Amaba'du

 

Katetapan Nabi itu WAHYU, dalilnya:

 

Dari Abdullah bin Amru, dia berkata: Sesungguhnya aku telah menulis segala 
sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah, untuk kemudian aku hafal. Namun banyak 
dari kaum Quraisy yang melaporkan, mereka berkata: 

"Apakah kamu akan menuliskan segala sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah 
s.a.w., sedangkan beliau sendiri adalah manusia biasa yang bisa saja berbicara 
dalam keadaan senang dan marah?"

Sehingga aku berhenti menulisnya. Lalu hal tersebut aku adukan kepada 
Rasulullah s.a.w., beliau kemudian memberikan isyarat dengan jarinya yang 
menunjuk ke mulut beliau, beliau berkata:

"Tulislah, demi Dzat yang jiwaku  berada di tangan-Nya, TIDAK ADA YANG KELUAR 
DARINYA (mulutku ini) KECUALI KEBENARAN". 

(HR. Abu Dawud jld.2, bab. Ilmu, no.3; di SHAHIH-kan oleh Syaikh Nashirudin 
al-Bani)

 

Kesimpulan:

Bila Nabi Muhammad s.a.w. menetapkan "contoh mencukur kumis-(bagi yang 
memiliki)", itu Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK MERUBAH ciptaan Allah, tetapi 
SEMATA-MATA melaksanakan perintah Allah. Allah yang memiliki semuanya, mau 
kehendak apa terhadap makhluknya, itu hak mutlak Allah.

 

Berbeda dengan perbuatan (ketetapan) yang tidak didasari wahyu (al-quran atau 
Hadits), maka perbuatan tersebut didasari atas hawa nafsu (bukan atas ijin 
Allah), dan itu sama saja merebut sebagian hak milik Allah (secara 
disadari/tidak disadari)

 

 

-------------------------

Penutup:

Firman Allah:

Dan ingatlah ketika suatu umat diantara mereka berkata, "Mengapa kamu 
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan 
azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "AGAR KAMI MEMPUNYAI ALASAN KEPADA 
TUHANMU DAN SUPAYA MEREKA BERTAKWA." (QS. Al-A'Raaf: 164)

 

Firman Allah:

Siapa yang mendapat petunjuk maka untuk dirinya sendiri; dan 

siapa yang sesat  maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat dirinya,  dan 
kamu 

sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (41)

 (QS: Az-Zumar)

 

Dari Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah tidak menyatukan umatku (atau beliau berkata): umat 
Muhammad dalam kesesatan, dan tangan Allah selalu BERSAMA JAMAAH. Barang siapa 
yang terasing (nyleneh) maka sesungguhnya dia terasing (juga) dineraka." 
(HR.at-Tirmidzi dihahihkan oleh Syekh Albani).

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke