Mas Dodi, afwan berikut tambahan mengenai Hidayah. =============================================================== Tanya : Bagaimana Paman nabi SAW, Abi Tholib, yang sangat berani membela Nabi, menjaga Nabi, diakhir hayatnya, walaupun Nabi SAW sangat ingin agar beliau bersyahadat, namun,bikudratillah, Alloh belum berkehendak beliau bersyahadat, maka beliau meninggal dalam kondisi belum bersyahadat.Dari sini juga kita ambil hikmah, bahwa , penilaian diterima tidaknya amal seseorang, adalah hanya Alloh Ta'ala saja yang bisa menentukan, bukan kita, juga bukan siapa saja, hanya Alloh SWT. Kalaupun kita beribadah yang baik dan betul, itu adalah dalam rangka berusaha agar mudah-mudahan amal kita dikehendaki Alloh untuk diterimaNYA. Tidak berarti kita tidak usah berusaha mencari jalanv yang benar,dan syariat yang lurus lhoo....itu tetep, harus, rek... ============================================================= Hidayah Milik Alloh Penulis: Abu Abdillah Rudi Agus Hermawan (Alumni Mahad Ilmi) Hidayah adalah sesuatu yang sangat didam-idamkan dan diimpikan oleh setiap insan, sebab semata karena hidayah Alloh kenikmatan serta kebahagian hidup di dunia dan di akhirat dapat tercapai. Karena itu hidayah merupakan nikmat yang terbesar yang Alloh anugerahkan pada seorang hamba. Sebagaimana nikmat yang lain demikian juga hidayah hanya datang dari Alloh. Oleh karena itu meminta dan mengharapkannya juga hanya kepada-Nya.
Alloh berfirman, Åöäøóßó áóÇ ÊóåúÏöí ãóäú ÃóÍúÈóÈúÊó æóáóßöäøó Çááøóåó íóåúÏöí ãóä íóÔóÇÁõ æóåõæó ÃóÚúáóãõ ÈöÇáúãõåúÊóÏöíäó Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS Al Qashash: 56) Ayat ini turun terkait dengan kematian paman beliau Abu Thalib dalam keadaan kafir. Dalam shohih Bukhori dan Shohih Muslim disebutkan tatkala Abu Thalib akan meninggal, Rosululloh Sholallahu `alaihi wa sallam mendatanginya. Ketika itu Abdullah bin Abu Umayyah serta Abu Jahl berada di samping Abu Tholib. Rosululloh kemudian berkata, Wahai Pamanku! Ucapkanlah La Ilaaha Illalloh suatu kalimat yang dapat aku jadikan sebagai pembela untukmu di hadapan Alloh. Akan tetapi, ajakan ini disambut oleh Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahl dengan mengatakan, Apakah kamu membenci agama Abdul Muththalib? Lalu Rosululloh mengulanginya kembali dan mereka berdua juga mengulang-ulangi kata-kata itu pula. Akhirnya Abu Tholib meninggal dengan masih tetap pada agama Abdul Muththalib dan enggan mengucapkan La Ilaaha Illalloh Kemudian Nabi Berkata Sungguh, akan aku mintakan ampunan untukmu selama tidak dilarang. Lalu Alloh azza wa Jalla menurunkan firman-Nya, ãóÇ ßóÇäó áöáäøóÈöíøö æóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇú Ãóä íóÓúÊóÛúÝöÑõæÇú áöáúãõÔúÑößöíäó æóáóæú ßóÇäõæÇú Ãõæúáöí ÞõÑúÈóì ãöä ÈóÚúÏö ãóÇ ÊóÈóíøóäó áóåõãú Ãóäøóåõãú ÃóÕúÍóÇÈõ ÇáúÌóÍöíãö Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. (QS At Taubah: 113) Mengenai Abu Thalib, Alloh menurunkan firman-Nya, Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Jika Nabi saja tidak mampu memberikan hidayah taufik kepada pamannya yang telah banyak berjasa, maka kepada yang lainnya tentu lebih tidak mampu lagi. Dan selain Nabi lebih tidak pantas lagi yaitu dimintai hidayah. Dengan demikian semua bentuk ketergantungan kepada Nabi sholallahu `alaihi wa sallam dan kepada yang lainnya selain Alloh adalah sangat tercela dan perbuatan yang sia-sia, bahkan merupakan perbuatan syirik. Macam-Macam Hidayah Hidayah yang diturunkan oleh Alloh ada dua macam; Pertama, hidayah berupa bimbingan dan penjelasan (Hidayatul Bayan wal Irsyad). Hidayah seperti ini dimiliki oleh para rasul dan semua pengikutnya yang menyebarkan ajarannya. Mereka selalu memberikan bimbingan dan penjelasan umat tentang syariat Alloh subhanahu wa taala. Alloh berfirman, æóíóÞõæáõ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇú áóæúáÇ ÃõäÒöáó Úóáóíúåö ÂíóÉñ ãøöä ÑøóÈøöåö ÅöäøóãóÇ ÃóäÊó ãõäÐöÑñ æóáößõáøö Þóæúãò åóÇÏò Orang-orang yang kafir berkata, Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya? Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS Ar Rad: 7) Alloh juga berfirman, æóÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóì ãõæÓóì Ãóäú ÃóÓúÑö ÈöÚöÈóÇÏöí Åöäøóßõã ãøõÊøóÈóÚõæäó ÝóÃóÑúÓóáó ÝöÑúÚóæúäõ Ýöí ÇáúãóÏóÇÆöäö ÍóÇÔöÑöíäó Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli. Kemudian Fir`aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Asy Syuara: 52-53) Puncak dari hidayah yang dimiliki oleh para rasul adalah mereka diperkuat dengan mukjizat sebagai bukti kebenaran ajaran yang mereka sampaikan kepada umatnya. Kedua, Hidayah taufik (Hidayatut taufiq). Yaitu hidayah yang diberikan Alloh subhanahu wa taala kepada seseorang sehingga ia menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Hidayah semacam ini hanya dimiliki oleh Alloh dan tidak selainnya. Hal ini seperti yang terdapat dalam ayat di atas. Alloh menyatakan bahwa Nabi sholallahu `alaihi wa sallam tidak mampu memberikan hidayah walaupun terhadap orang yang sangat beliau cintai. Kita juga dapat melihat contoh dalam kisah Abu Tholib di atas. Walaupun Rosululloh dapat memberikan hidayah bayan kepadanya namun Alloh tidak memberikan hidayah taufik sehingga ia mati dalam keadaan kafir. Dalam Ayat dan hadits tersebut terdapat beberapa poin penting, antara lain, Pertama, hidayah taufik hanya di tangan Alloh. Berkata Syaikh Abdurrohman As Sadi di dalam kitab Taisiirul Kariimir Rohman ketika menafsirkan surat Al Qoshosh 56 Alloh taala mengabarkan bahwa Engkau wahai Muhammad apalagi selain beliau- tidaklah mampu untuk memberikan hidayah pada seorang pun walaupun pada orang yang paling dicintai, karena hidayah taufik hanyalah hak Alloh taala bukan hak makhluk. Kedua, yang paling pertama dan utama adalah Tauhid. Hal ini dikarenakan tauhidlah yang menjamin seorang untuk masuk surga. Jika tauhid bersih maka surga bisa dipastikan untuknya. Akan tetapi jika dia berbuat syirik maka tempat kembalinya adalah neraka. Rosululloh telah bersabda yang artinya, Barang siapa yang berjumpa dengan Alloh dalam kondisi tidak berbuat syirik maka pasti akan masuk surga dan barang siapa yang berjumpa dengan-Nya dengan membawa perbuatan syirik maka akan masuk neraka (HR. Muslim) Oleh karena itulah Rosululloh berusaha untuk mengislamkan Abu Tholib pada detik-detik akhir menjelang kematiannya dengan memerintahkannya untuk mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illalloh. Ketiga, terlarang memintakan ampun untuk orang musyrik. Perbuatan memintakan ampun ini terlarang seperti jelas dalam surat At Taubah di atas. Selain itu Alloh tidaklah mengabulkannya karena orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik jelas kekal di dalam neraka. Kita berlindung pada Alloh agar dijauhkan dari perbuatan syirik. Keempat, bahayanya teman yang buruk. Salah satu sebab keengganan Abu Tholib untuk masuk Islam karena keberadaan Abu Jahl dan Abdullah bin Abu Umayyah di sampingnya yang menjadi provokator dan selalu mendorong untuk tetap di dalam agama Abdul Mutholib, yaitu agama kesyirikan. Maka berhati-hatilah wahai saudaraku -semoga Alloh selalu merahmatimu- dengan teman. Jangan sampai gara-gara persahabatan ataupun rasa pakewuh pada seseorang menghantarkan kita untuk bermaksiat pada Alloh yang telah memberikan kehidupan. Janganlah pula karena teman, kita rela minum khomer, merokok, bermain togel dan sekian banyak kemaksiatan lain yang ia perbuat yang berujung pada kebinasaan . Semoga Alloh senantiasa memberikan hidayah-Nya. Kita juga berdoa agar hidayah iman ini selalu tetap di hati sampai malaikat maut menjemput kita sehingga bertemu dengan Alloh dengan tidak menyekutukan-Nya. [Buletin At Tauhid] Jadi Mas Dodi Hidayah itu adalah suatu yang amat mahal dan tinggi harganya, tidak semua manusia bisa mendapatkan Hidayah dalam menjalankan syareat Dien . Petunjuk Hidayah ada 2 : 1. Petunjuk Hidayah dari Allah Subhanahu wa ta'ala agar ia mendapat menerima ajaran yang benar ( menerima Tauhid dan Sunnah Nabi ). 2.Petunjuk Hidayah agar Allah memberi petunjuk untuk menjalankan perintah Allah dan sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam . Mungkin dari kebanyakan yang kita terima sekarang kepada kaum muslimin adalah Hidayah masuk Islam, tetapi masih belum mendapat Hidayah dalam menjalankan syareat islam secara kafah dan benar. Inilah Nikmat yang terbesar bagi seorang muslim yang memahami dien dengan benar. Kaum muslimin sebagian sudah tahu petunjuk yang benar tapi tidak tahu/tidak mau untuk mewujudkan kebenaran tersebut. Kita selalu berdoa kepada Allah untuk senantiasa ditunjuki kepada jalan yang lurus sebagaimana termaktub dalam surat Al fatehah ayat ke 6. yang kita baca minimal 17 kali dalam sehari. marilah kita bersungguh-sungguh untuk merenungi " Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus ". yaitu al Islam, Al qur'an, Sunnah Rsulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat. Wallahu ta'ala a'lam bishowab. ======================================================= "Agama itu nasehat", beliau ditanya : "bagi siapa wahai Rasulullah?", Rasulullah menjawab : "Bagi Alloh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum." An-Nushhu (nasehat) ditinjau menurut asal bahasa, artinya adalah mengikhlaskan diri terhadap sesuatu tanpa disertai tipuan dan khianat. Hal ini merupakan kewajiban ulama dan para penuntut ilmu yang pertama kali sebelum lainnya. Karena mereka (para ulama, pent) adalah pewaris para nabi, khalifah (pengganti) Rasul di dalam menerangkan kebenaran, berdakwah kepada Alloh, bersabar atas segala rintangan dan mengemban segala kesukaran. Alloh Ta'ala berfirman : "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS Fushshilat : 33) Kedua, Ta'awun yang syar'iy merupakan konsekuensi harusnya memberikan wala' (loyalitas) kepada kaum muslimin. Alloh Ta'ala berfirman : "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar" (QS At-Taubah : 71). Barangsiapa yang meninggalkan nasehat kepada saudaranya dan menelantarkannya, maka pada hakikatnya ia adalah seorang penipu dan bukan pembela mereka. Karena merupakan konsekuensi dari loyalitas adalah menasehati dan menolong mereka di dalam kebajikan dan ketakwaan. Ketiga, Ta'awun (saling tolong menolong) diantara kaum muslimin merupakan kekuatan dan pelindung. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam telah menyerupakan ta'awun kaum muslimin, persatuan dan berpegangteguhnya mereka (pada agama Alloh) dengan bangunan yang dibangun dengan batu bata yang tersusun rapi kuat sehingga menambah kekokohannya. Demikianlah kaum muslimin, semakin bertambah kokoh dengan saling tolong menolong di antara mereka. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang sebagiannya menguatkan bagian lainnya." Tidaklah umat Islam ini menjadi lemah dan musuh-musuhnya menguasainya, melainkan dikarenakan berpecah belah dan berselisihnya mereka, walaupun kuantitas dan jumlah mereka banyak. Alloh Ta'ala berfirman : "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al-Anfal : 46) Perkara ini adalah suatu hal yang telah dikenal oleh fitrah yang lurus dan diketahui oleh akal yang sehat, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair yang bijaksana : Tombak-tombak enggan menjadi hancur apabila mereka bergabung Namun apabila berpisah maka akan hancur satu persatu. Semua ini, tidak akan bisa ditegakkan melainkan di atas kalimat tauhid, karena kalimat tauhid merupakan pondasinya persatuan kalimat. Mas Dodi saya mengucapkan beribu ma'af bila artikel yang saya kutib sebagian dari perkataan para ulama yang tentunya berilmu dan sedikit tulisan saya yang pasti banyak kekurangan menyebabkan hati saudaraku Mas Dodi tidak berkenan. Dan juga saya minta ma'af bila hasil diskusi ini saya copy juga ke millist Media Dakwah agar bisa dikoreksi bila ada kata-kata yang salah oleh saudara-saudara kita yang lain yang mungkin lebih tahu. Barakallahu Fiikum Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu. Abu Fahmi. --------------------------------- Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/