Assalaamu'alaikum wr. wb. --- Reni Mardiana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Syarif Mustofa pun lantas menyebut para pengemis sebagai pemalas. > Mereka pura-pura menjadi gelandangan di Jakarta, padahal di > kampungnya mereka cukup berada. "Saya membuktikan sendiri bahwa > mereka orang berada, karena saya pernah mengantar mereka sampai ke > depan rumah?" kata Syarif. > > Berdasarkan realitas itu, menurut Syarif, solusi paling tepat > mengurangi jumlah gepeng di Jakarta adalah dengan tidak menaruh belas > kasihan pada kelompok ini. Warga Jakarta diimbau tidak memberikan > uang kepada para pengemis di jalanan. Uang sebaiknya disumbangkan > pada badan amal yang bisa dipertanggungjawabkan. (iy) Pengemis kelas berat di Indonesia sebenarnya adalah negara ini sendiri, kelas berikutnya adalah para birokratnya:-) Karena orang susah sekali mempersoalkan para pengemis berat ini, maka pengemis-pengemis kecillah yang jadi sasarannya, seperti yang dibahas oleh tulisan diatas. Kalau memang mengemis bagi orang seusia 70 dianggap sebuah persoalan, saya jadi pengin bertanya apa tanggung jawab negara terhadap kelompok orang-orang seusia itu? Ini tentu saja belum terhadap kelompok masyarakat lain yang memang punya masalah "ketidakmampuan" untuk mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang layak untuk menghidupi diri atau anggota keluarganya. Saya bukan orang yang mendukung perilaku pengemis. Agama kita juga telah mencela perilaku pengemis, sebuah hadist kurang lebihnya menyatakan "Para peminta-minta akan dibangkitkan dengan tanpa daging pada wajahnya". Tapi jika persoalan ini hanya disempitkan untuk bersikap keras terhadap pengemis, saya sungguh tidak setuju. Rasulullah pun tak pernah mencontohkan hal yang demikian. Rasanya kita justru harus keras terhadap orang-orang kaya, karena mereka tidak mengulurkan tangannya secara efektif untuk mengentaskan kemiskinan di negeri ini secara cantik. Wassalaamu'alaikum wr. wb. B. Samparan __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/