Subhanalloh, Alhamdulillah, Astaghfirulloh wa'atubuu ilayka, Mumpung masih ada sisa Romadhon, mungkin ada bagusnya kita tanya diri kita masing-masing, dengan pertanyaan sederhana " SUDAH PERNAH KHATAM MEMBACA TERJEMAHAN/TAFSIR ALQUR'ANKAH KITA ? " , sebagai tolok banding, adalah saudara sebangsa kita yang beragama Nasrani, mereka hampir selalu, setiap saat tanpa ragu dan malu, menenteng Kitab Injil, entah remajanya atau yang sudah tua.
Bisakah kita seperti mereka ? Kita tanpa rasa risih, membawa Al Qur'an dan Terjemahan untuk setiap saat menjadi santapan bacaan wajib sehari-hari (maklum saya belum ma'fum bahasa Arab, ya terjemahnya aja , he-he-he...), baik di kantor, maupun dijalan ketika dalam bus kota..... Bukankah Rosululloh SAW pernah bersabda yang intinya " Tidaklah faham akan Al Qur'an , jika dibaca kurang dari 3(tiga) kali ? ". Yang ingat dalil lengkapnya mohon dibantu menyampaikan ya, nuwun... Semoga Alloh memberi kekuatan pada kita semua, saya khususnya untuk menjalankan amanat ini, ayoooooo ke Qur'an (terjemahan dulu kali yeee...susah menghilangkan rasa malu, malu dianggap alim bawa-bawa Qur'an, abisss, malu bagian dari iman ya ?) Semoga jadi bahan renungan kita bersama, yuk kita ajak, DIRI KITA, Anak - Istri kita, dan saudara sekitar kita untuk melakukan hal ini, semoga Alloh meridloi, amiin. Selamat Idul Fitri, taqobalallohu mina wa minkum taqobal yaa Kariim. wassalam, dodi --- In media-dakwah@yahoogroups.com, rahmat mulyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu'alaikum wr.wb. > > Meski terdapat berbagai tujuan yang disebutkan Al-Qur'an mengenai penurunannya, namun jelas bahwa yang menjadi sentralnya adalah sebagai petunjuk bagi kita yang ingin menempuh jalan ketaqwaan. Jika sebuah petunjuk itu diibaratkan sebuah peta, atau resep melakukan sesuatu, maka alangkah lucunya kalau yang lebih sering dan lebih ditekankan dari yang biasa kita lakukan terhadap Al-Qur'an adalah membaca peta tersebut dengan titik berat aspek keindahan bacaan, bukan peresapan makna dan penarikan ibrah bagi perilaku kita sehari-hari. > > Tentu saja ada saat-saat dimana keindahan bacaan Al-Qur'an itu penting, misalnya dalam shalat berjamaah, bacaan yang indah dari sang imam tentu akan membantu semua jamaah untuk dapat khusyu dalam shalatnya. Namun, dalam ranah kehidupan selebihnya, implementasi makna itu yang lebih penting. wallahua'lam > > Amri Munthe <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamu 'alaikum Wr. Wb, > > Al-Qur'an memang merupakan kitab suci yang luar biasa, sebagaimana > dikemukakan oleh saudara-saudara sebelumnya; jangankan memahami Al-Qur'an, > membacanya saja mendapatkan pahala bahkan membaca Al-Qur'an merupakan zikir > qauli. > > Nah, kesalahan sebagian umat Islam adalah bahwa kita selalu mengikuti > standar terendah dan jarang sekali mengikuti standar yang lebih tinggi. Di > kalangan keluarga Islam yang awam, tentu saja "belajar atau mempelajari > Al-Qur'an" diartikan sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan untuk mampu > "membaca" Al-Qur'an, yang tentu saja dimulai dari mengenali huruf-huruf > hijaiyah, mengenal tanda baca, belajar tentang mad dan sedikit tajwid hingga > bisa membaca Al-Qur'an dan dikhatamkan. Selesai. Jadi targetnya hanya > sebatas mampu membaca Al-Qur'an tanpa harus memahami dan mengamalkan isinya. > > Kasus yang di atas tidak salah. Bahkan jauh lebih baik dari pada tidak sama > sekali. Karena membacanya saja pun sudah mendapatkan pahala. Namun terlepas > dari membaca Al-Qur'an sebagai Ibadah, bagi kita umat Islam sebagai manusia > yang tentunya mempunyai keinginan untuk selalu belajar lebih mendalam, apa > artinya kalau hanya sebatas bisa membaca tanpa mengetahui maknanya. > Bukankah Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi umat Islam. > Bagaimana menjadikan Al-Qur'an menjadi pedoman dan petunjuk hidup kalau > tidak mengerti maknanya. Tentu saja itu sulit. > > Hal ini sesungguhnya sama dengan pelajaran dasar tentang Ilmu Fiqh. Saya > teringat ketika saya duduk di kelas I Ibtidaiyah 20 tahun yang lalu. Ketika > itu, sang ustadz mengajarkan ada 5 hukum dalam Islam, yaitu : Wajib, Sunat, > Haram, Makruh dan Mubah. Wajib artinya berpahala dikerjakan dan berdosa > ditinggalkan. Sunat artinya berpahala dikerjakan dan tidak berdosa > ditinggalkan. > > Nah, bagi anak yang baru berusia di bawah satu dasa warsa, makna Sunat itu > akan dianggap tidak perlu karena ditinggalkan tidak berdosa. Mestinya, sang > ustadz mengatakan bahwa amalan sunat itu berpahala kalau dikerjakan dan > merugi bila tidak dikerjakan. Jadi, standar itu yang mengkristal di dalam > benak anak-anak kita hingga tumbuh dewasa. Yang namanya tidak berdosa, ya.. > nggak apa-apa kalau nggak dikerjakan. Begitu pola fikirnya. > > Untuk itu, salah satu dari upaya yang dapat dilakukan adalah mengubah pola > pendidikan Islam khususnya dalam paradigma "mempelajari Al-Quran" agar tidak > lagi memiliki target hanya sebatas upaya untuk belajar membaca Al-Qur'an. > Bahkan lebih dari itu, mempelajari Al-Qur'an harus serta-merta diartikan > sebagai upaya untuk belajar membaca Al-Qur'an, memahaminya dan > mengamalkannya. > > Demikian, semoga bermanfaat. > > Wassalam, > > Amri > ----- Original Message ----- > From: "www. smartbee-shop.com" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Wednesday, October 18, 2006 1:49 PM > Subject: [media-dakwah] Bertadarrus Al-Qur'an di bulan Ramadhan > > > Ditulis oleh Dewan Asatidz > > > > ------- Tanya ------- > > > > Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Manakah yang lebih utama > (besar pahalanya) membaca Al-Quran atau memahami Al-Quran? Karena kalau saya > amati umat Islam di Indonesia dalam berbagai acara, seperti mengisi acara > ramadhan, mereka memperbanyak "tadarus", jadi lebih mengutamakan membaca > dari pada memahami. Menurut hemat saya sangat sedikit sekali orang yang mau > memahami Al-Quran dan lama kelamaan Al-Quran itu hanya tinggal bunyinya saja > tapi nur (cahayanya) akan padam. > > > > Dasun > > > > --------- Jawab --------- > > Assalamu'alaikum wr. wb. > > > > Sdr. Dasun, Memahami al-Qur'an, membacanya dan bahkan mendengarkannya > semua mendapatkan pahala. Itulah salah satu kelebihan al-Qur'an, meskipun > hanya dengan membaca dan mendengarkannya dengan tanpa memahami ma'nanya > tetap mendapatkan pahala. Membaca al-Qur'an juga termasuk zikir qauli, yaitu > zikir menggunakan mulut kita. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda > "Perumpamaan seorang mu'min yang membaca al-Qur'an seperti buah "utrujah", > baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan seorang mu'min yang tidak > membaca al-Qur'an adalah seperti buah kurma, tidak mempunyai aroma namun > rasanya manis. Perumpamaan seorang munafiq yang membaca al-Qur'an adalah > buah "raihanah" aromanya harum namun rasanya pahit dan perumpamaan orang > munafik yang tidak membaca al-Qur'an adalah buah "handlalah" tidak mempunyai > aroma dan rasanya pahit" (H.R. Buhkari Muslim). Kita juga dianjurkan membaca > al-Qur'an hingga khatam (dari awal sampai akhir). > > > > Ibnu Umar pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. "Berapa kali saya harus > menghatamkan al-Qur'an?" Rasulullah menjawab "Khatamkanlah dalam satu > bulan". "Saya bisa lebih cepat dari itu" kata Ibnu Umar. "Kalau begitu > setiap dua puluh hari", jawab Rasulullah. "Saya masih bisa lebih cepat dari > itu", tambah Ibnu Umar. "Kalau begitu dalam lima belas hari" lalu "Sepuluh > hari". "Saya masih lebih cepat dari itu", kata Ibnu Umar. "Kalau begitu lima > hari", lalu Rasulullah tidak melanjutkan lagi. (H.R. Tirmidzi). > > > > Rasullah juga gemar mendengarkan al-Qur'an dan sering matanya berlinang > ketika mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur'an. Ibnu Umar bercerita suatu > hari Rasulullah memintaku membaca al-Qur'an untuk beliau "Ibnu Umar bacalah > sesuatu dari al-Qur'an untukku", lalu aku baca surah al-Nisa hingga ayat > (41, artinya) "Maka bagaimanakah apabila Kami datangkan seorang saksi dari > tiap-tiap umat dan Kami datangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka > atas mereka itu sebagai umatmu". Aku melihat kedua mata beliau basah > meneteskan air mata. (H.R. Bukhari). > > > > Demikian juga Rasulullah sering membaca al-Qur'an dengan mentafakkuri dan > memahami arti dan makna kandungannya. Di sini Rasulullah dalam sebuah hadist > mengisyaratkan bahwa mereka yang membaca al-Qur'an hingga khatam selama > kurang dari tiga hari termasuk orang yang kurang faqih" (H.R. ABu Dawud > dll). Ini merupakan anjuran bahwa dalam membaca al-Qur'an selayaknya tidak > terlalu cepat dan lebih menekankan kepada tadabbur dan tafakkur pada isi dan > makna ayat-ayatnya. > > > > Bertadarus al-Qur'an selama bulan Ramadhan termasuk kebisaan yang > dilakukan Rasulullah s.a.w. Riwayat Ibnu Abbas menjelaskan bahwa "Rasullah > adalah orang yang paling dermawan, kedermawaan beliau meningkat pada bulan > Ramadhan, yaitu ketika didatangi Jibril setiap malam Ramadhan, ia bertadarus > al-Qur'an dengan Rasulullah. (H.R. Bukhari Muslim). > > > > Jadi kesimpulannya, baik membaca, mendengarkan dan memahami al-Qur'an pada > bulan Ramadhan sangat dianjurkan. Yang lebih utama tentu membaca sambil > memahami maknanya. Namun membaca atau mendengarkan al-Qur'an dengan tanpa > memahami maknanya pun tetap merupakan ibadah yang mendapatkan pahala. Cahaya > yang dibawa al-Qur'an akan senantiasa menerangi hati kita manakala kita > rajin membacanya, mendengarnya dan ditambah lagi mau mempelajari > kandungannya. > > > > Wallahu a'lam bissowab Wassalam > > > > Muhammad Niam > > Dari : > http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=809&Itemid=14 > > > > > > > > Ingin mempelajari dan memperlancar cara membaca Al-Qur'an dengan cepat? > > > > Gunakan Metode Islami : 1 Jam Bisa Membaca Al-Quran > > > > Informasi dan pemesanan : > > Website : http://smartbee-shop.com/product_info.php?products_id=99 > > Email : [EMAIL PROTECTED] > > SMS/Call : 0812-9617641 / Bintang M. Amelia > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. > > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > No virus found in this incoming message. > > Checked by AVG Free Edition. > > Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.5/483 - Release Date: 10/18/2006 > > > > > > > > > > > --------------------------------- > All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. > > [Non-text portions of this message have been removed] > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/