terimakasih kembali informasinya pak..

ini hanya sharring aja dan anjuran pada kami2 para ibu yg kebetulan  
bekerja dan berkutat dgn radiasi untuk tidak melakukan USG sesering 
mungkin, bila tidak dalam keadaan yg memang mengharuskan untuk 
melakukannya.


salam
hana



--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "afda hakim" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> mau menanggapi sedikit ulasan Pak Hana
> USG beda dengan Rontgen, 
> USG / Ultra Sonografi bekerja 
> dengan gelombang suara sedangkan Rontgen bekerja dengan Sinar X
> Gelombang suara tidak menghasilkan radiasi, 
> sedangkan Sinar X menghasilkan banyak sekali radiasi
> USG aman digunakan sesering mungkin, sedangkan Sinar X tidak
> 
> terimakasih
> 
> ~  Afda  ~
> 
> ----- Original Message ----- 
>   From: suhana032003 
>   To: media-dakwah@yahoogroups.com 
>   Sent: 2006-11-29 Wednesday 10:53
>   Subject: [media-dakwah] Fwd: Re: Artikel : Pemanfaatan Energi 
Nuklir (Bagian Ke-2)
> 
> 
>   oke sharring lagi sekalian bantuin promosi PLTN :)
> 
>   radiasi tidak hanya berada pada Reaktor, namun dalam rumahpun yg 
>   dindingnya ber cat tembok pun mengandung radiasi, matahari yg 
selama 
>   ini kita terimapun mengandung radiasi. hmm..yg pernah aku baca, 
>   radiasi yg kita terima di dalam rumah sebesar 1-5mSv (milisievert)
per 
>   tahunnya. mSv (kode dosis radiasi) spt kg, cm, liter, dlsbnya.
> 
>   begitupun dengan sekali pemeriksaan sinar-X (rontgen) kita akan 
>   terkena radiasi sekitar 1-10mSv. Sedangkan untuk wanita hamil 
setelah 
>   melalui tes2, dosis radiasi yg diijinkan untuk diterima selama 
>   kehamilan adalah 2mSv. (ini berdasarkan yg pernah aku baca 
>   lhoo..karena aku memang bukan ahlinya, tapi ditempatku banyak 
media 
>   untuk mengetahui sesuatu yg berkenaan dgn radiasi). 
> 
>   jadi coba sekarang mulai teliti ya..?kalau wanita hamil itu 
>   sebenarnya tidak baik untuk sering2 melakukan USG apalagi dalam 
>   kondisi hamil muda, karena secara tidak langsung merusak sel2 
>   jaringan tubuh jabang bayi. karena berdasarkan penelitian ttg 
>   menggunakan alat rontgen yg kita dapat menerima radiasi sekitar 1-
>   10mSv.
> 
>   jadi sebaiknya dihindari pemeriksaan USG pada hamil muda, apalagi 
>   sering2??kalaupun mau melakukan USG dianjurkan pada kehamilan tua 
dan 
>   tidak usah lebih dari 1x saja. Karena dokter yg menggunakan alat 
>   rontgen or USG tsb tidak mengetahui, jumlah radiasi yg 
dikeluarkan 
>   oleh alat tsb, namun dokter hanya mengetahui kegunaan alat tsb 
untuk 
>   mengetahui keadaan dalam tubuh manusia yg difoto dgn radiasi.
> 
>   oke back topic..
>   khusus untuk radiasi yg dikeluarkan dari dalam bumi melalui 
reaktor, 
>   menggunakan pengamanan secara berlapis2, radiasi yg keluar dari 
dalam 
>   bumi dihambat laju geraknya dgn alat pendingin reaktor berupa 
kolam 
>   reaktor yg berisi air setinggi 13meter, karena radiasi jadi lemah 
>   geraknya dgn air, dan sebelum alat pendingin reaktor, ada lagi 
>   pengamanan awal (aku lupa namanya) apabila radiasi masih keluar 
dari 
>   kolom reaktor maka ada pengamanan selanjutnya adalah dinding 
reaktor 
>   dgn ketebalan 3meter yg diisi dgn timbal or timah hitam, kemudian 
di 
>   beton setebal 3meter, untuk mematikan laju gerak radiasi hingga 
>   radiasi tidak bisa keluar dari reaktor. hmm..belum lagi fisik 
>   bangunan reaktor yg harus memenuhi standar IAEA, dan standar 
>   keselamatanpun dibuat sama dgn semua negara2 yg memiliki reaktor, 
>   karena pembangunan dan pengoperasian reaktor mendapat pengawasan 
>   penuh dari IAEA (international atomic energy agency). dan 
masyarakat 
>   sekitar fasilitas reaktor pun dijamin haknya oleh pihak pengawas 
>   secara ketat yg berwenang untuk menentukan batas terima radiasi 
oleh 
>   masyarakat sekitar tidak boleh lebih dari 0,1 mSv/tahun. namun 
>   kenyataan radiasi yg dikeluarkan oleh reaktor selama ini hanya 
>   sekitar 0,001 dan 0,01 mSv/tahun.
> 
>   jadi..dont worry lah..para penanggung jawab pengoperasian reaktor 
>   diawasi secara ketat oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional 
rutin 
>   setiap bulannya untuk menerima laporan segala macamnya dan terjun 
>   langsung melihat ke lapangan, dan diawasi pula secara ketat oleh 
IAEA 
>   badan tenaga nuklir internasional yg mempunyai hak untuk 
menghentikan 
>   or melanjutkan operasinya sebuah reaktor berdasarkan laporan or 
>   kenyataan di lapangan. dari hal yg terkecil masalah radiasi yg 
>   dikeluarkan dan diterima oleh masyarkat sekitar.
> 
>   survei membuktikan..kekuatan fisik reaktor yg dibangun di 
Yogyakarta 
>   oleh anak2 Indonesia, setelah adanya gempa berskala 5,9 skala 
>   richter, tidak menyebabkan kerusakan kontruksi penyangga bangunan 
>   reaktor, karena uji coba konstruksi bangunan oleh LAPI-ITB 
menyatakan 
>   reaktor dapat tahan terhadap goncangan gempa sebesar 0,225g 
>   (grafitasi), sedangkan gempa yg terjadi tgl 27 Juni'06 waktu itu 
pada 
>   titik lokasi Reaktor Kartini mencapai 0.15g (grafitasi). (itu 
menurut 
>   laporan yg pernah aku baca lho..) jadi..Reaktor terbukti aman dan 
>   terbukti sudah melalui tes uji coba dan studi tapak sebelum 
melakukan 
>   pembangunan reaktor tersebut.
> 
>   oh iya..Batan mempunyai 30 unit kerja yg dikepalai oleh masing2 
>   kepala unit (direktur) termasuk unit reaktor salah satunya, namun 
>   khusus untuk pegawai yg berada di unit reaktor, rasanya 
>   pegawainya..harus melalui tes penyaringan yg berlapis2 juga dari 
>   unit2 selain reaktor di Batan-:) hmm..apalagi orang2 yg akan 
>   dipercayai untuk menempati unit PLTN nantinya, rasanya 
penyaringannya 
>   lebih berlapis2 lagi dech..:)
> 
>   oke dech..segitu dulu promosi PLTN yg mudah2an bisa bantuin 
pejabat2 
>   yg lebih berwenang dalam mensosialisasikan PLTN pada masyarakat.
> 
>   salam
>   hana 
> 
>   --- In media-dakwah@yahoogroups.com, "sugiyanto" <sugiyanto@> 
>   wrote:
>   >
>   > Sekedar sharing.
>   > Yang paling ditakutkan kebanyakan orang mengenai PLTN adalah 
bahaya
>   > radiasinya walaupun mereka banyak yang kurang tahu apa itu 
radiasi,
>   > Memang kalau melihat bahaya radiasi bila kita menggunakan 
uranium 
>   yang
>   > waktu paruh-nya ratusan tahun (kalau saya nggak salah), apabila 
>   terjadi
>   > bahaya nuklir (ledakan dll), radiasi yang diakibatkan oleh 
radiasi
>   > tersebut akan turun temurun sampai beratus2 tahun.
>   > Dilain fihak BATAN menjamin bahwa hal itu tidak akan terjadi 
karena
>   > mereka menggunakan system pengamanan yang berlapis, seperti 
contoh
>   > Reaktor Kartini yang ada di Jogja, beberapa saat setelah 
reaktor 
>   start,
>   > apabila populasi neutronnya terlalu besar maka reaktor tersebut 
akan
>   > "TRIP" / mati dengan menurunkan batang kendali (yang berfungsi 
untuk
>   > menyerap neutron) kebetulan saya beberapa kali praktikum disana.
>   > Apabila kita lihat dari segi efisiensi bahan bakar, waktu 
kuliah 
>   dulu
>   > secara teori kita pernah ngetung bahwa energi yang dihasilkan 
oleh
>   > reaksi 1 (satu) gram uranium akan setara dengan 17 TON BATU 
BARA. 
>   Sebuah
>   > hasil yang sangat menjanjikan. 
>   > 
>   > 
>   > Wassalam,
>   > Sugiyanto
>   > 
>   > -----Original Message-----
>   > From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:media-
>   [EMAIL PROTECTED]
>   > On Behalf Of suhana032003
>   > Sent: Monday, November 27, 2006 11:52 AM
>   > To: media-dakwah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
>   > Subject: [media-dakwah] Fwd: Re: Artikel : Pemanfaatan Energi 
Nuklir
>   > (Bagian Ke-2)
>   > 
>   > --- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> 
>   ps.com,
>   > "suhana032003" <suhana032003@> 
>   > wrote:
>   > 
>   > sharring aja..
>   > 
>   > tidak adil bila menjudge sesuatu yg belum tentu terjadi dgn 
>   kesalahan 
>   > yg dilakukan oleh pihak lain.
>   > kasus lapindo itu karena ulah kecerobohan orang yg rasanya 
tidak 
>   > tepat untuk menangani hal itu, tapi dipaksakan.
>   > kalau disangkut pautkan dgn kemungkinan kebocoran reaktor di 
muria, 
>   > rasanya nda adil, karena hal itu belum tentu terjadi. karena 
apa..?
>   > 
>   > Indonesia sudah mempunyai 3 reaktor yg dibangun pertama kali 
yaitu 
>   > Reaktor Triga Mark sejak tahun 1961 di bandung dan sudah 
melalui 
>   masa 
>   > kritis tahun 1964 bahkan diperpanjang operasi pada tahun 1996 
dan 
>   > melewati kritis tahun 2000.
>   > 
>   > Reaktor ke dua yaitu tahun 1975 yg bernama Reaktor Kartini di 
>   > Yogyakarta dan sudah melewati masa kritis tahun 1979.
>   > 
>   > Reaktor ke tiga yaitu Reaktor Serba Guna GA-Siwabessy tahun 
1983 
>   dan 
>   > sudah melalui masa kritis tahun 1987. dan menjadi Reaktor 
terbesar 
>   di 
>   > Asia Tenggara. dan saat ini sudah memasuki usia 19thn dan masih 
>   terus 
>   > beroperasi sampai sekarang. 
>   > 
>   > hmm..bila disangkut pautkan dengan kasus Lapindo rasanya nda 
adil 
>   > menilai kecerobohan satu pihak dgn pihak lain yg mengutamakan 
>   > keselamatan dan terbukti hingga sekarang tidak pernah ada 
masalah 
>   > kebocoran tuch???
>   > 
>   > kapan kita akan maju, bila selalu melihat pada satu kegagalan 
>   sebagai 
>   > cermin, tanpa melihat sesuatu yg pernah berhasil dilakukan oleh 
>   pihak 
>   > lain?aneh???
>   > 
>   > siapa bilang..PLTU lebih safe untuk memenuhi kebutuhan 
listrik???
>   > Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik harus dilakukan 
>   > pembakaran terlebih dahulu. nah..pada saat pembakaran terjadi 
akan 
>   > menimbulkan pemanasan global yg berakibat terjadinya emisi 
rumah 
>   > kaca. Jadi bayangin ya..berapa banyak batu bara yg harus 
digunakan 
>   > dan melakukan pembakaran tiap harinya untuk pasokan pembangkit 
>   > listrik?? dan otomatis suhu udara panas makin meningkat yg 
>   berakibat 
>   > naiknya permukaan air laut yg bisa menenggelamkan pulau2 kecil 
dan 
>   > daratan di sekitar pantai dan akibat pembakaran tsb pun akan 
>   > mengakibatkan penyimpangan perubahan iklim. dan perusakan 
lapisan 
>   > ozon.
>   > 
>   > belum lagi gas2 beracun yg dikeluarkan pada saat terjadinya 
>   > pembakaran batu bara yg dapat mencemari lingkungan sekitar?pada 
>   saat 
>   > melakukan pembakaran batu bara, maka akan mengeluarkan gas 
karbon 
>   > dioksida dan monoksida yg bisa mengakibatkan sesak nafas dan 
>   meracuni 
>   > sel2 darah merah, sehingga sel darah tidak bisa mengangkut 
oksigen 
>   ke 
>   > dalam jaringan tubuh.
>   > 
>   > hmm..aku memang bukan ahlinya dalam masalah gas2 beracun, tapi 
coba 
>   > anda tanyakan pengaruh gas2 beracun pada orang2 yg ahli ttg 
hal2 
>   itu 
>   > bila anda nda yakin.:)ya..minimal aku pernah belajar dan baca 
>   > lah..pengaruh efek negatif akan gas2 beracun yg dikeluarkan 
karena 
>   > pembakaran batu bara.
>   > 
>   > nah..itu baru pengaruh yg terjadi dan tidak disadari oleh 
orang2 
>   > awam, memang anda pikir..dgn membangun PLTU tidak ada resiko 
>   > kebocoran dan meledak???hehehe.. kompor aja punya resiko bisa 
>   meledak 
>   > mas..apalagi PLTU dan PLTN??:)tapi..kapan kita mau maju, kalau 
nda 
>   PD 
>   > dengan kemampuan negara kita sendiri hanya karena 
ketidakmampuan 
>   > orang lain yg dijadikan cermin???? hanya yg aku tahu resiko 
>   terhadap 
>   > lingkungan dgn membangun PLTN itu tidak ada dan lebih murah 
dari 
>   > PLTU. karena hanya menggunakan tenaga air laut or sungai untuk 
>   > menggerakan PLTN. tapi..resiko meledak mah..PLTU dan kompor 
minyak 
>   > juga punya resiko meledak dan bocor mas..:)
>   > 
>   > afwan kalau rada nyeleneh..nda rela aja kalau orang yg mampu 
>   > melakukan sesuatu dijadikan kambing hitam oleh ketidak mampuan 
>   pihak 
>   > lain:)
>   > 
>   > salam
>   > hana
>   > 
>   > --- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> 
>   ps.com,
>   > Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@> 
>   > wrote:
>   > >
>   > > ***********************
>   > > Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
>   > > ***********-***********
>   > > 
>   > > 
>   > > jum'at mabruk,
>   > > 
>   > > saya tidak perlu 'ndakik-ndakik' atau mendetail untuk 
mengatakan 
>   > bahwa kita masih belum mampu (menolak) untuk sekarang ini 
membuat 
>   > PLTN, saya orang praktisi dan tahu benar tentang apa yg terjadi 
>   > dengan project2 di indonesia. contoh yg paling gampang kasus 
>   project 
>   > pengeboran oil and gas pt. lapindo brantas di porong-sidoarjo, 
>   > ratusan (mungkin ribuan) hektar lahan terendam dalam lumpur dan 
>   info 
>   > yg terakhir pipa gasnya meledak, kasihan rakyat di sono. apa 
>   jadinya 
>   > sekiranya di gunung muria misalnya di bangun PLTN terus 
>   > karena 'ketidaksiapan' / kecerobohan pengelolanya reaktornya 
bocor?
>   > > so what gitu loh...
>   > > untuk saat ini yg paling memungkinkan dan paling safe adalah 
>   dengan 
>   > memperbanyak PLTU dengan bahan batubara atau dengan panas bumi 
>   untuk 
>   > memenuhi kebutuhan listrik negara ini.
>   > > 
>   > > demikian.
>   > > 
>   > > syaikhul
>   > > 
>   > > setahu saya iran dan pakistan sudah bisa membuat bom nuklir, 
tapi 
>   > mereka belum bisa membuat PLTN.
>   > > 
>   > > 
>   > > -----Original Message-----
>   > > From: arnoldison nawar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   > > Sent: Thursday, November 23, 2006 4:46 PM
>   > > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> 
>   ps.com
>   > > Subject: Re: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir 
>   (Bagian 
>   > Ke-2)
>   > > 
>   > > 
>   > > Ketika alm Prof Kuncoroningrat menulis dalam sebuah buku 
>   > yang
>   > > mengkritik mayoritas mental bangsa Indonesia yang belum 
>   > siap
>   > > membangun, namun beliau tidak menulis agar membubarkan negara 
>   ini, 
>   > dan
>   > > membentuknya kembali sampai bangsa ini sudah siap.
>   > > 
>   > > Begitu pula kritik terhadap cara dan etos kerja terhadap 
>   > rakyat
>   > > Indonesia yang masih rendah lantas berkesimpulan untuk tidak 
>   > melakukan
>   > > apa-apa (nothing to do), takut berbuat sesuatu, tapi dengan 
>   > kritik
>   > > tersebut seharusnya orang menjadi termotivasi untuk tetap 
>   > melalukan sesuatu dengan cermat
>   > > serta kehatian-hatian.
>   > > 
>   > > Dalam suatu rapat persiapan kemerdekaan RI beberapa diantara 
>   > tokoh
>   > > yang mengikuti rapat tersebut juga meragukan kemampuan 
>   > bangsa
>   > > Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, melihat kebanyakan 
rakyat 
>   > yang
>   > > masih buta huruf, hidup dalam kemiskinan, dan faktor-faktor 
>   > lainnya
>   > > yang secara perhitungan ekonomi tidak akan mampu berdiri 
>   > sebagai
>   > > bangsa, kalau mengikuti pendapat-pendapat yang demikian kita 
>   > bisa
>   > > bayangkan pada waktu itu pastilah bangsa ini belum merdeka.
>   > > 
>   > > Saya juga ingin mengatakan bahwa memang tidak mudah memiliki 
>   > dan
>   > > mengelola suatu reaktor nuklir, tetapi dengan meniru suatu 
>   > jingle
>   > > dalam iklan saya coba meyakinkan 'anda pasti bisa'.
>   > > Kalau kita perhatikan banyak orang-orang Indonesia yang 
pintar 
>   dan 
>   > potensial yang
>   > > parkir di negara lain, bekerja sebagai peneliti 
>   > di
>   > > universitas-universitas ternama, atau bekerja di pabrik-
pabrik 
>   > besar
>   > > dunia yang bermuatan teknologi tinggi, mereka enggan kembali 
>   > ketanah
>   > > air, dari alasan lapangan kerja yang belum ada, gaji yang 
tidak 
>   > cocok,
>   > > penghidupan yang susah, tapi menurut saya yang utama 
>   > adalah
>   > > penghargaan terhadap mereka yang sangat kurang, penghargaan 
>   > bukan
>   > > dalam bentuk gaji atau remunerasi tapi lebih merupakan 
pengakuan 
>   > dari
>   > > negara dan bangsa ini atas pengakuan mereka.
>   > > Kembali kepada realitas yang disebutkan bahwa para birokrat 
>   > yang
>   > > bermental korup, yang melihata suatu proyek merupakan ladang 
>   > mereka
>   > > untuk memperoleh komisi, atau birokrat yang berwenang 
>   > mengelurakan
>   > > perijinan dan pengawasan yang mudah disogok, bisa dibayangkan 
>   > bila
>   > > birokrat bermental seperti ini diberikan wewenang untuk 
>   > mengeluarkan
>   > > ijin atau penguasan untuk proyek-proyek yang memiliki 
>   > potensi
>   > > membahayakan lingkungan.
>   > > Namun realitas ini tidaklah harus menjadikan surut untuk 
>   > berbuat
>   > > sesuatu, meragu-ragukan kemampuan sendiri dengan tidak 
>   > membandingkan
>   > > kenapa orang lain bisa dan kita tidak bisa, itu juga bukan 
>   > tindakan
>   > > bijaksana. Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa terlalu 
prematur 
>   > atau
>   > > teruburu-buru untuk mengatakan bahwa kita 'tidak mampu'.
>   > > 
>   > > salam
>   > > 
>   > > Arnoldison
>   > > 
>   > > ----- Original Message ----
>   > > From: Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@>
>   > > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> 
>   ps.com
>   > > Sent: Wednesday, November 22, 2006 8:44:30 PM
>   > > Subject: RE: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir 
>   (Bagian 
>   > Ke-2)
>   > > 
>   > > 
>   > > ***********************
>   > > Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
>   > > ***********-***********
>   > > 
>   > > 
>   > > bung arnold,
>   > > 
>   > > pendapat saya untuk sementara indonesia belum butuh energi 
>   nuklir, 
>   > bukan masalah kebutuhan energinya tapi mental 
pemerintahan/birokrat 
>   > kita belum siap. sebagai orang yg pernah bergelut di dunia 
>   > construction rasanya akan sangat berbahaya kalau dibangun PLTN 
di 
>   > indonesia. padahal untuk pengadaan energi ini butuh safety, 
>   > ketelitian dan kedisplinan yg tinggi, dan rata2 project di 
>   indonesia 
>   > belum mencapai tingkat yg seperti itu.
>   > > 
>   > > demikian.
>   > > 
>   > > syaikhul
>   > >
>   > 
>   > --- End forwarded message ---
>   > 
>   > 
>   > 
>   > This message has been scanned by the Trend Micro InterScan 
Security 
>   Module and found to be free of known security risks.
>   > 
>   > [Non-text portions of this message have been removed]
>   >
> 
> 
> 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke