Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu. Mohon maaf, saya kirimkan kembali jawaban saya masalah Rasulullah berpaling dan muka masam ini dr milist sebelah, cukup menarik karena mengambil dalil dari AlQuran. Tujuan saya kirim ini dimilist ini semata-mata info saja, semoga bermanfaat
Wassalam. Rahima. Saya akan komentari ini, dan sebelumnya tolong jawab dulu oleh saudara mahmud pertanyaan saya pada postingan yang (ke 3) Kemana kembali kata ganti abasa watawalla(dia telah bermusam wajah dan berpaling muka). Biar kita enakan diskusinya, ngak pakai asalan begitu lho? --- Mahmud Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Waalaikumsalam wr wb, > Kalau Nabi Muhammad SAW dan para nabi lainnya ada > sifat lupa, itu bukanlah DOSA (karena itu bukanlah > kesengajaan, dan kita tidak perlu mendiskusikan fiqh > tentang LUPA secara panjang lebar bukan?). Siapa pula yang akan mendiskusikan fiqh disini?. Dan siapa pula bilang kalau setiap kesalahan adalah suatu dosa yang harus kita menerima hukuman atas dosa itu?Tidak selamanya orang yang bersalah harus berdosa bukan? Sebagaimana tidak selamanya orang yang bersalah harus dihukum? Apakah seorang anak yang memecahkan gelas(terlepas dari sengaja atau tidak sengajanya ia memecahkan itu), harus dihukum oleh sang ortunya, harus pula dikatakan suatu dosa kesalahan semacam itu? lagian siapa sih yang bilang Rasulullah berdosa telah bermuka masam, saya hanya katakan biasa saja kesalahan kecil semacam itu sebagaimana manusia biasa juga. Sedangkan > bermuka masam, itu adalah perbuatan yang disengaja, > sebagai reaksi dari hal yang tidak disukai atau > tidak berkenan. Banyak perbuatan Rasulullah yang merupakan suatu yang disengaja, akibat reaksi dari suatu yang beliau tidak sukai. Contohnya beliau ngak mau minum madu bukan, toh dapat teguran dari Allah. Biasa ajakan? Apa mustahil pula Rasulullah bersikap semacam itu pada para istrinya, karena beliau seorang rasul, ngak mungkin melakukan hal-hal kecil semacam itu, sebagaimana manusia lainnya? Masya Allah...mungkinkah Rasulullah > SAW yang ma'shum tidak menyukai seseorang yang > hendak meminta petunjuk kepadanya? Mau dikemanakan > kecintaan saya kepada beliau SAW jika saya pun ikut > 'menuduh' insan Rahmatan lil 'alamiin bersikap > demikian? Itu bukan tuduhan saya, apalagi tuduhan para ulama sejarah dan tafsir lho? Itu firman Allah yang sudah sangat jelas sekali"Ia bermuka masam dan memalingkan wajahnya".Apakah kata "Abasa watawalla" ini perkataan saya atau perkataan mufassir atau perkataan manusia lainnya? Jelas tidak bukan? Cinta sih harus, tetapi jangan cinta buta kata orang, sehingga ngak bisa membedakan mana lembah yang diatasnya dan mana lembah yang dibawahnya. Bukankah Allah sudah katakan: "Katakanlah wahai Muhammad(kepada manusia), jika kamu mencintai aku, maka ikutilah(ajaranku), Allah pasti akan mencintai kamu, dan mengampuni segala dosa kamu...". Rasa cinta seseorang haruslah dengan ilmu, bukan perasaan saja. Disinilah berkali-kali Allah menyuruh kita mempergunakan akal kita.Akal kita harus berjalan, mengetahui kemana kembali kata ganti dalam firman diatas, kepada Ummi maktum? Wah jauh sekali, sedangkan ayat selanjutnya disebutkan "ketika datang kepadanya seorang yang buta". Jadi Ummi Maktum datang kepada rasulullah dengan wajah musam dan berpaling pula dari Rasulullah untuk bertanya? Lebih kacau lagi, sudah datang bertanya, muka masam pula lagi, eh berpaling wajah pula lagi? Kepada orang-orang sekeliling yang berada disana(sebagaimana yang saudara sebutkan kalau saya tidak salah).Siapa..? Lantas disana banyak orang sementara kata gantinya untuk satu orang,bukan jamak(banyak orang) dan dikuatkan pula yang satu orang datang itu adalah Ummi Maktum yang bertanya kepada Rasulullah. > Lupa dan Bermuka Masam tidak bisa disamakan > hukumnya, bung... Saat saya mengatakan lupa, ingat lho, itu penafsiran dari ayat teguran kepada Rasulullah "jangan kamu mengatakan besok hari".Bukan penafsiran ayat abasa watawalla ini. Dan saya tidak mengatakan teguran ayat abasa watawalla ini beliau lupa, ngak ada sama sekali. Sekarang sudah dua yang tidak saudara komentari dari tiga ayat teguran dari awal yang saya sebutkan, pertama teguran Rasulullah tidak mau minum madu gara2 menyenangkan hati istrinya. Kedua kelupaan rasulullah mengucapkan insyaAllah. Sekarang yang ketiga saudara Mahmud masih keras mengatakan mana bisa Rasulullah bermuka masam pada orang yang bertanya pada beliau tentang Islam. Ok. Mari kita diskusi secara ilmiyah. 1. Tolong sebutkan kembali kata ganti abasa watalaa nya kemana? --Kemana kembali kata ganti An jaaahula'maa". 2. Tolong sebutkan dalil yang mengatakan bahwa ayat ini bukan teguran untuk rasulullah. Kalau saya kemaren sudah saya sebutkan riwayat-riwayat yang menegasakan bahwa itu benar teguran kepada Rasulullah. Kalau itu bukan ayat teguran untuk hal Rasulullah yang bermuka masam, dan memalingkan wajah beliau pada yang bertanya, jadi yang ditegur Allah kepada Rasulullahnya apa? Untuk menguatkan lagi, silahkan bacalah penafsirannya dengan penafsiran yang mu'tamad, para sahabat,juga baca kelanjutan ayatnya, bahwa teguran itu untuk lebih mensucikan Rasulullah. > > Kalau 'kerendahan sikap' manusia (bermuka masam) > biasa dan bisa dinisbahkan ke nabi Muhammad SAW, > lalu bagaimana penfasiran tentang Q.S. al-Ahzab:33, > Q.S. al-Qalaam:4, Q.S. Al-Anbiyaa:107 ? Nah lho, Q.S Al Ahzab justru menguatkan ayat abasa watawaala. ".....Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya". Berarti sebelum dibersihkan Allah, tentu ada yang "kurang bersih" yang perlu dibersihkan bukan? Kalau sudah bersih, ngapaian Allah membersihkannya lagi. Sama ajakan, kalau kita mau mencuci piring, tentu piring-piring yang kurang bersih yang perlu kita cuci atau kita lap untuk dikeringkan bukan? Kalau sudah bersih berarti sudah siap saji dan dipakai untuk makan. Namun agar piring meskipun sudah bersih, masih ingin dilap agar kelihatan mengkilap, enak dipandang mata. begitupun dengan Rasulullah, beliau sudah bersih, namun untuk lebih membersihkannya lagi Allah memberikan teguran-teguran.Ada sedikit aja kesalahan, langsung Allah tegur, semua itu bertujuan agar Rasulullah benar-benar bersih, suci, dan melakukan yang lebih afdhal lagi. Seharusnya Rasulullah tak perlu berpaling dan bermuka masam, cukup melanjutkan aja diskusi beliau dengan pemuka Quraish. Muka masam dan berpalingnya wajah Rasulullah dari Ummi Maktum, bukanlah suatu dosa, tetapi suatu kesalahan biasa, yang tak mendapat dosa diakhirat, namun Allah menegur beliau, meskipun begitu, seharusnya sebagai rasulullah hendaknya tidak bersikap demikian, agar Allah benar-benar mensucikan Rasulullah dari kesalahan-kesalahan kecil semacam itu. Mengenai Al Anbiya 107(Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam). Juga Al Qalam 4(Dan sesungguhnya kamu(Muhammad) benar-benar berakhlak mulia). Untuk diketahui, semulia-mulia manusia, ia bukan makhluk yang sempurna, pasti punya kekurangan, kesalahan, yang sempurna hanyalah Allah ta'ala saja, yang ngak pernah salah hanyalah Allah saja. Untuk Q.S Al Anbiya, benar Rasululah sebagai rahmat sekalian Alam, untuk itulah Allah selalu berusaha mensucikan hati beliau dengan teguran-teguran.Kalau sudah mengkilap tentu Allah tak perlu memberikan beliau bahan pengkilap lagi bukan? Kalau sudah bersih benar, tak perlu Allah memberikan teguran-teguran pada Rasulullah lagi bukan? Yang ditegur itukan suatu yang salah dan kurang tepat dilakukan apalagi beliau sebagai seorang Rasulullah. Surah Abasa watawalla dan surah terguran lainnya,justru merupakan suatu proses dari Allah kepada Rasulullah dalam proses pembersihan dan kesucian hati beliau. Sekali lagi, tolong jawab semua pertanyaan saya diatas. Wassalamu'alaikum. Rahima. > > Wassalam, > Û MYR Û > > -----Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Rahima > Sent: Thursday, October 12, 2006 6:39 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [surau] Muka Masam(2) > > > > Bismillaahirrahmaanirraahiim. > > Assalamu'alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu. > > Saudara Mahmud, bagus sekali sebenarnya sikap > saudara > terhadap Rasulullah semacam itu, merasakan bahwa > Rasulullah ngak mungkin rasanya melakukan suatu > kesilafan yang biasa manusia juga melakukan > kekhilafan. > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/