuangan
keluarga ( yg pas" an ) jadinya gak sempet baca" buku,apalagi untuk
membeli buku,yang harganya ...mmm..ampun deh,sudah tidak ada budgetnya
lagi, dan sepertinya memang,ilmu itu untuk orang yang berduit kali
yaaa...
Ilmu itu mahal sekali ya Bun.....
Menurut aku..
Salam kenal,
Alenda



----- Original Message -----
From: "suhana hana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <media-dakwah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, September 04, 2006 9:12 AM
Subject: [media-dakwah] BERCANDA POLIGAMI=:)


>    Herni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Wa'alaikumsalam wr wb mbak Hana,
>
> Pertama, yang menjadi permasalahan disini ada dua hal. Kesatu, PRAKTEK
poligami yg tidak sesuai dng "koridor-koridor dlm Al-Qur'an"  Apalagi
menangkap spirit yg dibawa oleh Qur'an berkaitan dng ayat poligami.
Menahan hawa nafsu, bukan kemudian malah dijadikan dasar legitimasi utk
memuaskan nafsu beristri banyak yg cantik2. Terlebih bila itu dilakukan
tanpa tanggungjawab terhadap istri2 dan anak2nya.
======================================================================
>   Hana wrote :
>   Masalah praktek poligami yg tidak sesuai dengan koridor2 dalam
Al-Qur'an&hanya untuk memuaskan hawa nafsu saja, itu memang sudah
menjadi rahasia umum. but yg jadi masalahnya...kita tidak tahu persis
permasalahan tiap orang, hingga mereka berpoligami..? apalagi sudah
jelas diterangkan dalam Al-Qur'an tentang batasannya berpoligami.apa mau
dibacain sekalian..?wong..bisa baca sendiri koq..ngapain kita
repot2..?:)jadi..ya serahin aja pada pribadi masing2..:)toh..kita tidak
menanggung dosa orang lain kan..?
>
>
>     Herni wrote :
>
>     Keduanya, URGENSI menerapkan poligami dlm kondisi sekarang yg saat

> ini
tidak ada kondisi tertentu menyebabkan poligami menjadi penting.
Sementara pertanyaan kenapa kita peduli dng praktek atau pilihan orang
lain utk berpoligami, krn itu menyangkut hak dan kehidupan manusia lain
serta punya dampak sosial yg tinggi. Setau saya, Islam tidak mengajarkan
kita utk cuek thd sesama atau cuek terhadap masalah bersama. Poligami yg
dijadikan legitimasi nafsu semata jelas merugikan perempuan dan
berdampak sosial, jadi masalah sosial yg perlu diselesaikan bersama..
>
>
>     Hana wrote :
>
>     Bila kamu melihat kondisi secara global (yg hanya terlihat tampak
luarnya)mungkin memang benar secara penilaian umum dan kasad mata, bahwa
poligami bukan suatu yg urgensi sifatnya. Tapi jika seandainya kamu
mengetahui persis permasalahan& kondisi dalam lingkup suatu negara,kota,
daerah (seperti kata kang nceps 1:5 di batam)atau pd lingkup yg menjadi
obyeknya sendiri (keluarga). Apakah kamu masih bisa menjamin tetap dalam
pendirian kamu..? Sesungguhnya Allah lah yg lebih mengetahui
kebutuhan&perilaku hamba2Nya, hingga ia menghalalkan poligami dengan
aturan2 yg ketat. dan selanjutnya..kitalah yg dituntut untuk pandai2
dalam memilih dan memilahnya.
>   Islam memang tdk mengajarkan umatnya untuk cuek thd sesama. tapi
masalahnya lagi..kita mau perduli&membantu yg bagaimana..?dan kecuekan
yg kamu anggap salah itu, yg mana..?kalau kita melihat saudara kita ada
yg kelaparan,kesusahan, dsbnya,yg mengharap kita bisa membantu..tapi,
kita cuek aja, nah..itu cuek yg salah..?:) tapi..dalam hal yg menyangkut
poligami itu, memang sudah sangat prinsip&pribadi sekali sifatnya, dan
kita tidak bisa begitu saja menyalahkan yg satu dan mengasihani yg lain,
karena itu pribadi sekali sifatnya. dan masalah poligami itu secara
tidak langsung, sesungguhnya adalah perjanjian secara tertulis antara
manusia(laki2)dgn Alah secara pribadi, yg akan dimintai pertanggung
jawaban lebih dibandingkan yg monogami.
>   "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara 
> istri2mu,
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu
terlalu cenderung (kepada yg kamu cintai), sehingga kamu biarkan yg lain
terkatung2. Dan jika kamu mengadakan perbaikan&memelihara diri (dari
kecurangan), maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang"
(An-Nisaa:129)
>   Sedangkan membantu sesama adalah suatu kewajiban yg diperintahkan 
> Alah
yg sifatnya umum.
>
>
>     Herni Wrote :
>
>     Kedua, mengenai "finansial", mbak Hana agaknya salah tangkap. Atau
mungkin, krn mbak Hana melihat dari posisi (calon) istri kedua :-),
sementara saya melihat dari sisi istri pertama :-) Istri pertama yg mau
dipoligami hanya punya 2 pilihan, menerima atau menolak poligami dng
cerai.
Bila si istri tidak memiliki pekerjaan sbg sumber penghasilan, pada
umumnya menerima poligami itu dng pertimbangan finansial, dirinya dan
anaknya. Lebih mudah utk mendapatkan nafkah bila masih terikat dalam
tali perkawinan. Itu maksud saya, mbak. Sementara mbak melihat dari
perspektif (calon) istri kedua, yg ditawarin jadi istri kedua dng iming2
harta :-) Ya itu dua hal yg beda. Lain kali harus jeli membaca
pendapat/pemikiran orang lain.
>
> Hana Wrote :
>   Sorry..dalam membahas masalah ini, sebisa mungkin,aku hanya bersifat
netral&tunduk pd apa yg tertulis di Al-Qur'an yg menghalalkan poligami
lengkap dengan segala aturan dan peringatanNya, tanpa memposisikan
diriku sebagai ke2 atau ke1. Mungkin kang nceps..masih ingat lanjutan
postinganku yg lalu "kalo bisa jadi yg ke1..kenapa harus pilih jadi yg
ke2..". Coba baca potinganku yg kemarin, yg kira2 begini bunyinya "yg
susahnya lagi..istrinya pula yg ngelamarin aku..?". Kalau dilihat dari
kasusku, pihak istri 1 yg menginginkan agar aku menjadi madunya..? siapa
yg kira2 patut dikasihani atau yg sedang dimanfaatkan..?. secara umum
dan kasad mata,tanpa melihat permasalahan yg sebenarnya, pastilah aku yg
akan dijadikan tertuduh&dikambing hitamkan, karena "mungkin"akan
disangka sebagai perusak rumah tangga orang. padahal yg sesungguhnya
tidak seperti itu skenarionya.
Istri 1 sdg memanfaatkan madunya&menyerahkan kewajiban yg mungkin sudah
tidak bisa dilakukannya, ditambah lagi
>  simpati+empati masyarakat umum kpdnya tanpa tahu permasalahan yg
sebenarnya. Sedangkan istri ke2 susah payah menggantikan kewajiban istri
1 yg dilimpahkan pdnya, dgn segala cemooh, hardikan, sinis dan segala
prasangka buruk yg ditujukan padanya. gimana menurut kamu..? siapa yg
sedang dijadikan korban..? Sekali lagi aku katakan..bahwa kita tidak
tahu apa2 tentang permasalahan yg sebenarnya..?jadi..biarin aja yg
poligami itu mempertanggung jawabkan sendiri perbuatannya dihadapanNya.
dan kita yg enggak mau dipoligami, ya..tolak aja.?:)gampang kan..?
kenapa..?takut enggak bisa hidup&makan..?emang yg kasih rezeki itu
suami..?  "Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberikan kecukupan
kepada masing2 dari limpahan karuniaNya dan adalah Allah maha luas
(karuniaNya)lagi maha bijaksana."
(An-Nisaa:130)
>   itulah susahnya orang,bila melihat permasalahan hanya dari sisi 
> hitam
putihnya aja. Karena setiap keputusan,pasti ada resikonya..?enggak mau
dipoligami, ya..udah minta pisah/menolak dan cari rejeki dari Allah
sendiri..?kalo mau dipoligami, ya..udah tahan dech tuh semua perasaan,
ikhlasin dech..untuk berbagi suami...?:)hehehe senengnya..para cowok,
jadi rebutan..D:)wwweeee..
========================================================================
=
>   Herni Wrote :
>   Ketiga, dlm persoalan poligami, bukan cuma masalah laki2 yg 
> berpoligami
krn nafsunya, tapi perempuan  yg secara naluriah (tanpa disadari)
melakukan seleksi seksual sehingga menganggap laki2 beristri dinilai
lebih "unggul".
Dan ini memang ada kasusnya dimana diantara para calon yg terdiri dari
cowo-cowo single dan yg sudah beristri, dipilihlah yg sudah beristri,
dng alasan... sudah kadung cinta :-).
>
>
>
>     Hana Wrote :
>
>     hua.ha.ha.ha. tuh..lihat..?kamu selalu aja seperti itu, yg 
> bersifat
seolah2 yakin sekali ya..?:)bahwa yg sudah beristri itu lebih "unggul"
dari yg single..:)emang itu hasil survey dari mana sich..?hehehe  Tetep
aja..cewek normal&secara nalurinya, pastilah menginginkan bibit unggul
yg masih single. atau kemungkinan berusaha sebisa mungkin dapat cowok yg
seperti di dapat oleh siti khotidjah(Rasul)..D: Seorang janda dengan
usia 40thn dan mendapat bujang yg keren, seksi,sholeh&berhati mulia spt
Muhammad, yg usianya jauh lebih muda 15thn lagee...hehehe asyiikk..kan
tuh..?:)jadi seimbang kayanya..?bila membaca potingan kang He-Man yg
ngemeng..kalo cewek itu bisa bercinta berkali2 dalam semalam, sedangkan
cowok, kemungkinannya hanya 1kali aja (kaciaann..dech loe cowok..hehehe)
dari pada dikatain impoten..?mending cari yg lebih tua aja, biar
seimbang..?hehehe upst..upst..maaf..maaf..becanda, habis..kamu yg
mancing aku jadi iseng seh..hehehe
>
>     Herni Wrote :
> Perempuan punya kontribusi juga dlm hal ini... dlm arti, begitu dia
menemukan laki2 yg memenuhi kriteria sbg "bibit unggul", mau aja jadi
istrinya meskipun jadi istri ke-2, ke-3, atau ke-4 sekalipun. Rasul sbg
sandaran alasannya. Sayang kalo laki2 se-kualitas Rasul dilewatkan..:-)
Jadi, permasalahan poligami tidak bisa dilihat dari sisi laki-laki saja,
tapi perempuan juga.
>
>
>   Hana Wrote :
>   itu lihat kondisinya lagi dong non..?kalo di dunia ini memang sudah
tidak ada bibit unggul yg masih gress, ya..apa boleh buat..?nebeng
selamat dunia akhirat,sama yg berusaha mencontoh Rasul,walau harus jd
ke2,ke3,dstnya hiks.hiks. tapi..ternyata bibit unggul yg masih single
itu banyak lho..?walau masih terlihat galaknya..D:)hehehe
>
>   Herni wrote :
>
>     Perempuan condong utk memilih laki2 yg menurut masyarakat adalah
"bibit unggul", selalu memilih bibit yg lebih unggul, entah lebih unggul
diantara laki2 lain atau setidaknya lebih unggul dari dirinya. Padahal
Rasul sendiri mencontohkan lain. Rasul ketika menikah dng Khadijah belum
dilihat oleh masyarakat sbg "bibit unggul". Selain itu, dibandingkan
Khadijah sendiri, Rasul kalah "unggul". Lalu kenapa juga kita tidak
meniru khadijah?
:-) [eh yg terakhir mah tambahan, hehehe...] Maksute, unggul tidak
unggul itu relatif. Apa sih kualitas yg paling penting yg diperlukan dlm
pernikahan? Eniwei, kenapa itu bisa terjadi? Semuanya krn dikondisikan
secara sosial. Pemahaman ttg poligami itu sendiri dari dua belah pihak,
laki2 maupun perempuan.
>
>
>     Hana Wrote :
>
>     hua.ha.ha.ha...siapa bilang, masyarakat belum melihat adanya bibit
unggul pd diri Rasul..? hanya saja masalahnya.. keunggulan yg mana,yg
pingin kamu tonjolkan..?secara materi, mungkin Rasul tdk ada apa2nya
(yatim piatu,penggembala,yg tinggal dgn pamannya Abu Tholib yg
miskin..:)hiks.hiks but I Love Rasul soo much..D:). Tapi, secara
pribadi..?musuhnyapun, percaya sekali thd Rasul,hingga selalu menitipkan
harta bendanya utk disimpan oleh Rasulullah. Begitupun Khatidjah,pd saat
ingin meminta Rasul sbg suaminya,sebelumnya khotidjah mengirim mata2nya
(maysaroh ya..kalo ga salah..?)pembantunya itu,untuk mengawasi tingkah
laku Rasul pd saat menjual barang dagangannya khotidjah. Nah..disitulah
khotidjah menemukan keunggulan pribadi Rasul,yg tidak dimiliki oleh
pekerjanya yg lain..:) waduh..gimana sich kamu ini..?masa selalu melihat
keunggulan dari materi aja, padahal sampai saat ini yg masih diingat
oleh semua manusia (kafir&muslim) adl keunggulan pribadi beliau yg
terkenal
>  itu, yaitu shidiq dan fathonanya. yg akhirnya..terkuaklah keunggulan2
pribadinya yg lain. Soo eniwei..ternyata materi itu bukan segala2nya
ya..?untuk bisa memberikan ketenangan,hanya kesabaran,keikhlasan,amanah
perlindungan yg senyaman2nya dan sedikit kelakar kalee yaa..?hehehe
>
>
>     Herni wrote :
>
>     Pada dasarnya kita bisa menyetel 'kesadaran' kita sendiri, 
> membatasi
diri sendiri. Sama spt kita menyetel 'kesadaran' kita utk tidak menikah
dng pria non-muslim, misalnya. Ada juga perempuan yg menyetel
kesadarannya sendiri utk tidak menikah dng pria beristri. Kesadaran yg
sudah disetel dari awal, berfungsi sbg tindakan pencegahan dini. Sedari
awal, kita menyetel utk menghindari hal-hal yg memang tidak kita
inginkan. Semuanya memang berasal dari Allah, termasuk nafsu :-) Tapi
pilihan toh ada pada kita.
>
> Hana Wrote :
>   hua.ha.ha.ha.nah..itu tahu..?akhirnya kamu secara enggak sadar sudah
menyetel & mengakui, bahwa keputusan orang untuk melakukan sesuatu
itu,memang pilihannya masing2 dan tanggung jawabnya sendiri2..:) itulah
gunanya akal yg difungsikan untuk menimbang2 mana yg baik&yg tidak baik
dan minimal untuk dirinya sendiri..?ngapain repot2 mikirin perbuatan
orang yg minimal enggak rugiin kita..?toh..dah sama2 dikasih akal..?
kenapa enggak dipake akalnya secara maksimal..? atau dipake, hanya aja,
akalnya suka
lompat2 ya..?tar begini, tar begitu, tar menolak, tar setuju..hehehe..
>
>
>     Herni wrote :
>   Keempat, soal pelecehan thd agama. Menurut saya, orang yg memiliki
pengetahuan itu seperti pisau, yg bisa digunakan dlm koridor yg benar
atau salah. Orang yg menggunakan pengetahuan agamanya sbg dasar
legitimasi kepentingannya yg punya dampak buruk bagi manusia lainnya,
menurut saya melecehkan agama, menodai agamanya sendiri.
>
> Hana wrote :
>   hehehe..sekali lagi ya..?manusia tdk menanggung dosa manusia lain..?
jadi ingat kata2nya orang bijak..:"Hiduplah sekehendak hatimu,tapi
ingatlah kamu akan mati. Cintailah siapa saja yg kamu suka,tapi
ingatlah,kamu akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesuka hatimu,tapi
ingatlah,kamu akan mendapatkan balasan yg setimpal dgn perbuatanmu
itu.."
>   jadi menurutku..bila orang melakukan kegiatan yg menimbulkan dampak
buruk bagi manusia lain, ya..minimal,uang muka yg diterima di dunia
adalah dibenci atau dikutuk oleh manusia lain dan kontannya akan dibayar
tunai di akhirat..:)hehehe jadi..EGP..lagee..
>
>
>     Herni Wrote :
>
>     Lebih kurangnya mohon maaf kalo ada yg merasa tersakiti oleh 
> kata-kata
saya, terutama member yg pasif. Tapi ya, daripada mendem gitu, mending
bicara ajalah..:-) Gak digigit kok :-)
>
>  Hana Wrote :
>   Maaf juga..kalo ada kata2ku yg menyinggung perasaan..?bukan niat 
> untuk
menyakiti, apalagi mau pintar2an..?hanya sekedar sharing aja koq..?dan
sekalian bercanda, mumpung ada lawan bercanda kayanya neh.he.he... aku
sama lho kaya mba herni, sukanya iseng,jahil dan cerewet, jadi..sesama
artis dagelan.. dilarang tersinggung hehehe. sory..mba..soale kemarin,
aku juga habis dimarahin sama guruku neh..karena kebanyakan bercanda dan
cerewet, habis..dech..gw dibuat jadi oneng (bajaj bajuri)ga kebagian
omong dan nafas, untung ada mba herni..jadi tersalurkan dech..yg kemarin
diam aja dihadapan guruku si Mr.Bond itu..hehehehe
>
>
>   salammanis,
>   hana
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
>  Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links



 





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke