Assalamu'alaikum Wr.Wb

Bagi rekan-rekan millis yang budiman mari kita sama-sama menjaga dan mengontorl 
dirikita masing-masing, jangan sampai kita mempergunakan millis ini untuk kita 
saling hujat dan menjatuhkan satu sama lain dan hal ini sudah menyimapng dari 
jalur yang sebenarnya.
Saya berharap kita tidak usah menyebarkan sesuatu yang belum kita tahu 
kebenaranny, dan tentu saja setiap yang kita permasalahkan itu pasti ada yang 
pro dan ada yang kontra, tentu saja yang pero tsb mempunyai suatu kepentingan2 
yang sangat besar sehingga dia akan  membela mati-maitian masalah tsb, 
sedangkan yang kontra pasti merasa di rugikan sehingga dia berusaha mati-matian 
untuk menjatukan masalah tsb.

Sekali lagi saya ingatkan milis ini bukan tempat ajang saling hujat melainkan 
untuk saling isi pengetahwan kita masalah agam.

Salam,
Sam

-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Henny
Sent: Friday, September 22, 2006 12:39 PM
To: 'media dakwah'
Subject: [media-dakwah] FW: Tentang Tabloid POP dan Majalah Hidayah yang satu 
Management

Ini ada tanggapan, langsung dari Majalah Hidayah...



-----Original Message-----
From: hidayah intisari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, September 19, 2006 1:05 AM
To: Henny
Subject: Re: FW: Tentang Tabloid POP dan Majalah Hidayah yang satu Management

HIDAYAH BUKAN SAUDARA TABLOID POP
Assalamu¹alaikum wr. Wb.
Semula saya agak kaget melihat email serta milis yang isinya sangat menyudutkan 
majalah Hidayah, dimana saya kerja di media tersebut. Bagaimana tidak, Hidayah 
yang selama ini lekat dengan pembaca sebagai majalah yang sejuk, membimbing 
orang untuk belajar agama, dicap sebagai majalah yang mengusung jargon Islam 
Belatung, majalah yang menyajikan cerita-cerita horor yang patut dipertanyakan 
kebenarannya, majalah yang mengejar profit besar dengan menghalalkan segala 
cara yakni menjual nama agama meski dengan cerita-ceritra sampah sampai majalah 
yang bersaudara dengan Tabloid Pop (Tabloid Porno). 
Namun setelah saya cermati, informasi miring tersebut tampaknya sekedar sensasi 
belaka, bualan semata yang menjurus pada fitnah. Entah didasari apa sehingga 
pelempar bola panas tersebut berani mengatakan sesuatu yang sebenarnya sangat 
tidak diketahuinya, tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya serta pemahaman 
yang serampangan. Apakah ada motif ingin menjatuhkan citra Hidayah di depan 
khalayak melalui black campaign (kampanye hitam) dengan seolah-olah mengatakan 
bahwa apa yang ditulisnya benar-benar merupakan investigasi yang dapat 
dipertanggungjawabkan kepada publik ataukah ada motif-motif lainnya.
Maklumlah, menurut hasil riset NMR (Nielsen Media
Research) kuartal pertama 2006, di sembilan kota besar tercatat majalah Hidayah 
adalah majalah yang paling banyak dibaca (menempati rangking pertama) di antara 
10 majalah lain, baru disusul majalah GADIS, BOBO, ANEKA YESS!, KARTINI, ETNIX, 
SABILI, TEMPO, MISTERI dan INTISARI. Dari sekitar 40 juta pembaca yang disurvei 
NMR (usia 10 tahun ke atas), sekitar 4,9% di antaranya memilih Hidayah sebagai 
bacaan mereka.
Pembaca Hidayah jauh melampaui pembaca majalah-majalah lain, sementara 
peringkat kedua yaitu GADIS hanya meraup 1,81%, dan majalah Intisari yang 
berada di
peringkat sepuluh meraup 0,64%   (lihat Majalah Cakram
Fokus edisi 6/2006).
Melihat perjalanan Hidayah yang baru berumur 5 tahun namun hasilnya cukup 
fenomenal, maka tak mengherankan hantaman melalui isu-isu murahan dan tidak 
dapat dipertanggungjawabkan, pun coba dihembuskan oleh oknum-oknum yang 
sentimen terhadap Hidayah. Kata orang, semakin di atas semakin kencang angin 
bergoyang, mungkin ada benarnya. Kondisi itulah yang kini dihadapi Hidayah.
Saya melihat, banyak hal yang sengaja dilencengkan dan diplintar-plintir oleh 
pembawa informasi miring tersebut dari fakta yang sesungguhnya.
Pertama, penulis (penebar informasi tak jelas
tersebut) kurang memahami isi majalah Hidayah. Sebab bila ia paham betul, ia 
tidak akan menyimpulkan bahwa Hidayah mengusung Islam Belatung. Ia ingin 
memberi label itu karena melihat cover Hidayah yang seram-seram dan ada 
keterkaitan dengan azab yang diterima seseorang menjelang/sesudah meninggal 
dunia karena amal perbuatan  buruknya sewaktu di dunia, ditambah lagi dengan 
tayangan televisi yang marak dengan sinetron dengan tema yang hampir serupa 
dengan Hidayah. 
Padahal sejatinya, cerita yang dimaksudkan itu bagian kecil dari seluruh isi 
majalah Hidayah. Porsi untuk cerita-cerita yang baik (husnul khatimah) yang 
sama-sama bisa diambil iktibarnya juga cukup banyak.
Belum lagi rubrik-rubrik lain yang sangat disenangi pembaca. Seperti: Kisah 
Kitab (rujukannya pada kitab-kitab klasik yang memuat kisah-kisah yang patut 
direnungi), Kisah Qur¹an (kisah yang tidak asing lagi yang diinukilkan dari 
ayat-ayat al-Qur¹an dan kitab-kitab tafsir), profil dai (menampilkan dai-dai 
yang sudah malang melintang di tanah air), tokoh-tokoh Islam, Syiar (lembaga 
Islam yang lebih mengedepankan pengembangan keislaman), serta artikel-artikel 
keagamaan yang diminati banyak orang.
Dan sejak sinetron-sinetron yang hampir sama dengan Hidayah menjamur di 
berbagai tayangan televisi yang keluar pakem dari Hidayah, dengan penyajian dan 
penggarapan yang justru bisa membuat citra kurang baik, Hidayah Indonesia sudah 
sejak lama menarik diri dari peredaran di televisi.
Dengan mengacu hal di atas, maka penilaian Hidayah yang dipersepsikan Islam 
Belatung adalah penilaian yang sangat cetek. Dan tampaknya sang penebar 
informasi miring tersebut menyimpulkan berdasar kekurangpahamannya terhadap 
Hidayah, ia hanya mengetahui kulit luarnya saja tanpa memahami isi-isinya. 
Kedua, rujukan yang digunakan sang penebar isu tersebut layak dipertanyakan 
kebenarannya. Darimana informasi didapat, benarkah dari salah seorang reporter 
GATRA, ataukah hanya alasan yang digunakan untuk menjustifikasi dugaannya. Saya 
menangkap bahwa apa yang dituduhkan ini hanya berdasarkan ³katanya² bukan dari 
investigasi yang benar-benar. Nah, jika rujukan tersebut bersifat ³katanya² 
karena bukan berasal dari rujukan primer, bagaimana mungkin orang bisa 
mempercayai kebenaran tulisan tersebut. Dalam ilmu mushtalahul hadits, sanadnya 
(penyampai berita) mungkin tidak tsiqah (kurang bisa dipercaya) hingga orang 
yang meriwayatkan pun (rawi) akhirnya asal-asalan. Maka berita itu pun dianggap 
dhaif (lemah), dan karena kedhaifannya, maka berita tersebut tidak bisa 
dijadikan rujukan.
Oleh karena itu, orang patut curiga maksud si penulis berita. Benarkah, 
mengada-ada atau ada maksud kurang baik. Dalam etika jurnalistik, hal semacam 
ini tidak bisa dipertanggungjawabkan secara akademik.
Ketiga, ia benar-benar tidak tahu atau hanya mengarang. Sebab Perusahaan yang 
menerbitkan majalah Hidayah bukanlah PT VARIA POP NUSANTARA melainkan yang 
benar adalah PT VARIAPOP GROUP. Sangat berbeda sekali.
Dan media-media yang berada di bawah naungan bendera PT VARIAPOP GROUP adalah 
MAJALAH HIDAYAH (Sebuah Intisari Islam), PARAS (Wanita Islam), MUSLIMAH (Trend 
Remaja Islam), ANGGUN (Pengantin Islam), VARIASARI, DIDIK (Anak Islam), CHEF 
(masakan) serta BERITA INDONESIA yang khusus diedarkan di Malaysia. Jadi, 
TABLOID POP tidak ada di dalamnya. Dengan kata lain, jika seseorang 
menyandingkan atau bahkan menganggap bahwa majalah HIDAYAH saudara sekandung 
dengan TABLOID POP yang konon katanya media porno alias esek-esek, maka 
penilaian tersebut SALAH BESAR dan sangat tidak berdasar. 
Keempat, Pak Kyai Ali Yafie tentu bisa menilai tentang isi dan misi majalah 
HIDAYAH sebelum menjatuhkan sepakat untuk menjadi penanggung jawab rubrik 
Konsultasi Fiqh. Saya yakin, beliau tidak akan mau mengasuh rubrik ini jika 
kenyataannya HIDAYAH punya saudara media yang hanya mengumbar syahwat, TABLOID 
POP. Kalau pun tahu belakangan, beliau akan segera menyetop rubrik asuhannya. 
Tapi kenyataannya tidak demikian kan. Beliau tetap mengawal majalah Hidayah 
sebagai pengasuh rubrik konsultasi fiqh sudah lebih dari 33 edisi (hampir 3 
tahun). Dan alhamdulillah hingga kini beliau masih setia menerima kedatangan 
saya tiap sebulan sekali, saat hendak mewawancarainya (dengan mengajukan 
pertanyaan-pertanyaan dari pembaca) yang akan dimuat di rubrik konsultasi fiqh.
Demikianlah beberapa hal yang perlu diluruskan atas berita yang tidak 
mengenakkan ini. Jika penasaran, silahkan konfirmasi kebenarannya secara 
langsung ke redaksi Hidayah (No. telp. 84935417 pada jam kerja).
Kepada penebar berita miring ini,
kalau Anda punya nyali, silahkan datang ke kantor Redaksi HIDAYAH atau 
Perusahaan yang menerbitkan HIDAYAH. Kita bicara blak-blakan sejauhmana tuduhan 
Anda benar. 
Wassalamu¹alaikum wr. wb
Herry M (staf redaksi HIDAYAH)



--- Henny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya seorang pelanggan setia hidayah dan Paras, kebetulan Saya dapat 
> e-mail dibawah, mohon tanggapannya dari majalah Hidayah.
> 
>  
> 
> Salam,
> 
> Henny
> 
>  
> 
>   _____
> 
> From: media-dakwah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of cepy alhakim
> Sent: Thursday, September 14, 2006 11:58 PM
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com;
> [EMAIL PROTECTED]; alumni darularqam; dakwah; forum kompas; forum 
> lingkar; kaulamuda NU; majalah eramuslim; Majalah Sabili; media 
> sarana; ms; ppiindia; [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [media-dakwah] Tentang Tabloid POP dan Majalah Hidayah yang 
> satu Management
> 
>  
> 
> Assalmu'alaikum Wr. Wb.
> 
> Ini asal mula email tentang majalah hidayah dan Tabloid pop, yang 
> porno itu satu management dan saling substitusi, berikut ini 
> kutipannya...yang sekarang menjadi bahan diskusi yang fenomenal di 
> beberapa milist...
> salam hangat,
> 
> alhakimc
> 08128751343
> 
> Assalamu alaikum wr wb
> 
> Sejak awal saya
> sudah tidak tertarik dengan majalah hidayah walaupun banyak 
> teman-teman yang membaca dan merekomendasikan untuk di baca, namun 
> dengan melihat covernya saja tidak ada unsur pendidikan agama yang 
> baik dan benar sesuai syariat yang shahih. walaupun disana tertulis 
> kisah nyata tapi isinya hanyalah komik rekaan penulisnya 
> semata.....(sempat kala iseng membaca salah satu cerita karena 
> betul-betul saat itu saya lagi di kilang minyak tidak ada kegiatan dan 
> tidak ada bacaan dan tergeletak ada majalah tersebut)
> 
> Kemudian diangkat ke
> layar kaca berupa sinetron, makin tidak tertarik saja dengan 
> pemerannya para artis yang sudah ketahuan kesehariannya. bahkan saya 
> melarang anak dan istri menontonnya.
> 
> Yang perlu dipertanyakan
> adalah LSF (lembaga Sesnosr Film) yang konon katanya ada ulamanya 
> disitu...Ulama apaan yang tidak peduli dengan tayangan seperti 
> itu....ulama yang aneh......
> 
> Kemudian MUI juga
> seharusnya mengeluarkan fatwa yang serupa untuk sinetron tersebut 
> seperti untuk jamah ahmadiyah dan islam liberal......(udah ada belum
> ya...)
> 
> ICMI yang di dalamnya berkumpul
> cendikian muslim yang berpikiran positif dan peduli dengan syariat 
> Islam, harus segera melakukan aksi nyatanya...
> 
> wasalam
> dadan
> 
> Saleh M <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalaamu'alaiuk wr.wb.
> 
> Kenapa
> cerita-cerita seperti itu kok bisa lolos dari perhatian kalangan 
> pendidik dan ulama, menurut saya hal ini terjadi karena pandangan dan 
> tanggapan terhadap masalah ini masing-masing saling berbeda baik itu 
> para pendidik maupun ulamanya.
> Bukankah pada setiap
> episode dari cerita-cerita sinetron itu diberi komentar / pengantar 
> oleh seorang ustadz/ustadzah (ulama)?
> 
> Pada
> awalnya, ketika saya pertama membaca majalah sejenis Hidayah ini atau 
> sinetronnya, saya punya komentar baik mengenai hal ini. Kenapa? Karena 
> di dalam isi majalah maupun kisah sinetron tersebut, saya nilai memang 
> ada hal-hal yang positif untuk menggugah sikap religius seseorang.
> Contohnya adalah sifat amanah, jujur dan ketulusan serta akhlaq mulia 
> yang ditampilkan dalam sinetron itu cukup menyentuh dan bisa dijadikan 
> contoh / tauladan.
> 
> Namun
> demikian, banyak juga saya jumpai baik dalam majalah maupun sinetron 
> tersebut hal-hal yang sangat bertentangan atau tidak sesuai dengan 
> ajaran Islam yang lurus.
> Setelah itu, saya
> jadi malas untuk membaca maupun mononton sinetron yang semacam itu.
> Apalagi adegan yang dibawakan oleh aktor/artis benar-benar sangat 
> total dan begitu tampak menjiwai peran mereka, tetapi pada kenyataan 
> kehidupan sehari-harinya ternyata sangat kontras sekali dengan apa 
> yang diperankan dalam sinetron itu. Mereka ternyata, benar-benar 
> seorang pemain sandiwara yang hebat.
> 
> Wassalam,
> Saleh M
> 
> 
> ----- Original Message -----
> 
> From: Sulastomo
> To: anggotaicmi@
> <mailto:anggotaicmi%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com ; 'PenguruspusatICMI Pengurus Pusat ICMI'
> Sent: Thursday, May 11, 2006 6:54 PM
> Subject: RE: [anggotaicmi] Fw: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop?
> 
> 
> Pak Muslimin,
> Kalau kita lihat sinetron �V sinetron, memang kita heran, ceritera 
> �V ceritera seperti itu kok lolos dari perhatian kalangan pendidik 
> ataupun ulama.
> Sulastomo
> 
> -----Original Message-----
> From: anggotaicmi@
> <mailto:anggotaicmi%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com [mailto:anggotaicmi@
> <mailto:anggotaicmi%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com] On Behalf Of muslimin nasution
> Sent: Kamis, 11 Mei 2006 06:56
> To: PenguruspusatICMI Pengurus Pusat ICMI
> Cc: anggotaicmi@
> <mailto:anggotaicmi%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
> Subject: [anggotaicmi] Fw: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop?
> 
> 
> 
> Assalamualaikum wrwb.
> 
> Rekan2 ICMI,
> 
> Saya kira hal2 seperti terlampir perlu juga kita waspadai dalam upaya 
> ICMI berusaha membangun SDM yang berachlak mulia.
> 
> wassalam
> 
> muslimin nasution
> 
> ----- Original Message -----
> From: wahdat kurdi
> 
> To: [EMAIL PROTECTED] 
> 
> Sent: Wednesday, May 10, 2006 2:21 PM
> 
> Subject: OOT: Penerbit Hidayah = Penerbit Pop?
> 
> Assalamu'alaikum Wrwb,
> 
> Pak
> Mus maaf Out of Thema, ada info dari saya tentang majalah Hidayah,
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links






 




.
===============================================
The content of this message may contain the private views and opinions of the 
sender and does not constitute a formal view and/or opinion of the company 
unless specifically stated.
        
The contents of this email and any attachments may contain confidential and/or 
proprietary information, and is intended only for the person/entity to whom it 
was originally addressed. Any dissemination, distribution or copying of this 
communication is strictly prohibited.
        
If you have received this email in error please notify the sender immediately 
by return e-mail and delete this message and any attachments from your system.

Please refer to http://www.newmont.com/en/disclaimer for other language 
versions of this disclaimer. ================================================





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke